• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

E. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitaif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dibagi menjadi dua:

1. Data primer

Sumber data primer adalah “ data yang dikumpulkan tangan pertama oleh ahli analisis”. Serta data yang diambil peneliti melalui wawancara dan observasi, diambil dari hasil wawancara pernyataan dari kepala sekolah, guru kelas dan guru agama.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah “ data yang dikumpulkan untuk suatu maksud yang lain tetapi digunakan kembali oleh ahli analisa dalam suatu pola riset yang baru “. Dalam penelitian ini sumber data sekunder diambil dari dokumetasi, baik dokumentasi buku-buku, artikel, jurnal, majalah dan hasil wawancara yang telah di pertanyakan mengenai pembahasan SDN 117 Inpres Kurusumange.

F. Instrumen Penelitian

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian yaitu kualitas instrumen peneliti dan kualitas pengumpulan data. Sugiyono (2009:59) menjelaskan dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaaannya lebih muda dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pedoman Observasi

Observasi merupakan alat yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu penelitian mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diteliti.

2. Pedoman wawancara

Wawancara yaitu alat yang dilakukan dalam mengumpulkan data yang dikumpulkan dengan cara tanya jawab lisan atara dua orang atau lebih secara langsung. Dalam penelitian ini orang yang akan diwawancarai adalah kepala sekolah, guru kelas dan guru agama.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data dari sumber-sumber non- insan. Adapun instrumen yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, Guru Kelas , Guru Agama, para murid dan pelaku lain di SDN 117 Inpres Kurusumange Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yang berasal dari nara sumber karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data dan menemukan sebuah teori. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Sugiyono (2010: 62-63) berpendapat bahwa pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan kondisi yang alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi partisipasi, wawancara mendalamam, dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut akan peneliti uraikan teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian dilokasi penelitian.

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan koesoner selalu berkomunikasi dengan orang lain, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden tidak terlalu besar. Penelii menggunkan metode observasi untuk mencari data di SDN 117 Inpres kurusumange.

2. Wawancara (interview)

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden yang diwawancarai, dengan pedoman lembar instrumen yang telah disusun sebelumnya guna memandu jalannya wawancara. Adapun yang menjadi sumber atau responden dalam penelitian ini adalah guru kelas dan guru agama.

3. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan beberapa data seperti dokumen data siswa, jumlah keseluruhan siswa, daftar nama siswa, foto- foto kegiatan dan lain sebagainya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif, yaitu cara analis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang diperoleh. Penulis menggunakan analisis data di lapangan dengan model Miles and Huberman, yaitu pengumpulan data dilakukan secara berulang-ulang sampai tuntas dan data dianggap kredibel.

Karena data y ang ada di lapangan jumlahnya cukup banyak maka peneliti menggunkan analisis data melalui:

1. Data reduction (Reduksi Data)

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Mencari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data display (penyajian data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam Penyajian data bertujuan untuk menyederhanakan informasi, dari informasi yang kompleks ke informasi yang sederhana. Sehingga dapat membantu pemahaman tentang maknanya.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dari hasil penelitian ini menjawab semua rumusan masalah yang sudah ditetapkan oleh peneliti.

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 117 Inpres Kurusumange, yang beralamat di Dusun Cendana Desa Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Situasi sekolah sangat mendukung pelaksanaan nilai religius karena lingkungan di sekitar murid yang baik, hal ini di buktikan dengan tidak adanya lingkungan di sekitar sekolah yang membawa dampak negatif kepada murid. Selain itu, sekolah ini juga memiliki visi misi yang sangat mendukung pelaksanaan nilai-nilai religius yang ada di sekolah dengan melaksanakan dan meningkatkan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kondisi sekolah juga sangat mendukung dengan pelaksanaan nilai-nilai religius yaitu dengan adanya berbagai program-program kegiatan yang ada disekolah serta fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk pelaksanaan program tersebut.

2. Gambaran Umum Tentang Nilai-Nilai Religius Murid di SDN 117 Inpres Kurusumange

Sebelum sampai pada proses analisis data maka perlu adanya penyajian data.

Penyajian data yang dimaksudkan untuk memaparkan atau menyajikan data yang di peroleh peneliti dari hasil penelitian kemudian di analisis untuk memperoleh gambaran yang jelas dengan tujuan skripsi ini. Sedangkan data dibawah ini adalah data yang di peroleh dari hasil wawancara penulis.

