• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konservasi Sumber Daya Air

BAB III ANALISI DATA WILAYAH SUNGAI PULAU LOMBOK

3.4 ALTERNATIF PILIHAN STRATEGI PENGELOLAAN SDA DI WS PULAU

3.4.1 Konservasi Sumber Daya Air

Konservasi SDA merupakan upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air dan pengendalian pencemaran air dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber air disesuaikan dengan undang-undang. Upaya konservasi SDA dapat dilakukan dengan kegiatan fisik dan non fisik. Aspek ini dimaksudkan untuk mempertahankan dan memelihara keberadaan, sifat dan fungsi SDA sehingga lebih dapat dijamin ketersediaan air baik kuantitas dan kualitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan secara berkesinambungan.

A. Perlindungan dan Pelestarian

Perlindungan dan pelestarian SDA dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan dan memulihkan ketersediaan air bagi generasi sekarang maupun yang akan datang. Srategi perlindungan dan pelestarian SDA adalah sebagai berikut:

a. Rehabilitasi hutan kritis

b. Pembuatan Perda Rehabilitasi Hutan di Kabupaten/Kota/Provinsi c. Penyuluhan dan gerakan penghijauan ke semua masyarakat d. Program Penghijauan dan reboisasi

e. Rehabilitasi lahan kritis

f. Perlindungan & pemeliharaan fungsi resapan air & daerah tangkapan air B. Pengawetan Air

Strategi pemeliharaan keberlanjutan air adalah upaya untuk memelihara, memantau, mengendalikan dan mengatur cekungan air tanah, sumber air dan daerah tangkapan air. Diharapkan dengan upaya ini dapat menjamin ketersediaan air tanah maupun air permukaan guna memenuhi kebutuhan

42 generasi sekarang maupun yang akan datang. Rencana pengelolaan SDA pada strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Pembuatan sumur resapan sampai tingkat desa b. Sosialisasi dan implementasi gerakan hemat air c. Monitoring tinggi muka air

C. Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air

Guna meningkatkan dan memulihkan kualitas air untuk memenuhi kebutuhan air baik bagi generasi sekarang maupun akan datang, maka diperlukan strategi pengelolaan dan pengendalian kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah. Strategi ini dapat dilakukan dengan cara pengaturan, pematauan dan pengendalian kualitas air. Strategi ini dijabarkan dalam rencana pengelolaan SDA sebagai berikut:

a. Monitoring dan penegakan hukum bagi yang melanggar b. Pengelolaan sampah

c. Perencanaan pengelolaan air sesuai peruntukan d. Pelaksanaan pengelolaan air sesuai peruntukan

3.4.2 Pendayagunaan sumber daya air

Pendayagunaan SDA meliputi berbagai upaya seperti penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan SDA untuk memenuhi kebutuhan air berbagai sektor yaitu : domestik, pertanian, perkotaan, industri dan kelistrikan, pariwisata serta lingkungan. Dengan pengelolaan aspek ini diharapkan dapat terwujud kemanfaatan air yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat secara adil dan merata.

Pendayagunaan SDA merupakan upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan Sumber Daya Air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

A. Penatagunaan Sumber Air

Strategi awal dalam aspek pendayagunaan SDA adalah penatagunaan sumber daya air. Rencana pengelolaan SDA dalam strategi ini adalah : a. Pembangunan prasarana tampungan air

b. Manajemen pengelolaan air c. Pembuatan perda dan awig-awig B. Penyediaan SDA

Strategi Penyediaan SDA sesuai dengan kebutuhan ini bertujuan agar penduduk dapat terpenuhi kebutuhan pokok air secara adil untuk kehidupan yang sehat, bersih dan produktif dengan memperhatikan skala prioritasnya.

