• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

B. Analisis Hasil Pemeriksaan

4. Laporan Internal Auditor

1. Fungsi dan Tanggung Jawab Internal Auditor a. Fungsi internal auditor

Fungsi internal auditor pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Medan dalam hal ini internal control staff telah diuraikan sebelumnya beserta tujuan dan runag lingkupnya. Fungsi audit intern lebih banyak berhubungan dengan pemeriksaan keberhasilan dan ketepatan suatu kegiatan, perlindungan terhdap kepentingan perusahaan serta memberikan rekomendasi untuk penyempurnaan kegiatan operasi perusahaan

Fungsi internal auditor dapat dilihat dari segi ruang lingkup pemeriksaannya. Ruang lingkup internal auditing sebagaimana diungkapkan

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

sebelumnya meliputi dua aspek yaitu : Audit keuangan, dan Audit Operasional/manajemen. Aspek keuangan tujuannya adalah membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi serta keefektifan pengawasan intern.

Pemeriksaan operasi bertujuan untuk menilai seberapa jauh pencapaian sasaran secara keseluruhan. Ruang lingkup pemeriksaan di perusahaan pada dasarnya sama dengan landasan teoritis. Hanya saja internal auditor pada perusahaan lebih menitik beratkan pemeriksaan pada transaksi operasional Bank.

Fungsi Internal Auditor dapat juga dilihat dari tujuan utama audit internal yaitu membantu pihak pimpinan perusahaan melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif memberikan bantuan berupa analisa, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi. Dari hasil wawancara penulis, tujuan internal auditor pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan adalah untuk membantu Branch Manager malaksanakan kegiatan pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan dan atas laporan keuangan. Dan fungsi tersebut telah sesuai dengan fungsi internal auditor yang sesungguhnya.

Pelaksanaan fungsi internal auditor pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan telah berjalan dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena pengawasan atau pemeriksaan yang dilakukan pada setiap bidang audit cukup ketat dan mendetail sebagaimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya sehingga informasi yang diperoleh oleh Branch Manager juga mendetail. Disamping itu keahlian internal auditor itu sendiri sangat membantu dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan. Fungsi internal Auditor ini juga dapat berjalan dengan baik karena Internal auditor tidak memiliki dwifungsi dalam

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

perusahaan. Internal Auditor tidak turut dalam kegiatan usaha atau operasi perusahaan sehingga dalam melaksanakan pemeriksaan dapat dengan bebas menilai dan memberikan saran atau rekomendasi.

b. Tanggung Jawab Internal Auditor

Seperti telah disebutkan sebelumnya mengenai tanggung jawab internal auditor pada perusahaan yaitu melaksanakan tugas pemeriksaan operasional bank dan juga kebenaran data-data pada laporan keuangan. Bila melihat teori dan kenyataan yang ada pada perusahaan tidaklah jauh berbeda. Tanggung jawab yang diemban oleh Internal auditor ini mampu dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari prosedur yang dijalankan khusus pemeriksaan operasional kantor (POK) di kantor cabang Medan. Bidang-bidang pemeriksaan telah diuraikan dengan lengkap dan dilaksanakan dengan baik oleh internal auditor sehingga dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu.

2. Kedudukan Internal Auditor

Luas pemeriksaan yang diharapkan dari internal auditor pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan sangat dipengaruhi kedudukannya dalam organisasi. Kedudukannya dalam organisasi juga akan menjamin independensi dan objektivitasnya dalam melakukan pemeriksaan.

Dalam BAB II telah diuraikan bahwa ada beberapa alternatif kedudukan bagian internal auditor didalam perusahaan. Secara teoritis semakain tinggi kedudukan internal auditor dalam struktur organisasi perusahaan maka akan

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

semakin luas cakupan pemeriksaannya serta memiliki kemungkinan yang sangat besar dalam mempertahankan independensi dan objektifitasnya.

Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, kedudukan internal auditor adalah sebagai asisten manajer yang berada langsung di bawah Branch Manager. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan dari kedudukan internal auditor tersebut yaitu :

a. Dukungan dari Branch Manager sepenuhnya diharapkan

b. Bahwa perusahaan sangat menjungjung tinggi kebebasan (independensi) auditor internal dalam melaksanakan tugasnya.