Diketahui bahwa gambaran umum tentang nilai religius murid di SDN 117 Inpres Kurusumange adalah hal positif dilingkungan sekolah yaitu sebelum memulai pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran selalu membaca doa dan ketika sebelum memulai pelajaran di isi dengan membaca surat-surat pendek dan juga bersalaman ketika bertemu dengan guru, sebagai salah satu proses internalisasi nilai-nilai islam, sedangkan hal negatif sebelum di terapkannya nilai-nilai religius yang dikatakan bapak H. Tarmuji S.Pd selaku Kepala Sekolah bahwa:

“Masih ada tingkah laku keseharian murid yang malas kesekolah , nakal, saling mengejek sesama teman kemudian ada yang tidak tau sama sekali mengaji dan baca tulis al-qur’an”.

Maksud dari wawancara diatas bahwa sebelum di tanamkan internalisasi nilai-nilai religius, karakter religius murid di SDN 117 Inpres Kurusumange masih kurang, murid masih ada yang malas kesekolah, saling mengejek sesama teman dan pengetahuan murid tentang nilai ibadah masih kurang.

Sedangkan hasil wawancara dengan ibu Herlina S.Pd selaku Guru Kelas bahwa:

“peran orang tua dalam mendidik anak belum maksimal keterbukaaan orang tua terhadap sekolah belum maksimal, jika anak melakukan pelanggaran cenderung di tutup-tutupi, minat belajar murid masih kurang di awal masuk sekolah kita sudah melihat beberapa karakter murid yang masih kurang begitu pula dengan nilai ibadahnya”.

Sedangkan hasil wawancara dengan Bapak Ruslan S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam bahwa:

“sikap murid disekolah ini sebelum di tanamkan nilai-nilai religius bacaan alqur’an masih kurang maupun hafalan surat surat pendek juga

masih kurang dan murid juga masih ada yang tidak mau mendengar apa yang di sampaikan oleh guru”.

Maka dari itu berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru di SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu sekolah merupakan suatu wadah pendidikan agama di indonesia yang mana merupakan suatu komunikasi dari masyarakat yang salah satu fungsinya membentuk karakter yang baik.

Kehidupan dilingkungan sekolah layaknya kehidupan dalam suatu keluarga besar, yang seluruh anggotanya atau individu yang ada didalamnya harus berperan serta untuk menciptakan karakter religius murid. Para murid di SDN 117 Inpres Kurusumange karakternya berbeda-beda maka masing-masing individu di harapkan dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan dan aktivitas sekolah tempat mereka menimba ilmu, sehingga terbentuk generasi yang berkarakter religius.

3. Internalisasi Nilai-Nilai religiusdi SDN 117 Inpres Kurusumange a. Peran Sekolah dan Guru dalam Pelaksanaan Nilai-nilai Religius.

Semua pihak yang ada dalam sekolah sangat berperan penting dalam keterlaksanaan penyelenggaraan nilai-nilai religius di sekolah dan harus mampu bekerja sama dengan yang lain . Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah dan guru, salah satu peran sekolah adalah dengan memberikan fasilitas-fasilitas yang di butuhkan dalam mendukung pelaksanaan nilai-nilai religius serta di tujukan agar tercapainya misi sekolah untuk meningkatkan kegiatan keagamaan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bapak H. Tarmuji S.Pd selaku kepala sekolah yaitu :

“sekolah memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan yang di perlukan untuk mendukung keterlaksanaan kegiatan keagamaan baik di sekolah maupun kegiatan di luar sekolah seperti mengikuti lomba dan extrakurikuler rebana begitu pula dengan dukungan para orang tua dalam membantu membangun musholah. karena memang sejalan dengan misi sekolah yaitu membimbing murid untuk melaksanakan ajaran agama dan meningkatakan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Sekolah juga sangat mendukung sarana dan prasarana yang menjadi alat atau sebagai tempat untuk pemberian nilai-nilai religius yang akan dikembangkan untuk membentuk karakter-karakter peserta didik”.

Berdasarkan hasil wawancara, selain memberikan fasilitas yang dibutuhkan sekolah juga mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada disekolah ataupun diluar sekolah. Sekolah sangat berperan dalam melaksanakan program-program kegiatan keagamaaan dengan memberikan izin ketika guru mempunyai program kegiatan yang ingin dilakukan disekolah.

Misalnya kegiatan hafalan asmual husna, lomba membaca surat-surat pendek dan sebagainya.

Data yang di peroleh dari hasil wawancara juga di dukung dari hasil observasi yang dilakukan peneliti mengenai fasilitas-fasilitas yang ada di SDN 117 Inpres Kurusumange, fasilitas tersebut yaitu tersedianya ruang musholah yang nyaman dan bersih untuk digunakan murid maupun guru yang dilengkapi dengan alat sholat yang sangat layak untuk di pakai.

