• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selama Konstruksi

PEMBERI TUGAS KONSULTAN KONTRAKTORPROSEDUR PERMOHONAN KERJA

C. Aktivitas Pelaksanaan Supervisi (Aspek Umum Pengawasan)

2. Selama Konstruksi

Selama pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan melaksanakan aktivitas supervisi konstruksi pada umumnya mencakup kegiatan-kegiatan :

- Evaluasi dan kaji ulang terhadap jadwal pelaksanaan konstruksi yang telah disusun oleh kontraktor, sehingga ketepatan waktu pelaksanaan dapat dikendalikan.

- Meneliti dan mengevaluasi semua usulan rencana kerja dan dokumen- dokumen yang berhubungan dengan implementasi proyek dan pekerjaan konstruksi yang diserahkan kontraktor untuk disetujui.

- Melakukan pengecekan dan evaluasi terhadap aktivitas kontraktor apakah telah sesuai dengan jadwal dan rencana kerja yang telah disetujui.

- Mengoptimasikan volume dan biaya pelaksanaan konstruksi agar diperoleh biaya pekerjaan yang paling ekonomis.

- Meneliti gambar konstruksi dan perhitungan yang disiapkan oleh kontraktor.

- Menyiapkan format Laporan Harian, Mingguan, Bulanan dan Check List Pengawasan Pekerjaan, dalam hal ini dapat diterapkan Rencana Mutu Pekerjaan (RMP) atau disebut juga Rencana Mutu Kontrak (RMK). Format Laporan-laporan tersebut dapat dilihat pada Lampiran.

- Menyediakan formulir (request) untuk pengajuan atas pelaksanaan setiap item pekerjaan yang akan dilaksanakan.

- Menetapkan pemeriksaan secara periodik dan cara kerja test bahan konstruksi dan mengevaluasi hasil tesnya, memberi rekomendasi persetujuan bahan bangunan yang digunakan sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan dalam kontrak.

- Memberikan saran dan persetujuan terhadap jadwal pengadaan dan jumlah bahan konstruksi yang diusulkan oleh Kontraktor.

- Memberikan saran atas gudang dan cara-cara penyimpanan bahan konstruksi untuk menjaga kualitas bahan, diantaranya penyimpanan semen, besi beton dan sebagainya.

- Menolak bahan/material, peralatan dan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan.

- Meneliti dan menginspeksi kualitas material/bahan dan peralatan yang dipakai oleh kontraktor.

- Memeriksa spesifikasi teknis untuk setiap kegiatan pelaksanaan konstruksi.

- Mengevaluasi dan meneliti pekerjaan tambah/kurang jika diperlukan, termasuk pengawasan terhadap tambahan pekerjaan penyelidikan dan penelitian lapangan.

- Memberikan pengarahan pada rencana pengadaan dan kuantitas dari bahan konstruksi.

- Melakukan inspeksi ke pabrik penyalur bahan konstruksi dan peralatan jika diperlukan.

- Pengawasan yang teliti dalam pelaksanaan konstruksi.

- Bersama-sama Pelaksana Fisik (Kontraktor) dan Direksi/yang mewakili melakukan pengukuran dan menyepakati hasil pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak pelaksanaan fisik.

- Mencatat semua hasil pengukuran besaran/volume pekerjaan yang diperlukan untuk pembayaran dengan menggunakan formulir yang lazim dan disetujui oleh Direksi.

- Melaporkan kepada Direksi atas setiap persoalan yang timbul dan potensial sehubungan dengan kontrak dan memberikan pilihan/alternatif cara penyelesaiannya. Persoalan tersebut dapar berupa kemungkinan anggaran yang tidak mencukupi, kemungkinan terlambat, kualitas yang tidak dipenuhi.

- Menelaah semua tuntutan pembayaran tambahan atau perpanjangan waktu yang diajukan oleh Kontraktor dan memberi saran/pendapat kepada Direksi.

