• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Jual Beli Furniture Dengan Sistem Arisan

3. Adanya obyek atau barang. Dalam hal ini sesuatu yang dijadikan obyek ialah barang yang diinginkan anggota arisan yang namanya keluar saat pengundian.

4. Adanya akad yang menunjukan kerelaan masing-masing pihak dalam melaksanakan arisan furniture.

1. Pengelola arisan mempromosikan arisan furniture yang akan dibentuk dengan mencantumkan gambar furniture dan iuran perbulan dan peraturan yang harus ditaati menggunakan sosial media.

2. Masyarakat yang tertarik mendaftarkan diri ke pengelola arisan dan diberitahukan lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi.

3. Setelah slot arisan furniture yaitu 10 slot penuh maka akan diadakan pembayaran pertama pada tanggal 10 sebesar jumlah arisan yang diikuti, dalam arisan ini sejumlah Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

4. Setelah terkumpul uang arisan maka dilakukan pengundian pada tanggal 15, nama anggota arisan yang keluar dapat memilih barang yang diinginkan, dan pengelola arisan menyarankan barang yang harganya sesuai dengan total uang arisan.

5. Jika barang yang dipilih oleh anggota arisan tersebut kurang dari jumlah total uang arisan maka sisa uang arisan tidak dapat diuangkan, sisa tersebut menjadi milik ketua arisan dan apabila harga barang yang diambil lebih dari jumlah uang arisan maka, anggota yang memilih barang tersebut harus menambah sejumlah kekurangan yang ada sesuai dengan penjelasan ketua arisan sebelum arisan dimulai.18

18Heryani,Hasil Wawancara, Babat, 13 Maret 2023

6. Terkait harga barang mengikuti perubahan harga yang ada di pasaran. jika pada saat memilih, harga barang tersebut lebih dari jumlah total arisan maka harus menambah sejumlah kekurangan yang ada dan diperbolehkan memilih barang lain atau memilih barang yang direkomendasikan oleh ketua arisan.19

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme jual beli barang dengan sistem arisan yaitu para peserta menyetorkan uang secara berkala dan akan mendapatkan barang setelah dilakukan pengundian dan barang tersebut mengalami perpindahan pemilikan sebagai akbiat adanya praktik jual beli, proses pengundian dilakukan secara berkala sampai semua peserta mendapatkan giliran.

Mengenai objek akad atau barang yang akan dipilih oleh anggota arisan merupakan barang yang memiliki kualitas sama dengan gambar yang dicantumkan pada saat awal pembukaan arisan oleh ketua arisan sehingga tidak terdapat unsur gharar didalamnya. Hal ini juga di sampaikan oleh Bu Ita selaku anggota arisan bahwa barang arisan di Toko Furniture Aston bagus dan awet serta tidak digigit rayap.20

Adapun ilustrasi pendapatan dan pengeluaran arisan furniture ini dapat dilihat dari tabel berikut.

19Heryani,Hasil Wawancara, Babat, 18 Mei 2023

20Ita,Hasil Wawancara, Babat, 18 Mei 2023

Tabel 3.1

Ilustrasi Pendapatan Dan Pengeluaran Anggota Arisan Daftar

Anggota

Barang Yang Dipilih

Harga Barang Total Uang Arisan

Sisa Arisan

A Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - B Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - C Meja Makan Rp. 4.900.000 Rp. 5.000.000 Rp.100.000 D Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - E Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - F Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - G Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - H Lemari Kayu Rp. 4.970.000 Rp. 5.000.000 Rp. 30.000

I Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - J Spring Bed Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000 - Sumber: catatan pembukuan arisan

49

PENUKAL KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR A.Penerapan Akad Jual Beli Pada Arisan Furniture

Dalam kegiatan mu’amalah banyak hal yang harus diperhatikan agar diangap sah transaksinya. Untuk melihat sahnya suatu transaksi dapat dilihat dari terpenuhinya rukun dan syarat dari kegiatan yang dilakukan.

Akad merupakan bagian dari perikatan yang dilakukan oleh dua orang atau sekelompok orang yang sama-sama ingin untuk mengikatkan diri dalam transaksi tersebut dengan mengucapkan ija>b dan qabu>l secara syara’.1 Jadi semua perikatan yang dilakukan harus didasari keikhlasan dan kerelaan dari masing-masing pihak dan harus sepaham dengan syariat Islam.

Arisan furniture di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir berdasarkan proses awal pembentukan arisan furniture menggunakan akad jual beli serta dilakukan dengan menunjukan perbuatan (mu’athah) dan hal ini sudah menjadi kebiasaan.2 Arisan furniture ini dilaksanakan oleh ketua arisan atau pengelola (pemilik toko) dan anggota arisan. Ketua arisan adalah pihak yang menerima setoran arisan dan anggota adalah pihak yang menyerahkan angsuran arisan setiap bulannya.

1Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 71.

2Heryani, Hasil Wawancara, Babat, 13 Maret 2023.

Akad jual beli mempunyai ketentuan persayaratan seperti akad Islam yang lain. Menurut para ulama’, akad jual belimemiliki beberapa rukun dengan persyaratan sebagai berikut:3

1.Aqid (penjual dan pembeli) yang dalam hal ini dua atau beberapa orang melakukan akad, adapun syarat-syarat bagi orang yang melakukan akad ialah:

a.Baligh dan berakal agar tidak mudah ditipu orang maka batal akad anak kecil, orang gila dan orang bodoh, sebab mereka tidak pandai mengendalikan harta, oleh karena itu anak kecil, orang gila, dan orang bodoh tidak boleh menjual harta sekalipun miliknya.

2.Ma'qud alaih (obyek akad). Syarat-syarat benda yang menjadi obyek akad ialah:

a.Suci atau mungkin untuk disucikan, maka tidak sah penjualan benda-benda najis seperti anjing, babi dan yang lainnya.

b.Memberi manfaat menurut Syara', maka dilarang jual beli benda-benda yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut Syara', seperti menjual babi, cecak dan yang lainnya

c.Tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan saya jual motor ini kepada Tuan selama satu tahun, maka penjualan tersebut tidak sah, sebab jual beli adalah salah satu sebab

33Abdul Rahman, Ghufron, Dkk,Fiqh Muamalat(Jakarta: Kencana, 2010), 70

pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi apa pun kecuali ketentuan syara'.

d.Dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat, tidak sah menjual binatang yang sudah lari dan tidak dapat ditangkap lagi, barangbarang yang sudah hilang atau barang yang sulit diperoleh kembali karena samar, seperti seekor ikan jatuh ke kolam, maka tidak diketahui dengan pasti sebab dalam kolam tersebut terdapat ikanikan yang sama.

e.Milik sendiri, tidaklah sah menjual barang orang lain dengan tidak seizin pemiliknya atau barang-barang yang baru akan menjadi miliknya.

f. Diketahui (dilihat), barang yang diperjualbelikan harus dapat diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau ukuran-ukuran yang lainnya, maka tidaklah sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu pihak.

Ditinjau dari segi benda yang dijadikan obyek jual beli dapat dikemukakan pendapat Imam Taqiyuddin bahwa jual beli dibagi menjadi tiga bentuk: ketiga bentuk jual beli sebagai berikut:

1) jual beli benda yang kelihatan 2) jual beli yang disebutkan sifat- sifatnya dalam janji dan 3) jual beli benda yang tidak ada. Jual beli benda yang kelihatan ialah pada waktu melakukan akad jual beli benda atau barang yang diperjualbelikan ada di depan penjual dan

pembeli, hal ini lazim dilakukan masyarakat banyak, seperti membeli beras di pasar dan boleh dilakukan.

Jual beli yang disebutkan sifat-sifatnya dalam perjanjian ialah jual beli salam (pesanan). Menurut kebiasaan para pedagang, salam adalah untuk jual beli yang tidak tunai (kontan), salam pada awalnya berarti meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga tertentu, maksudnya ialah perjanjian sesuatu yang penyerahan barang-barangnya ditangguhkan hingga masa tertentu, sebagai imbalan harga yang telah ditetapkan ketika akad.4

Jual beli benda yang tidak ada serta tidak dapat dilihat ialah jual beli yang dilarang oleh agama Islam, karena barangnya tidak tentu atau masih gelap, sehingga dikhawatirkan barang tersebut diperoleh dari curian atau barang titipan yang akibatnya dapat menimbulkan kerugian salah satu pihak.

3.Shigat ( ijab qabul)

Ijab dan qabul terdiri dari qaulun (perkataan) dan fi'lun (perbuatan). Qaulun dapat dilakukan dengan lafal sharih (kata-kata yang jelas) dan lafal kinayah (kata kiasan/sindiran). Lafal sharih ialah sighat jual beli yang tidak mengandung makna selain dari jual beli. Lafal kinayah ialah lafal yang di samping menunjukkan makna jual beli juga dapat menunjukkan kepada arti selain jual beli.

4Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), 113.

