• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Internalisasi Nilai-nilai Religius Murid di SDN 117 Inpres Kurusumange a. Peran Sekolah dan Guru dalam Pelaksanaan Nilai-nilai Religius Peran sekolah dalam mendukung pelaksanaan nilai religius dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat di gunakan untuk mendukung terlaksananya program-program yang diadakan di sekolah yaitu adanya mushola, tempat wudhu, alat sholat. selain memberikan fasilitas yang

dibutuhkan sekolah juga mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada disekolah ataupun diluar sekolah. Sekolah sangat berperan dalam melaksanakan program-program kegiatan keagmaaan dengan memberikan izin ketika guru mempunyai program kegiatan yang ingin dilakukan disekolah seperti estrakurikuler rebana, kegiatan hafalan asmual husna, lomba membaca surat-surat pendek dan sebagainya.

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini tidak hanya peran yang dilakukan oleh sekolah namun juga peran guru dan orang tua dalam mendukung pelaksanaan nilai nilai religius di sekolah. Orang tua dengan senang hati membatu sekolah dalam pembangun mesjid sedangkan guru sangat berperan dalam pelaksanaan nilai-nilai religius. Selain kewajiban seorang guru untuk mengajarkan materi kepada murid guru juga selalu menyisipkan nilai- nilai religius kepada murid. Guru berperan sebagai teladan baik oleh murid.

Guru sebisa mungkin memberikan contoh terlebih dahulu agar murid mempunyai panutan. Selain sebagai teladan, guru juga berperan sebagai pembimbing dalam membimbing murid ketika murid melakukan kesalahan atau membutuhkan bantuan guru. Sesuai teori Marwawi Rais (2012:10) yang menyatakan bahwa Proses internalisasi lazim lebih cepat terwujud melalui keterlibatan peran-peran model (role-models). Individu mendapatkan seseorang yang dapat dihormati dan dijadikan panutan, sehingga dia dapat menerima serangkaian norma-norma yang ditampilkan melalui keteladanan. Proses ini lazim dinamai sebagai identifikasi (identification), baik dalam psikologi

maupun sosiologi. Sikap dan perilaku ini terwujud melalui pembelajaran atau asimilasi yang subsadar ( subconscious) dan nir-sadar (unconsious)

b. Nilai-nilai religius yang di tanamkan diSDN 117 Inpres Kurusumange Dalam implementasinya nilai religius ini sangat dibutuhkan oleh murid dalam menghadapi perubahan zaman dan, dalam hal ini murid diharapkan mampu memiliki perilaku dan karakter yang baik.Sesuai dengan teori Ahmad Thontowi (2005) Nilai religius merupakan suatu bentuk hubungan manusia dengan penciptanya melalui ajaran agama yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang dan tercermin dalam sikap dan perilakunya sehari hari

Nila-nilai religius yang ditanamkan di SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu nilai ibadah, nilai amanah dan ikhas, nilai akhlak dan kedisiplinan, Nilai Keteladanan. Maka SDN 117 Inpres Kurusumange menghubungkan nilai-nilai religius murid dalam nilai ibadah. Nilai ibadah ini di implementasikan dalam pelaksanaan sholat wajib maupun sholat sunnah yang dilakukan secara berjama’ah yaitu sholat dhuhur berjamaah, sholat duha, sholat jum’at, jum’at sedekah dan asmaul husna dan infak atau jum’at sedekah dengan tujuan mengharap ridho Allah untuk mencari ilmu. Sesuai dengan teori Fathurohman (2015)

Nilai ikhlas dan amanah secara etimologi artinya dapat dipercaya.

Dalam konsep kepemimpinan amanah disebut juga dengan tanggung jawab.

Sedangkan ikhlas secara umum yaitu hilangnya rasa pamrih atas segala sesuatu yang diperbuat. Di SDN 117 Inpres Kurusumange menghubungkan dengan nilai-nilai ikhlas yaitu dengan mengerjakan semua dengan tanggung jawab

bersama,mengajarkan untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan program kegiatan keagamaan. Dalam hal pelaksanaan ibadah, disini murid diajarkan mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan kewajibannya sebagai ummat islam,. Nilai ikhlas yaitu amal jariah dengan membiasakan murid bersedah secara ikhlas.

Nilai akhlak dan kedisiplinan. Akhlak secara bahasa yaitu budi pekerti, tingkah laku. Kedisiplinan adalah kebiasaan manusia ketika melaksanakan ibadah rutin setiap hari. Di SDN 117 Inpres Kurusumange menghubungkan dengan nilai-nilai akhlak dengan akhlak kesopanan yaitu dengan budaya 3S dan nilai kedisiplinan dengan pelaksanaan ibadah tepat waktu,dan aturan- aturan sekolah.

Nilai keteladanan merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan dan pembelajaran. Setiap guru agar senantiasa menjadi teladan dan pusat perhatian bagi muridnya. Di SDN 117 Inpres Kurusumange nilai keteladanan tidak hanya dengan teladan bagi murid-muridnya, seperti halnya dalam siraman rohani dan kegiatan agama lainnya.

c. Strategi Internalisasi Nilai-nilai religius yang di tanamkan kepada Murid SDN 117 Inpres Kurusumange

Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan mengembangkan kekuatan ( ideology, politik, ekonomi, social budaya) untuk mencapai tujuan sebelumnya. Dalam kamus besa bahasa Indonesia yang telah mengenai kegiatan untuk merncapai sasaran khusus. Depdiknas kamus Bahasa Indonesia (2012)

Strategi internalisasi adalah suatu cara untuk menanamkan sesuatu kepada seseorang yang bertujuan untuk membentuk pola pikir tertentu yang digunakan untuk kehidupan nyata. Starategi internalisasi dalam penelitian ini sangat efektif digunakan untuk menanamkan nilai-nilai religius pada murid disekolah dikarenakan starategi ini memberikan penanaman menggunakan kebiasaaan, keteladan dan pembentukan sikap dan perilaku.

Sebagaimana dari hasil penelitian wawancara bahwa strategi internalisasi nilai-nilai religius yang ditanamkan kepada murid SDN 117 Inpres Kurusumange di bagi menjadi dua yaitu didalam kelas dan diluar kelas.

Strategi internalisasi a) Di dalam kelas dengan pemberian motivasi dan nasehat-nasehat dan b) Diluar kelas yaitu dengan pembinaan bagi murid yang belum lancar dalam membaca al-qur’an, aturan-atauran atau norma yang telah dibua oleh sekolah (tata tertib dalam sekolah ), pembiasaan (kegiatan rutin)perwujudan penciptaaan budaya ketika bertemu guru menyapa dan berjabat tangan.

Secara teoritis bahwa strategi internalisasi nilai-nilai karakter religus murid melalui program kegiatan keagamaan di SDN 1117 Inpres Kurusumange.

Dalam kegiatan keagamaan ini masing-masing ada tiga tahapan yang mewakili proses atau tahap terjadinya internalisasi sesuai dengan teori menurut Rais (2012:10) proses internalisasi merupakan proses penerima serangkaian norma dari orang atau kelompok lain yang berpengaruh pada individu atau yang dinamai internalisasi ini melibatkan beberapa tahapan yaitu:

a. Tahap Transformasi Nilai: Tahap ini merupakan suatu proses yang dilakukan pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai yang baik dan kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi verbal antara pendidik dan peserta didik atau anak asuh.

b. Tahap Transaksi Nilai yaitu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi dua arah atau interaksi antara peserta didik dengan pendidik yang bersifat interaksi timbal balik.

c. Tahap transinternalisasi, tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap taransaksi. Pada tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian jadi tahap ini komunikasi kepribadian yang berperan aktif.

Dimana jika dihubungkan dengan teori, strategi yang pertama ditanamkan adalah dengan tahap transformasi nilai yaitu di SDN 1117 Inpres Kurusumange dengan menjelaskan atau memberikan pengetahuan kepada murid melalui proses pembelajaran, motivasi maupun nasehat-nasehat.

(Ahmad Tafsir : 2004)

Pada tahap strategi yang kedua adalah tansaksi nilai di SDN 117 Inpres Kurusumange, kepala sekolah dan guru mengajak murid untukmelaksanakan kegiatan keagamaan dengan kesadaran dan tanggung jawab, seperti sholat berjama’ah, jum’at sedekah. Pada tahap ini murid mampu melaksanakan setelah guru memberikan pengetahuan.

Pada tahap srtategi yang ketiga adalah transinternalisasi nilai yaitu dengan mengimplementasikan atau mengamalkan kegiatan keagamaan dalam

kehidupan sehati-hari. Di SDN 117Inpres Kurusumange mengimplementasikan sholat berjama’ah, membaca surat-surat pendek, asmual husna dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tahap ini mengetahui dan juga melaksanakan, dan aspek ini lebih menekankanpada kesadaran murid untuk mengamalkannya (Ahmad Tafsir : 2004).