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini tidak hanya peran yang dilakukan oleh sekolah namun juga peran guru dan orang tua dalam mendukung pelaksanaan nilai nilai religius di sekolah. Orang tua dengan senang hati membatu sekolah dalam pembangun mesjid sedangkan guru sangat berperan dalam pelaksanaan nilai-nilai religius. Guru berperan sebagai teladan baik oleh murid. Guru sebisa mungkin memberikan contoh terlebih dahulu agar

murid mempunyai panutan. Misalnya guru juga ikut berinfaq ketika ada kegiatan infaq, ikut melakukan sholat berjamaah bersama murid, mengikuti kegiatan yasinan, dan kegiatan keagamaan lainnya. Selain sebagai teladan, guru juga berperan sebagai pembimbing dalam membimbing murid ketika murid melakukan kesalahan atau membutuhkan bantuan guru, misalnya dalam menghafal asmaul husna atau membaca al-qur’an guru membimbing murid dengan sabar hingga lama kelamaan secara tidak sadar murid hafal dengan sendirinya. Hasil wawancara dengan ibu Herlina S.Pd selaku guru kelas beliau mengatakan peran guru adalah :

“peran saya sebagai guru kelas pastinya setiap pembelajaran atau setiap kegiatan yang diadakan di kelas itu tetap menyilipkan/

mensisipkan tentang pelajaran-pelajaran atau nilai-nilai religius yang dimana sekarang disekolah itu penerapan kurikulum 2013 yang dasarnya adalah pembentukan karakter jadi nilai-nilai religius ini sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik”.

Maksud dari Hasil wawancara di atas bahwa kewajiban atau peran seorang guru kelas bukan hanya mengajarkan materi kepada murid tetapi guru juga selalu menyisipkan nilai-nilai religius kepada murid agar pembentukan karakter religius murid juga bisa tertanam melaui pembelajaran.

Bapak Ruslan S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa :

“salah satu peran saya sebagai guru agama yaitu memberikan pembiasaan kepada anak-anak bagaimana anak-anak ini bisa menjalanankan sesuai dengan apa yang kita harapkan seperti memberi salam, memberikan contoh yang baik memberikan praktek-praktek contohnya melaksanakan sholat ,pembiasaan sholat dhuha, sholat duhur , sholat jum’at seperti itu”.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa peran sekolah dalam pelaksanaan nilai-nilai religius di SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu menyediakan fasilitas-fasilias yang ada untuk mendukung terlaksanaanya program-program yang diadakan di sekolah seperti adanya mushola, tempat wudhu, alat sholat dan lain sebagainya. Selain itu juga memberikan izin kepada guru yang mempunyai ide untuk suatu program kegiatan dan serta mendukung adanya kegiatan-kegitan yang ada diluar sekolah seperti mengikui perlombaan keagamaan. Guru juga memiliki peran yaitu sebagai teladan yang baik bagi murid.

b. Nilai-nilai Religius yang di Tanamkan kepada Murid 1. Nilai Ibadah

Ibadah merupakan ketaatan seorang manusia kepada Tuhanya yang di implementasikan dalam kegiatan sehari-hari. Nilai ibadah ini sangat penting bagi murid-murid, agar muri-murid menyadari pentingnya beribadah kepada allah. Dalam hal ini ada beberapa kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah berdasarkan hasil wawancara dapat dijabarkan menjadi kegiatan rutin yang dilakukan harian, mingguan, dan bulanan tertentu . Kegiatan rutin yang dilakukan yaitu sholat dhuhur berjamaah, sholat duha, sholat jum’at, jum’at sedekah dan asmaul husna yang merupakan program kegiataan keagamaan yang dilakukan oleh muri-murid SDN 117 Inpres Kurusumange. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan oleh guru ketika peneliti melakukan wawancara tentang kegiatan rutin yang dilakukakan di sekolah berkenaan dengan pelaksanaan nilai-nilai religius.

Bapak H. Tarmuji selaku kepala sekolah mengatakan bahwa:

“Nilai-nilai religius atau nilai ibadah disekolah ini guru agama punya program ada namanya jum’at ibadah setiap hari jum’at ada kelas yang melakukan kegiatan secara bergilir kemudian jum’at ibadah ini anak- anak dimasukkan ke mesjid itu secara bergilir karena murid di sekolah ini lebih 400 jadi kadang 3 kelas secara bergantian selain itu setiap hari anak-anak berdoa dulu di lapangan secara keseluruhan di pimpin langsung oleh guru agama dan guru kelas.