3. Proses Audit Operasional 1. Penyajian Data dan Pembahasannya:

a. Prosedur Membuka Deposito Berjangka dan Perhitungan Bunga

Salah satu jasa Bank di dalam pelayanan kepada masyarakat adalah simpanan dalam bentuk deposito berjangka. Simpanan ini dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam bentuk setoran oleh nasabah pada Bank. Bentuk setoran tersebut berupa :

1. Prosedur Pembukuan Deposito Berjangka dengan Setoran Tunai.

a. Calon Deposan

1. Menghubungi dan menerima aplikasi pembukaan Deposito Berjangka rangkap 2 dari petugas loket Bank.

2. Menandatangani dan mengisi formulir tersebut.

3. Menandatangani kartu pembayaran bunga deposito.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

4. Menyarankan tanda bukti diri seperti KTP, SIM, Passport.

5. Menyetorkan uang yang akan didepositokan ke kasir.

6. Menerima bilyet Deposito Berjangka asli yang telah diperiksa dan ditandatangani oleh pimpinan Bank.

b. Petugas Bank

1. Melayani dan menyerahkan formulir permohonan Deposito Berjangka (Aplikasi Pembukaan Deposito).

2. Membuka/mengetik bilyet kartu pembayaran bunga deposito yang telah diketik.

3. Mencatat dalam buku register deposito.

4. Membuat/mengetik bilyet deposito sesuai dengan aplikasi yang diisi oleh deposan kemudian diberi meterai dan stempel.

5. Diserahkan kepada seksi dana untuk diteliti dan ditandatangani.

6. Menyerahkan bilyet Deposito Berjangka asli telah diteliti dan disetujui oleh kepala bagian dalam negeri kepada deposan.

c. Petugas Kasir/ Teller

1. Menerima aplikasi deposito beserta uang tunai dari calon deposan kemudian dilampiri dengan perincian setoran.

2. Meneliti aplikasi tersebut beserta jumlah uang tunai yang diterima.

3. Menandatangani/Paraf pada aplikasi deposito dan pada waktu perincian setoran.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

4. Meneruskan data-data tersebut kepada seksi dana.

d. Seksi Dana

1. Menerima Formulir aplikasi pembukuan deposito berjangka rangkap 2 dan perincian setoran/lembar dari petugas kasir.

2. Menyiapkan bilyet deposito rangkap 5.

3. Mencatat bilyet deposito ke dalam buku register Control Deposito berjangka.

4. Meneruskan data-data seperti :

a. Permohonan deposito rangkap 2.

b. Bilyet Deposito rangkap 5.

c. Perincian setoran 1 lembar.

5. Menyerahkan data-data tersebut kepada petugas loket untuk diketik.

6. Meneliti dan memeriksa kembali data-data tersebut setelah diketik oleh petugas loket.

7. Menandatangani bilyet deposito dengan counter sign.

8. Meneruskan bukti-bukti tersebut kepada bagian dalam negeri.

e. Kepala Bagian Dalam Negeri.

1. Menerima aplikasi permohonan deposito rangkap 2, bilyet deposito rangkap 5 dan perincian setoran dari seksi bagian dana.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

2. Meneliti dan memeriksa kembali data-data tersebut kemudian membubuhi tanda tangan pada permohonan deposito dan paraf pada perincian setoran.

3. Meneruskan semua data-data itu kepada petugas yang membagi-bagikan dokumen dengan distribusi sebagai berikut:

a. Permohonan Deposito Berjangka lembar ke-1 untuk bagian pembukuan.

b. Permohonan Deposito Berjangka lembar ke-2 untuk seksi dana.

c. Bilyet deposito berjangka.

4. Lembar ke-1 untuk deposan yang bersangkutan, yang asli bilyet Deposito Berjangka yang dibubuhi meterai atas beban Bank.

5. Lembar ke-2 untuk keperluan BI.

6. Lembat ke-3 untuk voucher pembukuan cabang yang bersangkutan, pada saat pembukuan Deposito Berjangka yang dimaksudkan.

7. Lembar ke-4 untuk bukti cabang yang bersangkutan pada saat penarikan kembali simpanan deposito tersebut dan simpan dalam file petugas yang mengelola deposito.