- Terhadap Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan isi SPK atau Surat Perjanjian Kontrak (SPK) dikenakan sanksi atau teguran atau peringatan. Sebelum teguran dikeluarkan, Konsultan membuat surat pemberitahuan/instruksi kepada Kontraktor dan tembusan kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja. Apabila Kontraktor tidak melaksanakan isi surat pemberitahuan/instruksi dari Konsultan, maka Pengguna Jasa/Pemberi Kerja akan mengeluarkan Surat Teguran I. Apabila Surat Teguran I tidak dilaksanakan oleh Kontraktor dalam waktu 3 (tiga) hari kerja, maka Konsultan membuat rekomendasi kepada Pengguna Jasa/Pemberi Kerja untuk dikeluarkan Surat Teguran II.

- Mengevaluasi usulan dokumen pembayaran bulanan yang diajukan oleh kontraktor.

- Melakukan pemeriksaan dan memberikan saran/pendapat atas pekerjaan Pelaksanaan Fisik yang telah selesai secara lengkap untuk dapat dinyatakan diterima oleh Direksi, guna menetapkan dimulainya masa pemeliharaan.

- Mengadakan telaah dan saran/pendapat penanganan atas kelainan-kelainan yang mungkin terjadi selama masa pemeliharaan.

- Memeriksa gambar terlaksana (as-build drawing) kontraktor.

- On the job training kepada staff proyek dalam pelaksanaan kegiatan supervisi konstruksi.

- Menyiapkan sertifikat pembayaran prestasi pekerjaan yang diperlukan Kontraktor untuk mengajukan permintaan angsuran pembayaran atas hasil kerja termasuk penyediaan material. Angsuran ini harus didasarkan pada jumlah yang disetujui dalam rapat yang diselenggaran setiap akhir bulan antara Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Direksi Lapangan. Sertifikat pembayaran prestasi ini harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk pelaksanaan pemeriksaan akhir.

Penjabaran lebih lanjut terhadap pelaksanaan supervisi konstruksi tersebut diuraikan dalam penjelasan berikut :

6 - 17

a. Evaluasi Jadwal Kerja Kontraktor

Team supervisi akan mengevaluasi rencana kerja (Schedule) kontraktor untuk disesuaikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi seperti waktu yang tersedia, kondisi cuaca, ketersediaan peralatan, ketersediaan tenaga kerja dan material. Selain itu urutan-urutan pekerjaan juga harus diperhatikan di dalam penyusunan rencana kerja yang akan dimintakan persetujuan ke Pengguna Jasa/Pemberi Kerja yang nantinya dapat dipakai sebagai dasar rencana kerja secara keseluruhan agar dapat diperoleh cara kerja yang efektif dan efisien.

Jadwal Kerja Kontraktor yang dibuat juga tidak terlepas dari pedoman dasar yang telah dibuat yakni Rencana Konstruksi (Construction Plan).

Monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja ini harus terus menerus dilakukan untuk dapat tercapainya jadwal seperti yang diinginkan. Pada evaluasi jadwal kerja ini dapat dilakukan revisi-revisi dan perubahan atau pembaharuan apabila timbul keterlambatan pelaksanaan, untuk dapat dikejar dari sisa waktu yang telah disediakan.

b. Evaluasi Perhitungan dan Gambar Konstruksi

Team supervisi akan mengevaluasi analisis perhitungan selama desain atau desain rehabilitasi, serta gambar rencana konstruksinya sebelum kontraktor memulai pelaksanaannya. Evaluasi ini dilakukan agar dalam pelaksanaannya sudah tidak ada kesalahan, baik daftar keamanan konstruksi, efisiensi biaya maupun kelayakan konstruksi. Tidak menutup kemungkinan pada tahapan evaluasi ini akan dilakukan koreksi, revisi modifikasi desain, agar didapatkan hasil yang lebih baik.

Team supervisi akan selalu melakukan koordinasi dengan Direksi, dan Supervisi Konstruksi Pembangunan Bendung dan Jaringan Irigasi D.I.

