• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pokok 2. Iklim Pembelajaran

Dalam dokumen MODUL Pelatihan TPK bagi tenaga Kesehatan (Halaman 136-145)

131 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

132 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

Apa yang dimasksud dengan motivasi belajar?

Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Agar motivasi belajar tesebut dimiliki oleh peserta maka dituntut kepiawaian pelatih dalam menentukan strategi yang tepat dalam pembelajaran sehingga mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta latih. Apabila peserta latih sudah termotivasi untuk belajar dengan sendirinya akan berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan serta dapat dijadikan dasar mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh peserta pelatih.

Bagaimana Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta pelatihan?

Menciptakan suasana belajar yang santai dan menyenangkan, agar peserta fokus dalam proses pembelajaran. Menyiapkan aktivitas awal yang menyenangkan, misalnya bernyanyi, mendongeng, melakukan aktivitas permainan, dan aktivitas menarik

133 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

lainnya. Humor-humor segar saat menyampaikan materi pesertaan juga bisa memotivasi peserta agar tidak mengantuk dan semangat mengikuti pembelajaran.

Menurut Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno (2010) menyatakan ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta, yaitu:

a. Menjelaskan tujuan belajar ke peserta

b. Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu seorang pelatih menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran kepada peserta.

Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta latih maka makin besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.

c. Memberikan hadiah (reward)

d. Memberikan hadiah kepada peserta latih yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat peserta latih untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, peserta latih yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar peserta latih yang berprestasi.

e. Memunculkan saingan atau kompetensi

f. Pelatih berusaha mengadakan persaingan di antara peserta latih untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

g. Memberikan pujian

134 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

h. Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta latih yang berprestasi sudah sepantasnya dilakukan oleh pelatih yang bersifat membangun.

i. Memberikan hukuman (sanksi)

j. Hukuman diberikan kepada peserta yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar.

Hukuman ini diberikan dengan harapan agar peserta latih tersebut mau mengubah diri dan beruaha memacu motivasi belajarnya.

k. Membangkitkan dorongan kepada peserta latih untuk belajar

l. Kegiatan yang dilakukan pelatih adalah memberikan perhatian maksimal kepada peserta latih selama proses pembelajaran berlangsung.

m. Membentuk kebiasaan belajar yang baik

n. Pelatih menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan disiplin yang terarah sehingga peserta latih dapat belajar dengan suasana yang kondusif.

o. Membantu kesulitan belajar peserta latih, baik secara individual maupun komunal (kelompok) p. Menggunakan metode yang bervariasi

q. Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah ditinggalkan pelatih karena peserta latih memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi peserta latih.

135 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

r. Menggunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

s. Penggunaan media yang tepat sangat membantu dan memotivasi peserta latih dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi peserta latih yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki tiap peserta latih dapat dikurangi dan dapat memberikan stimulus terhadap indera peserta latih.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif agar dapat mempertahankan memotivasi peserta, menurut penulis modul (berdasarkan pengalaman penulis), yaitu dengan:

a. Mengajak peserta untuk melakukan berbagai energizer

b. Mengajak peserta menyanyikan lagu yang tematik dengan conten materi pembelajaran

c. Mengajak peserta tepuk tangan d. Mengajak peserta olah tubuh

e. Mengajak peserta untuk bermain tebak kata, games, atau tebak gambar, dsb

136 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

Konflik bisa terjadi di mana saja dan pada siapa saja tidak terkecuali saat berada di kelas. Perbedaan karakter, agama, suku, dan lainnya, bisa menjadi pemicu terjadinya konflik. Secara sengaja atau tidak sengaja, orang juga bisa melakukan kesalahan. Hal itu bisa menjadi penyebab terjadinya konflik. Sebagai pelatih, tentu kita harus berusaha agar konflik tidak terjadi di kelas. Jika tetap terjadi maka sebagai pelatih, kita perlu memiliki kepiawaian dalam mengelola konflik di kelas, sehingga apa pun konflik yang terjadi, kita akan bisa mengatasinya dengan baik.