8. Lembat ke-5 untuk keperluan pasar modal BI yang dikirim secara sentral melalui KBTRS (Kantor Besard Treasury).

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

2. Prosedur Pembukaan Deposito Berjangka dengan menggunakan cek yang bersangkutan.

a. Calon Deposan

1. Menghubungi dan meminta aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2 pada petugas Bank.

2. Mengisi formulir dan dibubuhi tandatangan pada permohonan deposito.

3. Menyerahkan tanda bukti diri berupa, KTP, SIM, Passport.

4. Menentukan tingkat suku bunga dan jangka waktu pengambilannya.

5. Menyetorkan cek sebesar uang yang akan didepositokan ke kasir.

6. Menerima bilyet deposito asli yang telah diperiksa dan ditandatangani oleh pimpinan Bank dari petugas loket sebagai bukti adanya simpanan Deposito Berjangka.

b. Petugas Loket.

1. Melayani dan menyerahkan formulir permohonan Deposito Berjangka (Aplikasi Pembukuan Berjangka ) Rangkap 2 kepala calon Deposan.

2. Membuat/mengetik kartu pembayaran bunga deposito sesuai dengan bilyet deposito yang telah diketik.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

3. Mencatat ke dalam register deposito.

4. Diserahkan kepada seksi dana untuk diteliti dan ditandatangani.

5. Menyerahkan bilyet asli yang telah disetujui oleh kepala bagian dalam negeri kepada deposan.

c. Seksi Kas

1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito rangkap 2 beserta cek Bank yang bersangkutan dari petugas loket.

2. Meneliti aplikasi dan cek tersebut kemudian ditandatangani.

3. Meneruskan data-data seperti: rekening koran giro, aplikasi pembukuan deposito dan cek Bank yang bersangkutan kepada seksi dana.

d. Petuga Seksi Dana

1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2, rekening giro dan cek yang bersangkutan dari petugas seksi dana.

2. Menyiapkan bilyet deposito rangkap 5.

3. Meneruskan data-data tersebut setelah diketik oleh petugas deposito.

4. Mencatat bilyet deposito ke dalam buku register control Deposito Berjangka.

5. Meneruskan data-data tersebut kepada pimpinan bagian dalam negeri untuk ditandatangani dengan counter sign.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

e. Pimpinan Bagian Dalam Negeri.

1. Menerima aplikasi pembukuan Deposito Berjangka rangkap 2, R/K giro, bilyet deposito rangkap 5 dan cek Bank yang bersangkutan dari petugas seksi dana.

2. Meneliti data-data yang diterima dari seksi dana kemudian membubuhi tanda tangan pada bilyet deposito dan paraf aplikasi pembukuan deposito.

3. Meneruskan data-data tersebut kepada petugas yang membagi-bagikan dokumen.

4. Menyiapkan bilyet asli Deposito Berjangka kemudian menandatangani, seterusnya menyerahkan kepada deposan.

b. Cara Pembayaran Bunga Deposito Berjangka.

Pembayaran bunga deposito dilakukan dengan cara:

1. Uang Tunai

a. Menyerahkan bilyet deposito kepada Bank dan minta dibayar secara resmi.

b. Bank menghitung bunga untuk tiap bulan.

c. Membayar sejumlah uang sebesar bunga deposito tersebut untuk bulan-bulan yang belum diambil.

d. Dalam perhitungan bunga deposito, basis perhitungan untuk 1 bulan adalah 30 hari, jadi 1 tahun dihitung 360 hari.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

e. Untuk keperluan kontrol/administrasi pembayaran dibuatkan kartu pembayaran bunga deposito.

2. Dipindahkan ke rekening Tabanas atau Taplus deposito yang bersangkutan :

a. Petugas Bank bagian deposito membuat suatu rekening nota rangkap 4 untuk pemindahan bunga tersebut.

b. Didalam rekening akan diisi : 1. Nama Deposan.

2. Nomor dari Tabanas/Taplus.

3. Rekening nota lembar ke-1 untuk Tabanas/Taplus.

4. Rekening nota lembar ke-2 untuk pembukuan.

5. Rekening nota lembar ke-3 untuk arsip bagi deposito.

6. Rekening nota lembar ke-4 untuk pengawasan intern.

c. Bagian pembukuan membuat jurnal dari pada pemindahbukuan tersebut terdiri dari 3 rangkap yaitu :

1. Lembar ke-1 untuk pembukuan.

2. Lembar ke-2 untuk arsip.

3. Lembar ke-3 untuk pengawasan intern.

3.Ditransfer ke Bank lain (pelaksanaan kliring antara Bank)

a. Petugas bagian deposito membuat suatu nota lalu lintas giro.

b. Nota lalu lintas giro ditunjukkan kepada Bank yang telah ditujukan oleh deposan untuk menerima pemindahan bunga deposito berjangka.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

c. Yang tercantum dalam lalu lintas Giro :

- Nama dari orang yang memiliki rekening di Bank lain.

