BAB I PENDAHULUAN
Ada 4 Fungsi Utama Manajemen dalam Pengelolaan Dana CSR Konsep Implementasi dalam pencapaian program
C. Konsep Program Kemitraan Pada Perusahaan BUMN
Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Semen Tonasa yang melakukan kegiatan bermitra dengan LSM untuk membentuk Forum Desa guna menjadikan daerah tersebut menjadi Desa Mandiri Tonasa.
1. Pola Kemiraan Kontra Produktif
Pola ini akan terjadi jika perusahaan masih berpijak pada pola konvensional yang hanya mengutamakan kepentingan shareholders yaitu mengeiar profit sebesar-besarnya. Fokus perhatian perusahaan memang lebih tertumpu pada bagaimana perusahaan bisa meraup keuntungan secara maksimal, sementara hubungan dengan pemerintah dan komunitas atau masyarakat hanya sekedar pemanis belaka. Perusahaan berjalan dengan targetnya sendiri, pemerintah juga tidak ambil sedangkan masyarakat tidak mempunyai akses apapun kepada perusahaan.
2. Pola Kemitraan Semi Produktif
Dalam skenario ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai obyek dan masalah diluar perusahaan. Perusahaan tidak tahu program program pemerintah, pemerintah juga tidak memberikan iklim yang kondusif kepada dunia usaha dan masyarakat bersifat pasif. Pola Kemitraan ini masih mengacu pada kepentingan jangka pendek dan belum atau tidak menimbulkan sense of belonging di pihak masyarakat dan low benefit dipihak pemerintah.
Kerjasama lebih mengedepankan aspek karitatif atau Public Relation dimana
pemerintah dan komunitas atau masyarakat masih lebihdianggap sebagai obyek. Dengan kata lain, kemitraan masih belum strategis dan masih mengedepankan kepentingan diri (self interest) perusahaan, bukan kepentingan bersama (common interests) antara perusahaan dengan mitranya.
3. Pola Kemitraan Produktif
Pola kemitraan ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam paradigma common interests. Prinsip simbiosis mutualisme sangat kental pada pola ini.
Perusahaan mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan support positif kepada perusahaan. Bahkan bisa jadi mitra dilibatkan pada pola hubungan resource-based partnership dimana mitra diberi kesempatan menjadi bagian dari shareholders. Sebagai contoh, mitra memperoleh saham melalui Stock Ownership Program. Skenario ini dapat menimbulkan sense of belonging, membangun kepercayaan yang semakin tinggi (high trust, high security level) serta hubungan sinergis antara subyek- subyek dalam paradigma common interests.
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN (Permen No 5 2007). Lokasi PT Semen Tonasa yang berlokasi di Desa Biring Ere baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak ke masyarakat. Program kemitraan CSR PT Semen Tonasa ini
dikhususkan kepada masyarakat yang memiliki usaha khusus untuk usaha kecil dan mikro.
Adapun syarat – syarat bagi usaha kecil yang ingin ikut serta dalam program kemitraan menurut Peraturan Menteri BUMN No 5 tahun 2007 adalah : a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
b. Milik Warga Negara Indonesia;
c. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar;
d. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;
e. Mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan;
f. Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 (satu) tahun;
g. Belum memenuhi persyaratan perbankan (non bankable).
Tulisan di atas merupakan konsep umum mengenai Corporate Social Responsibilty pada setiap perusahaan baik dalam swasta maupun BUMN, tetapi PT. Semen Tonasa sebagai BUMN dalam pengelolaan anggaran CSR itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Pemerintah (BUMN) serta Peraturan Menteri BUMN No. Per-05/MBU/2007.
Dalam upaya mewujudkan kepedulian terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia serta kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitar
perushaan khususnya BUMN, maka pemerintah mewajibkan adanya Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai bagian dari corporate actionpada perusahaan yang berlabelkan BUMN. Berikut penjelasan mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yaitu :
1. Definisi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
PKBL ini merupakan hasil tindak lanjut dari Pasal 88 UU RI No. 19 Tahun 2003 (1) yang menyatakan bahwa “BUMN dapat menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk keperluan pembinaan usaha kecil/koperasi serta pembinaan masyarakat sekitar BUMN”, dan mulai berlaku sejak tanggal 27 April 2007.PKBL (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan) pada dasarnya terdiri dari dua jenis program, yaitu program perkuatan usaha kecil melalui pemberian pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan) serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut Program Bina Lingkungan).