Rencana pengelolaan SDA pada strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Pembangunan saluran interkoneksi Meninting-Jangkok b. Pembangunan saluran interkoneksi Belimbing-Kermit c. Pengerukan sedimen secara berkala

d. Mengusahakan dan menyediakan air untuk kawasan prioritas kawasan sentra produksi, kawasan industri masyarakat perkebunan, kawasan agropolitan, kawasan agroindustri, kawasan industri menengah, kawasan pariwisata, kawasan cepat tumbuh dan kawasan tertinggal.

Dalam rencana tata ruang wilayah provinsi terdapat arahan pemanfaatan prioritas kawasan prioritas pada WS Pulau Lombok sebagai berikut :

kawasan sentra produksi, kawasan industri masyarakat perkebunan, kawasan agropolitan, kawasan agroindustri, kawasan industri menengah, kawasan pariwisata, kawasan cepat tumbuh dan kawasan tertinggal”.

43 Dalam mendukung hal tersebut di atas diperlukan penyediaan air dan pendayagunaan SDA. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, di masing-masing SUB WS yang termasuk dalam kawasan tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Kawasan Prioritas Lokasi

Kawasan Sentra Produksi (KSP)

Batukliang (Rambutan, Durian, Manggis), Amor- amor (Sapi brangus), Sembalun (bawang putih) Kawasan Industri Masy.

Perkebunan (Kimbun)

Gerung (Kelapa, jambu mete), Terara (tembakau virginia, kopi), Pringgabaya (kelapa, jambu mete), Bayan (Jambu mete), Gangga (kelapa, Kakao, kopi)

Kopang (tembakau virginia, kopi), Pujut (kelapa, jambu mete) Kawasan Agropolitan Sikur, Masbagik, Sakra

Kawasan Agroindustri Gerung, Kediri, Labuapi, Praya, Batukliang, Praya Barat, Praya Timur, Jonggat, Pringgarata, Pujut, Masbagik, Pringgabaya, Selong, Lab Lombok, Aikmel, Sekotong

Kawasan Industri Menengah Kediri, labuapi, gerung, Praya, Kopang, Batukliang, Masbagik, Aikmel, lab. Lombok

Kawasan Pariwisata Senggigih, Mataram, Ds. Sade, Selong Belanak, Kws. G. Rinjani, Kuta

Kawasan Cepat Tumbuh Sengkol, Kopang, Masbagik, Lembar, Bandara Pujut, Pantai Endok, Lab. Lombok, Aikmel, Lab Kayangan, Tanjung, Sekotong

Kawasan Tertinggal Ds. Gapuk & Ds. Geres Gerung, Ds. Parampuan Labuapi, Ds. Banyumulek Kediri, Ds. Tnh beak Ds Batu Kute Ds. Sigerongan Narmada, Ds.

Penimbung Gunungsari, Praya Barat, Praya Timur, Janapria, Kopang, Praya, Jonggat, Pringgarata, Batukliang

C. Penggunaan SDA

Strategi pengelolaan SDA dalam aspek pendayagunaan SDA yang lain adalah penggunaan SDA yang efektif dan efisien. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyediaan serta penggunaan air SDA.

Rencana pengelolaan SDA dalam strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Gerakan hemat air dan pemanfaatan teknologi hemat air b. Pembuatan perda air permukaan dan air tanah

c. Sosialisasi dan Aplikasi dari perda air permukaan dan air tanah

D. Pengembangan SDA

Pada aspek pendayagunaan SDA ini juga dilaksanakan strategi pengembangan SDA terarah yang dilakukan melalui tahapan perencanaan dan pelaksanaan dengan mempertimbangkan dampak penting terhadap lingkungan hidup. Jika dalam pengembangan SDA sebagian masyarakat yang terkena dampak kegiatan menyatakan keberatan, maka rencana tersebut dapat ditinjau kembali.