- Nomor rekening dan alamat.

c. Pembayaran Deposito Berjangka.

1. Deposito Berjangka Setelah Jatuh Tempo.

a. Diambil secara tunai.

1. Bank berkewajiban memberikan kepada pemegang deposito, Pemberitahuan ini melalui pos, bahwa jangka waktu depositonya akan tiba.

2. Pada waktu jatuh tempo deposan datang ke Bank, mengatakan maksudnya akan mengambil depositonya tunai dengan menyerahkan asli bilyet depositonya tunai dengan menyerahkan asli bilyet deposito kepada petugas bank, setelah lebih dahulu ditandatangani pada tempat yang tersedia yaitu kolom terima uang di halaman belakang bilyet depositonya di atas meterai.

3. Bank membuat pembayaran kembali sejumlah yang tertera di dalam bilyet deposito tersebut, kemudian deposan diharuskan menandatangani bukti pelunasan nominal.

4. Sebagai tanda lunas maka halaman depan asli bilyet harus dibubuhi catatan “Lunas Setelah Jatuh Tempo”Dengan stempel.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

b. Melalui pemindahbukuan untuk keuntungan rekening koran/tabungan.

1. Deposan datang ke Bank setelah menerima pemberitahuan melalui pos dari pihak Bank lalu menyerahkan bilyet deposito asli.

2. Selain bilyet deposito asli diserahkan, juga harus membuat harus permohonan di atas kertas bermeterai secukupnya dengan menyebutkan nominal deposito, untuk dipindahkan ke rekening giro atau tabungan dan harus disebutkan tanggal pelunasannya.

3. Deposan menerima bukti pelunasan pokok.

4. Menyiapkan bukti setoran yang telah dibubuhi tanda tangan dan menyerahkan kepada kasir Deposan menerima bukti setor untuk disimpan.

2. Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Jika deposan membutuhkan uang, depositonya dapat diuangkan atau dicairkan kembali, walaupun belum jatuh tempo tetapi deposan bersangkutan akan dikenakan sanksi. Sanksi tersebut berupa penurunan prosentase suku bunga Deposito Berjangka.

Bila Deposito Berjangka telah dicairkan maka sebagian tanda lunas dibubuhi catatan “LUNAS SEBELUM JATUH TEMPO” pada halaman aslu bilyet deposito dengan stempel.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

Seperti diketahui bahwa Deposito Berjangka berdasarkan Inpres No. 28 tahun 1986 merupakan bentuk simpanan atas nama. Karena itu pada dasarnya pengambilan atau pencairan kembali hanya dilakukan oleh deposito-deposito telah jatuh tempo maupun untuk deposito belum jatuh tempo.

Akan tetapi didapat terjadi adanya pencairan atau penguangan kembali deposito yang terpaksa dilakukan oleh orang lain, yaitu:

a. Pencairan kembali dengan mempergunakan surat kuasa.

Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan mempergunakan surat kuasa secara bawah tangan, untuk ini harus dibuat di atas materai secukupnya yang berisi pemberian uang secara penuh dan tidak dapat dicabut kembali. Surat kuasa ini harus dilengkapi data-data seperti :

1. Asli bilyet Deposito Berjangka.

2. Foto Copy tanda bukti deposan yang bersangkutan dan dari yang diberi kuasa.

Selain surat kuasa secara di bawah tangan dapat juga dilaksanakan dengan kuasa yang berupa akte notaris, dimana harus dinyatakan secara tegas adanya kata-kata pemberian kuasa untuk mencairkan kembali simpanan depositonya.

Surat kuasa ini juga dilengkapi data-data tambahan : 1. Asli bilyet Deposito Berjangka.

2. Foto Copy tanda bukti diri yang diberi kuasa.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

b. Pencairan kembali karena deposan meninggal dunia.