Maksud wawancara dari kepala sekolah bahwa dengan adanya nilai ibadah yaitu jum’at ibadah dan berdoa bersama di lapangan sebelum masuk kelas dengan adanya nilai ibadah dapat membentuk karakter murid dan membiasakan murid melaksanakannya.

Ibu Herlina S.Pd mengakatakan bahwa:

“Adanya juga jum’at sedekah dimana murid di ajarkan untuk berbagi kepada yang lain kemudian jum’at ibadah yaitu dengan adanya sholat dhuha berjama’ah dan setiap sebulan sekali ada narasumber dari luar lingkungan sekolah untuk memberikan ceramah - ceramah agama bagi murid.

Pendapat yang di uangkapkan oleh Ibu Herlina S.Pd mengenai kegiatan rutin yang dilakukan disekolah, selanjutnya di tambahkan oleh Bapak Ruslan S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam, beliau mengungkapkan bahwa :

“Di SDN 117 Inpres kurusumange yaitu setiap hari jum’at kita melaksanakan sholat dhuha, yang kedua kita sampaikan kepada anak- anak membiasakan diri untuk memberikan bagaimanan berucap yang baik terus kegiatan-kegiatan seperti mengaji. Menghafal surat-surat pendek, menghafal asmaul husna dan setiap kegiatan itu diberikan kartu kontrol untuk mengetahui bahwa murid tersebut telah menghafal surat tersebut”.

Berdasarkan hasil wawancara, dan dokumentasi guru dalam kegiatan rutin yang berkenaan dengan nilai ibadah terhadap pelaksanaan nilai-nilai

religius yang dilakukan SDN 117 Inpres Kurusumange adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap hari yaitu hafalan suat-surat pendek, doa-doa harian dan asmaul husna untuk kelas I sampai VI, yang di laksanakan setiap hari dan sholat dhuhur sesuai dengan jadwal yang telah di tentukan, begitu pula sholat dhuha dan sholat jum’at.

2. Nilai amanah dan ikhlas

Amanah salah satu sifat nabi yang dapat di percaya. Dalam hal ini amanah dalam melaksanakan semua program kegiatan keagamaan di sekolah SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu dengan bertanggung jawab atas semua yang di programkan dari sekolah. Hasil wawancara dengan Bapak Ruslan S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa:

“Murid di SDN 117 Inpres Kurusumange di ajarkan untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan program kegiatan keagamaan. Dalam hal pelaksanaan ibadah, disini murid diajarkan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ummat islam, dengan melaksanakan sholat dengan tepat waktu dan tanpa meninggalkannya”.

Dalam hal ini murid selalu di ajarkan untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan agama, murid di ajarkan bertanggung jawab mulai sejak dini agar selalu melaksanakan kewajibanya sebagai ummat islam dan tidak meninggalkannya.

Sedangkan ibu Herlina S.Pd selaku Guru Kelas mengatakan bahwa:

“Murid di ajarkan untuk mempunyai tanggung jawab sebagai murid yaitu dengan mematuhi semua peraturan yang sudah dibuat oleh sekolah, ketika mereka melanggar mereka akan di tegur oleh guru. Maka dari itu murid mempunyai tanggung jawab untuk dirinya sendiri dalam hal peraturan dan juga dalam hal pembelajaran. Murid mempunyai tanggung jawab dalam mengerjakan semua yang di tugaskan guru sebagai pekerjaan rumah untuk melatih dan mengasah otak”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat simpulkan bahwa tanggung jawab sebagai murid maupun guru merupakan kewajiban penting dalam pelaksanaannya. Karena masing-masing memikul tanggung jawab, diharapkan kepada murid dapat bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan agama dan guru juga bisa amanah dalam menjalankan semua tugasnya.

Sedangkan nilai ikhlas juga ditanamkan di SDN 117 Inpres Kurusumange sebagaimana targetnya yaitu terciptanya kehidupan religius di sekolah yang di perlihatkan dengan perilaku ikhlas. Dalam hal ini pelaksanaan program kegiatan yang mencerminkan nilai keikhlasan sesuai dalam pelaksanaan amal ibadah atau jum’at sedekah sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Ruslan S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam yang mengatakan bahwa:

“Disekolah ini dilaksanakan kegiatan jum’at sedekah, dengan membiasakan murid bersedekah secara ikhlas tanpa paksaan dan uang yang yang terkumpul diberikan kepada orang yang membutuhkan”.