Kemudian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan juga telah ditegaskan didalam Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
Dalam keputusan menteri badan usaha milik Negara Nomor kep- 236/mbu/2003Tentang Program kemitraan badan usaha milik Negara Dengan Usaha kecil dan program bina lingkungan Menteri badan usaha milik negara, Pasal 1 ayat 4 menyatakan :
“Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha Kecil yang selanjutnya disebut Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN”
Berbeda dengan Program Bina Lingkungan, adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan memberikan hibah dalam bentuk bantuan untuk sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana dan prasarana umum, sarana ibadah, bencana alam dan pelestarian alam.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh program kemitraan dan bina lingkungan merujuk pada :
a. Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
b. Surat Edaran Menteri BUMN No.SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
2. Tujuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan
Adapun tujuan dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah : a. Mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi rakyat.
b. Terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan kerja.
c. Kesempatan berusaha dan pemberdayaan masyarakat.
d. Pemberdayaan kondisi sosial masyarakat di lingkungan perusahaan BUMN.
e. Keberadaan BUMN dapat memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitar wilayah BUMN.
f. Terciptanya keharmonisan perusahaan BUMN dengan masyarakat sekitarnya.
g. Meningkatkan kesejahteraan lingkungan masyarakat.
D. Manfaat Corporate Social Responsibility 4. Bagi Perusahaan
Menurut Widjaja dan Pratama (2008) keuntungan dari penerapan Corporate Social Responsibility yakni :
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan brand image perusahaan.
b. Layak mendapatkan social lisence to operate.
c. Memproduksi resiko bisnis perusahaan.
d. Melebarkan akses sumber daya.
e. Membentangkan akses menuju market.
f. Mereduksi biaya
g. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
h. Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i. Meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan.
j. Peluang mendapat penghargaan.
Bagi perusahaan, pelaksanaan Corporate Social Responsibility memiliki manfaat dalam hal penguatan modal sosial dan kerekatan sosial baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, aktifitas Corporate Social Responsibility memberi manfaat bagi perusahaan dalam beberapa bentuk. Manfaat yang pertama adalah citra positif sebagai perusahaan yang peduli dan bertanggungjawab terhadap kondisi masyarakat yang ada sekitarnya. Dengan masyarakat dan insvestor yang semakin kritis terhadap kinerja perusahaan, citra positif tentunya menjadi hal penting bagi kelangsungan perusahaan. Masyarakat cenderung ingin membeli produk dari perusahaan yang memiliki reputasi baik, demikian juga investor ingin menanamkan uangnya pada perusahaan yang bertanggungjawab.
a. Manfaat jangka pendek lain adalah terciptanya interaksi yang dinamis antar pegawai perusahaan. Interaksi antar pegawai dalam konteks Corporate SocialResponsibility biasanya terjadi secara lebih informal, santai, dan tidak telalu terikat pada norma-norma hirarki manajemen yang biasanya dianut. Hal ini membangkitkan suasana dinamis pada perusahaan yang dapat menghilangkan rasa bosan serta meningkatkan rasa keakraban dan kelompok pada pegawai perusahaan. Dalam jangka menengah, aktifitas Corporate Social Responsibility memberi manfaat secara internal berupa kepuasan batin pegawai terhadap perusahaan. Membuat pegawai merasa memiliki kesempatan untuk membantu orang lain, sehingga memunculkan perasaan bangga pada perusahaan. Pegawai yang puas akan
menambah loyalitas pada perusahaan dan mengurangi tingkat pergantian pegawai.
b. Dalam jangka panjang, memberi manfaat dalam hal mendukung kondisi ekonomi yang lebih baik. Perusahaan yang melaksanakan Corporate SocialResponsibility secara sepenuh hati dapat membuka pintu kesempatan untuk memperoleh pasar baru, kesempatan baru, dan hubungan-hubungan baru. Memperhatikan hal-hal tersebut, dapat dilihat bahwa manfaat Corporate SocialResponsibility dapat mendongkrak reputasi perusahaan dan mendukung reputasi perusahaan. Karena pada hakekatnya Corporate Social Responsibility adalah investasi bisnis yang dapat digolongkan ke dalam Investment Center, yaitu perusahaan sedang melakukan investasi sosial yang dapat berbuah pada kelancaran operasi perusahaan yang bersangkutan (Nursaid, 2008). Juga dapat meredam isu-isu yang tidak menguntungkan terkait dengan operasi perusahaan, menyelamatkan eksistensi bisnis perusahaan, dapat menjadi pagar pengaman sosial dari masyarakat terhadap perusahaan dari berbagai akibat tindakan yang kurang menguntungkan. Dengan kata lain akan mendatangkan keuntungan ekonomis.
