• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II:TINJAUAN PUSTAKA

E. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin (2004:75-76) Sekolah umum dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah:

Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agamalain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untukmewujudkan persatuan nasional.

Menurut Zakiyah Daradjat (2008:23) yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah: “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh”. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan

pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini, pendidikan agama mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/ berbudi luhur dan menghormati penganut lainnya.

Sebagaimana dalam surah Al- Ahzab [33] Ayat 21:

 

 

Terjemahnya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Departemen agama RI (2011:420)

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan:

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UU RI No. 20 Th. 2003)

Dari paparan diatas maka penulis bisa menarik kesimpulamn bahwa Pendidikan Islam dibedakan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan

28

pendidikan Keagamaan Islam. Istilah Pendidikan Islam bermakna umum, mencakup dua istilah lainnya. Muhaimin (2004:74) menjelaskan bahwa:

istilah Pendidikan Islam mencakup tiga pengertian berikut : (a) pendidikan (menurut/berdasarkan) Islam, yakni pendidikan yang dipahami, disusun, dan dikembangkan menurut ajaran Islam. Jadi, sifatnya normatif. Dan dalam kerangka akademik merupakan lahan filsafat pendidikan Islam; (b) Pendidikan (Agama) Islam, yaitu upaya mengajarkan dan mendidikkan agama Islam agar menjadi way of life, baik malalui lembaga informal, nonformal dan formal. Sifatnya proses oprasional. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Ilmu Pendidikan Islam teoritis; dan (c) Pendidikan (dalam) Islam, yakni proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung berkembang dalam perjalanan sejarah umat Islam. Sifatnya sosio- historis. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Sejarah Pendidikan Agama Islam.

Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ketiga istilah tersebut meskipun mirip, dalam tataran implementasi memiliki perbedaan.

Istilah Pendidikan Islam sifatnya umum, menunjuk pada semua hal terkait dengan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa kekurangnya dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama Islam pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa pemikiran, institusi, maupun tertentu. Sedangkan Pendidikan Keagamaan Islam lebih mengarah pada bentuk satuan pendidikan atau program pendidikan, yang dapat berupa pendidikan diniyah dan pendidikan pesantren tapi saat ini tidak terlepas pada sekolah umum seperti SMP dan SMA.

2. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Salah satu fungsi pendidikan secara umum yaitu proses memanusiakan manusia dalam rangka mewujudkan budayanya. Manusia di ciptakan dalam keadaan fitrah (Al-Qur’an). Fitrah dalam Al-Qur’an pada dasarnya memiliki arti potensi yaitu kesiapan manusia untuk menerima kondisi yang ada di sekelilingnya dan mampu menghadapi tantangan serta mempertahankan dirinya untuk survive dengan tetap berpedoman kepada Al- Qur’an dan sunnah. Sebagaimana dalam surah An nahl [16] ayat 43-44:





Terjemahnya:

45. Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, 46. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan kami turunkan

kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang Telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

Namun dalam dunia pendidikan, Kurikulum pendidikan agama Islam dalam sekolah berfungsi sebagai :

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah di tanamkan dalam lingkungan keluarga.

30

b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Sebagaimana dalam Al-quran Surah Al- Qashas [28] ayat 77:





Terjemahnya:

Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Departemen Agama RI (2011:394)

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya munuju manusia Indonesia seutuhnya.

f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran yaitu untuk menyalurkana anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal sehingga dapat di manfa’atkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan, rasanya penulis, perlu mengutip ungkapan Berieter dalam Muhammad Iqbal (2013:15) bahwa:

Pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai seseorang secara utuh.

Dari keterangan di atas, secara umum fungsi pendidikan agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan malalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pangamalan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa, dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Peserta didik yang belajar berarti memperbaiki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan meningkatnya kemampuan-

32

kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan atau perhatian pada lingkungan sekitar makin bertambah. Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak terlepas dari hasil penilaian proses dan hasil belajar. Menurut Nana Sujana 2006:22) Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau nonriel.

Belajar merupakan yang relative permanen dalam hal melakukan atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa respon. Dalam melakukan kegiatan terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusutan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar maka murid telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui. Perubahan ini ynag disebut hasil belajar.

F. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 4. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin (2004:75-76) Sekolah umum dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah:

Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agamalain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untukmewujudkan persatuan nasional.

Menurut Zakiyah Daradjat (2008:23) yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah: “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh”. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini, pendidikan agama mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/ berbudi luhur dan menghormati penganut lainnya.

Sebagaimana dalam surah Al- Ahzab [33] Ayat 21:

34

 

 

Terjemahnya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Departemen agama RI (2011:420)

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan:

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UU RI No. 20 Th. 2003)

Dari paparan diatas maka penulis bisa menarik kesimpulamn bahwa Pendidikan Islam dibedakan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan pendidikan Keagamaan Islam. Istilah Pendidikan Islam bermakna umum, mencakup dua istilah lainnya. Muhaimin (2004:74) menjelaskan bahwa:

istilah Pendidikan Islam mencakup tiga pengertian berikut : (a) pendidikan (menurut/berdasarkan) Islam, yakni pendidikan yang dipahami, disusun, dan dikembangkan menurut ajaran Islam. Jadi, sifatnya normatif. Dan dalam kerangka akademik merupakan lahan filsafat pendidikan Islam; (b) Pendidikan (Agama) Islam, yaitu upaya mengajarkan dan mendidikkan agama Islam agar menjadi way of life, baik malalui lembaga informal, nonformal dan formal. Sifatnya proses oprasional. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Ilmu Pendidikan Islam teoritis; dan (c) Pendidikan (dalam) Islam, yakni proses dan

praktek penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung berkembang dalam perjalanan sejarah umat Islam. Sifatnya sosio- historis. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Sejarah Pendidikan Agama Islam.

Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ketiga istilah tersebut meskipun mirip, dalam tataran implementasi memiliki perbedaan.

Istilah Pendidikan Islam sifatnya umum, menunjuk pada semua hal terkait dengan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa kekurangnya dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama Islam pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa pemikiran, institusi, maupun tertentu. Sedangkan Pendidikan Keagamaan Islam lebih mengarah pada bentuk satuan pendidikan atau program pendidikan, yang dapat berupa pendidikan diniyah dan pendidikan pesantren tapi saat ini tidak terlepas pada sekolah umum seperti SMP dan SMA.

Peserta didik yang belajar berarti memperbaiki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan meningkatnya kemampuan- kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan atau perhatian pada lingkungan sekitar makin bertambah. Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak terlepas dari hasil penilaian proses dan hasil belajar. Menurut Nana Sujana 2006:22) Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan

36

kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau nonriel.

Belajar merupakan yang relative permanen dalam hal melakukan atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa respon. Dalam melakukan kegiatan terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusutan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar maka murid telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui. Perubahan ini ynag disebut hasil belajar.

G. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 5. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin (2004:75-76) Sekolah umum dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah:

Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agamalain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untukmewujudkan persatuan nasional.

Menurut Zakiyah Daradjat (2008:23) yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah: “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh”. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini, pendidikan agama mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/ berbudi luhur dan menghormati penganut lainnya.

Sebagaimana dalam surah Al- Ahzab [33] Ayat 21:

 

 

Terjemahnya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Departemen agama RI (2011:420)

38

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan:

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UU RI No. 20 Th. 2003)

Dari paparan diatas maka penulis bisa menarik kesimpulamn bahwa Pendidikan Islam dibedakan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan pendidikan Keagamaan Islam. Istilah Pendidikan Islam bermakna umum, mencakup dua istilah lainnya. Muhaimin (2004:74) menjelaskan bahwa:

istilah Pendidikan Islam mencakup tiga pengertian berikut : (a) pendidikan (menurut/berdasarkan) Islam, yakni pendidikan yang dipahami, disusun, dan dikembangkan menurut ajaran Islam. Jadi, sifatnya normatif. Dan dalam kerangka akademik merupakan lahan filsafat pendidikan Islam; (b) Pendidikan (Agama) Islam, yaitu upaya mengajarkan dan mendidikkan agama Islam agar menjadi way of life, baik malalui lembaga informal, nonformal dan formal. Sifatnya proses oprasional. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Ilmu Pendidikan Islam teoritis; dan (c) Pendidikan (dalam) Islam, yakni proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung berkembang dalam perjalanan sejarah umat Islam. Sifatnya sosio- historis. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Sejarah Pendidikan Agama Islam.

Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ketiga istilah tersebut meskipun mirip, dalam tataran implementasi memiliki perbedaan.

Istilah Pendidikan Islam sifatnya umum, menunjuk pada semua hal terkait dengan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa kekurangnya dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama Islam pada jalur, jenis dan jenjang

pendidikan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa pemikiran, institusi, maupun tertentu. Sedangkan Pendidikan Keagamaan Islam lebih mengarah pada bentuk satuan pendidikan atau program pendidikan, yang dapat berupa pendidikan diniyah dan pendidikan pesantren tapi saat ini tidak terlepas pada sekolah umum Peserta didik yang belajar berarti memperbaiki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan atau perhatian pada lingkungan sekitar makin bertambah. Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak terlepas dari hasil penilaian proses dan hasil belajar. Menurut Nana Sujana 2006:22) Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau nonriel.

Belajar merupakan yang relative permanen dalam hal melakukan atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa respon. Dalam melakukan kegiatan terjadi proses

40

berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusutan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar maka murid telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui. Perubahan ini ynag disebut hasil belajar.

H. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 6. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Muhaimin (2004:75-76) Sekolah umum dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah:

Usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agamalain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untukmewujudkan persatuan nasional.

Menurut Zakiyah Daradjat (2008:23) yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam adalah: “suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh”. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup, pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam hal ini, pendidikan agama mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia/ berbudi luhur dan menghormati penganut lainnya.

Sebagaimana dalam surah Al- Ahzab [33] Ayat 21:

 

 

Terjemahnya: Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Departemen agama RI (2011:420)

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan:

pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.(UU RI No. 20 Th. 2003)

Dari paparan diatas maka penulis bisa menarik kesimpulamn bahwa Pendidikan Islam dibedakan dengan istilah Pendidikan Agama Islam dan pendidikan Keagamaan Islam. Istilah Pendidikan Islam bermakna umum, mencakup dua istilah lainnya. Muhaimin (2004:74) menjelaskan bahwa:

42

istilah Pendidikan Islam mencakup tiga pengertian berikut : (a) pendidikan (menurut/berdasarkan) Islam, yakni pendidikan yang dipahami, disusun, dan dikembangkan menurut ajaran Islam. Jadi, sifatnya normatif. Dan dalam kerangka akademik merupakan lahan filsafat pendidikan Islam; (b) Pendidikan (Agama) Islam, yaitu upaya mengajarkan dan mendidikkan agama Islam agar menjadi way of life, baik malalui lembaga informal, nonformal dan formal. Sifatnya proses oprasional. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Ilmu Pendidikan Islam teoritis; dan (c) Pendidikan (dalam) Islam, yakni proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan Islam yang berlangsung berkembang dalam perjalanan sejarah umat Islam. Sifatnya sosio- historis. Dalam kerangka akademik menjadi lahan Sejarah Pendidikan Agama Islam.

Beberapa penjelasan di atas menunjukkan bahwa ketiga istilah tersebut meskipun mirip, dalam tataran implementasi memiliki perbedaan.

Istilah Pendidikan Islam sifatnya umum, menunjuk pada semua hal terkait dengan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa kekurangnya dalam bentuk mata pelajaran/kuliah agama Islam pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan pendidikan dalam kontek Islam, baik berupa pemikiran, institusi, maupun tertentu.

Anak merupakan amanah dari Allah Swt. Karena amanah maka kelak dia akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas amanah tersebut.

Jika anaka-anak tumbuh menjadi sholeh dan sholeha, trntu akan membawa keuntungan dunia dan akhirat bagi orang tuanya. Sebaliknya, jika orangtua lalai dalam mengajar dan mendidik,keberadaannya akan memmbawa bencana dunia dan akhirat.

Salahsatu peran orang tua dalam mendidik putra-putrinya agar menjadi anak yang sholeh dan sholeha adalah dengan mengajari putra

putrinya mampu menghafal Al-quran. Di dalam pendidikan sangatlah diperlukan komponen kegiatan belajar mengajar yang baik. Diantara komponen tersebut adalah gurudan siswa. Di dalam proses akan terjadi interaksi antara guru dan siswa. siswa adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Selain komponen guru dan siswa, juga diperlukan adanya strategi, metode dan pendekatan pembelajaran yang berkualitas.Menurut Muhaimin (2004:16) mengatakan bahwa:

Dunia pendidikan memerlukan adanya sebuah inovasi dalam pendidikan, dimana inovasi pendidikan adalah suatu perubahan yang baru, dan kualitatif berbeda dari hal ( yang ada sebelumnya ), serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang positif dari siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour).menurut Masnur Muslich (2007:194): “yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur katanya, motorik maupun gaya hidupnya.Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal”.

Dokumen terkait