Maka dari itu berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa dengan kegiatan jum’at sedekah maka murid di ajarkan untuk bersedekah dengan ikhlas agar murid terbiasa beramal atau bersedekah secara ikhlas . 3. Nilai Akhlak dan Kedisiplinan

Akhlak adalah salah satu nilai religius yang di laksanakan di SDN 117 Inpres Kurusumange yang tercermin dari perilaku murid. Sebagaimana hasil wawancara yang di katakan oleh ibu Herlina S.Pd selaku Guru Kelas bahwa:

“Dimana kita selalu memberitahu atau mengajarkan murid-murid ketika bertemu dengan gurunya jangan lupa memberi salam, sapa dan

senyum. Agar penciptaan nilai karakter religius murid dalam akhlak sopan santun ketika bertemu guru maupun kepala sekolah. Dengan temannya mereka menegur baik dengan salam, senyum maupun sapa”.

Maksud dari hasil wawancara bahwa murid di SDN 117 inpres kurusumange di ajarkan untuk selalu memberi salam kepada guru, kepala sekolah, warga sekolah dan masyarakat lainya dengan memberi salam, senyum dan sapa dapat menciptakan nilai karakter religius terhadap murid.

Hal tersebut juga di sampaikan oleh Bapak H. Tarmuji S.Pd selaku Kepala Sekolah bahwa :

“Ketika kita bertemu murid mereka memberi salam kemudian berjabat tangan, kemudian walaupun diluar dari jam pelajaran atau jam sekolah anak-anak dibiasakan untuk menghormati gurunya atau orang lain yang di anggap lebih dewasa seperti pembiasaan senyum, sapa dan salam”.

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa murid di ajarkan tentang etika dan sopan santun yang baik terhadap guru maupun kepala sekolah dan semua warga sekolah SDN 117 Inpres Kurusumange. Dan ketika bertemu dengan guru siapapun meski beliau mengajar atau tidak mereka tetap harus menyapa, mengucapkan salam dan mencium tangan. Akhlak harus dibangun dari sejak dini.

Sedangkan dalam nilai kedisplinan ini sangat penting untuk diberikan kepada murid agar tepat waktu dalam pelaksanaan ibadah maupun dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari. Seperti halnya dalam kedisplinan dalam masalah ketertiban yaitu dengan aturan-aturan sekolah seperti harus datang tepat waktu ke sekolah sehingga tidak terlambat masuk kelas. Berdasarkan hasil wawancara ibu Herlina S.Pd menyatakan bahwa:

“Murid harus dibiasakan datang kesekolah tepat waktu, dan jika ingin keluar kelas harus meminta izin kepada guru, apabila ada murid yang melanggar atau telat datang kesekolah biasanya diberikan peringatan dan hukuman yang bersifat mendidik seperti membaca surat-surat pendek”.

Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan adanya tindakan keras ketika melanggar. Seperti halnya aturan yang sesuai dengan tata tertib sekolah jika melanggar akan mendapat hukuman membaca surat pendek sebagai proses internalisasi ke anak.

Selain itu nilai kedisiplinan tidak hanya dalam peraturan sekolah saja, tetapi dalam pelaksanaan ibadah, agar murid dapat tepat waktu dalam beribadah. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Ruslan S.Pd.I menyatakan bahwa:

“pelaksanaan sholat duhur berjamaah di sekolah murid selalu dibiasakan untuk tepat waktu, setelah sudah masuk waktu sholat mereka langsung mengambil air wudhu lalu sholat. Kepala sekolah, guru dan warga sekolah lainnya juga ikut sholat berjama’ah, pelaksanaan sholat berjamaah tepat waktu dapat melatih murid agar menjadi kebiasaan dalam mengimplentasikan kehidupan sehari-hari”.

Dari pernyataan diatas bahwa untuk membuat murid agar di siplin dan tepat waktu dalam pelaksanaan ibadah sebagai bentuk kedisplinan agar murid terbiasa dan menjadi kebiasaan dalam hidupnya.

c. Strategi Internalisasi Nilai-nilai religius yang di tanamkan kepada Murid SDN 117 Inpres Kurusumange

Adapun strategi internalisasi nilai-nilai religius yang ditanamkan di SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu melakukan proses penanaman nilai-nilai religius murid melalui dua startegi yaitu strategi kegiatan di dalam kelas melalui proses pembelajaran dikelas dan kedua adalah kegiatan di luar kelas

Dokumen terkait