• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa Pendidikan

Dalam dokumen ILMU PENDIDIKAN (Halaman 54-59)

HAKIKAT PENDIDIKAN

4) Masa Pendidikan

Pendidikan brlangsung seumur hidup, yang kegiatan- kegiatannya tidak berlangsung sembarang tetapi pada waktu tertentu.

Dari tiga dasar pernegrtian pendidikan inilah para ahli memebrikan batasan-batasan tertentu tentang hakikat pendidikan sesuai dengan sudut pandang masing-masing, sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Langeveld mendifinisikan pendidikan sebagai setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan pada anak tertuju pada pendewasaan anak itu, atau membatu nak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

2. John Dewey memberi batasan pendidikan sebagai proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.

3. J.J Rosseau berpendapat pendidikan adalah memberi kitab

Ilmu Pendidikan 55

T

pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak akan tetapi diperlukan pada masa dewasa.

4. Ki Hajar Dewantara memberi definisi pendidikan sebagai tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya pendidikan menuntun segala kekuatan pada anakk-anak itu sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan bahagia setinggi-tingginya.

5. Undang-undang no 2 tahun 1989, tentang sistem pendidikan nasional menegaskan pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.

6. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekutan spiritual keagamaan, pegendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta perlakuan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari beberapa batasan di atas meskipun berbeda secara redaksional, namun, secara esensial terdapat beberapa unsur atau faktor yang sama, diantaranya:

1. Pendidikan merupakan suatu proses 2. Pendidikan merupakan kegiatan manusiawi

Dr. Ahdar, S. Ag, S. Sos, M.Pd. I

T

56

3. Pendidikan merupakan hubungan antarpribadi 4. Pendidikan untuk mencapai tujuan.

Pengertian Ilmu Pendidikan

Pakar pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang pendidikan pengertian ilmu pendidikan. Perbedaan pendidikan disebabkan karena sudut pandang yang berbeda.

1. Carter (1985:36) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan sistematis yng mencangkup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar dan juga mengajukan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk di uji berdasarkan pengalaman yang sering dalam bentuk ekperimen.

2. Driyarkara (1980:66-67), ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, yakni pemikiran yang bersifat kritis, memiliki metode, dan tersususn secara sitematis tentang pendidikan. Kritis artinya menerima pengetahuan atas dasar analisis dan pemahaman dan serta argumen yang kuat. Memiliki metode berarti dalam proses berpikir dan menyelidiki, orang menggunakan cara teknik tertentu. Sistematis dalam suatu proses, pemikir ilmiah dijiwai oleh ide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran-pikiran dan pendapatnya tidak hanya berhubungan, namun juga merupakan satu kesatuan.

3. Barnadib (1987:7) mengemukakan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang membicarakan masalah-maslah umum

Ilmu Pendidikan 57

T

pendidikan secara menyeluruh dan abstrak.

4. Lageverald, paedagogi atau ilmu mendidika adalah suatu ilmu yang bukan hanya menalaah objeknya untuk mengetahuai betapa keadaan atau hakiki obejek itu, melainkan mempelajari betapa hendaknya bertindak, objek ilmu penididikan ialah proses-prose situasi pendidikan.

5. Brodjonegoro menjelaskan bahwa ilmu pendidikan adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti yang luas paedagogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktik pendidikan.

Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat adanya penekanan yang sama bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pendidikan. Ilmu pendidikan membicarakan masalah-masalah yang bersifat ilmu, bersifat teori, ataupun yang bersifat praktis. Sebagai ilmu pendidikan teoritis, maka ilmu pendidikan ditujukan pada penyusunan persoalan dan penyusunan persoalan dan pengetahuan sekitar pendidikan secara ilmiah, bergerak dari praktik kepenyusunan teori, dan penyusunan sistem pendidikan.

Ilmu pendidikan termasuk ilmu pengetahuan empiris, rohani, normatif yang diangkat dari pengalaman pendidikan kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis.

Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, ilmu pendidikan termask

Dr. Ahdar, S. Ag, S. Sos, M.Pd. I

T

58

ilmu yang baru berkembang. Padahal secara praktis, pendidikan sudah dimulai sejak manusia itu ada. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa ilmu pendidikan dapat dikelompokkan dan diberi atribut sebagai berikut.

a. Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu Normatif

Ilmu pendidikan selalu berhubungan dengan sosial, iapakh

“manusia” itu. pembahasan tentang siapakah manusia itu biasanya masuk dalam ranah filsafat yaitu filsafat antropologi.

Pandangan filsafat tentang manusia sangat besar pengeruhnya terhadap konsep serta praktik pendidikan, karena pandanagn filsafat itu menentukan nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh seorang pendidik atau suatu lembaga atau bangsa yang melaksanakan pendidikan. Nilai-nilai luhur ini dijadikan norma untuk menentukan ciri-ciri manusia yang ingin dicapai melalui praktik pendidikan. Nilai luhur itu biasanya tergambar dalam rumusan tujuan pendidikannya. Nilai-nilai itu secara normatif bersumber dari norma masyarakat, norma filsafat, dan pandangan hidup, juga dari keyakinan keagamaan yang di anut oleh seseorang. Dengan demikian, ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang bertujuan. Yujuan itu telah ditentukan oleh nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, atau bangsa.

Selanjudnya, nilai itu sendiri merupakan ukuran yang bersifat normatif, sehingga dapat kita tegaskan bahwa ilmu pendidikan adalah ilmu yang bersifat normatif.

Ilmu Pendidikan 59

T

b. Ilmu Pensisikan sebagai Ilmu yang bersifat Teoritis dan Praktis

Ilmu pendidikan tidak hanya mencari pengetahuan deskriptif tentang objek pendidikan, tapi juga ingin mengetahui begaimana sebaiknya untuk memperoleh manfaat terhadap objek didiknya.

Jika dilihat dari maksud dan tujuannya, ilmu pendidikan dapat disebut “ilmu yang praktis” sebab ditujukan kepada praktik dan perbuatan-perbuatan yang mempengaruhi anak didik. Walaupun ilmu pendidikan ditujukan kepada praktik pendidikan, namun untuk mendalami kajian praktik mendidik itu dilaksanakan diperlukan suatu teori (ilmu teori) agar dapat dijadikan landasan dalam mencari kebenaran melalui praktik (ilmu praktis). Hasil yang didapat merupakan kajian yang sistematis terarah, dan empirik. Ilmu pendidikan lahir dan berkembang setelah praktik pendidikan berlangsung lama sehingga tampilan ilmu pendidikan sebagai ilmu masih belum final. Itu berarti, ilmu pendidikan masih dalam proses membentuk jati diri.

Dalam filsafat ilmu, suatu studi dapat dikategorikan disiplin ilmu jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

Dalam dokumen ILMU PENDIDIKAN (Halaman 54-59)