• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI

3.7 Pengendalian Biaya dan Jadwal

3.7.5 Laporan Kemajuan Pekerjaan

Pengendalian waktu suatu proyek sangat penting karena dengan adanya pengendalian waktu ini maka proyek akan siap tepat waktu seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.

1. Metoda Penjadwalan

Beberapa hal yang disusun oleh kontraktor untuk pengendalian waktu proyek adalah:

Time Schedule

Pada pengaturan jadwal pelaksanaan proyek, pihak kontraktor harus menyusun jadwal (Time Schedule) seperti terlihat pada lampiran.

Penyusunan ini sangat diperlukan agar pekerjaan dapat berjalan lancar, efesien dan efektif sesuai dengan kontrak sehingga dapat memberikan keuntungan pada perusahaan. Adapun tujuan pembuatan time schedule ini adalah :

Untuk menentukan lamanya waktu pelaksanaan yang telah ditentukan sesuai dengan rencana.

- Sebagai pedoman bagi kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

- Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan sehingga bila terjadi keterlambatan akan dapat dicari jalan keluarnya.

- Mengontrol pengeluaran biaya untuk pelaksanaan proyek.

Time Schedule ini terdiri dari bagian:

Laporan Kerja Praktek Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek BAB III-51

• Master Schedule

Yaitu jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan dari saat proyek dimulai sampai proyek berakhir. Master Schedule merupakan pedoman untuk membuat kurva S perencanaan dan kurva S aktual (pekerjaan yang telah dilaksanakan), sehingga dapat dinilai kemajuan pekerjaan secara keseluruhan.

• Monthly Schedule

Yaitu jadwal kerja yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan pada bulan berikutnya.

• Weekly Schedule

Yaitu jadwal rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam satu minggu.

• Daily Schedule

Yaitu jadwal kerja harian yang disusun dengan mengacu kepada Weekly Schedule.

2. Kurva S

Rencana jadwal pekerjaan di lapangan dibuat dan disusun oleh kontraktor berdasarkan laporan harian, mingguan, bulanan kemudian disusun dalam suatu diagram atau disebut juga dengan kurva S.

Tahapan waktu pelaksanaan proyek dibuat dengan skala waktu tiap minggu. Setiap minggu tercantum jumlah persentase bobot pekerjaan baik untuk mingguan maupun untuk kumulatif pekerjaan dari awal.

Selanjutnya pihak kontraktor mengajukan rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut pada owner. Kurva S ini yang menjadi pedoman dalam

pelaksanaan pekerjaan serta tolak ukur atau standar perencana dalam hal pengendalian waktu.

Terdapat dua jenis kurva S, yaitu kurva S rencana dan kurva S realisasi. Kurva S rencana merupakan hasil plot dari bobot pekerjaan yang akan dilaksanakan setiap minggunya, sedangkan kurva S realisasi merupakan hasil plot dari bobot pekerjaan yang telah terlaksana setiap minggunya. Dari kurva S rencana dan kurva S realisasi, dapat kita lihat

Laporan Kerja Praktek BAB III-52 apakah proyek dilaksanakan tepat waktu, lebih cepat atau terlambat.

Jika kurva S realisasi berimpit dengan kurva S rencana, maka proyek dikatakan tepat waktu. Jika kurva S realisasi berada di atas kurva S rencana, maka proyek dikatakan lebih cepat. Dan jika kurva S realisasi berada di bawah kurva S rencana, maka proyek dikatakan terlambat.

Dimana besarnya ketercepatan atau keterlambatan suatu proyek adalah selisih dari kurva S rencana dan kurva S realisasinya. Kurva dapat dilihat lebih jelas pada lampiran berikut ini

Gambar 3.47 Kurva S Proyek Gedung Perpustakaan UNP 3. Jadwal Pengadaan Material, Tenaga Kerja, dan Alat

Untuk material telah dijadwalkan sebelumnya kapan kebutuhan material tersebut dan diperhitungkan kapan waktu pemesanannya agar tidak terlambat kedatangannya di proyek.