Tonggauna untuk mendapatkan persetujuan hasil evaluasi.

c. Tes Material

Team supervisi, selain melaksanakan pengawasan pekerjaan lapangan secara visual, juga akan melakukan pengawasan kualitas material di laboratorium. Pengawasan ini dimaksudkan agar seluruh material yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan persyaratan seperti yang diuraikan di dalam dokumen kontrak, khususnya spesifikasi teknik. Teknisi laboratorium beserta Supervisor Konstruksi akan memonitor pekerjaan- pekerjaan laboratorium seperti analisa test, gradasi material, test stability,

agregat, dan test-test laboratorium lainnya.

d. Evaluasi Kualitas dan Kuantitas Pekerjaan

Koordinator Pengawas supervisi akan secara rutin dan terus-menrus melakukan pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan kontraktor.

Dalam pengawasan kualitas pekerjaan, konsultan akan melakukan checking terhadap metodologi pelaksanaan, kualitas bahan-bahan dan campuran yang dilakukan.

Untuk beberapa pekerjaan khususnya konsultan akan meminta kepada kontraktor untuk melakukan test material maupun test laboratorium untuk mengetahui kekuatan material. Dan selanjutnya konsultan akan mengevaluasi hasil test laboratorium tersebut.

Sampling kualitas bahan yang telah disetujui hendaknya disimpan di kantor lapangan Kontraktor untuk digunakan sebagai monitoring visual atas bahan- bahan konstruksi yang akan digunakan

Sedangkan untuk pengawasan kuantitas pekerjaan, konsultan supervisi akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

- melakukan pemeriksaan kuantitas material

- melakukan pemeriksaan terhadap pengukuran yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan konstruksi (joint measurement).

e. Supervisi Konstruksi

Pengawasan merupakan bagian pokok dari program kerja konsultan yakni berupa monitoring secara kontinyu segala pekerjaan kontraktor serta hasilnya. Metode pelaksanaan kerja kontraktor dimonitor agar sesuai dengan persyaratan yang dikehendaki di dalam spesifikasi, dan apabila terdapat cara pelaksanaan yang menyimpang dari ketentuan yang ada, kontraktor harus dapat menjelaskan dan memberikan argumentasi bahwa metode pekerjaan yang diterapkan tidak akan mengurangi kualitas pekerjaan. Inspektor ataupun anggota team supervisi yang lain akan membuat laporan harian mengenai pelaksanaan konstruksi, tenaga kerja yang ada, peralatan yang dipakai, estimasi kuantitas hasil pekerjaan dan bilamana perlu konsep dan sket gambar serta ukuran, serta total kuantitas, kondisi cuaca serta kondisi lokasi pekerjaan.

Pekerjaan pengawasan akan dilakukan secara teliti dan terkendali untuk

6 - 17

masing-masing item pekerjaan dengan menggunakan prosedur pengawasan yang lazim digunakan dan dengan menggunakan tata cara dan flow chart yang berlaku. Pengawasan detail akan dilakukan terhadap pekerjaan utama.

Selama kontraktor melaksanakan pekerjaan, team supervisi akan selalu memonitor mengenai pembuatan profil konstruksi (Uitzet), pengukuran- pengukuran awal, kualitas material, pemadatan, kadar air material, gradasi material, pekerjaan shoulder (bahu jalan), saluran tepi dan lain-lain. Team supervisi akan secara bersama memonitor, memberikan saran-saran teknis apabila diperlukan dan tindakan alternatif yang biasa ditempuh apabila terdapat kesulitan-kesulitan pelaksanaan pekerjaan. Untuk pekerjaan struktur akan dilakukan monitoring terhadap kestabilannya, pelaksanaan campuran dan komposisi campuran dan lain-lain.

Hasil pemantauan pekerjaan akan selalu dicatat dalam catatan Buku Harian Lapangan (BHL) yang dilakukan baik pada saat awal, selama dan setelah pekerjaan dilaksanakan. Pengukuran kuantitas hasil pekerjaan akan dilakukan bersama-sama Konsultan, Kontraktor dan pihak Pengguna Jasa/Pemberi Kerja dimana pengukuran ini dilakukan setelah pekerjaan tersebut dan dapat diterima baik dari segi hasil pekerjaan (performance) maupun mutu, pelaksanaan pekerjaan. Prosedur pembayaran yang dilakukan akan mengikuti ketentuan yang disebutkan didalam dokumen kontrak, terutama menginduk pada spesifikasi (persyaratan khusus) atau pada buku dokumen Kontrak fisik. Bagan alir (flow chart) Proses Pengawasan Pekerjaan disajikan pada Gambar 6.4. dan Bagan Alir Kerja Lapangan team supervisi disajikan pada Gambar 6.5.

