BAB II:WAKAF DAN PERLINDUNGAN HUKUM
B. Perlindungan Hukum
2. Konsep Perlindungan Hukum dan Prosedur Melakukan
perlindungan hukum merupakan bentuk upaya dari pemerintah untuk menjamin dan melindungli hak-hak warga negaranya supaya tidak melanggar dan di langar oleh satu sama lain.
2. Konsep Perlindungan Hukum dan Prosedur Melakukan Sertifikasi
wakaf. (2) Nadzir diwajibkan membuat laporan secara berkala atas semua hal yang menyangkut kekayaan wakaf sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). (3) Tatacara pembuatan laporan seperti dimaksud dalam ayat (2), diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama.38
Sehingga Nadz}ir juga berkewajiban untuk melindungi tanah wakaf serta mengurus adminitrasi tentang perwakafan. Pada dasarnya, upaya perlindungan hukum salah satunya dapat diupayakan dengan pembuatan sertifikat tanah wakaf. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 1 ayat (7) yang menyatakan bahwa Sertifikat Tanah Wakaf adalah Bukti Tanah Wakaf. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa sertifikasi tanah wakaf dapat menjadi bukti otentik yang bisa melindungi tanah wakaf dari berbagai sengkaeta. Maka tanah yang telah diikrarkan harus sampai pada tahap sertifikasi supaya mendapatkan perlindungan hukum terhadap tanah wakaf.
Berkaitan dengan sertifikat tersebut, dinyatakan dalam Pasal 32 ayat (1) dalam PP No. 24 Tahun 1977 Tentang Pendaftaran Tanah yang berbunyi sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.39
38 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik
39 “Peraturan Pemerintah Republik Indoensia Nomor 24 Tahun 1977 Tentang Pendaftaran Tanah”.
Pernyataan diatas mengindikasikan bahwa ketentuan dalam pemegangan hak adalah dengan didaftarkannya suatu hak kepada pemerintah yang berwenang, yaitu berupa sertifikat. Sehingga, perlindungan hukum akan diperoleh para pihak sebagai bukti otentik dalam lingkar aturan hukum. Mereka dapat melindungi haknya sesuai yang tertulis dalam Undang-Undang atau aturan lainnya. Jadi, apabila suatu hari terjadi sengketa antar pihak, mereka dapat membuktikan hak tersebut dengan bukti otentik yang telah dimiliki dan sah menurut hukum.
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1977 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 23 huruf c tentang pembuktian hak baru dalam melaksanan pendaftaran tanah menyebutkan bahwa tanah wakaf dibuktikan dengan akta ikrar wakaf.40
Dijelaskan pula dalam Pasal 38 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf juga menyatakan bahwa pendaftaran harta benda wakaf tidak bergerak berupa tanah dilaksanakan berdasarkan Akta Ikrar Wakaf atau Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf.41 Kemudian dalam Pasal 32 yang berbunyi PPAIW atas nama Nadzir Mendaftarkan Harta benda wakaf kepada instansi yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari sejak akta ikrar wakaf ditandatangani. Yang dimaksud instansi yang berwenang dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional. Maka secara tidak langsung
40 “Peraturan Pemerintah Republik Indoensia Nomor 24 Tahun 1977 Tentang Pendaftaran Tanah.”
41 “Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.”
