• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam-Macam Metode dalam Menghafal Al-

BAB II KAJIAN TEORI

5. Macam-Macam Metode dalam Menghafal Al-

2) Setelah Bekerja

Rata-rata dalam sehari orang menghabiskan waktu delapan jam untuk bekerja, dan tentunya setelah itu kita merasa sangat lelah. Oleh karenanya, lebih baik hindari waktu ini untuk menghafal. Tunggu beberapa saat sampai energi kita kembali pulih.

3) Larut Malam

Sangat dianjurkan bagi penghafal untuk tidur lebih awal karena sangat berpengaruh terhadap pembaharuan sel-sel dan pengeluaran racun dari dalam tubuh.

Hindarilah begadang dan jangan memulai hafalan ketika sudah larut malam. Mungkin, bisa menghafal sebelum tidur sesaat (Qailulah), yaitu tidur sebentar tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit, maka tidur tersebut justru melelahkan.

pikiran mereka, baik seluruhnya ataupun sebagian saja. Minimal surah Al-Fatihah dan sejenisnya mereka hafalkan.22

Dalam menghafal Al-Qur‟an biasanya perlu menggunakan metode. Supaya lebih teratur dan terjaga, para penghafal Al- Qur‟an tentu menginginkan hal-hal yang cepat dan singkat dalam menghafal Al-Qur‟an, tentunya dengan kualitas hafalan yang baik. Apabila penghafal memilih metode yang tepat, serta mempunyai ketekunan, istiqomah, sungguh-sungguh dan rajin.

sebagaimana firman Allah SWT:



















“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.(QS. Al- Ankabut[29] :69)

Serta, Rasulullah bersabda:

23

“Tidak sebaiknyakah jika salah seorang diantara kalian berangkat ke masjid pagi hari, lalu dia belajar atau membaca dua ayat Al-Qur’an? itu lebih baik baginya daripada tiga

22 Bobby Herwibowo, Teknik Quantum Rasulullah, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2014), h. 8

23 Abu Al-Hasan Muslim Ibn Hajjaj Al-Naisaburi, Matn Sahih Muslim, Jilid I, (Beirut: Daar Ihya Al-Turats Al-„Arabi), Bab Fadhlu Qira‟at Al-Qur‟an fii Al-Shalat wa Ta‟allumihi, h.552

ekor unta. Atau ia baca empat ayat, maka itu lebih baik baginya daripada empat ekor unta. Atau berapapun ayat yang dibacanya, maka itu lebih baik daripada unta sejumlah ayat yang dibaca”. (HR. Muslim).

Dengan memahami metode menghafal Al-Qur‟an yang tepat dan efektif, pasti kekurangan-kekurangan yang ada akan diatasi. Ada beberapa metode menghafal Al-Qur‟an yang bisa dilakukan oleh para penghafal, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode menghafal dengan pengulangan Per Ayat

Metode ini adalah cara yang paling tepat digunakan oleh semua penghafal Al-Qur‟an dibandingkan dengan metode-metode lain. Maksud dari metode pengulangan per-ayat adalah menghafal tiap satu ayat dengan jumlah pengulangan hingga bilangan tertentu. Metode inilah yang banyak dipraktikkan oleh para ulama. Mereka tidak akan melanjutkan hafalannya sebelum mengulang ayat yang sedang dihafalkan tersebut hingga jumlah yang banyak.

b. Metode Menghafal dengan Mendengarkan Murattal

Bagi orang yang sibuk, menghafal bukanlah menjadi kendala.

Menghafal dengan mendengarkan murattal dari para Syeikh menjadi salah satu pilihan yang baik. Sehingga, betapa pun ia sibuk, ia akan tetap mempunyai kesempatan untuk menghfal Al- Qur‟an hingga selesai. Sebab, meski setiap orang mempunyai cita-cita menjadi seorang penghafal Al-Qur‟an tetapi tidak sedikit orang yang tidak bisa meluangkan waktu untuk menghafal dengan leluasa.

c. Metode Menghafal dengan Menulis

Metode ini merupakan metode yang sangat penting. Sebab, selain dapat menghafal lafadznya, dengan metode ini seorang penghafal juga dapat menghafal bentuk tulisannya.24

d. Metode Takrar

Metode takrar adalah suatu cara sistematis dengan mengulang-ulang hafalan al-Qur‟an untuk mencapai tujuan.

Takrar adalah mengulang hafalan atau memperdengarkan hafalan yang pernah dihafalkan dan sudah pernah disimakkan pada guru tahfiz. Takrār dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik. Selain guru, takrār juga dilakukan dengan sendiri-sendiri dengan maksud melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga dengan tidak mudah lupa. Misalnya, pagi hari menghafal materi hafalan baru, dan sore harinya mentakrirkan materi baru yang telah dihafalkan.25

e. Metode Jama‟

cara ini dilakukan dengan kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh instruktur. Pertama instruktur membacakan ayatnya kemudian siswa menirukannya secara bersama-sama.26

Pada prinsipnya semua metode diatas baik untuk dijadikan pedoman menghafal Al-Qur‟an, baik salah satu diantaranya, atau dipakai semua sebagai alternatif atau selingan dari mengerjakan suatu pekerjaan yang terkesan monoton, sehingga dengan

24 Cece Abdulwaly, Mitos-mitos Metode Menghafal Al-Qur’an, (Yogyakarta:

Laksana, 2017), h. 206-214

25 Fithriani Gade, “Implementasi Metode Takrar Dalam Pembelajaran Menghafal Al-Qur‟an”, dalam Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, VOL. XIV NO. 2 Februari 2014, h. 421-422

26 Ahsin Sakho Muhammad, Kiat-kiat Menghafal Al-Qur’an, (Jawa Barat: Badan Koordinasi TKQ-TPQ-TQA), h. 63-65

demikian akan menghilangkan kejenuhan dalam proses menghafal Al-Qur‟an.

Untuk menjaga hafalan, ada tiga jenis metode pengulangan yang bisa dilakukan27, yaitu:

a. Tadzkir, pengulangan dengan bacaan cepat dimana sekali duduk dapat membaca 10 juz. Metode ini dikerjakan dengan cara membayangkan ayat-ayat dalam hati tanpa diucapkan. Dengan metode ini, biasanya dapat menyelesaikan takrir satu juz dalam waktu kurang lebih lima menit. Metode ini tidak mudah karena membutuhkan kelancaran hafalan, konsentrasi yang maksimal, dan menjadikan otak lebih cepat lelah.

b. Talfizh, pengulangan dengan ritme bacaan sedang dan suara yang lantang. Talfizh ini dikerjakan sebanyak setengah sampai 1 juz setiap selesai melaksanaan shalat lima waktu. Hal ini bertujuan mengevaluasi hafalan, karena kalau hanya dibaca dalam hati, dikhawatirkan banyak kalimat yang keliru.

c. Tanzhir, pengulangan dengan dilihat terlebih dahulu, kemudian diucapkan dengan suara yang lantang. Tanzhir diterapkan khusus untuk ayat-ayat yang biasa lupa atau keliru atau mengulang hafalan baru. Karena itu, jumlah ayat yang diulang dengan metode tanzhir ini disesuaikan dengan kebutuhan.

27 Deden M. Makhyaruddin, Rahasia Nikmat Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: PT.

Mizan Republika, 2013), h. 13-14

Dokumen terkait