Tahapan dan Prosedur pengawasan dan pelaksanaan supervisi konstruksi untuk berbagai jenis kegiatan pekerjaan lapangan adalah sebagai berikut:

1). Pre Construction Meeting

Penyelenggaraan pre construction meeting, dimaksudkan untuk mempelajari lebih dalam hal-hal yang kurang atau tidak jelas tentang isi dokumen kontrak beserta kelengkapannya serta penjelasan dari kontraktor atas Rencana Mutu Pekerjaan (RMP) atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dianggap belum jelas. Dengan demikian keraguan atau beda pendapat dalam penafsiran pasal-pasal dokumen kontrak dapat dihindari, demikian pula ketidak jelasan tentang Rencana Mutu Pekerjaan (RMP) atau Rencana Mutu Kontrak (RMK) yang dibuat oleh kontraktor dapat dipahami sehingga terdapat kesamaan dalam pemahaman. Disamping itu dalam pertemuan tersebut kontraktor diminta untuk menjelaskan program kerja pelaksanaan, struktur organisasi kerja di lapangan dan mekanisme kerja, efisiensi dan

pekerjaan yang akan diserahkan kepada sub-kontraktor.

Dalam membuat RMP atau RMK kontraktor sekurang-kurangnya menjelaskan tentang uraian singkat pekerjaan, organisasi pelaksana kontraktor, rencana kerja pelaksanaan oleh kontraktor dilengkapi dengan bagan alurnya, standar prosedur dan standar desain yang akan digunakan, inspeksi dan test yang akan dikerjakan.

2). Pekerjaan Persiapan

Dalam pekerjaan persiapan ini, Konsultan akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan kontraktor menyangkut :

 Penyiapan Kantor Lapangan Kontraktor, termasuk system sanitasi, penerangan, gudang penyimpanan material konstruksi dan bengkel peralatan.

 Ruang kerja pengawas (Direksi keet)

 Penyiapan papan nama proyek.

 Penyiapan jalan kerja dan bangunan sementara.

 Mobilisasi peralatan dan SDM.

 Penyiapan gambar kerja.

 Pengadaan dan pengujian bahan konstruksi.

3). Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Uitzet)

Pekerjaan pengukuran ini dilakukan baik untuk pengukuran ulang maupun pengukuran tambahan untuk memperoleh gambaran yang lebih realistis atas keadaan lapangan kondisi terakhir. Sebelum melaksanakan pengukuran, kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan untuk memulai pekerjaan.

Kontraktor harus memelihara benchmark (BM) yang telah ditunjuk dan bilamana diperlukan harus membuat penambahan patok-patok tetap sebagai patok bantu dalam melakukan kegiatan pengukuran.

Kegiatan pengecekan patok benchmark serta kegiatan pengukuran, termasuk metode perhitungan hasil ukur maupun hasil gambar harus dilakukan sesuai dengan pedoman atau standar prosedur pengukuran yang berlaku dan disetujui.

Selanjutnya hasil dari pengukuran ini akan digunakan untuk pembuatan Gambar Kerja serta pembuatan Mutual Check 0% (MC–0).

4). Pembuatan dan Pemeriksaan Gambar Kerja

6 - 17

Yang dimaksud dengan Gambar Kerja adalah gambar dari bagian- bagian disain konstruksi yang dibuat lebih jelas dengan skala gambar yang lebih besar, sehingga dapat memperlihatkan bagian-bagian yang terkecil, yang harus dikerjakan dan dapat digunakan secara langsung sebagai tuntunan para tenaga kerja trampil untuk melaksanakan pekerjaannya.

Gambar Kerja yang dibuat harus mengikuti ketentuan atau mengacu pada pedoman membuat gambar teknik yang berlaku (bentuk simbul- simbul gambar, ukuran huruf dan angka, maupun tanda-tanda lainnya).