Starategi yang pertama peruasive starategi adalah pembiasaan, keteladanan dimana dengan mengajak murid SDN 117 Inpres kurusmange untuk membiasakan dan melaksanakan program kegiatan keagamaan yang rutin maupun bulanan , kegiatan rutin seperti halnya sholat berjama’ah, sholat dhuha, sholat jum’at dan juma’at sedekah. Pembiasaan itu tidak hanya dilakukan disekolah saja namun aplikasi dalam kehidupan sehati-hari harus niatan dengan perintah Allah dan untuk mendekakan diri kepada Allah. Dan adanya dukungan dari semua warga sekolah jadi tidak hanya murid-murid yang melakukannya namun sealku pemimpin sekolah mengajak semua tenaga kependidikan untuk melaksanakan dan mengamplikasikan semuag kegiatan yang ada disekolah dengan cara yang harus dan memberikan alasan baik yang bisa menyakinkan murid untuk melaksanakannya karena kebutuhan bukan karena aturan, jadi memberikan contoh keteladanan juga bagi anak didiknya.

Selain itu dalam proses pembelajaran merupakan metode pembinaan karakter murid disekolah dengan mengintegrasikan dalam mata pelajaran.

Dengan penyampaian yang sesuai dengan materi. Dikaitkan dengan teori bahwasanya ada metode langsung dan tidak langsung dalam pembelajaran.

Dalam metode langsung berarti penyampaiannya nilai religius dilakukan secara

langsung dengan memberikan materi akhlak, sedangkan dalam metode tidak langsung yaitu dengan penanaman nilai religius melalui kisah-kisah yang mengadung nilai karakter yang mulia dengan harapan dapat diambil hikmahnya oleh murid. sesui

Dalam penciptaan religius bahwa yaitu dengan penciptaan suasana relgius maka akan tercipta budaya pengembangan yang bagus. Seperti halnya dalam pembudayaan 3S, pembudayaan berdoa sebelum belajar, membaca al- qur’an atau surat-surat pendek.

2. Implikasi Karakter Murid melalui Internalisasi Nilai-nilai Religius di SDN 117 Inpres Kurusumange

implikasinya berpengaruh besar dalam karakter murid di kehidupan sehari-hari. Menurut pusat Bahasa Depdiknas (2014) karakter adalah bawaan, hati jiwa, kepribadian, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperemen, dan watak, berkarakter berarti berkepribadian, berperilaku, bersifat, dan berwatak.

Implikasi internalisasi nilai-nilai religius murid terhadap karakter atau perilaku murid sehari-hari di SDN 117 Inpres Kurusumange memiliki dampak 90% positif. Implikasi internalisasinya di SDN 117 Inpres Kurusumange adalah membangkitkan motivasi yaitu program kegiatan yang bisa memotivasi murid, melaksanakan ibadah di rumah dengan membaca al- qu’an, mengimplemantasikan amalan-amalan dan nasehat dari kepala sekolah, guru, ataupun ustazah/ustaz dari luar dan mengimplementasikan sholat berjamaah dirumah karena pembiasaan disekolah, peningkatan karakter kedisiplinan yaitu taat pada peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah

dan datang tepat waktu, begitu juga tepat waktu dalam melaksanakan sholat secara berjama’ah, Meningkatkan ketakwaannya dan tanggung jawab yaitu dengan sholat berjamaah, sholat dhuha, Sholat duhur, sholat jum,at anak-anak membiasakan untuk membaca doa dan surat-surat pendek atau asmual husna sebelum pelajaran dimulai Sesuia teori Heri Gunawan (2014: 32). Semua internalisasi nilia-nlai religus yang diberikan berimplikasi besar dalam kehidupan sehari-hari dan berpengaruh nanti ketika mereka lulus serta mengaplikasikannya dalam masyarakat, Bertanggung jawab dengan melaksanakan kegiatan keagamaan yang sudah di programkan oleh sekolah, mengerjakan tugas secara bersungguh-sungguh serta berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan perilaku, Menghormati orang lain, yaitu menghormati guru, kepala sekolah dan warga sekolah. Dengan menyapa ketika bertemu guru, kepala sekolah dan semua warga sekolah,Sesuai dengan Kemendiknas (2010).

