BAB III. METODE PENELITIAN
D. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2016 :80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan PT. Telkom Witel Makassar yang didalam satu bulan jika di rata-ratakan sebanyak 2.730 pelanggan.
2. Sampel
sampel adalah bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian peneliti (Suharyadi dan Purwanto, 2004:323 )
Penentuan sampel dengan menggunakan rumus slovin (Anwar Sanusi : 101).
N n =
1+Ne2
Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan,sebanyak 10%.
Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 96 responden.
E. Metode pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain :
1. Kuesioner
Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan kepada pelanggan PT.
Telkomunikasi Indonesia Witel Makassar yang menjadi responden dalam penelitian ini.
2. Observasi
Adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan pencacatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti, agar diperoleh hasil yang relevan.
F. Teknik Analisi Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif yaitu digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeksripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,2013).
Analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan karakteristik responden meliputi jenis pendidikan terakhir,umur,dan masa kerja. Selain itu analisis statistik deskriptif juga digunakan untuk menjelaskan tanggapan responden terhadap variabel penelitian. Perhitungan dalam analisis statistik deskriptif dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan paket program SPSS versi 26.0.
2. Analisis inferensial a. Uji instrument
Sebelum analisis dilakukan instrument yang diuji terlebih dahulu dengan uji validasi dan reabilitas.
1) Uji validitas menurut Danang Sunyoto (2012 : 58) validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu butir pernyataan.
Uji validitas dengan perbandingan r hitung dan r table berdasarkan
output SPSS 26 kolom total statistic lihat kolom corrected item – total correlation merupakan nilai r hitung dari masing-masing sedangkan nilai r table diperoleh dari : rα ; df (n-k)
Dimana : r hitung > r tabel, valid r hitung < tabel, tidak valid
2) Reliabilitas menurut Danang Sunyoto (2012:35) reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur dapat dipercaya. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konstan atau stabil dari waktu kewaktu. Pengujian reliabilitas konstruk pada penelitian akan menggunakan nilai cronbach’s alpha yang dihasilkan melalui pengolahan data SPSS. Jika nilai cronbach’salpha
> 0,60 maka dikatakan reliable. Reabilitas adalah suatu indeks tentang sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.
b. Uji Hipotesis
1) Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji dan menganalisis persepsi konsumen(X1) dan bauran pemasaran (X2) dan loyalitas konsumen (Y) pada PT. Telkomunikasi Indonesia Witel Makassar.
𝑌 = 𝛼 + 𝛽𝑋1 + 𝛼 + 𝛽𝑋2 + 𝑒 Y = Variabel dependen (loyalitas konsumen)
𝛢 = Nilai konstanta
X1 = persepsi konsumen X2 = bauran pemasaran
𝛽 = Koefisien regresi persepsi konsumen (X1)
e = Error term 2) Uji T
Uji signifikansi parsial (Uji t) uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan signifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel. Uji T dilakukan dnegan cara membandingkan antara nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sample (Ghozali,2006)
c. Koefisien Determinan
Koefisien Determinan adalah besaran yang menunjukkan variasi variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas (persepsi) dan (Bauran Pemasaran) dalam menerangkan variabel berikutnya (Loyalitas Konsumen).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
1. Sejarah singkat PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
PT. Telkomunikasi Indonesia Tbk atau bisa disebut PT.Telkom adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa Telkomunikasi. PT.Telkom menyediakan sarana dan jasa layanan Telkomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai kepelosok daerah diseluruh Indonesia. Sejarah PT. Telkom Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan colonial Belanda pada tahun 1882.
Pada tahun 1905 pemerintah colonial Belanda mendirikan perusahaan Telkomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan pos telegrap dan telepon (Post Telegraph en Telephone Dients/PTT).
Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telkomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan perusahaan Negara Telkomunikasi (PN Telkomunikasi). Pada tahun 1974 perusahaan Negara Telkomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telkomunikasi (Perumtel) yang menyelengggarakan jasa Telkomunikasi Nasional dan Internasional. Pada
36
tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa telkomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesia Satelite Corporation (Indosat) yang terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/1989 mengenai Telkomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telkomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telkomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/1991 sampai sekarang.