Dalam strategi ini direncanakan pengelolaan SDA sebagai berikut:

a. Perbaikan, peningkatan, pemeliharaan jaringan irigasi dan pembangunan sarana prasarana

b. Pengembangan sistem irigasi dari tadah hujan menjadi teknis c. Pembangunan embung, bendungan dan saluran interkoneksi d. Penerapan dan pengembangan teknologi pertanian

44 E. Pengusahaan SDA

Pengusahaan SDA dilakukan dengan memperhatikan pemanfaatan air untuk kebutuhan sehari-hari telah terpenuhi dan memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan SDA. Rencana pengelolaan SDA adalah :

a. Pembuatan perda pengusahaan air b. Sosialisasi dan aplikasi dari perda tersebut 3.4.3 Pengendalian daya rusak air

Aspek ini dimaksudkan untuk mengurangi dan menanggulangi resiko bencana banjir, banjir lahar dingin, kekeringan, tanah longsor, abrasi pantai yang menimpa daerah produksi pertanian, industri, permukiman dan prasarana fisik yang kesemuanya merupakan dampak dari daya rusak air.

Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam rangka aspek ini meliputi aktivitas- aktivitas pencegahan, pengendalian dan penanggulangan daya rusak air baik yang bersifat struktural (fisik) maupun non struktural (non fisik).

Sejalan dengan kepentingan pemerintah, pemerintah daerah provinsi atau Kabupaten atau Kota yaitu untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui upaya peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat, maka upaya peningkatan sistem pencegahan dan penanggulangan bencana dan pemulihan fungsi sarana dan prasarana berkaitan dengan daya rusak air perlu dilaksanakan strategi pengelolaan SDA sebagai berikut:

a. Pencegahan dan pengendalian bencana alam b. Penanggulangan bencana alam

c. Pemulihan bencana alam

A. Pencegahan dan pengendalian bencana alam

Dalam rangka mengamankan daerah produksi pangan dan permukiman dari bencana alam akibat sumber daya air maka diperlukan strategi pencegahan dan pengendalian bencana alam. Strategi yang dilakukan adalah pembangunan sarana dan prasarana pengendali pada daerah rawan bencana serta penyediaan sistem peringatan dini

B. Penanggulangan bencana alam

Penanggulangan bencana alam adalah pelaksanaan tindakan penanggulangan kerusakan bencana akibat daya rusak air. Rencana pengelolaan SDA dalam kegiatan ini adalah :

a. Perbaikan dan pemeliharaan sungai dilakukan secara berkala b. Pembuatan perda tentang galian C

c. Sosialisasi dan Aplikasi dari perda galian C d. Penanggulangan dan pengendalian

e. Pembangunan sarana prasarana pengendali daerah rawan abrasi f. Penertiban dan penegakan supermasi hukum

C. Pemulihan bencana alam

Kegiatan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem dari kerusakan akibat daya rusak air. Rencana pengelolaan SDA dalam strategi pemulihan bencana alam adalah: “Rehabilitasi sarana dan prasarana yang rusak akibat bencana".

Dalam rangka mengevaluasi kejadian bencana akibat daya rusak air agar dapat mencegah bencana itu terulang kembali atau mengurangi dampak akibat bencana pada masa yang akan datang, maka diperlukan strategi evaluasi dampak banjir dan kekeringan. Adapun rencana pengelolaan SDA yang akan dilaksanakan adalah :

a. Koordinasi antar sektor dilakukan secara berkesinambungan

b. Membentuk lembaga (struktural) yang menangani bencana di Kab./Kota

45 3.4.4 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat, Swasta dan

Pemerintah

Selain pemerintah, para pelaku di bidang SDA yang lain seperti swasta dan masyarakat, harus lebih diberdayakan dan ditingkatkan perannya dalam pembangunan SDA sehingga kerjasama yang lebih bersinergi yang dapat meningkatkan efektivitas, efesiensi, produktivitas dan keadilan dalam pembangunan SDA dapat tercapai.