perolehan perlindungan hukum berasal dari sertifikat wakaf yang mana dalam sertifikat tersebut mengindikasikan bahwa harta benda wakaf telah menjadi milik penerima/pengelola wakaf secara sah dan legal.42
Berdasarkan paparan di atas, penulis berpendapat bahwasanya setiap tanah yang telah diwakafkan oleh pihak wa>kif kepada PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) harus dimuat dalam AIW (Akta Ikrar Wakaf) dan selanjutnya PPAIW dan nadz}ir berkewajiban untuk mendaftarkan dan mencatatkannya di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota untuk mendapatkan sertifikat hak milik atas tanah wakaf. Oleh karena itu, apabila tanah wakaf tersebut tidak didaftarkan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/kota maka tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang mengatur masalah wakaf.43
Maka dalam hal ini terdapat beberapa hal yang harus dipenuhi demi terciptanya perlindungan hukum. Penerbitan sertifikat ini merupakan konsep untuk mendapatkan perlindungan hukum sesuai dengan Undang- Undang yang telah di tetapkan. Sedangkan upaya yang dilakukan untuk memperoleh adanya perlindungan berupa sertifikat telah di rinci dalam UU No. 41 Tahun 2004 dan PP No. 42 Tahun 2006 yang dijelaskan dalam Jurnal M. Taufik Hidayatullah & Slamet dengan judul “Waqf Soil Certification
42 Heru Susanto, “Isbat Wakaf Sebagai Upaya Perlindungan Hukum Tanah Wakaf Yang Belum Bersertifikat” 11, no. 1 (2017): 65–92.
43 Fatahillah, “Perlindungan Hukum Tanah Wakaf Yang Tidak Memiliki Sertifikat (Studi Terhadap Putusan Wakaf Di Mahkamah Syar’iyah Aceh),” 66.
Mapping In Kampar Regency, Riau Province In 2017”, sebagaimana diuraikan dibawah ini: 44
a. Status tanah yang telah bersertifikat, untuk memeperoleh AIW (Akta Ikrar Wakaf) yaitu dengan:
1) Sertifikat hak atas tanah yang telah di cek keasliannya oleh BPN (Badan Pertanahan Nasional);
2) Surat keterangan dari desa bahwa tanah tidak sedang dalam sengketa dan diketahui oleh Camat;
3) Surat keterangan pendaftaran tanah dari BPN;
4) Wa>kif menghadap langsung di depan PPAIW;
5) PPAIW kemudian meneliti nadz}ir dan mengesahkannya;
6) Wakif mengikrarkan kehendaknya untuk mewakafkan harta di depan PPAIW nadz}ir dan dua orang saksi;
7) PPAIW menerbitakan AIW sebanyak 3 rangkap.
b. Sedangkan status tanah yang telah bersertifkat untuk meperoleh sertifikat dari BPN (Badan Pertanahan Nasional), hal-hal yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:
1) Sertifikat tanah yang bersangkutan;
2) Ikrar wakaf 3) Akta Ikrar Wakaf
4) Surat Pengesahan Nadz>ir;
44 M. Taufik Hidayatulloh And Slamet, “Waqf Soil Certification Mapping In Kampar Regency, Riau Province In 2017” 40, No. 2 (2017): 156–57.
5) Surat permohonan pensertifikata yang diajukan kepada BPN;
6) Membayar biaya pensertifikatan sebanyak Rp. 50.000,00-;
7) Sertifikat wakaf di terbitkan oleh BPN.
c. Status tanah yang belum bersertifikat, untuk memperoleh Akta Ikrar Wakaf yaitu dengan:
1) Surat-surat kepemilikan tanah (seperti petuk pajak);
2) Surat keternagan dari Desa bahwasanya tanah tidak sedang berada dalam sengketa dan hal tersebut diketahui oleh Camat;
3) Surat keterangan dari BPN setempat bahwasanya tanah tersebut belum memiliki sertifikat ha katas tanah;
4) Wa>kif menghadap langsung kepada PPAIW;
5) PPAIW meneliti nadz}ir, yang kemudian menerbitkan surat pengesahan Nadzir;
6) Wa>kif mengikrarkan wakaf di depan PPAIW, nadz}ir dan dua orang saksi;
7) PPAIW menerbitkan Akta Ikrar Wakaf sebanyak 3 rangkap.
d. Sedangkan status tanah yang belum bersertifikat untuk memperoleh sertifikat tanah wakaf dari BPN, hal-hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Surat kepemilikan tanah 2) Ikrar Wakaf
3) Akta Ikrar Wakaf
4) Surat permohonan sertifikasi yang diajukan ke BPN;
5) Apabila memenuhi syarat untuk di konversi, maka dapat dikonversi secara langsung atas nama wa>kif;
6) Apabila tidak memenuhi persyaratan untuk dikonversi, maka melalui pengakuan hak atas tanah wa>kif;
7) Berdasarkan Akta Ikrar Wakaf dibalik atas nama nadz}ir;
8) Bagi konversi yang dilaksanakan melalui prosedur pengakuan hak penerbitan sertifikat langsung dilaksanakan pencatatan sebagaimana Peraturan Mendagri No. 6 tahun 1977;
9) Sertifikat Wakaf diterbitkan BPN.
