BAB VI PENAFSIRAN DATA HASIL PENELITIAN KUALITATIF 80
B. Langkah-Langkah Penafsiran Data
Langkah-langkah penafsiran data dengan menggunakan metode analisis komparatif dalam upaya penyusunan teori substantif. Penyusunan teori yang berasal dari data dapat dilakukan melalui analisis komparatif. Analisis komparatif adalah metode umum seperti halnya metode eksperimen dan statistik. Metode ini pada mulanya dikembangkan oleh Weber, Durkheim, dan Mannheim. Pada mulanya, analisis komparatif hanya digunakan untuk menganalisis satuan sosial berskala besar, seperti organisasi, bangsa, dan lembaga. Namun, yang jelas analisis komparatif dapat juga digunakan untuk satuan sosial berukuran besar maupun berukuran kecil.
1. Ketepatan Kenyataan
Pada tingkat faktual, bukti yang diperoleh dari suatu kelompok tertentu dapat digunakan untuk mengecek apakah bukti awal itu sudah benar. Ada pernyataan yang terkenal, yaitu: "apakah fakta itu benar benar fakta?". Jadi, fakta itu direplikasikan melalui perbandingan bukti-bukti dan dilakukan secara internal maupun secara eksternal, atau kedua-duanya Pada umumnya, para ahli sepakat bahwa replikasi itu merupakan ala yang ampuh untuk memvalidasikan fakta.
Pada dasarnya, peneliti menghendaki agar kenyataan yang diperoleh itu benar-benar secara pasti berupa kenyataan yang dicek berkali-kali. Bagaimanapun, kadang kala ketepatan bukti itu tidak sepenuhnya tercapai, namun hal itu tidak perlu dirisaukan. Hal itu karena dalam penyusunan teori bukan berdiri atas fakta, melainkan atas dasar kategori konseptual atau kawasan konseptualnya yang ditarik dari data itu. Suatu konsep dapat ditarik dari suatu fakta, kemudian menjadi salah satu sifat keumuman dari kemungkinan indikator-indikator, baik yang bertentangan maupun yang mengacu pada konsep. Indikator-indikator itu kemudian dicari melalui analisis komparatif.
Dalam menemukan teori, peneliti menarik kategori konseptual atau kawasannya dari kenyataan. Sesudah itu, kenyataan yang menjadi sumber munculnya kategori digunakan untuk mengilustrasikan konsep. Kenyataan itu tidak perlu terlalu tepat, namun konsep itu harus merupakan abstraksi teoretis yang relevan tentang apa yang sedang terjadi dalam bidang yang sedang ditelaah.
Sementara, kenyataan yang tepat itu berubah. Konsep hanya dispesifikasikan kembali di kemudian hari oleh tujuan dan teori yang melandasinya
2. Generalisasi Empiris
Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui analisis perbandingan ialah generalisasi suatu fakta. Ada beberapa pertanyaan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan hal itu.
Apakah hubungan seksual di antara anggota satu keluarga berlaku bagi seluruh masyarakat? Apakah seluruh perawat itu wanita? Pada
1. Ketepatan Kenyataan
Pada tingkat faktual, bukti yang diperoleh dari suatu kelompok tertentu dapat digunakan untuk mengecek apakah bukti awal itu sudah benar. Ada pernyataan yang terkenal, yaitu: "apakah fakta itu benar benar fakta?". Jadi, fakta itu direplikasikan melalui perbandingan bukti-bukti dan dilakukan secara internal maupun secara eksternal, atau kedua-duanya Pada umumnya, para ahli sepakat bahwa replikasi itu merupakan ala yang ampuh untuk memvalidasikan fakta.