Dalam rangka pengelolaan SDA diperlukan pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta dan pemerintah, sehingga dapat meningkatkan prakarsa dan peran masyarakat dalam pengelolaan SDA, meningkatkan peran swasta dalam pengelolaan SDA tanpa mengorbankan kepentingan publik serta menyiapkan kelembagaan pemerintah dalam rangka desentralisasi, demokratisasi dan privatisasi untuk sinergi dan penyelesaian konflik. Strategi pengelolaan SDA yang dilaksanakan pada aspek ini adalah

sebagai berikut:

a. Pembentukan unit kerja pengelolaan sistim informasi di tiap Kabupaten / Kota dan Propinsi

b. Pelatihan Staf dalam pengelolaan Data dan informasi

c. Validasi dan pembaharuan informasi dan data dasar, infrastruktur dan informasi lainnya di setiap unit kerja Kabupaten / Kota.

d. Kegiatan Monitoring & Evaluasi serta peningkatan pelayanan dan penyediaan sistim Informasi SDA

3.4.5 Peningkatan Keterbukaan dan Ketersediaan Data serta Informasi dalam Pengelolaan SDA

Sebagai bagian dari upaya untuk mendorong demokratisasi dalam pengelolaan SDA, keterbukaan dalam proses pengelolaan SDA dalam setiap tahap perlu ditingkatkan. Untuk ini harus tersedia akses yang seluas-luasnya bagi para pelaku untuk ikut berperan dalam program-program pengelolaan SDA yang dilaksanakan. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan dan informasi tentang SDA termasuk data dan informasi hidrologi yang lebih memadai, akurat, tepat waktu dan berkelanjutan.

Untuk menjadikan pengelolaan SDA sebagai proses yang terbuka bagi publik dalam keseluruhan tahapannya dan meningkatkan ketersediaan data dan informasi SDA yang akurat, tepat waktu dan berkelanjutan, maka diperlukan strategi sebagai berikut:

a. Pelatihan pengelolaan SDA dengan bimbingan dan pendampingan.

b. Peningkatan kesadaran dalam upaya kesehatan lingkungan dan parasarana SDA

c. Mendorong pembentukan kelembagaan / masyarakat pengelola SDA di tiap-tiap Daerah

d. Pelibatan masyarakat dalam upaya konservasi dengan bantuan bibit, bimbingan teknis konservasi.

e. Sosialisasi dan Pemahaman Undang-Undang SDA dan Peraturan Pemerintah yang menyertainya

f. Kegiatan Monitoring & Evaluasi serta pengembangan tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan SDA

46

BAB IV

KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SDA WILAYAH SUNGAI PULAU LOMBOK

Kebijakan operasional adalah arahan pokok untuk melaksanakan strategi pengelolaan sumber daya air yang telah ditentukan. Kebijakan operasional pegelolaan sumber daya air pada dasarnya merupakan ketentuan yang telah disepakati dan ditetapkan oleh pemerintah untuk dijadikan pedoman, pegangan dan petunjuk bagi instansi pelaksana dalam upaya merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air.

Dengan mengacu pada arah kebijakan nasional dan memperhatikan kajian terhadap isu-isu utama yang ada di WS Pulau Lombok serta analisis atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap pengelolaan SDA, disusunlah kebijakan operasional pengelolaan sumber daya air di WS Pulau Lombok yang akan menjadi pedoman dalam penyusunan agenda pengelolaan SDA selama 20 tahun ke depan (2010-2030), sebagai penjabaran pelaksanaan misi dalam rangka mewujudkan visi pengelolaan SDA yang telah disepakati bersama.

4.1 Konservasi Sumber Daya Air

Konservasi SDA merupakan upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya air, pengawetan air dan pengendalian pencemaran air dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber air disesuaikan dengan undang-undang.

Kebijakan Operasional Pengelolaan Sumber Daya Air pada aspek Konservasi SDA di WS Pulau Lombok diarahkan untuk dapat :

1. Meningkatkan dan memulihkan ketersediaan air untuk kemanfataan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang.

2. Meningkatkan dan memulihkan kualitas air untuk memenuhi kebutuhan air baik bagi generasi sekarang maupun akan datang.

3. Memulihkan dan mempertahankan daya dukung lingkungan SDA untuk menjamin ketersediaan air guna memenuhi kebutuhan generasi sekarang maupun yang akan datang.

4.1.1 Perlindungan dan Pelestarian SDA.

a. Melakukan penghijauan di awal musim hujan

b. Rehabilitasi hutan 73.940 ha tersebar di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur

c. Kerjasama daerah provinsi/kabuaten/kota dalam rehabilitasi hutan d. Pengembangan HKM (hutan kemasyarakatan)

e. Penerapan Perda Pengelolaan Jasa Lingkungan di seluruh WS f. Melibatkan semua unsur masyarakat dalam konservasi

g. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam usaha konservasi h. Rehabilitas lahan seluas 23.127 ha tersebar di Lombok Barat, Lombok

Tengah dan Lombok Timur

i. Sosialisasi pemanfaatan lahan dengan tanaman produktif kepada masyarakat

j. Pengembangan wanatani

k. Diversifikasi tanaman produktif (tanaman umur panjang) l. Pengembangan hutan rakyat

47 m. Penetapan kawasan resapan air dan daerah tangkapan air

n. Pemberdayaan peran masyarakat dalam pelestarian fungsi resapan air dan daerah tangkapan air melalui penyuluhan dan kegiatan lain dengan capaian target 100%

o. Penanaman/pengembangan jenis tanaman penahan dan penangkap air dipinggir sungai

p. Perda Pengelolaan Wilayah Sungai Terpadu 4.1.2 Pengawetan Air

a. Perda tentang sumur resapan

b. Adanya pelatihan teknis bagi masyarakat dalam pembuatan biopori dan sumur resapan

c. Sosialisasi penyadaran tentang sumur resapan dan biopori bagi masyarakat

d. Adanya teknologi pengolahan air hujan menjadi sumber air bersih e. Menerapkan tarif penggunaan air yang bersifat progresif

f. Mencegah kehilangan atau kebocoran air pada sumber air, pipa atau saluran transmisi, instalasi pengolahan air, jaringan distribusi

g. Sosialisasi penyadaran hemat air

h. Adanya perubahan teknologi tanam yang konvesional menjadi hemat air (pola tanam padi SRI – System of Rice Intensification)

i. Pengembangan teknologi irigasi mikro

j. Penetapan peraturan tentang penggunaan air tanah k. Perizinan pemanfaatan air tanah

l. Pembatasan penggunaan air tanah m. Penegakan Perda tentang peruntukan air

4.1.3 Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air.

a. Pembuatan Perda Baku Mutu Air

b. Sosialisasi sistem pengolahan limbah rumah tangga dan industri c. Pemberian sangsi bagi pembuang limbah ke sungai

d. Sosialisasi penyadaran bagi masayakarat terhadap penurunan kualitas air

e. Perda tentang sampah

f. Penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai atau saluran

g. Pemberdayan masyarakat dalam pengolahan limbah rumah tangga dan industri

h. Pengembangan teknologi pengolahan limbah i. Penegakan hukum bagi yang melanggar.

4.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air

Pendayagunaan SDA merupakan upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan, pengembangan dan pengusahaan Sumber Daya Air secara optimal agar berhasil guna dan berdaya guna.

Kebijakan Operasional Pengelolaan Sumber Daya Air pada aspek Pendayagunaan SDA di WS Pulau Lombok diarahkan untuk dapat :

1. Memberikan prioritas pada kebutuhan pokok penduduk akan air secara adil untuk kehidupan yang sehat, bersih dan produktif.

2. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyediaan serta penggunaan air irigasi untuk mendukung produksi pangan.