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Gambar Kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan.

5). Penyiapan Buku Harian Lapangan, Buku Pengawasan

Yang dimaksud dengan Buku Harian Lapangan (BHL) adalah buku yang disediakan oleh Kontraktor yang digunakan untuk mencatat kegiatan, peristiwa, kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan, yang terjadi setiap hari di lapangan pekerjaan.

Yang dimaksud dengan Buku Pengawasan adalah buku yang disediakan oleh Kontraktor yang digunakan oleh Pengawas Pekerjaan untuk mencatat kegiatan, peristiwa atau kejadian yang menyangkut pengawasan pekerjaan yang terjadi setiap hari di lapangan. Termasuk disini adalah pemberian petunjuk dan pengarahan dari Konsultan agar pelaksanaan pekerjaan benar-benar berlangsung sesuai dengan ketentuan dalam kontrak dan dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan.

Dalam Buku Harian, Kontraktor harus mencatat semua kegiatan, diantaranya adalah:

 Penerimaan material konstruksi

 Kegiatan pekerjaan konstruksi yang dilakukan

 Penggunaan alat-alat kerja

 Jumlah tenaga kerja

 Progres pekerjaan yang telah dicapai

 Kejadian-kejadian baik yang mengganggu maupun yang tidak mengganggu kegiatan lapangan

 Keadaan cuaca atau hari hujan

 Dan lain-lain kegiatan

Dalam Buku Pengawasan, Pengawas Pekerjaan/Konsultan akan

pengawasan dan pengendalian pekerjaan, diantaranya adalah:

 Persetujuan rencana kerja kontaktor yang rinci, metode pelaksanaan, setting out/uitzet, pekerjaan yang selesai dan memenuhi persyaratan.

 Petunjuk atau arahan bagi pelaksana pekerjaan, agar pelaksanaan pekerjaan atau mutu pekerjaan jangan sampai menyimpang.

 Teguran atau peringatan kalau terjadi penyimpangan atau keterlambatan.

 Penolakan terhadap bahan material yang akan digunakan atau hasil kegiatan yang tidak sesuai dengan persyaratan.

Disamping hal tersebut diatas, Konsultan akan menyiapkan format Laporan harian, Mingguan, Bulanan maupun checklist Pengawasan Pekerjaan untuk diisi oleh Kontraktor maupun Pengawas Pekerjaan, termasuk komentar Konsultan.

6). Monitoring dan Sistem Pelaporan

Monitoring kegiatan Kontraktor merupakan salah satu tugas utama Konsultan Supervisi agar pekerjaan konstruksi dapat berjalan sebagaimana ditetapkan dalam kontrak. Monitoring akan dilakukan diantaranya melalui sistem pelaporan agar berjalan sesuai dengan ketentuan dan standar isian yang telah ditentukan. Konsultan akan memberi perhatian khusus terhadap tingkat kecermatan informasi, ketepatan dan waktu pendistribusian laporan.

6). Pekerjaan Sementara atau Darurat

Konsultan supervisi akan melakukan pengawasan dan pengarahan kepada Kontraktor atas pekerjaan sementara atau darurat yang dilaksanakan.

Berbagai pekerjaan sementara yang mungkin terjadi diantaranya adalah:

 Pekerjaan dewatering atau pengeringan

 Pembuatan saluran pengelak

 Pembuatan tanggul pengelak/Coverdam

 Pembuatan/perbaikan jalan/jembatan

 Pembuatan kerangka penyangga atau perancah

 Dan lain-lain.

7). Penempatan dan Pengujian Bahan Konstruksi

Supervisi yang dilaksanakan Konsultan dalam kegiatan ini adalah agar

6 - 17

Kontraktor dalam menempatkan/menyimpan bahan konstruksi pada tempat yang memenuhi persyaratan, sebelum bahan tersebut digunakan yakni aman, tidak mengganggu lingkungan dekat dengan tempat penggunaan bahan tersebut dan terlindung dari gangguan hujan dan sebagainya.

Sedangkan pengujian bahan konstruksi dengan cara menerapkan tatacara dalam standar prosedur pengujian yang telah disepakati.

