• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Tentang Guru a. Pengertian Guru / Pendidik

ABSTRAK

F. Kerangka Teoritik

3. Konsep Tentang Guru a. Pengertian Guru / Pendidik

Secara etimologi pendidik adalah orang yang melakukan bimbingan.

Pengertian ini member kesan bahwa pendidik adalah orang yang melakukan kegiatan dalam pendidikan25

Di dalam literatur kependidikan Islam, pendidik biasa disebut sebagai berikut : 1. Ustaadz yaitu seorang pendidik dituntut untuk komitmen terhadap profesinyaberusaha memperbaiki dan memperbarui model-model atau cara kerjanya sesuai tuntutan zaman.

2. Mu’allim, berasal dari kata dasar ilm yangberarti menangkap hakekat sesuatu. Ini mengandung makna bahwa pendidik adalah orang yang dituntut untuk mampu menjelaskan hakekat dalam pengetahuan yang diajarkannya.

3. Murabbiy berasal dari kata dasar “ Rabb”. Tuhan sebagai Rabb al-almin dan Rabb al-Nas yakni yang menciptakan, mengatur, dan memelihara alam

25Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta :Kalam,2005), h.49

seisinya termasuk manusia. Dilihat dari pengertian ini maka pendidik adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mempu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

4. Mursyid yaitu seorang pendidik yang berusaha menularkan penghayatan (transinternailasi) akhlak dan kepribadian kepada peserta didiknya.

5. Muddaris berasal dari kata darasa yadrusu-darsan-wadurusan- wadirasatun yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, melatih, dan mempelajari. Artinya pendidik adalah orang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan atau memberantas kebodohan, serta melatih keterampilan peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.

6. Muaddih berasal dari kata adab, yang berarti moral, etika dan adab. Artinya pendidik adalah orang yang beradab sekaligus memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan. Di Indonesia pendidik disebut pendidik ( orang yang dipendidik dan ditiru)26

Dari pendapat diatas, pendidik /guru dalam Islam merupakan seseorang yang memiliki tanggung jawab dalam perkembangan peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhannya dan berbudi pekerti terhadap sesame manusia serta memiliki kemampuan untuk mengelola alam secara baik dan benar untuk kemaslahatan umat. Pendidik dalam Islam merupakan seorang pendidik

26Ibid, h. 49-50

menjadi contoh yang akan ditiru oleh peserta didiknya. Terkait dengan pendidik, maka sudah tentu merupakan tugas mulia yang dipikul seseorang dalam mencerdaskan peserta didik, baik kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional dan kecerdasan kognitif.

Menurut Madyo Ekosusilo, yang dimaksud dengan pendidik adalah seorang yang bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan secara sadar terhadap perkembangan kepribadian dan kemampuan peserta didik baik itu dari aspek jasmani maupun rohaninya agar ia mampu hidup mandiri dan dapat memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan sebagai individu dan juga sebagai makhluk sosial27. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia guru diartikan sebagai orang yang kerjanya mengajar di perguruan, sekolah, gedung tempat belajar, perguruan tinggi, sekolah tinggi, universitas.28

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru merupakan seseorang yang melakukan bimbingan dan member pengajaran kepada peserta didik dalam mentransformasi ilmu pengetahuan untuk mengembang kan kecakapan intektual dan keterampilan agar peserta didik dapat tumbuh dan berkmbang menjadi manuisa seutuhnya. Guru berperan penting dalamm perkembangan peserta didik, yaitu bertanggung jawab atas tersampaikannya ilmu pendidipengetahuan dan guru bertanggung jawab untuk menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar menjadi menusia beradab.

Di dalam undang – undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab IV pasal 39 ayat 1 disebutkan bahwa pendidik

27Ibid,h. 50

28Sudarsono dan ana retnoningsih, kamus besar bahasa Indonesia, ( CV. Widya Karya- semarang 2005).h,158

merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, yang memiliki hasil pembelajaran melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama pada pendidik di perguruan tinggi.29

Bagi guru PAI tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan merupakan amanat yang diterima oleh guru untuk memangku jabatan sebagai guru.Amanat tersebut wajib di laksanakan dengan penuh tanggung jawab.Jadi tanggung jawab guru ialah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam melaksanakan tugas dan kewajiban di dasarkan atas pertimbangan profesional (professional judgment) secara tepat.30

Profesionalisme guru selalu menjadi tuntutan bagi setiap elemen yang berhubungan dengan guru tersebut, seperti sekolah, murid, orang tua dan masyarakat, karena guru profesional adalah guru yang mengenal tentang dirinya, yaitu dirinya adalah pribadi yang dipanggil untuk mendampingi peserta didik untuk atau dalam belajar.31 Adapun yang dimaksud dengan guru agama adalah orang yang melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara islami dalam situasi pendidikan agama Islam untuk mencapai yang diharapkan sesuai dengan ajaran Islam.32 Maksudnya ialah seorang guru agama harus melaksanakan bimbingan kepada seorang

29Weinata Sairin, Himpunan Peraturan Di Bidang Pendidikan, ( Margahayu permai,bandung,2013)h.38

30Ahmad Tafsir, Metodologi pengajaran Agama Islam, hlm. 4.

31Kunandar, Menjadi guru professional, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada), 2007, hlm.

32Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta : PT. Kalam Mulia,2005), h.50

muridnya, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu saja. Dan bimbingan yang harus diberikan harus secara islami sesuai dengan pedoman Al-qur’an dan Ass-Sunnah ( sesuai ajaran Islam)

b. Tugas dan Fungsi Guru PAI

Guru adalah pejabat fungsional dengan tugas utama mengajar pada jalur pendidikan sekolah yang meliputi taman kanak-kanak, pendidikan dasar dan menengah atau membimbing pada pendidikan dasar dan menengah.33Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.34

Selain itu, dalam Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Bab VI pasal 28 ayat 3, secara tersirat menjelaskan bahwa tugas dan fungsi guru terdapat pada kompetensi guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.35

kompetensi tersebut antara lain:

1). Kompetensi Pedagogik

33Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 84 Tahun 1993, Tentang jabatan Guru dan Angka Kreditnya, Bab. II pasal 2

34Undang-undang republik indonesia nomor 14 tentang guru dan dosen (UU RI No. 14 Th. 2005), (Jakarta: Sinar Grafika, 2010). Lihat juga di Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang guru, bab. I ayat 1

35Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang “standar nasional pendidikan”, Bab VI pasal 28 ayat 3

Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan inii yakni antara lain yakni antara lain kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi pedagogik seorang guru ditandai dengan kemampuannya menyelenggarakan proses pembelajaran yang bermutu, serta sikap dan tindakan yang dapat dijadikan teladan.36

Komtensi pedagogik yaitu meliputi :

a. pemahaman karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

a. Penguasaan teori dan rinsip belajar pendidikan agama Islam b. Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam

c. Penyelenggaran kegiatan pengembangan pendidikan agama Islam d. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan agama Islam

e. Pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang di miliki dalam pendidikan agama.

f. Komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

g. Penyelenggaraan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran pendidikan agama

h. Tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan agama.37

36Ramayulis, Profesi dan Etika Keuguruan, ( Jakarta: Kalam Mulia,2013),h.90

37Peraturan menteri Agama Republik Indonesia no. 16 tahun 2010 tentang “pengelolaan pendidikan agama pada sekolah”, pasal 16, ayat 2

2) Kompetensi Kepribadian

a. Tindakan yang sesuai dengan norma agama, sosial, hukum, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Penampilan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik serta masyarakat.

c. Pribadi diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Kepemilikan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e. Penghormatan terhadap kode etik profesi guru.38 3) Kompetensi Sosial

a. Sikap Inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Sikap adaptif dengan lingkungan sosial budaya tempat bertugas.

c. Sikap komunikatif dengan komunitas guru, warga sekolah dan masyarakat.39

4) Kompetensi Profesional

a. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran pendidikan agama Islam.

38Peraturan menteri Agama Republik Indonesia no. 16 tahun2010 tentang “pengelolaan pendidikan agama pada sekolah”, pasal 16, ayat 3

39Peraturan menteri Agama Republik Indonesia no. 16 tahun 2010 tentang “pengelolaan pendidikan agama pada sekolah”, pasal 16, ayat 4

b. Penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pendidikan agama Islam.

c. Pengembangan materi pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama secara kreatif.

d. Pengembangan profesionalitas secara berkelanjutan dengan melakukan tindakatan reflektif.

e. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi serta mengembangkan diri.40

Sedangkan Abdul Mujib menyimpulkan Tugas dan fungsi guru menjadi tiga bagian yaitu:

1. Sebagai pengajar(instruksional), yang bertugas merencanakan program yang telah di susun serta mengahiri dengan pelaksanaan penilaian setelah program di lakukan

2. Sebagai pendidik(educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT.

3. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai

masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorgani

40Peraturan menteri Agama Republik Indonesia no.16 tahun 2010 tentang “pengelolaan pendidikan agama pada sekolah”, pasal 16 ayat 5

sasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.41

Dari uraian di atas atas bahwa tugas dan fungsi guru PAI itu bukan hanya sekedar “mengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan saja”, namun harus mengerjakan berbagai hal yang bersangkutan – paut dengan pendidikan murid., mendidik,membimbing, mengarahkan , mengevaluasi dan mampu menjadi suri tauladan yang baik. Guru akan menunaikan tugasnya dengan baik atau dapat bertindak sebagai pengajar yang efektif, jika padanya terdapat berbagai kompetensi keguruan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.

c. Upaya Guru PAI

Upaya yang dimaksud di sini adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam untuk mengatasi permasalahan kenakalan siswa. Usaha ini dilakukan dengan melibatkan semua komponen disekolah baik itu kepala sekolah, guru terutama guru pendidikan agama Islam, serta siswa yang diharapkan mampu bekerjasama dengan baik

Sudarsono dalam bukunya yang berjudul " Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja " menegaskan bahwa dengan memperhatikan sebab – sebab kenakalan dan bentuk –bentuk prilaku remaja nakal, maka dengan adanya bimbingan dan penyuluhan agama akan sangat membantu siswa

41Abdul mujib, Ilmu pendidikan Islam, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2010), hlm. 91

dalam menghadapi berbagai persoalan kekecewaan yang dilaluinya pada masa remaja itu42

Selain itu upaya guru berfungsi sebagai pendorong, pengarah dan penggerak tingkah laku. Upaya guru mempunyai nilai dalam menentukan keberhasilan, demokratisasi pendidikan, membina kretifitas, dan imajinasi siswa, pembinaan disiplin kelas dan menentukan efektifitas pembelajaran.43

Dari bebagai paparan diatas dapat peneliti deskripsikan bahwa upaya guru pendidikan agama Islam merupakan suatu keharusan bagi seorang guru atau pengajar dalam melaksanakan pembelajaran untuk membangun keasadaran para siswa dalam belajar dan berprilaku serta menyiapkan langkah–langkah untuk menanggulangi kenakalan siswa.

Berpijak dari beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kenakalan pada siswa di atas, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai alternatif pemecahannya. Sebagaimana yang dikatakan Gunarsa dalam Sri Yuliana, upaya – upaya yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut :44