BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Pustaka
4) Manfaat Pembelajaran Daring
Kemajuan tekhnologi akan berdampak pada perubahan peradaban dan budaya manusia. Dalam dunia pendidikan, kebijakan penyelenggaraan pendidikan kadangkala dipengaruhi oleh dampak kemajuan tekhnologi, tuntutan zaman, perubahan budaya dan perilaku manusia. Adakalanya kemajuan tekhnologi menjadi perihal yang memudahkan pelaku pendidikan untuk lebih mudah mencapai tujuan pendidikan itu. Tapi disisi lain, perubahan dan kemajuan tekhnologi menjadi tantangan berat bagi komponen pendidikan dalam rangka melewati transisi persesuaian dengan tuntutanan kemajuan itu. Bahkan tidak jarang perubahan mengakibatkan berbagai kendala yang serius.22 Perubahan yang tengah dialami seluruh pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan pada saat ini adalah bagaimana menggunakan tekhnologi secara total sebagai media utama dalam pembelajaran daring. Keberadaan tekhnologi dalam pendidikan sangat bermanfaat untuk mencapai efisiensi proses pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan. Manfaat tersebut seperti efisiensi waktu belajar, lebih mudah mengakses sumber belajar dan materi pembelajaran.23
Adapun manfaat pembelajaran daring yakni dapat mendorong siswa tertantang dengan hal-hal baru yang mereka peroleh selama
22 Ibid., hlm. 6.
23 Ibid., hlm. 7.
proses belajar, baik tekhnik interaksi dalam pembelajaran maupun penggunaan media-media pembelajaran yang beraneka ragam. Siswa juga secara otomatis, tidak hanya mempelajari materi ajar yang diberikan guru, melainkan mempelajari cara belajar itu sendiri.24 7) Minat Belajar Akidah Akhlak
a) Pengertian Minat Belajar
Minat belajar adalah aspek psikologis seseorang yang menampakan diri dalam beberapa gejala seperti: gairah, keinginan, semangat, perasaan, suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang, (warga belajar) terhadap proses belajar yang dijalaninya dan yang kemudian di tunjukan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam mengikuti proses belajar yang ada.
Dengan adanya minat, mampu memperkuat ingatan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya. Sehingga dapat dijadikan sebagai fondasi seseorang dalam proses pembelajaran dikemudian hari. Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan tersebut. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia
24 Ibid., hlm. 8.
untuk berinteraksi dengan dunia luar, motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar.
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.25
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah. Dalam usaha mencapai sesuatu sangat diperlukan minat, karena besar kecilnya minat sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minatnya.26
b) Akidah akhlak
Kata akidah secara bahasa berasal dari bahasa Arab dalam bentuk masdar, yakni ‘aqada, ya’qidu, ‘aqdan ‘aqidatan yang artinya simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Secara
25 Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi:
Haura Publishing, 2020), hal. 12.
26 Ibid., hlm. 14.
teknis akidah berarti iman, kepercayaan dan keyakinan.27 Kepercayaan ini tentu terletak dalam hati masing-masing individu, sehingga yang dimaksud dengan akidah adalah keyakinan yang kokoh di dalam hati. Tidak jauh berbeda dengan pengertian secara bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri yakni dijelaskan bahwa akidah adalah kepercayaan dasar, keyakinan pokok.
Pada konteks ini yang dimaksud Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah yang dipatrikan di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dengan menolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran tersebut. Dengan kata lain akidah adalah hal-hal yang kebenarannya oleh jiwa, mendatangkan ketentraman hati, menjadi keyakinan yang kokoh yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Hal ini dikarenakan akidah mengandung pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya.
Sedangkan kata akhlak dari segi bahasa berasal dari bahasa Arab khuluq jamaknya akhlak yang bisa bermakna budi pekerti, etika atau moral. Dalam Al-Quran dan al Hadits kata khuluq inilah juga dapat dijumpai. Seperti dalam Qurab durat al-Qalam ayat 4: “dan
27 Dedi Wahyudi, Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, (Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), hlm.2
ssungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang baik” dalam ayat ini menunjukan makna akhlak dalam arti perangai atau budi pekerti. Akhlak selain berhubungan erat dengan khalik juga berkaitan dengan makhluk, pengertian etimologi tersebut berimplikasi bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan Tuhan pencipta yang menciptakan perangai manusia, luar dan dalam, sehingga tuntutan akhlak harus sesuai dengan ketentuan Khalik. Akhlak harus juga terdapat penyesuaian dengan ketetapan manusia yang telah menjadi tardisi.
