• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjuan Pustaka

3. Konsep Payudara

Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pectoral antara sternum dan aksila yang melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh. Payudara berdiameter 10-12 cm dan berat ± 200 g saat tidak hamil/menyusui (Reni, 2017).

b. Struktur makroskopis

Secara makroskopis payudara menurut Reni, (2017) terdapat tiga bagian yaitu:

1) Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.

2) Areola, merupakan bagian yang kehitaman di tengah, ukurannya diameter 2,5 cm. Puting susu dan areola disusun oleh urat otot yang lembut dan merupakan sebuah jaringan tebal berupa urat saraf yang berada di ujunbgnya. Pada daerah areola terdapatbeberapa minyak yang dihasilkan oloeh kelenjar Montgomery yang terbentuk gelombbang-gelombang naik dan sensitive terhadap siklus menstruasi seorang wanita. Fungsi kelenjar Montgomery adalah untuk melindungi dan meminyaki putting susu selama menyusui.

3) Papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol pada areola, panjang mencapain ± 6 mm, terletak pada iga keempat.

Gambar 1.1 Anatomi Payudara Sumber: Dewi & Sunarsih, 2011

c. Struktur mikroskopis

Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus dari jaringan kelenjar.

Banyaknya jaringan lemak pada payudara bergantgung pada faktor, termasuk usia, presentase lemak tubuh, dan keturunan (Reni, 2017).

1) Alveoli

Alveoli merupakan sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang menyekresi air susu yang disebut acini.

2) Tubulus laktifer

Merupakan saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

3) Duktus laktifer

Merupakan saluran sentral yang merupakan muara beberrapa laktifer.

17

4) Ampulla

merupakan tempat menyimpan air susu. ampulla terletak di bawah areola.

b. Fisiologi Payudara

Payudara mengalami 3 macam perubahan menurut Anik, (2016) yang dipengaruhi hormone yaitu:

1. Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengrauh estrogen dan progesterone yang dipengaruhi ovarium dan juga hormone hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

2. Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi, payudara jadi lebih beas dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal, kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara terjadi tegang dan nyeri, begitu menstruasi mulai semuanya berkurang.

3. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul, duktus alveolus berploliferasi dan hipofise anterior memicu laktasi. Air susu di produki oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

c. Perawatan payudara

1) Konsep perawatan payudara

Perawatan payudara postpartum yaitu segala usaha yang dilakukan agar kondisi payudara baik, demi mencapai keberhasilan menyusui sebagai kelanjutan perawatan payudara pada masa kehamilan (Anik, 2012).

2) Tujuan perawatan payudara

Tujuan perawatan payudara menurut Anik, (2012) sebagai berikut:

a) Memperbaiki sirkulasi darah

b) Mengencangkan otot-otot penyangga payudara c) Memperlancar pengeluaran maksimum dari ASI d) Melenturkan dan menguatkan putting susu

e) Mengeluarkan putting susu yang masuk ke dalam atau datar f) Mempersiapkan kondisi ASI

g) Memelihara kebersihan payudara. Sebaiknya dilakukan sedini mungkin (1-2 hari setelah bayi lahir).

3) Waktu perawatan payudara

Perawatan payudara dilakukan setelah melahirkan. Perawatan payudara dilakukan pada hari ke 1-2 hari setelah bayi lahir, dilakukan dua kali sehari. Prinsip perawatan payudara sebagai berikut (Reni, 2017).

a) Menjaga payudara agar bersih dan kering terutama puting susu b) Menggunakan bra/BH yang menopang

19

c) Jika puting susu lecet, oleskan kolostrum/ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui

d) Menyusui tetap dilakukan pada bagian puting yang tidak lecet e) Jika lecet puting termasuk kondisi berat, pada bagian yang sakit

diistirahatkan, ASI dikeluarkan, dan diminumkan dengan sendok.

4) Persiapan alat perawatan payudara

Alat yang diperlukan perawatan payudara menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

a) 1 (satu) pasang sarung tangan bersih

b) Handuk untuk mengeringkan payudara yang bersih c) Kapas digunakan untuk mengompres puting susu d) Minyak kelapa/baby oil sebagai pelican

e) Waskom yang berisi air hanyat untuk kompres hangat f) Waskom yang berisi air dingin untuk kompres dingin

g) Waslap digunakan untuk merangsang erektilitas putting susu 5) Langkah-langkah perawatan payudara

Langkah-langkah perawatan payudara menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

a) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

b) Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun c) Gunakan sarung tangan bersih

d) Bila putting susu masuk ke dalam, lakukan gerakan Hoffman atau gunakan pompa puting

(1) Gerakan Hoffman menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

(a) Tarik telunjuk pada kanan dan kiri, atas dan bawah. Gerakan ini akan meregangkan kulit payudara. Lakukan 5-10 kali.

(b) Gerakan diulang dengan letak telunjuk dipindah berputar di sekeliling puting sambil menarik puting susu yang masuk.

Lakukan gerakan ini 5-10 kali.

Gambar 1.2 Gerakan Hoffman Sumber : Dwi Pratiwi, 2016

(2) Langkah- langkah penggunaan pompa putting menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

(a) Bila pompa puting tidak tersedia, dapat dibuat dari modifikasi spuit 10 ml. Bagian ujung dekat jarum dipotong lalu pendorong dimasukkan ke arah potongan tersebut.

(b) Cara penggunaannya yaitu menempelkan ujung pompa (spuit injeksi) pada payudara, puting berada di dalam pompa.

21

(c) Kemudian tarik perlahan hingga terasa ada tahanan dan dipertahankan selama ½-1 menit.

(d) Bila terasa sakit, tarikan di kendorkan. Prosedur ini diulangi terus hingga beberapa kali dalam sehari.

(3) Langkah – langkah perawatan payudara menurut Reni, (2017) sebagai berikut:

(a) Kompres kedua puting dengan minyak kelapa/baby oil selama ± 3-5 menit.

Gambar 1.3 Kompres Puting Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(b) Oleskan minyak kelapa/baby oil pada kedua telapak tangan.

Letakkan kedua telapak tangan antara kedua payudara, kemudian telapak tangan ditarik keatas melingkari payudara sambil menyangga payudara lalu tangan dilepaskan dengan gerakan cepat. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.

Gambar 1.4 Tangan melingkari payudara Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(c) Sangga payudara kanan dengan tangan kanan, lalu memijat payudara mulai pangkal payudara sampai puting dengan genggaman tangan atau ruas-ruas jari. Lakukan gerakan ini ± 20 kali.

Gambar 1.5 Tangan mengurut payudara Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(d) Sangga payudara kanan dengan tangan kanan, lalu sisi ulnar tangan kiri memijat payudara sampai puting susu.

Lakukan gerakan ini ± 20 kali.

23

Gambar 1.6 Tangan mengurut payudara dengan sisi ulnar Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(e) Mengompres payudara menggunakan air hangat atau dingin dengan bergantian, lalu dikeringkan dengan handuk.

Gambar 1.7 Mengkompres payudara Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

(f) Menggunakan BH yang menyangga dan ukuran yang sesuai dengan pertumbuhan payudara.

Gambar 1.8 Menggunakan Bra Sumber: Dwi Pratiwi, 2016

Dokumen terkait