Perubahan di lingkungan PT. Telkom Indonesia.Tbk terus berlanjut mulai dari perusahaan jawatan sampai perusahaan public.Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi Restrukturisasi Internal. Kerjasama Internal,Initial Public Offering (IPO). Jenis usaha PT. Telkom Indonesia. Tbk adalah penyelenggara jasa telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa system telephone bergerak (STBS) Sirkuit pelanggan, Teleks, penyewaan Transpoder Satelit, VSAT (Verry Small Apenture Terminal) dan jasa nilai tambah tertentu. Pada tanggal 1 juli 1995 organiasasi PT.Telkom Indonesia.Tbk berhasil menrekstruktur jenis jasa Telkomunikasi menjadi tujuh Divisi Regional dan satu Divisi Network yang keduanya mengelolah bidang usaha utama.Divisi regional sebagai pengganti struktur Witel yang memiliki daerah territorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telephone lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Devisi Network menyelenggarakan jasa Telkomunikasi jarak jauh.
PT. Telkomunikasi Indonesia. Tbk, (Telkom) saat ini sahamnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia 53,6%,dan 46,4% dimiliki oleh publik, Bank of New York, dan Investor dalam negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahan. Telkom telah
melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta dan pelanggan tetap 25,8 juta. Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan komunikasi lainnya termasuk Interkoneksi jaringan telephone, multi media, data dan layanan terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkit langganan, Televisi berbayar dan layanan VoIP. Perusahaan yang memiliki visi menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telecommunication, Information, media, edutainment dan Sevices (TIMES) dikawasan Regional ini telah mendominasi lebih dari 60% pangsa pasar Broadband Indonesia. Artinya perusahaan PT.Telkom sudah memiliki lebih dari 19 juta pelanggan Broad band.
Telkom memiliki kapasitas Gateway internet lebih dari 106,4 Gbps. Perusahaan ini selalu berusaha memastikan kecukupan gateway internet guna memenuhi kebutuhan pelanggan baik dari fixed broadband maupun Mobile Broadband.
Telkom berfokus pada layanan TIMES dan berkomitmen mempelopori masyarakat digital di Indonesia. Telkom mempunyai grand strategy menuju sustainable competitive growth dengan sasaran pertumbuhan organic meliputi layanan consumer, layanan enterprise, dan layanan wholesale dan Internasional, yang didukung oleh 10 juta sambungan POTS dan 5 juta sambungan Speedy. Serta pertumbuhan inorganik yang diraih dengan pengembangan bisnis baru, pengelolaan portofolio strategis, serta membangun sinergi antara perusahaan dan entitas.
Sejalan dengan tuntunan perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi, perusahaan telkomunikasi ini menyediakan pelanggannya sejumlah layanan nilai tambah yang memungkinkan pelanggan lebih mudah dalam mengakses berbagai produk dan layanan perusahaan.
2. Visi dan Misi organisasi a. Visi
Menjadi perusahaan yang unggul dalam penyelenggaraan Telcmunication, information, Media, Edutaintment dan Services (TIMES) dikawasan regional
b. Misi
1) Menyediakan layanan TIMES yang berkualitas tinggi dengan harga yang kompetitif.
2) Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik diindonesia 3. Gambaran umum perusahaan Telkom Witel Makassar
PT. Telkomunikasi Indonesia.Tbk Divisi Regional VII Witel SulSel Kota Makassar yang beralamat dijalan Balaikota merupakan kantor Plasa Telkom yang mencakup beberapa wilayah yang terdiri dari 11 daerah dari 24 kabupaten/kota disulawesi selatan seperti Kota Makassar,kabupaten Maros,Gowa,Pangkep,Bone hingga kepulauan selayar.
Telkom witel jalan Balaikota merupakan pusat dari seluruh kantor Plasa yang ada di Sulawesi Selatan dengan beberapa unit bagian untuk menunjang jalannya suatu pekerjaan. Sebagai satu-satunya perusahaan telkomnikasi yang statusnya BUMN. PT.Telkom menjadi perusahaan yang unggul dibidangnya, tercatat pada tahun 2015 PT. Telkom kembali meraih penghargaan sebagai “The Best Company on Marketing 2015” di ajang BUMN Marketeers Award 2015.Penghargaan ini yang ketiga kalinya secara berturut-turut setelah pada tahun 2013 dan 2014. Sejalan dengan tuntutan
perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi, perusahaan telekomunikasi pada tanggal 17 agustus 2013, PT.Telkom meluncurkan wajah baru untuk perusahaannya. Dengan mengambil semangat HUT RI Ke 68, Telkom memperkenalkan penampilan baru logo Telkom yang mencerminkan komitmen Telkom untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
Gambar 4.1 Logo Telkom (16 agustus 2013-sekarang)
Penampilan logo tersebut mencakup perubahan logo secara menyeluruh dari terintegrasi dengan empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis, infrastruktur, system dan model operasi serta sumber daya manusia.
4. Struktur organisasi perusahaan
Tabel 4.1 : Struktur Organisasi
Home service DivReg VII Witel SulSel Jl. Balaikota Makassar
MANAGER HOME SERVICE
SALES AND PARTNERSHIP
INDBOUND &
OUTBOND CHANNEL
HOME SALES SUPPORT
CS
HOMESERVICE 1
CS
HOMESERVICE 3 CS
HOMESERVICE 2
5. Job description
a. Manager Home Service adalah sebagai pimpinan pada divisi home service yang mengarahkan ketiga asisten manager dalam 3 bagian dalam program pemasaran
b. Asisten Manager atau sales and partnership adalah bagian yang bertanggung jawab dalam pemasaran suatu produk sekaligus yang menangani pihak-pihak yang ingin melakukan kerjasama dalam penggunaan produk
c. Assisten manager inbound & outbound channel adalah bagian yang bertanggung jawab terhadap pelanggan yang menggunakan jasa atau produk perusahaan dan bertanggung jawab memberikan arahan pada karyawan dalam area pemasaran seperti Customer Service (CS) untuk melayani pelanggan yang datang ke perusahaan.
d. Asissten manager home sales support adalah bagian yang bertugas memeberi arahan pada sales yang bertugas langsung kelapangan melalui pemasaran door to door
e. CS home service adalah bagian yang bertugas melakukan penjualan pribadi/personal selling dan yang bertugas melayani segala kebutuhan pelanggan yang berkunjung ke perusahaan
B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Karakteristik responden
Penelitian menguraikan mengenai pengaruh persepsi konsumen dan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen pada PT.Telkomunikasi Indonesia Witel Makassar.Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar persepsi konsumen dan bauran pemasaran berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada PT.Telkomunikasi Indonesia Witel Makassar. Dalam penelitian ini,sampel yang diambil sebanyak 96 responden. Karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi identitas responden menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan.Salah satu tujuan dengan deskripsi karakteristik responden adalah memberikan gambaran yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dalam penelitian sampel, karakteristik responden dikelompokkan menurut jenis kelamin usia dan pekerjaan. Oleh karena itu uraian mengenai karakteristik responden dapat diuraikan pada table berikut :
Table 4.2.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki – Laki 52 54,16 %
Perempuan 44 45,84 %
Jumlah 96 100 %
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa responden jenis kelamin laki-laki lebih dominan dengan persentase 54,16% sedangkan responden perempuan memiliki persentase 45,84%. Dalam penelitian ini di dominasi oleh responden laki-laki dengan jumlah frekuensi 52 dan responden perempuan dengan jumlah frekuensi 44.
Table 4.3
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Frekuensi Persentase
20 – 30 29 30,21%
31 – 40 23 23,96%
41 – 50 26 27,08%
>50 18 18,75%
Jumlah 96 100
Table 4.3 diatas dari 96 responden, terdapat variasi tingkat usia dari para responden. Frekuensi responden yang berusia 20 -30 tahun sebanyak 29 orang dengan persentase 30,21%. Frekuensi responden yang berusia 31- 40 tahun sebanyak 23 orang dengan persentase 23,96%. Frekuensi responden yang berusia 41 – 50 tahun sebanyak 26 orang dengan persentase 27,08%. Sedangkan frekuensi responden yang berusia >50 tahun sebanyak 18 orang dengan persentase 18,75%. Dalam penelitian ini
didominasi oleh responden yang berusia 20-30 dengan frekuensi 29 orang dan persentase 30,21%.
Table 4.4
Karakteristik responden berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Tidak bekerja 27 28,13%
Wiraswasta 39 40,62%
PNS 30 31,25%
Jumlah 96 100
Table 4.3 diatas menunjukkan bahwa responden yang mendominasi ialah wiraswasta dengan jumlah frekuensi 39 orang dan persentase 40,62%.
Dan frekuensi terendah ialah yang tidak bekerja dengan jumlah frekuensi 27 orang dan persentase 28,13%. Sedangkan yang bekerja sebagai PNS dengan jumlah frekuensi sebanyak 30 orang dan persentase 31,25%.
2. Analisis Deskriptif
a. Deskriptif Persepsi Konsumen (X1)
Berdasarkan dari hasil olah data SPSS yang dilakukan oleh penaliti dari koesioner yang telah disebar pada masyarakat maka hasil deskriptif persepsi konsumen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Frequency persepsi konsumen(X1)
No Pernyataan SKOR RATA-RATA
SS S KS TS STS
1 X1.1 0 30 53 13 0 3,18
2 X1.2 0 34 50 12 0 3,23
3 X1.3 0 24 61 11 0 3,14
4 X1.4 0 29 56 11 0 3,19
5 X1.5 0 34 51 11 0 3,24
SKOR RATA-RATA 15,57
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.5 pada hasil Uji frequency bahwasanya deskriptif variabel persepsi konsumen (X1) tingkat jawaban responden menunjukkan bahwa pernyataan pertama sangat setuju 0, setuju 30 atau 31,3%, kurang setuju 53 atau 55,2%, untuk hasil tidak setuju 13 atau 13,5% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kedua sangat setuju 0, setuju 34 atau 35,4%, kurang setuju 50 atau 52,1%, untuk hasil tidak setuju 12 atau 12,5% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0,pernyataan ketiga sangat setuju 0, setuju 24 atau 25,0%, kurang setuju 61 atau 65,5%, untuk hasil tidak setuju 11 atau 11,5% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan keempat sangat setuju 0, setuju 29 atau 30,2 %, kurang setuju 56 atau 58.3%, untuk hasil tidak setuju 11
atau 11,5% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kelima sangat setuju 0, setuju 34 atau 35,4%, kurang setuju51 atau 53,1%, untuk hasil tidak setuju 11 atau 11,5% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0 demikianlah hasil frequency variabel X1.
b. Deskriptif Bauran Pemasaran (X2)
Berdasarkan dari hasil olah data SPSS yang dilakukan oleh penaliti dari koesioner yang telah disebar pada masyarakat maka hasil deskriptif bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Frequency bauran pemasaran (X2)
No Pernyataan SKOR RATA-RATA
SS S KS TS STS
1 X2.1 0 30 56 10 0 3,21
2 X2.2 0 34 55 7 0 3,28
3 X2.3 0 33 55 8 0 3,26
4 X2.4 0 33 53 9 0 3,27
5 X2.5 0 37 52 7 0 3,31
SKOR RATA-RATA 16,33
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.6 pada hasil Uji frequency bahwasanya deskriptif variabel bauran pemasaran (X2) tingkat jawaban responden menunjukkan bahwa pernyataan pertama sangat setuju 0, setuju 30 atau 31,3%, kurang setuju 56 atau 58,3%, untuk hasil tidak setuju 10 atau 10,4% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kedua sangat setuju 0, setuju 34 atau 35,4%, kurang setuju 55 atau 57,3%, untuk hasil tidak setuju 7 atau 7,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0,pernyataan ketiga sangat setuju 0, setuju 33 atau 34,4%, kurang setuju 55atau 57,3%, untuk hasil tidak setuju 8 atau 8,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan keempat sangat setuju 0, setuju 33atau 34,4%, kurang setuju 53 atau 55.2%, untuk hasil tidak setuju 9 atau 9,4% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kelima sangat setuju 0, setuju 37 atau 38,5%, kurang setuju 52 atau 54,2%, untuk hasil tidak setuju 7 atau 7,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0 demikianlah hasil frequency variabel X2.