Berdasarkam uraian diatas, untuk mendapatkan perlindungan hukum, diperlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Pada dasarnya, yang dapat melindungi suatu harta atau hak adalah peraturan itu sendiri, bukan dari manusia atau dari pihak lain. Manusia hanya bisa mengupayakan dan mewujudkan terciptanya perlindungan hukum. Maka upaya perlindungan hukum merupakan upaya untuk menempuh seseorang/badan hukum untuk memperoleh hak yang sah di muka hukum dan mendapatkan perlindungan daripadanya. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi juga akan menghambat terwujudnya perlindungan hukum.
Sedangkan biaya pendafatran tanah wakaf itu sendiri diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 128 Tahun 2015 tentang Jenis Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, mengatur subjek tertentu di antara wa>kif yang mendapat insentif pengenaan PNBP Rp. 0,- (nol rupiah)
untuk pendaftaran pertama kali yang meliputi pendaftaran tanah wakaf dalam hal biaya pengukuran batas bidang tanah, pemeriksaan tanah oleh panitia, penerbitan sertifikat dan penggantian Nadz}ir.45
45 Badan Wakaf Indonesia, Buku Saku Sertifikasi Tanah Wakaf (Jakarta Timur: Badan Wakaf Indonesia, 2021), 22.
50 BAB III
PRAKTIK WAKAF DI MASJID AR-RAHMAN DESA GASANG KECAMATAN TULAKAN KABUPATEN PACITAN
A. Profil Masjid Ar-Rahman Desa Gasang
Masjid Ar- Rahman merupakan salah satu masjid yang didirikan di atas tanah wakaf tepatnya di Desa Gasang tepatnya di Dusun Krajan RT. 003/RW.
001 Kecamatan Tulakan Kabuaten Pacitan dengan nomor Akta Ikrar Wakaf W2/04/11/2014. Letak geografis tanah wakaf tersebut sebelah barat berbatasan dengan tanah hak milik Pak Jari, Sebelah Uatara tanah hak milik Jalan Dusun, sebelah Selatan tanah hak milik Mbah Misdi dan di sebelah Timur tanah hak milik Ibu Sarmi.1
Awal mula terbentuknya masjid ini adalah adanya dana sosial yang di berikan dari salah satu negara di Timur Tengah melalui Yayasan At-Turats Yogyakarta sebagai perwakilan dari Indonesia yang menghendaki pembuatan Masjid untuk kegiatan masyarakat dengan ketentuan lokasi di dekat jalan. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Jumali selaku Modin, nadz}ir sekaligus Takmir Masjid Ar-Rahman bahwa:
“Awalnya masjid ini mendapatkan dana sosial dari Timur Tengah yang diberikan melalui Yayasan At Turats Yogya, lalu kami mencari tanah yang siap diwakafkan dan di atas tanah tersebut kami akan mendirikan masjid.
Yayasan tersebut meminta kami supaya membangun masjid dengan lokasi di dekat jalan. Dalam hal ini Mbah Misdi berkenan untuk mewakafkan tanahnya. Setelah dana tersebut turun, kami segera membangun masjid ini”. 2
1 “Salinan Akta Ikrar Wakaf Dan Berita Acara Tukar Guling Wakaf.Pdf,” .