48 3. Melaksanakan pendayagunaan SDA untuk mendukung perkembangan ekonomi dengan mempertimbangkan kepentingan antar sektor dan dampak jangka panjang.

4.2.1 Penatagunaan Sumber Daya Air

a. Rehabilitasi jaringan penyedia air yang rusak

b. Pembangunan sarana dan prasarana penyedia air (embung, bendungan)

c. Peningkatan dan pemeliharaan sarana & prasarana yang ada d. Memantau dan mengevaluasi pengambilan air pada sumber air e. Meningkatkan koordinasi stakeholder pemakai air

f. Pemberian sangsi bagi yang melakukan pencurian air 4.2.2 Penyediaan Sumber Daya Air

a. Membuat saluran interkoneksi dari DAS surplus ke DAS minus

b. Melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan waduk secara rutin dan berkala sesuai stándar.

c. Mengutamakan penyediaan air untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari (kebutuhan air baku) dan irigasi bagi pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada

4.2.3 Penggunaan Sumber Daya Air

a. Mensosialisasikan gerakan hemat air

b. Melakukan penghematan penggunaan air melalui rasionalisasi irigasi dengan pemberian air sesuai dengan umur tanaman, seperti teknik budidaya pertanian hemat air (padi SRI = System of Rice Intensification)

c. Menyusun peraturan perundangan air tanah di tingkat operasional d. Menyusun peraturan perundangan tentang penggunaan air yang saling

menunjang antara air permukaan dan air tanah dengan memprioritaskan penggunaan air permukaan

e. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas penggunaan sumber daya air

4.2.4 Pengembangan Sumber Daya Air

a. Pengembangan sistem irigasi dari tadah hujan menjadi teknis b. Pembangunan embung, bendungan dan saluran interkoneksi c. Penerapan dan pengembangan teknologi pertanian.

d. Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah secara terpadu dalam pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai dengan upaya pencegahan terhadap kerusakan air tanah

4.2.5 Pengusahaan Sumber Daya Air

a. Menetapkan kriteria sumber daya air yang dapat dilakukan pengusahaan.

b. Melakukan pengusahaan sumber daya air setelah terpenuhinya keperluan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari dan pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah ada.

c. Melakukan pengusahaan sumber daya air dari daerah surplus ke daerah defisit melalui saluran interbasin

4.3 Pengendalian Daya Rusak Air

Daya rusak air di WS P. Lombok dapat berupa banjir, kekeringan, erosi dan sedimentasi, longsoran tanah, perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi dan fisika air, terancamnya kepunahan jenis tumbuhan atau satwa atau wabah

49 penyakit. Hal tersebut telah banyak menimbulkan kerugian baik yang terhitung maupun yang tak terhitung.

Kebijakan Operasional Pengelolaan Sumber Daya Air pada aspek Pengendalian Daya Rusak Air di WS Pulau Lombok di arahkan untuk :

a. Mengamankan daerah produksi pangan dan permukiman dari bencana banjir.

b. Memulihkan ekosistem dari kerusakan akibat daya rusak air.

c. Meningkatkan kesiapan dan kewapadaan masyarakat menghadapi bencana banjir dan daya rusak lainnya.

4.3.1 Pencegahan Bencana Alam

a. Penetapan peta zona rawan bencana (banjir, kekeringan, tanah longsor dan abrasi pantai)

b. Pembagunan sarana & prasarana pengendali banjir di 11 titik rawan banjir

c. Sosialisasi kepada masyarakat sistem penyelamatan bagi yang tinggal di daerah rawan bencana

d. Meningkatkan peralatan dini yang ada serta menambah pemasangan peralatan peringatan dini pada daerah rawan bencana

e. Penanaman hutan pantai (mangrove, waru, pandan dll) 4.3.2 Penanggulangan Bencana Alam

a. Pembentukan instituís terkait O & P sungai b. Melaksanakan O & P sesuai pedoman O & P

c. Memperkuat institusi agar penggalian golongan C terkendali d. Perundang-undangan tentang Golongan C

e. Melokalisir daerah penambangan pasir

f. nventarisasi, studi dan desain pada lokasi rawan bencana sebagai bagian dari program struktural pengendalian & pencegahan bencana pada 9 titik

g. Sosialisasi dan penyuluhan tentang sempadan sungai dan pantai 4.3.3 Pemulihan Bencana Alam.