Pencairan kembali Deposito Berjangka dapat dilaksanakan oleh ahli waris bila deposan yang bersangkutan meninggal dunia. Petunjuk ahli wari yang syah dapat dilakukan melalui :

1. Petunjuk sebagai ahli waris oleh pengadilan negeri atau pengadilan agama setempat.

2. Surat wasiat.

Untuk pelaksanaan pencairan kembali Deposito Berjangka dilakukan melalui ahli waris memerlukan data-data tambahan antara lain :

1. Surat penunjukan sebagai ahli waris atau surat wasiat.

2. Asli bilyet Deposito Berjangka.

3. Foto Copy tanda bukti diri dari ahli waris.

Bila ahli waris yang ditunjuk pengadilan negeri atau pengadilan agama ternyata lebih dari seorang, maka harus dimintakan surat penunjukan kuasa dibawah tangan atau notaris dari semua ahli waris pada salah seorang ahli waris untuk mewakili mereka melaksanakan pencarian Deposito Berjangka.

c. Pencairan kembali karena deposan menjadi order curatele atau tidak cakap hukum.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

Pencairan kembali deposito hanya dapat dilakukan melalui orang lain yang ditunjuk sebagai curator, bila deposan mendadak menjadi order curatele, seperti sakit ingatan.

Penunjukkan curatele ini dilaksanakan melalui keputusan hakim dari pengadilan setempat. Disamping keputusan pengadilan tentang penunjukkan. Curatele ini diperlukan data-data tambahan yaitu ;

1. Asli bilyet deposito berjangka.

2. Foto copy tanda bukti diri orang yang ditunjuk sebagai curator dan juga dari deposan bersangkutan.

d. Pencairan kembali karena deposan cacat fisik.

Penunjukan orang lain untuk mewakili dalam pencairan kembali deposito berjangka harus dilakukan melalui akre notaris, bila mana deposan mendadak menjadi cacat fisik.

Sehingga tidak dapat menandatangani asli bilyet deposito maupun surat kuasanya.

Dalam pelaksanaan pencairan kembali deposito berjangka tersebut harus disertai data-data sebagai berikut :

1. Akte notaris penunjukan yang bersangkutan untuk mewakili deposan dalam pencairan depositonya yang dimaksud.

2. Asli bilyet deposito berjangka.

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

3. Foto Copy tandatangan diri deposan yang bersangkutan dan juga dari orang yang ditunjuk untuk mewakili deposan bersangkutan.

d. Perhitungan Bunga Deposito Berjangka.

Dengan surat keputusan Direktur Bank Indonesia tentang deposito berjangka dan suku bunganya pada Bank-bank umum pemerintah dan Bank Pembangunan Indonesia No. 10/104/Dir/Upum; Tanggal 30 Desember1977, telah diatur tentang besarnya suku bunga, baik untuk deposito berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan. Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1978, merupakan perubahan dari ketentuan-ketentuan yang telah ada sebelumnya.

Perubahan serta perbaikan itu dimaksud untuk menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi dan moneter dewasa ini dan waktu-waktu yang akan datang, oleh karena itulah maka perubahan ini lebih menitik beratkan pada besarnya suku bunga.

Khusus untuk Deposito Rupiah Bank BNI, deposan dapat memilih pembayaran bunganya dengan sistem :

1. Bunga Berbunga

- Hasil bunga bulan pertama akan menambah nominal depositonya.

- Bunga bulan kedua dihitung dari nominal tambah bunga bulan pertama dan lebih jelasnya berikut ini contoh perhitungan bunga deposito dengan sistem bunga berbunga, yaitu :

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

Bulan kedua seterusnya sesuai dengan jangka waktu depositonya. Untuk Depositonya dibuka pada tanggal 1 Maret 1993 dengan jangka waktu 3 bulan, nominal deposito Rp. 10.000.000,00 dengan tingkat suku bunga 13 %. Berdasarkan sistem ini, maka bunga yang akan diterima oleh deposan adalah :

- Bunga bulan maret (hari bunga 31 hari)

31 x Rp 10.000.000,00 x 13 % = Rp 111.944, 45

360

- Bunga bulan April (hari bunga 30 hari)

31 x (Rp.10.000.000 + Rp 111.944,45 ) x13 % = Rp 109.546,06

360

- Bunga bulan Mei ( hari bunga 31 hari)

31 x (Rp. 10.000.000 + 111.944,45 +109.546,06) x 13% = Rp 114.423,91

360

Dengan demikian total bunga yang diperoleh deposan tersebut adalah : Rp. 111.944,45 + Rp 109,546,06 + Rp. 114.423,91 = Rp 335.914,42 dan jika diperpanjang secara otomatis, maka deposito yang baru adalah Rp. 10.000.000 + 335.914,42 dan dibulatkan ke bawah menjadi Rp 10.335.940,-