2 Jumali, Hasil Wawancara, Pacitan, 11 Februari 2022.
Hal tersebut juga dinyatakan oleh Bapak Muchlis selaku nadz}ir, Saksi dan Sekretaris Desa bahwa:
“Jadi awal mula berdirinya masjid ini adalah adanya bantuan atau dana yang diberikan dari Timur Tengah melalui Yayasan At-Turats Yogyakarta sebagai perwakilan dari Indonesia. Tetapi saya lupa Timur Tengah itu negaranya bagian mana. Akan tetapi, adanya dana tersebut tidak lain adalah untuk pendirian masjid. Jadi, saat itu kami mencari tanah yang siap untuk di wakafkan dan Mbah Misdi-lah yang berkehendak untuk mewakafkan tanahnya tersebut”.3
Dari berbagai proses yang di tempuh oleh masyarakat, masjid ini dibagun dan didirikan untuk kepentingan umum terutama dalam hal ibadah. Masjid ini di dirikan dengan kuantitas dana sekitar 75% dari Yayasan dan 35% dari masyarakat itu sendiri.4 Sehingga peran penting masyarakat dalam mengupayakan pembangunan juga sangat besar. Maka dari itu, pemeliharaan masjid ini supaya terus dilaksanakan dan tetap berdiri serta bermanfaat untuk umat Islam.
Selain untuk ibadah berjemaah masjid ini juga digunakan untuk keperluan lain, seperti TPA (Tempat Pendidikan Alquran), Kegiatan Ibu-Ibu Jemaah Yasin, Salat Idul Fitri, Salat Idul Adha dan lain sebagainya. Hal ini sesuai pernyataan yang disampaikan oleh Pak Mesgiyono selaku ketua RT dalam wawancara pada tanggal 11 Februari 2022, bahwa:
“Masjid ini sampai sekarang juga tetap digunakan, kegiatan seperti Shalat Jemaah, Idul Fitri dan lain-lain juga dilakukan di masjid ini.”5
3 Muchlis Rohmantoz, Hasil Wawancara, Pacitan, 14 Februari 2022.
4 Jumali, Hasil Wawancara, Pacitan, 11 Februari 2022.
5 Mesgiyono, Hasil Wawancara, Pacitan, 11 Februari 2022.
Berdirinya Masjid yang terhitung belum begitu lama dan kondisi sosial serta latar belakang Pendidikan masyarakat yang kurang memadai, mengakibatkan administrasi kepengurusan yang kurang tertib dan efisien. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan yang diberikan oleh Takmir Masjid Ar- Rahman dalam wawancara pada tanggal 11 Februari 2022 lalu:
“Bahwa, untuk kepengurusan masjid ini sendiri belum memiliki kepastian. Artinya, dari awal masjid ini berdiri sampai sekarang takmir masjidnya masih saya sendiri dan Pak Muchlis. Kalau untuk administrasi dan lain-lainnya itu belum berjalan seperti masjid-masjid besar yang lain.
Jadi, administrasi dari masjid ini masih sangat kurang tertib”.6
Hingga sekarang belum ada perkembangan sistem kepengurusan. Sistem kepengurusan selama tujuh tahun masih sama dan belum melakukan pergantian, yaitu Pak Jumali sebgai Takmir Masjid Ar-Rahman, Pak Muchlis Rohmantoz sebagai Bendahara dan Diyan Wahyudi serta Rusmi sebagai sekretaris. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Muchlis pada saat wawancara tanggal 14 Februari 2022, bahwa:
“Kalau untuk sistem kepengurusan Masjid itu Takmirnya Pak Jumali, Bendaharanya saya sendiri dan sekretarisnya itu Diyan Wahyudi bersama Rusmi”.7
Berdasarkan pernyataan tersebut mengakibatkan perkembangan administrasi yang masih kurang berjalan, serta administrasi wakaf belum sampai pada tahap sertifikasi.
6 Jumali, Hasil Wawancara, Pacitan, 11 Februari 2022.
7 Muchlis Rohmantoz, Hasil Wawancara, Pacitan 14 Februari 2022.
B. Proses Pelaksanaan Wakaf
Peristiwa perwakafan dipraktikkan di Desa Gasang Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan pada tahun 2014 lalu. Harta benda wakaf berupa tanah yang tepatnya diperuntukkan untuk keperluan ibadah masyarakat Desa Gasang.