a. Peraturan sistem pemulihan pasca bencana

b. Tindakan pemulihan daya rusak memprioritaskan pemulihan kembali fungsi sarana dan prasarana guna pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari

c. Mengintensifkan tupoksi dari lembaga (struktural) penanganan bencana.

4.4 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat, Swasta dan Pemerintah

a. Menjadikan pengelolaan Sumber Daya Air sebagai proses yang terbuka bagi publik dalam keseluruhan tahapannya

b. Menciptakan sistem basis data dan utilitas untuk pelayanan informasi serta konsistensi penyediaan informasi yang akuntabel

c. Terbentuknya lembaga terpadu yang menangani informasi sda

d. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi Sumber Daya Air yang akurat, tepat waktu dan berkelanjutan

e. Penyediaan peralatan untuk mempermudah akses informasi Sumber Daya Air.

50 4.5 Peningkatan Keterbukaan dan Ketersediaan Data dan Informasi

a. Pelatihan pengelola SDA

b. Pelatihan partisipatif dalam perencanaan dan pengelolaan meliputi aspek konservasi, pendayagunaan dan pengendalian daya rusak air

c. Penyiapan Peraturan perundang-undangan d. Sekolah lapang tentang iklim

e. Peningkatan peran swasta dalam pengelolaan sumber daya air melalui CSR (Corporate Social Responsibility).

Pola pengelolaan sumber daya air masing-masing skenario dan aspek pengelolaan sda disajikan pada Lampiran Matriks Kebijakan Operasional serta Lampiran Peta Tematik berikut ini :

51

Aspek Konservasi Sumber Daya Air

No Aspek Konservasi Hasil Analisis Sasaran/Target

Strategi

Kebijakan Operasional

Lembaga Jangka Pendek

(2010-2015)

Jangka Menengah (2015-2020)

Jangka Panjang (2020-2030) 1. Perlindungan dan

Pelestarian Sumber Air

Penurunan luas hutan dan pengelolaan yang tidak mengindahkan kaidah konservasi

Penghutanan kembali dan pengelolaan hutan harus dengan kaidah konservasi

· Rehabilitasi hutan kritis dengan capaian 25%

· Pembuatan Perda Rehabilitasi Hutan di Kabupaten/Kota/Provinsi

· Rehabilitasi hutan kritis dengan capaian kritis 50%

· Rehabilitasi hutan kritis dengan capaian 100%

· Melakukan penghijauan di awal musim hujan

· Rehabilitasi hutan tahap III seluas 36.973 ha tersebar di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur

· Kerjasama daerah

provinsi/kabuaten/kota dalam rehabilitasi hutan

· Pengembangan HKM (hutan kemasyarakatan)

· Penerapan Perda Pengelolaan Jasa Lingkungan di seluruh WS

Dinas Kehutanan, Perkebunan, BP DAS, BWS, PU, Pertanian, Pemda

Perubahan luas tutupan lahan sehingga terjadi peningkatan erosi dan sedimentasi

Mengurangi laju erosi dan sedimentasi

· Penyuluhan dan gerakan penghijauan ke semua masyarakat dengan tingkat pencapaian 25%

· Program Penghijauan dan reboisasi

· Penyuluhan dan gerakan penghijauan ke semua masyarakat dengan tingkat pencapaian 50%

· Program Penghijauan dan reboisasi

· Penyuluhan dan gerakan penghijauan ke semua masyarakat dengan tingkat pencapaian 100%