Pada dasarnya, peneliti menghendaki agar kenyataan yang diperoleh itu benar-benar secara pasti berupa kenyataan yang dicek berkali-kali. Bagaimanapun, kadang kala ketepatan bukti itu tidak sepenuhnya tercapai, namun hal itu tidak perlu dirisaukan. Hal itu karena dalam penyusunan teori bukan berdiri atas fakta, melainkan atas dasar kategori konseptual atau kawasan konseptualnya yang ditarik dari data itu. Suatu konsep dapat ditarik dari suatu fakta, kemudian menjadi salah satu sifat keumuman dari kemungkinan indikator-indikator, baik yang bertentangan maupun yang mengacu pada konsep. Indikator-indikator itu kemudian dicari melalui analisis komparatif.
Dalam menemukan teori, peneliti menarik kategori konseptual atau kawasannya dari kenyataan. Sesudah itu, kenyataan yang menjadi sumber munculnya kategori digunakan untuk mengilustrasikan konsep. Kenyataan itu tidak perlu terlalu tepat, namun konsep itu harus merupakan abstraksi teoretis yang relevan tentang apa yang sedang terjadi dalam bidang yang sedang ditelaah.
Sementara, kenyataan yang tepat itu berubah. Konsep hanya dispesifikasikan kembali di kemudian hari oleh tujuan dan teori yang melandasinya
2. Generalisasi Empiris
Salah satu tujuan yang hendak dicapai melalui analisis perbandingan ialah generalisasi suatu fakta. Ada beberapa pertanyaan yang dapat dikemukakan sehubungan dengan hal itu.
Apakah hubungan seksual di antara anggota satu keluarga berlaku bagi seluruh masyarakat? Apakah seluruh perawat itu wanita? Pada
penelitian tradisional, pertanyaan inilah yang secara khas dicarikan jawabannya, yaitu peneliti bermaksud memperoleh harapan apakah berlaku juga bagi seluruh kehidupan manusia tanpa mengindahkan kebudayaan dan masyarakatnya.
Pada dasarnya, dalam penelitian kualitatif berlaku prinsip yang sama, namun sebagai yang sudah berulang kali dikemukakan bahwa jika hal itu yang diacu, hendaknya deskripsi kedua kondisinya ditelaah terlebih dahulu. Salah satu tujuan penelitian kualitatif dalam menyusun teori ialah membangun generalisasi empiris karena generalisasi itu tidak hana menetapkan batas penerapan teori dari dasar. Malah lebih dari in generalisasi membantu memperluas teori sehingga secara umum menjadi lebih aplikatif dan memiliki daya penjelasan serta peramalan jang lebih besar. Dengan jalan membandingkan apakah fakta itu ada kesamaan maupun perbedaan, peneliti dapat menarik kawasan kategori sang meningkatkan generalisasi kategori dan kemampuan penjelasannya.
3. Penetapan Konsep
Penggunaan lain dari analisis komparatif adalah untuk menetapkan unit atau satuan kajian suatu kasus studi. Hal ini dilakukan dengan jalan mengkhususkan dimensi konsep yang menghasilkan satuan. Perlu ditekankan di sini bahwa penetapan satuan kajian baru merupakan sebagian kecil dari pekerjaan penyusunan teori, Harus diusahakan agar unsur-unsur empiris yang membedakan satuan-satuan pembanding harus berada pada tingkatan data yang sama, Satuan-satuan yang memiliki ciri yang sama diangkat menjadi konsep-konsep. Penetapan konsep inilah yang merupakan salah satu upaya yang dicari melalui analisis komparatif. Tujuan lain dari analisis komparatif ialah melakukan verifikasi teori dan penyusunan teori baru.
Sesudah mempersoalkan tujuan analisis komparatif, perlu diketahui dan dipahami adanya tahap-tahap pelaksanaannya, yang lebih menggambarkan suatu proses teoritisasi, yaitu proses yang lengkap untuk penyusunan teori melalui langkah-langkah sistematis.
Proses tersebut mencakup empat tahap metode komparatif tetap, yaitu: (1) pembandingan "kejadian" yang aplikatif terhadap setiap
kategori; (2) integrasi kategori dan kawasannya; (3) pembatasan teori; dan (4) penulisan teori,