Kemudian diatas tanah tersebut didirikan sebuah bangunan yang bernama Masjid Ar-Rahman. Pelaksanaan perwakafan ini berawal dari adanya dana sosial yang diberikan melalui Yayasan. Dengan adanya dana tersebut diperlukan tanah yang lokasinya di dekat jalan utama, kemudian seorang bernama Mbah Misdi menghendaki tanahnya untuk diwakafkan dan diberikan untuk keperluan ibadah.
Sebelum proses perwakafan dilakukan di depan PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf), maka seluruh administrasi dan persyaratan- persyaratan harus di penuhi. Apabila salah satu syarat tidak terpenuhi, maka ikrar wakaf tidak dapat dilakukan. Pada saat itu Pak Muclis adalah orang yang mempersiapkan seluruh administrasi untuk melakukan ikrar wakaf. Sehingga Mbah Misdi “terima beres” dan hanya melakukan Ikrar di depan PPAIW. Hal ini sesuai dengan yang pernyataan ahli warisnya yang bernama Mbak Arini melalui wawancara pada tanggal 10 Februari 2022:
“Kalau kebutuhan itu saya kurang tahu, soalnya dulu yang dirumah itu bukan saya, tetapi anaknya mbah Misdi yang sekarang sudah pindah ke Pekanbaru. Kalau soal administrasi kamu tanya kepada Pak Muclis saja, soalnya beliau yang mengurus surat-surat dan apa yang dibutuhkan saat perwakaan. Kalau pihak keluarga ini hanya menerima beres, maka dari itu kami tidak mengetahui surat-surat apa saja yang diperlukan. Jadi kita tidak mengurus apa-apa dan Mbah Misdi langsung melakukan Ikrar ke KUA”.8
8 Arini, Hasil Wawancara, Pacitan, 10 Februari 2022.
Keadaan Mbah Misdi yang sudah begitu sepuh membuat beliau kesulitan mengingat peristiwa beberapa tahun yang lalu. Namun, terdapat ahli waris yang dapat memberikan keterangan mengenai proses wakaf ini, sehingga beberapa keterangan masih dapat terekam dengan jelas. Pernyataan kebenaran mengenai pengurusan administrasi juga di jelaskan oleh Pak Muclis, beliau menyatakan bahwa:
“Kalau surat-surat yang dibutuhkan sepenuhnya saya lupa, tetapi seingat saya itu cuma membawa SPPT sama Fotokopi KTP saja”.9
Selanjutnya, pada tanggal 06 Mei 2014 pak Muclis beserta empat orang lainnya atas nama Jumali, Boyadi, Puji dan Ian Ziaduddin Rachmad disahkan menjadi Nadz}ir untuk mengurus dan mengelola peruntukan harta benda wakaf berupa tanah yang berlokasi di Rt. 003 RW. 001 Dusun Krajan Desa Gasang Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Hal tersebut dilakukan bersamaan dengan proses Ikrar Wakaf yang dilakukan oleh Mbah Misdi di KUA Kecamatan Tulakan ketika berkas dan data dilengkapi. Beberapa orang yang datang ke KUA Kecamatan Tulakan adalah Mbah Misdi, Pak Ian, Pak Muclis, Pak Boyadi dan Pak Jumali. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Muclis pada wawancara 14 Februari 2022 lalu, bahwa:
“Yang datang ke KUA Kecamatan Tulakan itu saya, adik saya Ian Ziaduddin, Pak Jumali, Pak Boyadi dan Mbah Misdi itu sendiri.Setelah itu, kami melakukan Ikrar dan menunggu Akta Ikrar Wakafnya jadi.” 10 Setelah itu Akta Ikrar Wakaf diberikan kepada pihak yang bersangkutan.
