PEMBELAJARAN PAI SEBAGAI SUATU SISTEM
2. Konsep sistem dan sistem pendidikan
Konsep sistem meliputi empat hal yaitu: definisi sistem, ciri-ciri sistem, jenis-jenis sistem dan model sistem. Pemahaman konsep sistem merupakan dasar dalam mengkaji sistem secara integral dan komprehensip.2
a. Definisi sistem
Sistem berasal dari bahasa inggris (system)3 yang secara etimologis bermakna cara. Sering terdengar ungkapan seperti: sistem berfikirnya sempit, ini bermakna bahwa cara berfikirnya sempit.
Sistem mengetik sepuluh jari, maksudnya cara mengetik dengan sepuluh jari. Sedangkan sistem secara terminologis bermakna seluruh elemen, komponen yang terorganisir secara sistematis bekerja sama dan tidak terpisahkan dalam mencapai tujuan.
Sistem merupakan seluruh kumpulan dari beberapa bagian (whole compound of several parts). Dalam makna yang lebih luas, makna sistem seperti yang dikemukakan oleh para ahli adalah:
2 Didin Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan (Jakarta: Universita Terbuka, 2002), 62. 3 Kata system memang berasal dari Bahasa Inggris, lalu diadopsi dalam Bahasa Indonesia menjadi sistem. Kalau dirunut kebelakang, kata sytem tersebut berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema.
1) Menurut Shrode & Voice: System is a set of interrelated parts, working independently and jointly, in pursuit of common objectives of the whole, within a complex environment (Sistem adalah seperangkat dari bagian yang saling berkaitan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama secara keseluruhan dalam sebuah lingkungan yang kompleks).4
2) Menurut Mudrick dan Ross yaitu: “ a System is a set of elements, such as people, things, which are related to ahcieve mutual goal”.5 Sistem merupakan seperangkat elemen/unsur yang terdiri dari orang, benda ataupun konsep-konsep yang saling berhubungan dalam mencapai tujuan.
3) Dengan redaksi yang sedikit berbeda tetapi terdapat kemiripan, Elias M. Award mengatakan bahwa: A system can be defined as an organized group of components (subsystem) linked together according to a plan to achieve a specific objective.
(Sistem bisa didefinisikan sebagai sekumpulan komponen/bagian yang terorganisasi, berkaitan satu sama lain, sesuai dengan rencana dalam mencapai tujuan). Kata yang perlu dicermati dari Elias M. Award di atas adalah sistem dan subsistem. Sistem memiliki cakupan yang lebih luas daripada subsistem. Sebagai contoh, jika sebuah sekolah dilihat sebagai sistem maka proses belajar mengajar (learning teaching process) yang terjadi di kelas dianggap sebagai subsistem.
4 Tatang Amin, Pokok-pokok Teori System (Jakarta: Rajawali Press, 1984), 11.
5 Ibid., 12.
Dengan demikian, sistem pendidikan (educational system) adalah seluruh komponen atau elemen (unsur) yang berkaitan satu sama lain dan bekerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan. Bahwa sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya, dari beberapa definisi sistem yang dipaparkan di atas, tampak bahwa kata “sistem” bukan hanya digunakan untuk orang (person), sekelompok orang (group of people), tetapi juga digunakan untuk benda (things), bahkan sekumpulan konsep (concept), gagasan/ide (idea). sehingga penggunaan kata sistem itu amat beragam. Ada beberapa contoh penggunaan kata “sistem” yang berbeda-beda seperti yang dikemukakan oleh Tatang M. Amin6 yaitu:
a) Kata “sistem” digunakan untuk menunjukkan kumpulan atau himpunan benda yang disatukan atau dipadukan oleh hubungan saling ketergantungan yang teratur. Baik karena faktor alamiah atau budidaya manusia seperti sistem tata surya dan ekosistem.
b) Sistem yang digunakan untuk menyebut alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang secara khusus memberikan andil atau sumbangan terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu.
Misalnya “sistem syaraf”.
6 Amin, Pokok..., 2-3.
c) Sistem menunjuk pada sehimpunan gagasan/ide. Sekumpulan gagasan, prinsip, doktrin, hukum dan lainnya yang membentuk suatu kesatuan yang logic sebagai buah fikiran filsafat, agama ataupun pemerintahan tertentu. Misalnya: Sistem Teologi Agustinus, Sistem Pemerintahan Demokrasi, Sistem Masyarakat Islam dan sebagainya.
d) Sistem yang digunakan untuk menyebut suatu hipotetis atau teori, (yang dilawankan dengan praktik). Misalnya Pendidikan Sistemik.
e) Sistem yang digunakan untuk menyebut cara atau metode, seperti: sistem mengetik sepuluh jari, sistem modul dalam pembelajaran, sistem anak angkat, dan lain sebagainya.
f) Sistem digunakan untuk menunjuk pengertian skema (scheme) atau metode pengaturan organisasi. pola/metode pengaturan, pelaksanaan, pemerosesan, pengelompokan, pengkodofikasian juga include dalam makna sistem ini. Contohnya: sistem informasi manajemen.