c. Deskriptif Loyalitas Konsumen (Y)
Berdasarkan dari hasil olah data SPSS yang dilakukan oleh penaliti dari koesioner yang telah disebar pada masyarakat maka hasil deskriptif loyalitas konsumen adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Frequency loyalitas konsumen (X2)
No Pernyataan
SKOR
RATA-RATA
SS S KS TS STS
1 Y1 0 16 73 7 0 3,09
2 Y2 0 32 57 7 0 3,26
3 Y3 0 26 63 7 0 3,20
4 Y4 0 39 53 4 0 3,36
5 Y5 0 44 44 6 0 3,44
SKOR RATA-RATA 16,35
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.7 pada hasil Uji frequency bahwasanya deskriptif variabel loyalitas konsumen (Y) tingkat jawaban responden menunjukkan bahwa pernyataan pertama sangat setuju 0, setuju 16 atau 16,7%, kurang setuju 73 atau 76,0%, untuk hasil tidak setuju 7 atau 7,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kedua sangat setuju 0, setuju 32 atau 33,3%, kurang setuju 57atau 59,4%, untuk hasil tidak setuju 7 atau 7,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0,pernyataan ketiga sangat setuju 0, setuju 26 atau 27,2%, kurang setuju 63 atau 65,6%, untuk hasil tidak setuju 7 atau 7,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan keempat sangat setuju 0, setuju 39 atau 40,6%, kurang setuju 53 atau 55.2%, untuk hasil tidak setuju 4
atau 4,2% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0, pernyataan kelima sangat setuju 0, setuju 44 atau 45,8%, kurang setuju 44 atau 45,8%, untuk hasil tidak setuju 6 atau 6,3% dan sangat tidak setuju ditemukan nilai 0 demikianlah hasil frequency variabel Y.
3. Uji Analisis Inferensial a. Uji Validitas
Untuk mengukur kevalidan instrumen peneliti membandingkan koefisiensi korelasi product moment dengan r-tabel. Untuk degree of freedom (df)= n – 2 dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada kasus ini besarnya df dapat dihitung 90-2 atau df= 88 dengan alpha 0.05 didapat dari r tabel , jika r hitung (untuk tiap-tiap butir pernyataan dapat dilihat pada kolom Pearson Correlation dalam setiap item pernyataan) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid. Berikut adalah hasil uji validasi menggunakan SPSS.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Penelitian
Variabel Item
Pearson Correlation
R Tabel (N=90) Taraf Signifikan 0.05%
Keterangan
Persepsi Konsumen
X1.1 0.800 0.2006 Valid
X1.2 0.854 0.2006 Valid
X1.3 0.773 0.2006 Valid
X1.4 0.830 0.2006 Valid
X1.5 0.794 0.2006 Valid
Bauran Pemasaran
X2.1 0.712 0.2006 Valid
X2.2 0.758 0.2006 Valid
X2.3 0.766 0.2006 Valid
X2.4 0.802 0.2006 Valid
X2.5 0.796 0.2006 Valid
Loyalitas Konsumen
Y1 0.733 0.2006 Valid
Y2 0.813 0.2006 Valid
Y3 0.806 0.2006 Valid
Y4 0.702 0.2006 Valid
Y5 0.810 0.2006 Valid
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen dan bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen dinyatakan valid.
Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai koefisien korelasi r hitung > r table=0.2006 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid.
b.Uji Reliabilitas
Pengujian dalam uji reliabilitas ini untuk memperoleh informasi terhadap jawaban yang konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Berikut adalah hasil dan uraiannya:
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
No Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
1. Persepsi Konsumen (X1) 0.809 Reliabel
2. Bauran Pemasaran (X2) 0.798 Reliabel
3. Loyalitas Konsumen (Y) 0.799 Reliabel
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dilihat bahwa semua nilai statistic cronbach alpha (α) > 0.60 maka persepsi konsumen (X1) dengan nilai cronbach’s alpha 0.809,bauran pemasaran (X2) dengan nilai cronbach’s alpha 0.798 dan loyalitas konsumen (Y) dengan nilai cronbach’s alpha 0.799 maka kuesioner pada uji reliabitas dinyatakan reliable
4. Uji Hipotesis
a. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian dalam uji analisis ini adalah bagaimana peneliti memperoleh bauran persepsi konsumen dan bauran pemasaran yang merupakan variabel X1 dan X2 terhadap loyalitas konsumen Y. Berikut adalah hasil dan uraiannya:
Tabel 4.10 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d
Coefficients B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,936 ,833 PERSEPSIKON
SUMEN
,317 ,069 ,370
BAURANPEMA SARAN
,512 ,076 ,546
a. Dependent Variable: LOYALITASKONSUMEN Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + e
Y = 2,936+0,317X1+0,512X2+0,833 Dimana :
Y = Loyalitas Konsumen X1 = Persepsi Konsumen X2 = Bauran Pemasaran a = Konstanta
b = Koefisien Variabel X
e = Nilai Kritis (Standar Error)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dijelaskan bahwa persamaan tersebut diketahui nilai konstantanya sebesar 2,936. secara matematis, nilai konstanta ini menyatakan bahwa nilai konsisten variabel loyalitas konsumen Koefisien regresi X1 sebesar 0,317 dan X2 sebesar 0.512 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% nilai persepsi konsumen dan bauran pemasaran maka loyalitas konsumen akan bertambah. Koefisien regresi tersebut bernilai positif sehingga dapat dikatakan arah hubungan pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y adalah Positif.
b. Uji T (Parsial)
Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial
Coefficientsa
Model T Sig.