Para tenaga kerja yang dipekerjakan pada proyek ini dipekerjakan secara borongan. Tenaga kerja ini didatangkan sebelum proyek ini dimulai dengan menggunakan angkutan khusus yang disewa langsung oleh kontraktor. Proses mendatangkannya sendiri yaitu melalui mandor yang telah ditunjuk langsung oleh pihak kontraktor. Kemudian mandor tersebut yang bertugas mencarikan para tenaga kerja yang dipekerjakan.

Laporan Kerja Praktek Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek BAB III-53 3.7.6 Metode Pelaksanaan Konstruksi dan Alat Pengendalian yang Digunakan Denah perencanaan pembangunan Proyek Gedung Pusat Informasi &

Perpustakaan Universitas Negeri Padang dapat dilihat pada Lampiran.

1. Pekerjaan Pondasi KJRB

Pondasi KJRB merupakan Pondasi Konstruksi Jaring Rusuk Beton yang mana pekerjaan pondasi KJRB dilakukan oleh subkontraktor yaitu PT.

Cipta Anugerah Indotama. Pekerjaan pondasi ini diberikan kepada subkontraktor dikarena pondasi KJRB ini memiliki hak paten perusahaan PT. Cipta Anugerah Indotama, sehingga tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang.

Gambar 3.48 Denah Pondasi KJRB a. Pekerjaan Pembesian Pondasi KJRB

Pekerjaan pembesian pondasi KJRB terdiri dari rib settlement, rib konstruksi, rib pembagi. Pada pekerjaan pembesian pondasi ini dilakukan sesuai dengan gambar kerja dengan memakai tulangan utama yaitu besi polos diameter 10 mm dengan jarak antar tulangan nya sebesar 150 mm. Sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan besi polos diameter 8 mm dengan jarak 150 mm. Pekerjaan pembesian rib lainnya dilakukan sesuai dengan gambar kerja.

Laporan Kerja Praktek BAB III-54 Gambar 3.49 Pemasangan Besi Rib Settlement

b. Pekerjaan Bekisting Pondasi KJRB

Pada pekerjaan pondasi ini terdapat bekisitng. Bekisting dirakit bersamaan pada saat pembesian dilakukan. Sehingga, ketika pembesian telah dilakukan maka bekisiting sudah dapat langsung dipasang.

Gambar 3.50 Pembongkaran Bekisting c. Pekerjaan Pengecoran Pondasi KJRB

Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan menggunakan bantuan alat excavator, dan juga kayu. Kegiatan ini dilakukan guna untuk menghemat untuk tidak sering menyewa bantuan alat berat seperti Concrete Pump. Mutu beton yang digunakan pada pondasi ini adalah beton ready mix K-250.

Pada saat pengecoran, terdiri dari tiga cara pengecoran:

 Pengecoran pada sepatu kolom lingkaran yang berkaitan juga dengan pondasi KJRB pada kedalaman elevasi -1.80 meter dilakukan dengan cara menuangkan beton segar secara manual

Laporan Kerja Praktek Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek BAB III-55 dengan menggunakan gerobak sorong dan dituang oleh para pekerja.

 Pengecoran pada pondasi KJRB dan kolom lingkaran pada elevasi +0.00 meter dilakukan dengan cara menuangkan beton segar dengan bantuan alat berat excavator.

 Pongecoran pondasi KJRB yang berada di area yang tidak bisa dijangkau oleh excavator, maka akan dilakukan pengecoran dengan alat concrete pump.

Gambar 3.51 Pengecoran Pondasi KJRB dan Stek Kolom d. Pengurugan Tanah Eksisting

Pengurugan terjadi menjadi dua, yaitu pengurugan tanah eksisting dan juga pengurugan pasir urug. Pengurugan tanah eksisting dilakukan dengan bantuan excavator. Sedangkang peruguran pasir urug didatangkan dari quarry, kemudian pasir tersebut dialokasikan di pondasi tersebut.dengan bantuan excavator.

Gambar 3.52 Pengurugan Tanah Eksisting

Laporan Kerja Praktek BAB III-56 Gambar 3.53 Pengurugan Galian Pondasi KJRB

e. Pemadatan Pondasi KJRB

Pekerjaan pemadatan tanah pada galian pondasi KJRB tediri dari dua lapis yaitu, menggunakan tanah eksisting dan pasir sirtu yang sudah dipesan sebelumnya. Tanah dan pasir ini akan diurug sesuai area galian, setelah itu akan dilakukan pemadatan dengan menggunakan bantuan alat stamper.