Konflik yang terjadi di kelas dipastikan berkaitan erat dengan adanya perbedanaan karakteristik peserta latih. Semakin heterogen karakteristiknya maka semakin besar kemungkinan konflik terjadi karena adanya peserta yang emosi nya tidak stabil, adanya peserta yang realistis, emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotic (cemas), adanya orang yang dominan, menonjolkan diri tentunya juga ada peserta yang suka mengalah, menyerah.

Selanjutnya bagaimana cara mencegah agar konflik tidak terlalu sering terjadi di dalam kelas?

137 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

Sebelum mempesertai cara mengatasi konflik, kita samakan terlebih dahulu pemahaman kita tentang konflik di dalam kelas dan apa bentuk-bentuk konflik yang sering terjadi.

Apa konflik itu?

Konflik merupakan perbedaan pandangan, kebutuhan, sasaran dan tujuan yang berpengarh terhadap hubungan antara dua pihak atau lebih.

Apa saja bentuk-bentuk konflik yang sering terjadi dalam pembelajaran?, di antaranya:

adanya peserta yang dominan dan merasa sudah tahu sehingga yang bersangkutan tidak butuh materi yang disampaikan, adanya peserta yang tidak puas dengan materi yang disampaikan oleh pelatih, adanya peserta yang keberadaannya di dalam kelas tidak lebih karena keterpaksaan akibatnya membuat kelas kurang kondusif, adanya peserta yang pada saat pelatih bicara di depan kelas, dia juga sering mengajak peserta lainnya untuk berdiskusi, adanya peserta yang memancing konflik peserta lainnya bahkan memancing pelatih

Mengapa konflik di kelas dapat terjadi? karena

138 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

Setiap individu atau kelompok berinteraksi untuk memenuhi kebutuhannya, adanya kekuasaan atau kekuatan antar individu atau kelompok yang tidak seimbang, persepsi, harapan dantujuan yang berbeda terhadap proses pembelajaran.

Bagaimana menangani konflik di kelas?

Cepat dan tanggap saat konflik terjadi dengan perkataan lain pendekatan peka konflik

“Permasalahan yang terjadi hari ini, cukuplah untuk hari ini”. Prinsip itu perlu dipegang oleh seorang pelatih. Bila ada permasalahan yang terjadi antar peserta, kita perlu cepat dan tanggap melakukan tindakan. Kita harus secepatnya membantu mengatasi konflik yang terjadi agar tidak berkepanjangan.

Konflik dikelola secara langsung dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi Peserta pelatihan seperti konsep yang sudah dipesertai pada materi Pembelajaran orang dewasa maka ada cara yang bisa kita lakukan jika pada saat di kelas ada konflik yang terjadi, kita memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyelesaikannya dengan berdiskusi dan berbagi Tugas kita hanyalah sebagai penengah, pendengar terutama bila kedua pihak yang berkonflik sulit mengontrol emosi mereka.

Kita perlu membantu meredakan emosi mereka

139 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

terlebih dahulu, hingga mereka dalam keadaan hati yang tenang, dan bisa berpikiran jernih. Selebihnya, kita bisa memberikan waktu kepada peserta yang berkonflik untuk berdiskusi dan berbagi, hingga mereka menemukan solusi yang terbaik dan adil.

Melakukan pembinaan akan manajemen konflik

Sebelum banyak konflik terjadi, seorang pelatih perlu mengadakan tindakan pencegahan. Salah satunya yaitu dengan mengadakan pembinaan kepada peserta akan pentingnya manajemen konflik. Berikan pengarahan kepada peserta bahwa konflik tidak perlu terjadi bila setiap individu mampu menerima segala perbedaan (gagasan, idealisme, suku, agama, dan lainnya) serta bisa menjaga emosi bila terjadi benturan oleh karena adanya perbedaan tersebut.

Oleh karenanya, kita juga perlu menjelaskan kepada peserta kita akan pentingnya solidaritas, toleransi, dan saling pengertian sesame peserta.

140 | Modul Pelatihan Tenaga Pelatih Kesehatan, 2019

Materi Pokok 3. Desain kelas sesuai

Dalam dokumen MODUL Pelatihan TPK bagi tenaga Kesehatan (Halaman 136-145)