Dari berbagai penggunaan kata sistem tersebut, dapat dipahami bahwa sistem bukan hanya bermakana “cara” atau sekedar
“metode”.
b. Ciri-ciri Sistem dan Sistem Pendidikan
Untuk mengenal sistem, terdapat beberapa ciri yang melekat padanya, ciri-ciri tersebut antara lain:
1) Goal seeking; sistem mempunyai tujuan, karena itu setiap bagian sistem diarahkan untuk mencapai tujuan.
2) Hierarchy; satu sistem terdiri dari sejumlah subsistem atau komponen.
3) Differentiation; setiap subsistem atau komponen berbeda sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing.
4) Interrelated and interdependence; setiap komponen pembentuk sistem saling berhubungan dan saling berkaitan satu sama lain.
5) Suatu sistem merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh (wholisme).
6) Setiap sistem berada dalam suatu lingkungan berupa supra sistem yang terdiri atas berbagai sistem yang secara keseluruhan membentuk suatu sistem yang besar.
7) System boundaries; setiap sistem memiliki batas pemisah dari lingkungannya atau sistem yang lain.
8) Sekalipun sistem memiliki batasan, tetapi ada sistem yang terbuka dan ada sistem yang tertutup.
9) Transformasi7; untuk mencapai tujuan, sistem melakukan transformasi yaitu mengubah input menjadi output.
10) Feed back and correction; untuk kelangsungan dan prestasinya, sistem melakukan fungsi kontrol melalui monitoring atau koreksi berdasarkan umpan balik.
7 Karena sistem melakukan kegiatan transformasi atau proses, sehingga disebut juga dengan transformator atau processor.
11) Equifinality; maksudnya adalah system dapat mewujudkan tujuan yang sama melalui tolak pijak yang berbeda.8
Bila ditarik dalam konteks pendidikan, maka ciri-ciri tersebut adalah:
1) Sistem mempunyai tujuan, karena itu berhasil tidaknya sebuah sistem bisa dilihat dari tercapai tidaknya tujuan pendidikan yang diharapkan.
2) Sistem pendidikan terdiri dari beberapa komponen atau unsur, bagian yang berupa: orang (person), orang-orang (people), benda (things), konsep dan ide (concept&idea). Misalnya guru, peserta didik/ siswa, metode, materi, fasilitas/media, mileu atau lingkungan serta tujuan/ evaluasi.
3) Ada sistem pendidikan, bahkan bila sebuah sistem dipengaruhi oleh sistem yang lebih besar maka disebut supra sistem. Ini adalah konsekwensi logis dari sistem pendidikan yang merupakan open system (sistem terbuka) dan bukan closed system (sistem tertutup).
4) Sistem mengandung “Kebulatan Keseluruhan” atau dikenal dengan konsep (wholism). Maksudnya adalah sistem sebagai suatu kesatuan keseluruhan yang bulat bukanlah sekedar kumpulan dari bagian-bagian, tetapi keseluruhan yang mengandung makna. Dalam konteks manusia misalnya,
8 Din Wahyudin, dkk. Pengantar Pendidikan (Jakarta: Universita Terbuka, 2002), 62.
manusia bukan sekedar kumpulan dari tulang belulang, gumpalan daging, otot syaraf dan sebagainya. Tetapi dalam kumpulannya itu tersimpul makna pribadi manusia dengan sederet atribut kemanusiannya. Begitu juga dengan pendidikan.
Sistem pendidikan bukan hanya kumpulan orang/guru, siswa, pegawai, buku, meja, kapur dan sebagainya. Tetapi mencerminkan sebuah lembaga edukatif yang mencetak generasi tunas bangsa yang memiliki kesalehan ritual individual (hablun minallah), kesalehan sosiall (hablun minannas) serta kesalehan ekologis (hablun minal ‘alam).
5) Karena sistem terdiri dari beberapa unsur, otomatis unsur yang satu dengan yang lain bisa dibedakan. Dalam dunia pendidikan kita bisa membedakan terdapat sumberdaya manusia pendidikan (human resources) baik itu tenaga edukatif (guru) maupun non edukatif/struktural (Pegawai TU) ataupun sumberdaya non-manusia/ sumberdaya material (non- human/material resources), seperti metode, fasilitas, kurikulum dan sebagainya.
6) Walaupun bisa dibedakan, unsur-unsur tersebut harus bersatu dan bekerjasama dalam mencapai tujuan, karena unsur-unsur sistem di atas hanya bisa dibedakan (distinguishable) tetapi tidak bisa dipisahkan (unseparable).