·

· Melibatkan semua unsur masyarakat dalam konservasi

· Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dalam usaha konservasi

Dinas Kehutanan, Perkebunan, BP DAS, BWS, PU, Pertanian, Pemda

Luasnya lahan kritis Pemanfaatkan lahan kritis menjadi lahan produktif diluar kawasan hutan (budidaya)

Rehabiltasi dan Koservasi hutan

· Rehabilitasi lahan kritis dengan capaian 25%

· Rehabilitasi lahan kritis dengan capaian kritis 50%

· Rehabilitasi lahan kritis dengan capaian 100%

· Rehabilitas lahan seluas 11.564 ha tersebar di Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur

· Sosialisasi pemanfaatan lahan dengan tanaman produktif kepada masyarakat

· Pengembangan wanatani

· Diversifikasi tanaman produktif (tanaman umur panjang)

· Pengembangan hutan rakyat

Dinas Kehutanan, Perkebunan, BP DAS, BWS, PU, Pertanian, Pemda

Penurunan debit mata air Peningkatan debit mata air

· Perlindungan dan pemeliharaan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air dengan pencaaian 30% dari seluruh WS

· Perlindungan dan pemeliharaan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air dengan pencaaian 60% dari seluruh WS

· Perlindungan dan pemeliharaan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air dengan pencaaian 100% dari seluruh WS

· Penetapan kawasan resapan air dan daerah tangkapan air

· Pemberdayaan peran masyarakat dalam pelestarian fungsi resapan air dan daerah tangkapan air melalui penyuluhan dan kegiatan lain dengan capaian target 100%

· Penanaman/pengembangan jenis tanaman penahan dan penangkap air dipinggir sungai

· Penerapan Perda Pengelolaan Wilayah Sungai Terpadu

Dinas Kehutanan, Perkebunan, BP DAS, BWS, PU, Pertanian, Pemda, BLHP

2 Pengawetan air Air terbuang pada saat hujan berlebih

Tersimpannya air yang berlebih saat hujan Pembuatan sumur resapan dan biopori

· Pembuatan sumur resapan sampai tingkat desa dengan pencaaian 30% dari seluruh WS

· Pembuatan sumur resapan sampai tingkat desa dengan pencaaian 60% dari seluruh WS

· Pembuatan sumur resapan sampai tingkat desa dengan pencaaian 100% dari seluruh WS

· Penyusunan Perda tentang sumur resapan

· Adanya pelatihan teknis bagi masyarakat dalam pembuatan biopori dan sumur resapan

· Sosialisasi penyadaran tentang sumur resapan dan biopori bagi masyarakat

· Adanya teknologi pengolahan air hujan menjadi sumber air bersih

Bappeda, BWS, Dinas PU, Pertanian, Pemda

Pemakaian air yang boros Penghematan air · Sosialisasi dan implementasi gerakan hemat air dengan pencapaian 25% dari seluruh masyarakat di WS

· Sosialisasi dan implementasi gerakan hemat air dengan pencapaian 50% dari seluruh masyarakat di WS

· Sosialisasi dan implementasi gerakan hemat air dengan pencapaian 100%

dari seluruh masyarakat di WS

· Menerapkan tarif penggunaan air yang bersifat progresif

· Mencegah kehilangan atau kebocoran air pada sumber air, pipa atau saluran transmisi, instalasi pengolahan air, jaringan distribusi

· Sosialisasi penyadaran hemat air

· Rasionalisasi irigasi dari sistem tanam konvesional menjadi hemat air (pola tanam padi SRI)

BWS, Dinas PU, Pertanian, Pemda

TABEL 4.1 KEBIJAKAN OPERASIONAL POLA PENGELOLAAN SDA WS. PULAU LOMBOK Skenario I : Pertumbuhan Ekonomi Rendah

Dokumen terkait