Pekerjaan pemadatan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan tidak boleh lebih tebal dari 40 cm. Pekerjaan pemadatan ini dilakukan setelah beton rusuk berumur minimal tiga hari.

Gambar 3.54 Pemadatan Pasir urug 2. Pekerjaan Kolom

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya adalah menahan beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom merupakan

Laporan Kerja Praktek Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek BAB III-57 suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur.

Kolom berfungsi untuk meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi bawahnya hingga sampai tanah melalui pondasi. Kolom merupakan struktur tekan sehingga keruntuhan kolom tidak memberikan peringatan awal yang cukup jelas. Oleh karena itu, dalam merencanakan kolom perlu adanya perencanaan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan elemen beton bertulang lainnya. Apabila beban yang bekerja pada kolom semakin besar, maka retak akan terjadi diseluruh tinggi kolom pada daerah sengkang. Pada batas keruntuhan biasanya ditandai dengan selimut beton yang lepas terlebih dahulu sebelum baja tulangan kehilangan letakan.

Adapun spesifikasi teknis untuk struktur kolom pada proyek pembangunan Gedung Pusat Informasi & Perpustakaan Universitas Negeri Padang, yaitu :

 Menggunakan mutu beton K-350 atau fc’ 31,2 MPa

 Tebal selimut beton adalah 3-5 cm.

 Tulangan utama baja ulir D25.

 Tulangan Sengkang baja ulir D19, dan D16 a. Pembesian Kolom

Pada proses pembesian kolom, besi tersebut dirangkai dan disambung langsung di lokasi kolom tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada pada shop drawing. Untuk besi sengkang kolom, sebelumnya telah dibentuk dengan bar bender dan di potong dengan bar cutter yang dimensinya sesuai dengan shop drawing.

Laporan Kerja Praktek BAB III-58 Gambar 3.55 Proses Pembesian Kolom

b. Pemasangan Bekisting Kolom

Pada proyek Pembangunan Gedung Pusat Informasi & Perpustakaan Universitas Negeri Padang bekisting kolom terbuat dari baja. Dengan menggunakan pelat baja sebagai material bekisting lengkung pilar, dapat menjadi solusi bagi penyedia jasa dan juga meningkatkan efisiensi dalam penggunaan biaya, mutu pekerjaan dan waktu pelaksanaan sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi para pemangku kepentingan/skateholders lainnya.

Gambar 3.56 Bekisting Kolom

Laporan Kerja Praktek Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik

Universitas Andalas

Laporan Kerja Praktek BAB III-59 Gambar 3.57 Bekisting Sepatu Kolom

c. Pengecoran Kolom

Pengecoran kolom pada proyek ini menggunakan beton ready mix dengan mutu beton K-350. Adapun cara pengecoran yang dilakukan adalah dengan menggunakan Tower Crane, Bucket, dan pipa tremi.

Kemudian dipadatkan dengan menggunakan mesin vibrator.

d. Pembongkaran Bekisting

Setelah umur pengecoran kolom ± 24 jam, bekisting kolom sudah dapat dibongkar.

Gambar 3.58 Pembongkaran Bekisting Kolom

Laporan Kerja Praktek BAB III-60 3.7.7 Status Proyek

Berdasarkan data laporan, selisih bobot realisasi pelaksanaan proyek dengan bobot rencana pelaksanaan proyek pada minggu ke-18 sebesar +7,292%.

Dalam artian proyek ini mengalami percepatan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena pihak kontraktor melakukan:

a. Memperbanyak material on site.

b. Memperbanyak tenaga kerja.

c. Menjalankan metode kerja yang disiplin.

BAB IV PEMBAHASAN

Sebelumnya pada BAB II dan BAB III telah dibahas tentang teori umum tentang pelaksanaan proyek dari segala aspek yang menjadi standar pekerjaan suatu proyek konstruksi dan metoda pelaksanaan di lapangan. Bab ini berisi perbandingan antara standar yang ada dengan pelaksanaan konstruksi yang diamati selama melaksanakan kerja praktek.