1 (Constant) 3,524 ,001
PERSEPSIKONSUMEN 4,583 ,000 BAURANPEMASARAN 6,763 ,000 a. Dependent Variable: LOYALITASKONSUMEN Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan analisis pada penelitian ini yang terdapat pada gambar pada tabel 4.11 diatas diketahui bahwa persepsi konsumen dan bauran pemasaran
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas konsumen. Berikut adalah hasil dan uraiannya:
1) Berdasarkan nilai signifikansi (sig.)
Berdasarkan tabel olah data spss oleh peneliti diketahui pada gambar 4.11 diatas memiliki nilai variabel persepsi konsumen (X1) dengan nilai 0.000<
probilitas 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima.Artinya berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y).
2) Berdasarkan nilai t hitung = 4,583> t tabel = 1.6640 maka dapat disimpulkan bahwa H1 atau hipotesis pertama diterima. Artinya persepsi konsumen (X1) berpengaruh terhadap loyalitas konsumen (Y).
a. Berdasarkan nilai signifikansi (sig.)
Berdasarkan tabel olah data spss oleh peneliti diketahu pada gambar 4.10 diatas memiliki nilai variabel bauran pemasaran (X2) dengan nilai 0.000<
probolititas 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa H2atau hipotesis kedua diterima.Artinya berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y).
b. Berdasarkan nilai t hitung = 6,763> t tabel = 1.66140 maka dapat disimpulkan bahwa H2 atau hipotesis kedua diterima. Artinya berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen (Y).
5. Koefisien Determinan
Koefisien determinan adalah besaran yang menunjukkan variasi variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independennya. Dengan kata lain, koefisien determinan ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel bebas persepsi konsumen dan bauran pemasaran dalam menerangkan variabel berikutnya loyalitas konsumen.
Hasil koefisien determinan (R2) yang diolah oleh peneliti ditunjukkan pada gambar 4.13 sebagai berikut:
Tabel 4.13 Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Mode
l R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 ,861a ,741 ,735 1,129
a. Predictors: (Constant), BAURANPEMASARAN, PERSEPSIKONSUMEN b. Dependent Variable: LOYALITASKONSUMEN
Data diolah peneliti melalui spss26
Berdasarkan gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa nilai (R2) sebesar 0,735 hal ini berarti 73,5% yang menunjukkan bahwa variabel persepsi konsumen dan bauran pemasarandapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Sisanya sebesar 26,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang belum atau tidak diteliti dalam penelitian ini.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis penelitian diatas menunjukkan bahwa persepsi konsumen dan bauran pemasaran berpengaruh signifikan positif dan sangat nyata terhadap loyalitas konsumen karena dengan persepsi konsumen dan bauran pemasaran dapat mendorong loyalitas konsumen yang lebih baik.
Persepsi konsumen dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan penilaian terhadap jasa yang akan digunakan, jika konsumen mempersepsikan produk tersebut memiliki kualitas yang rendah maka produk tersebut berkualitas rendah karena keputusan konsumen untuk membeli suatu barang tersebut dipengaruhi oleh persepsi itu sendiri,bukan berdasarkan realitasnya. sehingga persepsi konsumen terhadap loyalitas konsumen merupakan hal yang subjektif karena setiap konsumen memiliki kepuasan yang berbeda terhadap suatu barang atau jasa.
Bauran pemasaran terhadap loyalitas konsumen menjadi pandangan strategi untuk menghadapi para pesaing dipasar sasarannya. Dalam program pemasaran haruslah dicakup bauran pemasaran yang standar dan disesuaikan dengan wilayah atau segmen. Ada empat variabel inti pada bauran bemasaran yaitu harga,produk, promosi atau komunikasi pemasaran, dan penempatan atau penyaluran, sehingga dapat dinyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan sebuah strategi,taktik,instrument, atau alat pemasaran yang tersedia guna mempengaruhi pembeli sehingga memperoleh loyalitas konsumen dengan pembelian jangka panjang atau menjadi pelanggan tetap.