2. Bunga Tunggal

Dengan sistem ini bunga deposito akan dibayar pada saat jatuh tempo sesuai dengan tingkat bunga yang telah disepakati pada waktu deposito

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

diterbitkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh perhitungan bunganya, yaitu :

Rumus b = ((I + i) “ – 1} 12/n dengan keterangan : b = Bunga yang dicari

n = Waktu/bulan

i = Tingkat bunga bulanan

Deposito dibuka pada tanggal 01 Maret 1992 dengan jangka waktu 3 bulan nominal deposito Rp 10.000.000,- dengan tingkat bunga 13 % pertahun, Maka bunga yang diterima oleh deposan adalah :

Sebelum menghitung bunga depositonya, maka anda harus terlebih dahulu menghitung bunga depositonya, maka anda harus terlebih dahulu menghitung persentase bunga yang sebenarnya dengan rumus tersebut diatas. Tingkat bunga yang sebenarnya.

{(1 + 13%/12) – 1}12/3 = {(1 + 13/1.200) – 1} 4

0,0334 x 4 = 0,1336 x100 % = 13,36 % / = 13, 3 % dan bunga yang ditawarkan pada saat jatuh tempo adalah :

- Hari bunga tanggal 1 Maret 1992 s/d 31 Mei 1992 = 92 hari - Bunga yang diterima Deposan =

92 x Rp 10.000.000 x 13,30 % = Rp 339,888,89 360

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

Penalty Rate

Yang dimaksud dengan Penalty Rate adalah sangsi yang dikenakan terhadap pemilik deposito sehubungan dengan penarikan kembali simpanan dimaksud belum jatuh tempo.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan Bank Indonesia seperti di atas, maka terhadap deposan mencairkan depositonya sebelum jatuh tempo dikenakan untuk Penalty Rate setiap Bank berbeda, tergantung dari suku bunga yang berlaku dan juga mengalami perubahan sesuai dengan kondisi kebijakan moneter.

e. Prosedur Perhitungan Bunga Deposito Berjangka 1. Petugas deposito (Sub Bagian Dana)

a. Mengambil sub buku besar deposito (KP) dari file.

b. Menghitung bunga deposito pada tiap-tiap kartu sub buku besar deposito (KP) Dan mencatat ke dalam daftar deposito berjangka yang masih harus dibayar (DBD).

c. Berdasarkan daftar ini, disiapkan bukti pelunasan pokok/bunga deposito (BPB), rangkap 2.

d. Meneruskan KP, DBD (rangkap 2) kepada bagian keuangan.

e. Menerima KP dan DBD masing-masing dari kepala bagian keuangan dan bagian pembukuan.

2. Kasir bagian keuangan

a. Meneliti KP, DBD, BPB, (rangkap 2) dari petugas deposito (Sub Bagian Dana)

Ria Manurung : Peranan Internal Auditor Pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan, 2008.

b. Meneliti dan menyetujui perhitungan bunga deposito yang telah dilakukan oleh petugas deposito.

c. Meneruskan KP kepada petugas deposito, BPB (rangkap 2) kepada kasir dan DBD kepada bagian pembukuan.

3. Kasir.

a. Menerima bagian pembayaran bunga (BPB) rangkap 2 dari kepala bagian keuangan.

b. Menahan bagian pembayaran di kemudian hari jika deposan datang ke Bank.

4. Bagian Pembukuan

a. Menerima DBD dari kepala bagian keuangan.

b. Atas dasar DBD dibuatkan bukti Pembukuan (BP).

c. BP ini dibukukan ke dalam Buku Besar (BB).

d. Meneruskan DBD kepada petugas deposito, untuk diisi perhitungan bunganya pada bulan-bulan yang akan datang.

2. Internal Control Yang Digunakan dalam deposito berjangka pada Bank BNI Di dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh Bank BNI, banyak mengelola berbagai barang-barang berharga yang sangat likuid (Mudah sekali dicairkan). Mulai dari uang tunai sendiri bermacam-macam Bank Note (Mata Uang Valas Asing), asing bilyet-bilyet saham obligasi, sertifikat-serttifikat barang jaminan ataupun berformulir surat berharga yang belum terpakai. Misalnya, Formulir Deposito, Formulir Traveller check dan lain-lain.

Dokumen terkait