Adapun shighat berupa fi'lun (perbuatan) adalah berwujud serah terima yaitu menerima dan menyerahkan dengan tanpa disertai sesuatu perkataan pun. Misalnya: seseorang membeli sesuatu barang yang harganya sudah dia ketahui, kemudian ia (pembeli) menerimanya dari penjual dan dia (pembeli) menyerahkan harganya kepada penjual, maka dia (pembeli) sudah dinyatakan memiliki barang tersebut karena dia (pembeli) telah menerimanya. Shighat berupa fi'lun (perbuatan) merupakan cara lain untuk membentuk 'akad dan paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, shigat ini disebutal-mu’athah.5

Dari ketentuan rukun dan syarat jual belidiatas, peneliti menganalisa praktik arisan furniture dengan jual belidalam kegiatan praktik arisan furniture diToko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ada pihak yang berakad, yaitu pihak penjual dan pihak pembeli, dalam hal ini ketua arisan selaku pihak penjual dan anggota arisan selaku pihak pembeli. ketua arisan dan anggota arisan merupakan orang dewasa yang rata-rata berumur 40 tahun keatas, yang mana sudah mengerti konsekuensi dari transaksi atau kegiatan muamalah yang dilakukan sehingga syarat pihak yang berakat yang harus dewasa (baligh), sehat akalnya, dan tidak mahjur secara umum sudah terlaksanakan.

5Abdul Aziz Muhammad Azzam,Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam (Jakarta: Amzah, 2014), 35

Terkait objek akad, yaitu berupa barang furniture seperti spring bed, lemari, dan meja makan. Adapun barang furniture yang dihutangkan kepada anggota arisan jelas, dapat dikuasai dan memiliki nilai ekonomis, milik penjual dan dapat diserahkan sehingga secara umum telah melengkapi dan terpenuhinya syarat sebagai objek akad.

Terakhir mengenai s{ighat, pada praktik arisan furniture di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang ilir ija>b dan qabu>l dilakukan dengan perbuatan atau dikenal dengan ba’i mu’athah karena para pihak tidak bertemu secara langsung.6ija>b dan qabu>l dalam jual beli barang dengan sistem arisan terealisasi pada saat ketua arisan membuka slot arisan dengan menampilkan furniture dan kemudian masyarakat yang berminat mendaftar untuk mengikuti arisan furnitur (ija>b ) dan uang sudah terkumpul dari semua anggota arisan dan diterima penjual (ketua arisan), dengan bukti dikirimnya barang yang dipilih oleh anggota arisan (qabu>l ).

Dari analisis diatas peneliti menyimpulkan bahwa akad yang digunakan dalam arisan furniture di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ini sah diperbolehkan dan tidak bertentangan dengan hukum Islam dan sudah memenuhi rukun dan syarat. Akad ini juga patut dengan ketentuan akad jual beli mu’athah yang sama dalam hukum Islam dimana terdapat pihak yang bertindak sebagai penjual dan pembeli, terdapat barang yang

6Ibid.

diperjualbelikan, terdapat alat tukar penganti barang dan juga terdapat ija>b dan qabu>l di dalamnya.

B.AnalisisJual Beli Terhadap Praktik Arisan furniture

Arisan secara universal tergolong dalam kegiatan muamalah yang diperbolehkan, selama tidak ada dalil al-Quran dan As-Sunnah yang melarang atau mengharamkannya.7 Arisan sendiri masuk kedalam akad jual beliyang mana hukumnya dapat dilakukan. Meski diperbolehkan dalam kegiatan ekonomi harus mengetahui aturan serta larangan yang ditetapkan oleh syariat, karena jika melanggar ketentuan syariat maka tidak boleh dilaksanakan dan hukumnya haram. Pada kegiatan jual beli umat Islam harus dilakukan atas dasar kerelaan dari keduabelah pihak (penjual dan pembeli).

Arisan furniture yang ada di Toko Furniture Aston menggunakan akad jual beli barang dengan sistem arisan bukan akad utang piutang (qard}) karena anggota arisan tidak pernah berhutang kepada penjual dan penjual tidak pernah berhutang kepada pembeli. Dan jual beli furniture dengan sistem arisan tidak sesuai dengan definisi qard} yaitu memberikan harta kepada orang lain dengan maksud untuk dikembalikan dikemudian hari sesuai kesepakatan kedua pihak dengan harta yang serupa dan ukuran yang sama tanpa mengambil manfaat di dalamnya.8

7Imam Mustofa,Fiqih Muamalah Kontemporer(Yogyakarta: Kaukuba 2015), 8.

8 Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), 335.

Arisan furniture yang dilakukan di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dalam mekanisme praktik arisannya memperbolehkan memilih barang yang diinginkan oleh anggota arisan yang namanya keluar undian dan juga pengelola selaku ketua arisan juga menyarankan barang yang sesuai dengan jumlah uang arisan yang dibentuk. Akan tetapi ada beberapa anggota arisan yang memilih barang yang harganya dibawah jumlah uang arisan dan tidak dapat diuangkan sehingga menjadi milik ketua arisan.