Bahan yang akan digunakan harus lulus dari pengujian mutu bahan dan hasil pengujian dicatat dan disimpan dengan baik dan tertib karena akan menjadi bagian dari bukti pelaksanaan pekerjaan.

8). Pemeriksaan dan Pemasangan Setting Out (Uitzet)

Konsultan akan melakukan supervisi terhadap pemasangan profil yang dibuat dari kayu dan papan, disekitar atau dekat dengan rencana tapak bangunan yang menunjukkan araah sumbu atau trase dari bangunan yang akan dibangun, dan atau kedudukan elevasi tertentu sebagai pembanding elevasi bangunan yang akan dibangun, serta menunjukkan rencana bentuk bangunannya.

Pemasangan setting out/uitzet ini didasarkan pada gambar situasi dan denah serta gambar potongan dari bangunan yang akan dibangun.

Kontraktor harus selalu memelihara kedudukan setting out/uitzet yang telah didirikan dan telah disetujui Pengawas Pekerjaan.

9). Pekerjaan Pondasi

Yang dimaksud dengan pekerjaan pondasi adalah konstruksi bangunan yang terletak dibagian bawah yang merupakan bangunan yang menyangga konstruksi diatasnya. Pada umumnya konstruksi pondasi terletak dibawah permukaan tanah.

Mengingat pada pekerjaan pengairan konstruksi pondasi banyak yang terletak dibawah permukaan air, maka Konsultan akan memberi perhatian tersendiri terhadap pembangunan pondasi yang terletak dibawah air.

Peletakan konstruksi pondasi harus benar-benar memperhatikan kondisi tanah setempat sesuai dengan hasil penyelidikan geoteknikal sebelumnya.

Apabila ditemui bahwa kondisi tanah untuk peletakan pondasi berbeda dengan hasil penyelidikan tanah sebelumnya, Kontraktor diwajibkan

tindakan seperlunya.

Bilamana diperlukan, Kontraktor harus membuat bangunan sementara yang dibutuhkan (misal: dewatering, tanggul sementara, dll).

Apabila ada penggalian tanah dan atau dewatering, Kontraktor harus menempatkan hasil galian dan pembuangan air sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lingkungan setempat.

Dilihat dari bentuk konstruksi pondasi, pada umumnya terdiri dari : trapezium, plat beton (bentuk T terbalik), tiang pancang, sumuran, tiang strauss. Sedangkan dari jenis konstruksinya, pada umumnya terdiri dari: pasangan batu kali, konstruksi beton bertulang, konstruksi beton siklup.

Untuk menjaga dan memelihara mutu pelaksanaan untuk setiap jenis konstruksi pondasi, Kontraktor harus melakukan tindakan :

Pondasi Pasangan Batu, mengikuti standar prosedur untuk:

Pembuatan campuran spesi

Penyusunan pasangan batu

Pondasi Konstruksi Plat Beton Bertulang, sesuai standar prosedur untuk:

Pembuatan campuran beton

Pengadukan campuran beton

Pengecoran beton

Pengujian mutu beton

Pembuatan cetakan beton

Pemasangan besi beton

Pembongkaran cetakan beton

Pemeliharaan beton setelah dicor.

Pondasi Tiang Pancang Beton, sesuai dengan prosedur untuk:

Pembuatan tiang pancang beton bertulang

Pengangkutan tiang pancang beton

Pemancangan tiang pancang beton

Pemasangan atau instalasi peralatan pancang

Penggunaan atau pengoperasian peralatan pancang

Pemotongan sisa tiang pancang

Uji beban tiang pancang

Pondasi Tiang Pancang Strauss Beton, sesuai dengan prosedur

6 - 17

untuk:

Pembuatan beton bertulang

Pembuatan sumuran dengan mesin bor

Standar prosedur penggunaan peralatan bor tanah

Pondasi Sumuran, sesuai dengan prosedur untuk :

Pembuatan sumuran dalam tanah

Pembuatan dinding sumuran

Pemasangan dinding sumuran ke dalam sumur tanah

Pembuatan dan pengecoran beton siklop

Penggunaan atau pengoperasian peralatan untuk pengangkatan dan pemasangan dinding sumuran.