Dengan kata lain, dalam kehidupan manusia harus berakhlak mulia, baik dalam ukuran Allah maupun manusia atau makhluk.
Aqidah dan Akhlak mempunyai hubungan yang sangat erat.
Aqidah merupakan akar atau pokok Agama, sedangkan akhlak merupakan sikap hidup atau kepribadian manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah yang kokoh. Dengan kata lain, akhlak merupan manifestasi dari keimanan (Aqidah)28 Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa akidah akhlak yaitu suatu ilmu yang memberikan pengetahuan, pemahaman dan penghayatan tentang keyakinan seseorang yang melekat dalam hati yang berfungsi sebagai pandangan hidup, untuk selanjutnya dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata.
c) Indikator Minat Belajar
28 Ibid.,hlm.3.
Minat dapat dikaitkan dengan daya tarik dari luar, perasaan senang dan sikap yang positif yang akan dapat meningkatkan kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang tertentu. Adapun beberapa indikator minat belajar yaitu: perasaan senang, partisipasi, perhatian belajar, ketertarikan.29 Dari definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar tersebut, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu:
(1) Perasaan Senang
Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.
(2) Partisipasi
Suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
(3) Perhatian siswa
Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek
29Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 67.
tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
(4) Ketertarikan siswa
Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh: aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
(5) Semangat
Perasaan yang sangat kuat yang dialami oleh setiap orang, dapat dilihat sebagai bagian fundamental dari suatu kegiatan sehingga sesuatu dapat ditujukan kepada pengarahan potensi yang menimbulkan, menghidupkan, menumbuhkan tingkat keinginan yang tinggi.
d) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan Faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi minat belajar siswa, faktor internal tersebut antara lain; perhatian siswa muncul didorong rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ini perlu mendapat rangsangan
sehingga siswa selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. 30
Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar adalah faktor sekolah dan faktor keluarga: guru dalam proses pendidikan, mempunyai tugas mendidik dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya sebagai manusia. Suatu tugas pokok guru adalah menjadikan peserta didik mengetahui atau melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal. Sarana dan prasarana pembelajaran meliputi gedung sekolah dan ruang belajar.
Sedangkan sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, alat dan fasilitas di sekolah. Lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Selain bahan belajar, dalam proses pembelajaran juga diperlukan sarana prasarana yang dapat mendukung proses belajar mengajar. Semua alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk
30 Lusi Marleni, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bangkinang”, Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 1, No. 1, Tahun 2016, hlm. 151.
menyampaikan pesan (informasi) dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (siswa).31
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran daring pada situasi pandemi covid-19 yang diselenggarakan melalui jaringan web merupakan salah satu jalan yang ditempuh oleh pemerintah agar pendidikan di Indonesia bisa tetap berjalan, hal ini tentu saja memiliki dampak positif juga negatif bagi bidang pendidikan. Jika dilihat dari segi penggunaannya pembelajaran daring kurang efektif dalam pelaksanaannya, karena penguasaan tekhnologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, jaringan internet dan biaya.
Dengan adanya pembelajaran daring bisa saja meningkatkan minat belajar siswa dengan melihat langsung secara nyata objek yang ingin mereka pelajari namun juga bisa sebaliknya akan dapat menurunkan minat belajar. Yang mana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Apabila siswa berminat pada suatu mata pelajaran, maka akan cenderung bersungguh-sungguh dalam mempelajari pelajaran tersebut. Sebaliknya, siswa yang kurang beminat terhadap suatu pelajaran, maka ia akan cenderung enggan mempelajari pelajaran.
31 Ibid., hlm. 152.
Berdasarkan uraian diatas maka kerangka berpikir penelitian ini adalah:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir C. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara berdasarkan landasan teori yang masih perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis terbagi atas dua jenis, yakni hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan tidak adanya pengaruh atau hubungan antara variabel dengan variabel lain. Hipotesis alternatef (Ha) yang menyatakan adanya pengaruh atau hubungan antara variabel dengan variabel lain. 32
Berdasarkan paparan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ada pengaruh yang signifikan dari pembelajaran daring terhadap minat belajar akidah akhlak siswa kelas VII MTs Negeri 1 Ende.
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: ALFABETA, 2018). hlm. 99.
PEMBELAJARAN DARING
(X)
MINAT BELAJAR (Y)