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat di tarik kesimpulan bahwa internalisasi nilai-nilai religius dan implikasinya terhadap karakter murid sebagai berikut:

1. Internalisasi nilai-nilai religius murid di SDN 117 Inpres Kurusumange yaitu dengan adanya Peran sekolah dan guru dalam pelaksanaan nilai-nilai religius yaitu dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya program-program yang diadakan di sekolah, memberi izin kepada guru yang mempunyai iden untuk mengadakan suatu program kegiatan, mendukung adanya kegiatan-kegiatan yang ada diluar sekolah, serta guru memberikan teladan yang baik bagi murid. Kemudian dengan adanya nilai-nilai religius yang ditanamkan kepada murid yaitu nilai ibadah melalui sholat dhuhur berjamaah, sholat dhuha, sholat jum’at dan jum’at sedekah, nilai amanah dengan mentaati semua peraturan dan bertanggung jawab dan ikhlas dengan apa yang telah di lakukan, nilai akhlak kesopanan, bertemu dengan guru menyapa dan berjabat tangan dan kedisplinan dengan beribadah tepat waktu, berangkat kesekolah tepat waktu nilai keteladanan dengan memberikan contoh yang baik kepada murid, maka guru-guru juga mendapatkan siraman rohani dari kepala sekolah, kemudian dengan adanya starategi internalisasi nilai-nilai religius yang di tanamkan kepada murid SDN 117 Inpres Kurusumange dibagi menjadi dua

yaitu di dalam kelas dalam proses pembelajaran dengan pemberian motivasi dan nasehat-nasehat, diluar kelas melalui kegiatan keagamaan yaitu pembinaan bagi murid-murid yang belum lancar dalam membaca al-qur’an dan dalam kegiatan ibadah, keteladan yaitu guru dan kepala sekolah dan warga sekolah memberikan contoh keteladanan kepada murid, kebiasaan dengan membiasakan melakukan semua kegiatan keagamaan di sekolah dengan membudayakan ketika bertemu guru menyapa dan berjabat tangan.

2. Implikasi internalisasi nilai-nilai religius terhadap karakter murid di SDN 117 Inpres Kurusumange memiliki implikasi 90% positif dengan indikator meningkatkan ketakwaan dengan melaksanakan ibadah tepat waktu dengan berjama’ah, membangkitkan motivasi dengan melaksanakannya di rumah dengan membaca al-qur’an, mengimplementasikan amalan-amalan dan nasehat dari guru atau pun ustaza/ustaz dari luar dan mengimplementasikan sholat berjamah di rumah karena pembiasaan di sekolah, peningkatan kedisiplinan yaitu taat pada peraturan atau tata tertib yang berlaku di sekolah dan datang tepat waktu kesekolah dalam melaksanakan sholat secara berjamaah, Bertanggung jawab dengan melaksanakan kegiatan keagamaan yang sudah di programkan oleh sekolah, mengerjakan tugas secara bersungguh-sungguh serta berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan perilakunya, Menghormati orang lain yaitu selalu menghormati guru dan kepala sekolah dan semua warga sekolah dengan meberi salam dan menyapa ketika bertemu dengan guru, kepala sekolah dan warga sekolah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka dengan ini peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak :

1. Bagi sekolah agar selalu meningkatkan kualitas pendidikan karakter terutama dalam menginternalisasikan nilai-nilai religius kepada murid melalui program kegiatan keagamaan yang sudah ada di sekolah.

2. Para guru di harapkan dapat berupaya menanamka kemampuan yang lebih kepada para murid untuk menginternalisasikan nilai-nilai religius. Agar nilai-nilai religius yang di tanamkan dapat dilaksanakan dengan kesadaran sendiri dan bertanggung jawab dan akhirnya dapat membentuk karakter religius.

3. Bagi para peneliti agar dapat melakukan kajian lebih mendalam tentang internalisasi nilai religius disekolah sehingga mampu menginternalisasikan nilai tersebut terhadap karakter murid agar bisa di kaji lebih dalam.

67

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2003. ESQ Power Sebuah Inter Inner Journey Melalui Al-ihsan. Jakarta: Arga

Azet, Akmad Muhaimin. 2011. Urgensi Pendidikan karakter di Indonesia.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Arifah, Lies 2009. Implementasi Pendidikan IMTAQ di SMP Negeri 2 Bantul.Tesis: UNY.