Akta Ikrar Wakaf tersebut juga ditandatangani pada tanggal 06 Mei 2014
9 Muchlis Rohmantoz, Hasil Wawancara, Pacitan, 14 Februari 2022.
10 Ibid.
dengan nomor Akta Ikrar Wakaf W2/04/11/2014.11 Sejak saat itu tanah dengan ukuran 20 m x 20 m berubah berstatus menjadi tanah wakaf, karena syarat dan ketentuannya telah terpenuhi serta telah dilakukan ikrar di depan PPAIW pada tanggal 06 Mei 2014. Sesuai dengan salinan Akta Ikrar Wakaf bahwa tanah ini digunakan untuk pembangunan masjid Ar-Rahman sebagai tempat peribadatan. Lokasi tanah ini sebelah barat berbatasan dengan tanah hak milik Pak Jari, Sebelah Utara tanah hak milik Jalan Dusun, sebelah Selatan tanah hak milik Mbah Misdi dan di sebelah Timur tanah hak milik Ibu Sarmi.
Berdasarkan Salinan Akta Ikrar Wakaf, tanah tersebut diberikan kepada masyarakat Desa Gasang dengan mewakilkan pengolaan tanah kepada nadz}ir atas nama Jumali, Muchlis Rohmantoz, Boyadi, Puji dan Ian Ziaduddin Rachmad.
Selang waktu kurang lebih delapan tahun, seharusnya membuat para pihak untuk lebih memperhatikan fasilitas yang berada di sekitarnya. Akan tetapi, hingga tahun 2022 tanah ini belum juga mendapatkan bukti otentik berupa sertifikat. Apabila dilansir dari wawancara yang dilakukan kepada beberapa Nadz}ir, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi wakaf belum juga menadapatkan sertifikasi. Diantaranya adalah Nadz}ir belum mengetahui apa saja yang dipersiapakan untuk melakukan sertifikasi, biaya untuk melakukan sertifikasi dan kesempatan atau waktu untuk melakukan sertifikasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pak Jumali sebagai Nadz}ir, Modin sekaligus Takmir Masjid Ar-Rahman, bahwa:
11 Salinan Akta Ikrar Wakaf Dan Berita Acara Tukar Guling Wakaf.Pdf.
“Kalau untuk proses sertifikasi tanah wakaf itu sendiri saya belum bertanya pada pihak terkait. Sebab, terkait hal demikian saya juga belum begitu paham. Saya juga belum pernah mengurus tentang sertifikasi tanah. Terkait anggaran kami juga belum ada, seperti biaya kesana kesini, biaya untuk sertifikasi dan di sana saya juga belum tahu untuk pembuatan sertifikat tanah wakaf ada administasi pembayaran atau tidak. Namun, umumnya pembuatan sertifikat tanah itu biayanya mahal mencapai hampir lima juta. Di samping itu saya pribadi juga memiliki kesibukan mengurus sawah, mengurus orang yang menikah dan sebagainya.
Sehingga saya belum memilik kesempatan untuk melakukan sertifikasi.
Jadi, untuk mengurus sertifikat memang benar-benar harus meluangkan waktu saya dan teman-teman lain”.12
C. Status Tanah Wakaf
Berdasarkan data yang di dapatkan ketika wawancara di lapangan.
Bahwa kebenaran telah terjadi perwakafan dinyatakan oleh para narasumber.
Diantaranya adalah wawancara yang dilakukan dengan ahli waris wa>kif selaku perwakilan dari wa>kif sebab wakif sudah tua dan mengalami kelemahan dalam mengingat, yaitu Arini selaku cucu dari Ahli Waris, menyatakan bahwa:
“Iya benar, beberapa tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2014 Mbah Misdi (kakek saya) telah melakukan wakaf, yang kemudian di Ikrarkan di KUA bersama dengan Pak Muclis (Nadz}ir), Pak Jumali dan sebagainya untuk keperluan pembangunan tempat ibadah berupa Masjid, yang sekarang disebut sebagai Masjid Ar-Rahman”.13
Bapak Jumali, beliau juga menyatakan bahwa:
“Benar, telah terjadi perwakafan di Dusun Krajan ini tepatnya di RT.003/RW.001 yang sekarang digunakan sebagai tempat ibadah ini, Masjid Ar-Rahman”
Juga dinyatakan oleh Pak Mesgiyono selaku Ketua RT, bahwa:
“Iya, dahulu sekitar tahun 2014 ada perwakafan disini. Yang sekarang tanah tersebut diatasnya didirikan sebuah masjid bernama Ar-Rahman.