10).Pekerjaan Galian Tanah

Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah penggalian tanah yang berada tidak didalam air, termasuk didalamnya galian tanah untuk penempatan suatu bangunan.

Pengawasan yang dilakukan Konsultan dalam tahap persiapan mencakup kegiatan:

 Melakukan pemeriksaan terhadap metode pelaksanaan yang disiapkan oleh Kontraktor, termasuk urutan dan jenis kegiatan yang akan dilakukan serta jadwal pelaksanaan pekerjaan.

 Melakukan pemeriksaan gambar kerja Kontraktor

 Memeriksa kesiapan peralatan Kontaktor yang akan dipakai untuk menggali, mengangkut dan membuang hasil galian (excavator, bulldozer, dumptruck, dll).

 Melakukan pemeriksaan setting out/uitzet.

 Memeriksa pekerjaan sementara (jika diperlukan).

 Memeriksa rencana lokasi tempat pembuangan hasil galian.

Selama pelaksanaan pekerjaan penggalian, Konsultan akan melakukan supervisi dengan berpedoman atas standar prosedur yang berlaku mencakup kegiatan:

 Galian tanah biasa, pasir atau lumpur

 Peledakan atau pemecahan batu, termasuk perijinan dari instansi terkait.

 Pengambilan dan pengangkutan hasil galian

 Pengoperasian masing-masing peralatan yang digunakan

 Penempatan hasil galian di tempat buangan.

 Kemajuan pekerjaan yang dilakukan dibandingkan dengan metode pelaksanaan yang telah disusun dalam tahap persiapan dan apabila terjadi keterlambatan, Kontraktor diminta untuk melakukan revisi

yang terjadi.

 Apabila pekerjaan penggalian dilakukan dengan tenaga manusia, Konsultan akan mengawasi agar tenaga yang dipekerjakan memang cukup terampil untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

 Hasil kerja penggalian harus sesuai dengan gambar kerja seperti yang telah direncanakan.

 Apabila pengangkutan hasil galian menggunakan jalan umum, Konsultan akan selalu mengawasi agar Kontraktor selalu memelihara jalan umum tersebut dan hasil galian tidak tercecer di jalan.

 Melakukan pemeriksaan terhadap Buku Harian Lapangan (BHL) yang dibuat oleh Kontraktor.

11).Pekerjaan Pengerukan

Pada dasarnya pekerjaan pengerukan merupakan pekerjaan penggalian tanah, namun mengingat sifatnya yang khusus yakni penggalian tanah yang berada didalam/dibawah permukaan air dan mempunyai tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Untuk itu Konsultan akan melakukan pengawasan yang lebih cermat.

Disamping pengawasan sebagaimana pelaksanaan penggalian tanah juga akan dilakukan pengawasan sebagai berikut :

 Pemilihan peralatan pengerukan (kapal keruk, excavator) harus dapat mendukung metode pelaksanaan pekerjaan yang seefisien mungkin.

 Pengujian bahan yang dikeruk

 Pengoperasian peralatan keruk (kapal keruk atau excavator) harus sesuai dengan standar prosedur yang berlaku.

 Pengoperasian peralatan lain yang mendukung pengerukan

 Pengangkutan lumpur atau pasir

 Pengukuran progress pengerukan

Untuk memelihara mutu proses pekerjaan, Konsultan akan melakukan supervisi mencakup hal-hal sebagai berikut :

 Agar Kontraktor selalu melakukan pemeliharaan terhadap peralatan keruk (excavator, kapal keruk) sesuai dengan manual OP peralatan tersebut.

 Pelaksanaan pengerukan agar dilakukan dari arah hilir ke hulu, bilamana pengerukan dilakukan dalam alur sungai. Bilamana pengerukan dilakukan di tempat terbuka seperti di muara sungai harus disesuaikan dengan arah arus gelombang laut yang terjadi.

 Bilamana menggunakan kapal keruk jenis hisap atau suction, maka :

Agar Kontraktor mengoperasikan kapal keruk sesuai dengan

Dokumen terkait