Creswell, John W. 2016. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitaif, dan campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dawson, Catherine. 2010. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar El-Ashry, Tohirin. 2014. Pembinaan Karakter Mahasisa Melalui Kurikulum Al

Islam dan Kemuhammadihan. Jakarta: Uhamka Pres.

Fathurrohman. 2015. Budaya Relgius Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Tinjuan Teoritik Dan Praktik Konstekstualisasi Pendidikan Agama Di Sekolah.Yogyakarta: Kalimedia.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

Hidayah, Siti Nurul. 2013. Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Sikap dan Perilaku Keagamaan Siswa Di MTS Negeri Wates Kulon Progo. Yogykarta.

Koesoema, A. Doni. 2010. Pendidikan Karakter: Srategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Kalidjerni, F.K. 2010. Kamus Study Kearganegaraan, Perspektif Sosiologikal dan Politikal. Bandung: Widya Aksara

Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan : Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing danKarakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas.

Lubis, Mawardi. 2011. Evalusi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Listyarti, Retno.2012. Pendidikan Karakter dalam Meode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Moleong, J. Lexi. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mu’in, Fatchul. 2016. Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muhaimin, 2008. Paradigma Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mustari, Mohammad. 2014. Nilai Karakter: Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta:

PT. Rajagrafindo Persada.

Rahmat, Mulyana. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Sukmadinat Syahodih, Nana.2009. Metode Penelitian Pendidika. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta . 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Thontowi, Ahmad. 2005. Hakekat Relegiusitas. Diakses darihttp://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/hakekatreligiusitas.pdf ( Di Akses pada tanggal 12 Februari 2020)

Undang-undang No. 2 Tahun 2003. 2006, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Semarang: Aneka Ilmu.

Wibowo, Agus dan Sigit Purnama. 2013. Pendidikan Karakter di PerguruanTinggi. Yogyakarta: Pusat Pelajar

Zuchdi. Darmiyanti. 2009. Pendidikan Karakter: Grand Design Nilai-Nilai Target.Yogyakarta: UNY Press.

Zubaedi.2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

69

LAMPIRAN 1

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara Kepala Sekolah

1. Bagaimana gambaran umum tentang nilai-nilai religius murid di SDN 117 Inpres Kurusumange ?

2. Kegiatan apa saja yang ada disekolah yang terkait penginternalisasian nilai- nilai religius ?

3. Bagaimana peran sekolah, guru dan warga sekolah lainnya dalam mendukung pelaksanaan nilai-nilai religius disekolah?

4. Apa saja nilai-nilai religius yang ditanamkan di SDN 117 Inpres Kurusumange ?

5. Apa dampak dan manfaat bagi murid dengan adanya nilai-nilai religius?

Pedoman Wawancara Guru Kelas dan Guru Agama

1. Apakah Bapak/ibu terlibat dalam Proses penginternalisasian nilai-nilai religius pada murid ?

2. Bagaimana gambaran umum tentang internalisasi nilai-nilai religius di sekolah ini ?

3. Bagaimana peran sekolah dan warga sekolah dalam mendukung pelaksanaan nila-nilai religius ?

4. Bagaimana peran Bapak /Ibu dalam pelaksanaan nilai-nilai religius ? 5. Apa saja nilai-nilai religius yang di tanamkan di SDN 117 Inpres

Kurusumange ?

6. Kegiatan apa saja yang ada disekolah yang terkait penginternalisasian nilai-nilai religius ?

7. Bagaimana strategi Bapak/ibu dalam internalisasi nilai-nilai religius kepada murid?

8. Apa manfaat dan dampaknya kepada murid dengan adanya internalisasi nilai-nilai religius ?

9. Bagaimana implikasi terhadap karaker murid setelah melalui internalisasi nilai-nilai religius?

10. Bagaimana perkembangan prestasi belajar murid dan perilaku sosial antar murid, guru warga sekolah dan orang tua melalui internalisasi nilai-nilai religius?

LAMPIRAN 2

LAMPIRAN 3

DOKUMENTASI

Gambar 1. Penyerahan surat izin penelitian

Gambar 2. Wawancara dengan Kepala Sekolah

Gambar 3. Wawancara dengan Guru Kelas

Gambar 4. Wawancara dengan Guru Agama

Gambar 5. Halaman depan SDN 117 Inpres Kurusumange

Gambar 6. Musholah SDN 117 Inpres Kurusumange

Gambar 7. Kegiatan jum’at ibadah

Gambar 8. Bersalaman sebelum masuk kelas

LAMPIRAN 4

Dokumen terkait