Namun kalau untuk tepatnya di bulan apa saya lupa, soalnya perwakafan tersebut sudah sangat lama dilakukan. Tetapi, kalau tidak salah dahulu tanah itu bukan tanahnya Mbah Misdi, tanah itu tanah milik orang lain.
12 Muclis Rohmantoz, Hasil Wawancara, Pacitan 14 Februari 2022.
13 Arini, Hasil Wawancara, Pacitan, 10 Februai 2022.
Akhirnya setelah diwakafkan tanah tersebut diganti dengan tanah Kas Desa. Dan sekarang Mbah Misdi juga mengelola tanah yang diberikan oleh pihak Desa tersebut.14
Hal serupa juga dinyatakan oleh Kepala Desa Gasang, bapak Setiadji yang menyatakan bahwa:
“Benar, telah terjadi perwakafan beberapa tahun yang lalu. Namun, sekarang tanah tersebut telah diganti dengan tanah kas Desa dan bukan lagi menjadi tanah wakaf. Pergantian tanah wakaf dengan tanah kas Desa tersebut dilakukan bukan saat kepemimpinan saya. Tetapi pada saat kepemimpinan Lurah sebelumnya. Kemudian, untuk letak tanahnya agak jauh dari lokasi perwakafan. Setelah semua itu terjadi, maka tanah tersebut harus melakukan pembaharuan berita acara setiap 6 bulan sekali, dan itu harus diperbarui tidak boleh tidak. Sebenarnya, kalau tanah Desa itu tidak bisa di wakafkan, mereka hanya bisa mengambil hak pakai saja dan otomatis tanah tersebut tidak bisa disertifikasi atas nama tanah wakaf.”15
Namun pernyataan diatas diklarifikasi oleh Nadzir atas nama Muclis yang menyatakan bahwa:
“Seperti yang dikatakan Pak Lurah tadi, sebenarnya dulu saat kepemimpinan Lurah masih di pegang oleh Pak Muhni tanah kas Desa yang dimaksudkan untuk mengganti tanah wakaf itu hanya sebagai
“cinderamata” karena Lurah kasihan sama mbah Misdi. Mbah misdi disuruh untuk mengelola tanah tersebut dan tanah tersebut sampai sekarang masih tanah kas Desa. Tidak berubah statusnya menjadi tanah wakaf. Selain itu, berdasarkan Akta status tanah wakaf juga masih atas nama mbah Misdi, dan beliau juga ikhlas untuk mewakafkan tanah tersebut. Kalau misalkan suatu saat ditarik oleh pihak yang bersangkutan, pihak wa>kif juga tidak keberatan karena apabila di taksir nilai jualnya juga masih tinggi tanah wakaf yang di atasnya didirikan bangunan tersebut. Sebenarnya, dulu tanah wakaf tersebut sempat mau saya sertifikatkan tetapi saat belum terjadi perwakafan. Kalau setelah perwakafan saya itu belum mendapatkan informasi sertifikasi massal dari salah satu Pegawai KUA Kecamatan, kalau misalnya mau sertifikasi sendiri biayanya belum ada. Apabila kita lakukan sertifikasi biasa/perseorangan itu kan mencapai empat hingga lima juta, jadi kami masih menunggu informasi dari pihak sana.”16
14 Mesgiyono, Hasil Wawancara, Pacitan, 11 Februari 2022.
15 Setiadji, Hasil Wawancara, Pacitan, 14 Februari 2022.
16 Muclis Rohmantoz, Hasil Wawancara, Pacitan 14 Februari 2022.