5. Bagi Masyarakat
Dalam jangka pendek, aktifitas Corporate Social Responsibility yangbertujuan memperkuat kekuatan sosial memberi manfaat kepada masyarakatdalam beberapa bentuk, tergantung dari bentuk aktifititas itu sendiri (Amri dan Saroso, 2008).Untuk aktifitas Corporate Social Responsibility yang
dirancang untuk mengurangi kesenjangan sosial atau meningkatkan kerekatan sosial,dampak langsung yang tercipta adalah meningkatnya interaksi antar kelompok-kelompok masyarakat yang biasanya jarang berinteraksi. Biasanya terjadi antar kelompok kaya dengan miskin, kelompok suku tertentu dengan suku lainnya,kelompok orang tua dengan anak muda dan seterusnya
a. Manfaat jangka pendek lainnya adalah tersedianya layanan-layanan sosial atau layanan-layanan public yang selama ini sulit diperoleh kelompok masyarakat tertentu. Meliputi layanan kesehatan dan pendidikan bagi penduduk miskin, terpencil, atau yang terkenadampak langsung dari aktivitas perusahaan. Hal ini dapat berperan mengurangi kesenjangan akses pada layanan sosial atau publik yang biasanya tercipta antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin.
b. Dalam jangka menengah manfaat yang tercipta adalah meningkatkan kemampuan atau kapasitas masyarakat untuk bekerja sama. Hal ini dapat terbangun dari aktifitas Corporate Social Responsibility yang mengharuskan terjadinya kerjasama antara anggota masyarakat misalnya penguatan ekonomi yang dilakukan perkelompok, pengembangan koperasi, penyediaan dana bergilir,penyediaan block grant yang penggunaannya harus ditentukan, dilaksanakan dandiawasi sendiri oleh masyarakat secara partisipatif. Manfaat jangka menengah lainnya adalah terciptanya jejaring yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok masyarakat untuk mengembangkan aktifitas ekonominya maupun untuk meningkatkan kondisi kehidupannya. Dalam aktifitas Corporate Social Responsibility
yang bertujuan mengembangkan aktifitas ekonomi atau usaha kecil makro, salah satu faktor yang dibangun adalah jejaring antara produsen (masyarakat) dengan membeli lembaga pengembangan kapasitas usaha,dan lembaga penjamin mutu.
c. Dalam jangka panjang aktifitas Corporate Social Responsibility dapat membeli manfaat berupa meningkatnya modal sosial dan kerekatan sosial pada masyarakat. Misalnya interaksi antar kelompok,meningkatnya rasa keakraban, kekompakan, saling percaya dan saling mendukung antar kelompok-kelompok masyarakat. Selain itu juga kesenjangan antar kelompok dapat berkurang sehingga tumbuhlah suasana yang saaling bemoral, beretika, saling menghargai berbagi dan berkompotisi secara sehat. Kesemuanya ini akan memberi kontribusi pada meningkatnya kulitas hidup yang aman, damai dan sejahtera.
Bagi masyarakat, program Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan memberikan manfaat baik bagi mereka yang menerima manfaat secara langsung maupun secara tidak langsung. Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, perusahaan dapat memberikan kemanfaatan kepada masyarakat, misalnya melalui pelatihan keterampilan maupun magang yang disediakan.
Keberadaan perusahaan juga berperan sebagai dinamisator kehidupan masyarakat setempat. Perusahaan juga memberikan manfaat dalam penyerapan tenaga kerjalokal, setelah sebelumnya tenaga kerja tersebut dilatih melalui pelatihan, dan program peningkatan keterampilan dan peningkatan kapasitas yang dilakukan internal perusahaan .Masyarakat mendapat mamfaat karena terjadi penguatan
kelembagaan yang bersangkutan. Perusahaan memberikan keyakinan bahwa masyarakat setempat dan suku-suku asli yang berada di sekitar lokasi operasi Perusahaan merupakan kelompok yang mendapatkan keistimewaan untuk program Corporate Social Responsibility yang dilakukannya seperti beasiswa dan sebagainya.
E. Pengaruh CSR Tehadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Pangkep Perihal penerapan CSR di Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan dan keputusan menteri, yaitu undang-undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal LNNo.67 TLN No.4274, UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Keputusan Menteri BUMN No: Kep- 236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Mewajibkan CSR merupakan salah satu upaya pemerintah dan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi
Melalui program-program CSR tersebut, manajemen berharap masyarakat akan merasakan manfaat dengan kehadiran PT. Semen Tonasa di lingkungan mereka dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, memang merupakan komitmen dari manajemen.Termasuk juga, komitmen manajemen untuk tetap memperhatikan lingkungan sekitarnya, melalui pemanfaatan program-program CSR.
Program CSR ini, merupakan kewajiban setiap perusahaan yang diatur dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007, pada pasal 74 ayat 1 tentang perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dan atau berkaitan dengan sumber
daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya, minimal dua persen dari keuntungan (profit).
Manajemen perseroan sangat menyadari tanggung-jawab sosial dan lingkungan pada masyarakat, terutama yang bermukim di sekitar lokasi pabrik di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Untuk memenuhi tanggung jawab itu, maka perseroan merogoh kantong dari profit yang dihasilkan untuk disalurkan pada masyarakat melalui penyaluran dana CSR.
Tidak tanggung-tanggung, penyaluran dana CSR PT Semen Tonasa dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal itu seiring dengan peningkatan volume produksi dari tahun ke tahun, dengan laba perseroan yang semakin meningkat pula.
Hal itu tergambar dari total produksi pada Januari – Oktober 2012 sudah mencapai 3,8 juta ton dengan volume penjualan sekitar 3,7 juta ton. Sementara prognosa produksi 2012 tercatat 4,9 juta ton dengan prognosa penjualan 4,7 juta ton. Prognosa produksi Semen Tonasa pada 2013 diharapkan mencapai 6,5 juta ton dari dukungan pengoperasian pabrik Semen Tonasa V yang direncanakan mulai beroperasi pada 2013. Prognosa produksi itu meningkat sekitar 39 persen dibandingkan produksi 2012.
Khusus market share, untuk pasar nasional, PT Semen Tonasa masih berada di kisaran  yang masih rendah sekitar 8 persen, namun untuk wilayah KTI mampu mencapai 40 persen. Bahkan di daerah tertentu seperti Sulawesi
tengah dan Sulawesi utara mencapai 80 persen, dan khususnya di pasar lokal Sulawesi selatan ini, menguasai pasar persemenan hingga 70 persen.
Capaian keberhasilan tersebut, selanjutnya diimplementasikan pada kegiatan CSR sebagai bentuk kepedulian perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan itu melalui empat kegiatan yakni kesehatan masyarakat dan lingkungan yang dikenal dengan istilah Program Sehat Tonasa, bidang pendidikan (Cerdas Tonasa), Ekonomi (Bina Mitra Tonasa) dan lingkungan (Program Desa Mandiri Tonasa).
Untuk dana kemitraan, PT Semen Tonasa telah menyalurkan anggaran sebesar Rp5,8 miliar untuk 557 unit usaha pada Januari – Oktober 2012. Sedang tanggung jawab sosial lingkungan sebanyak Rp4,7 miliar untuk pendidikan dan pengembangan lingkungan yang dikerjasamakan dengan beberapa kelompok desa.
Hal itu hanya sebagian dari implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Sementara realisasi pengucuran dana CSR sepanjang Januari – September 2012 mencapai Rp13,4 miliar dari target 2012 yakni Rp19 miliar.
Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan penyaluran dana CSR tahun 2011 yang tercatat hanya Rp12 miliar.
Program CSR ini diarahkan pada program kemitraan, bina lingkungan dan tanggung jawab sosial lingkungan. Program kemitraan meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, pertambangan, jasa dan usaha lainnya. Total dana yang telah disalurkan untuk program kemitraan sebesar Rp18 miliar.Untuk program bina lingkungan meliputi bantuan bencana alam,
pendidikan, kesehatan, sarana dan prasarana umum, sarana ibadah serta pelestarian lingkungan, dengan total dana yang tersalurkan sebesar Rp12 miliar.
Sementara untuk program tanggung jawab sosial lingkungan meliputi sektor pendidikan, tanggung jawab lingkungan, penanganan kesehatan, K3 dan keamanan, HAM, prasarana umum, kegiatan ekonomi dan sumbangan lainnya kepada masyarakat di sekitar pabrik.
Melalui bantuan dana kemitraan ini, kami berharap tingkat pendapatan perkapita masyarakat diharapkan akan naik, yang tentunya akan berimbas pada semakin naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Pangkep.