Dalam jual beli furniture dengan sistem arisan ketua arisan merupakan perantara atau petugas yang layak mendapatkan upah atau gaji karena mengurusi arisan dan sejak dibentuk arisan sudah ada kesepakatan terkait sisa uang yang tidak dapat diuangkan, sehingga hal tersebut diketahui oleh semua anggota arisan dan menurut bahtsul masail pada web NU online hal semacam ini hukumnya boleh karena posisi ketua arisan ini adalah petugas yang layak mendapat gaji atas jerih payah yang dilakukan.9

Terkait harga barang mengikuti perubahan harga yang ada di pasaran. jika pada saat memilih, harga barang tersebut lebih dari jumlah total arisan maka harus menambah sejumlah kekurangan yang ada dan diperbolehkan memilih barang lain atau memilih barang yang

9Maftukhan, “Hukum Uang Yang Diambil Panitia Arisan,” dalam https://islam.nu.or.id/bahtsul -masail/hukum-uang-yang-diambil-panitia-arisan-Pwifa/ , (diakses pada tanggal 18 Mei 2023, jam 20.02).

direkomendasikan oleh ketua arisan.10 Terkait hal ini boleh dilakukan selama angsuran yang dari awal sudah ditetapkan tidak berubah dan jika terdapat kekurangan maka dibayarkan oleh anggota arisan yang memilih barang tersebut saja. Dan apabila angsuran yang ditetapkan diawal berubah-ubah maka tidak diperbolehkan karena melanggar laarangan terkait menjual dua kali dalam satu akad.

Berdasarkan analisis diatas peneliti menyimpulkan bahwa arisan furniture ini diperbolehkan selama angsuran yang ditetapkan diawal tidak berubah-ubah sesuai kesepakatan diawal dan terkait sisa uang yang tidak dapat diuangkan dan menjadi milik ketua arisan diperbolehkan karena posisi ketua arisan ini adalah petugas yang layak mendapat gaji atas jerih payah yang telah dilakukan.

10Heryani,Hasil Wawancara, Babat, 18 Mei 2023

58 A. Kesimpulan

1. Akad yang digunakan dalam arisan furniture di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir ini sah diperbolehkan dan tidak bertentangan dengan hukum Islam dan sudah memenuhi rukun dan syarat. Akad ini juga patut dengan ketentuan akad jual beli mu’athah yang sama dalam hukum Islam dimana terdapat pihak yang bertindak sebagai penjual dan pembeli, terdapat barang yang diperjualbelikan, terdapat alat tukar penganti barang dan juga terdapat ija>b dan qabu>l di dalamnya.

2. Mekanisme praktik arisan barang di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir diperbolehkan selama angsuran yang ditetapkan diawal tidak berubah-ubah sesuai kesepakatan diawal dan terkait sisa uang yang tidak dapat diuangkan dan menjadi milik ketua arisan diperbolehkan karena posisi ketua arisan ini adalah petugas yang layak mendapat gaji atas jerih payah yang telah dilakukan.

B.Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian terhadap praktik arisan barang di Toko Furniture Aston di Desa Babat Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat yang terlibat langsung dalam arisan barang ini yaitu pengelola dan anggota arisan hendaknya selalu menjaga aspek fiqih

2. Arisan barang ini hendaknya tetap dikembangkan dan dijaga agar sistem praktiknya tetap sesuai dengan hukum Islam mengingat besar manfaat yang terkandung didalamnya sehingga nantinya arisan ini dapat berjalan sesuai dengan syariat.

60

Ar-Ramli, Syamsudin Muhammad. Nihayah Al-Muhtaj. Juz III. Beirut: Dar Al- Fikr. 2004.

Ath-Thayyar, Abdullah Bin Muhammad. Dkk. Ensiklopedia Fiqih Muamalah Dalam Pandangan 4 Madzhab, Terj. Miftahul Khairi. Yogyakarta:

Maktabah Al-Hanif. 2014.

Azzam, Abdul Aziz Muhammad. Fiqh Muamalat Sistem Transaksi Dalam Fiqh Islam. Jakarta: Amzah. 2014.

Bakar, Imam Taqiyuddin Abu. Kifayatul Akhyar, Terj. Syariffudin Anwar.

Surabaya: CV.Bina Iman. 1995.

Departemen agama RI, Al-Quran Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Quran. 1971.

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Hasan, Akhmad Farroh.Fiqh Muamalah Dari Klasik Hingga Kontemporer (Teori Dan Praktik).Malang: UIN Maliki Malang Press. 2018.

Ilhami, Suci. Praktik Jual Beli Peralatan Rumah Tangga Dengan Sistem Arisan Di Kelurahan Pulau Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Persfektif Fiqh Muamalah. Skripsi ( Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 2022.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.

Muslich, Ahmad Wardi.Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah. 2017.

Mustofa, Imam.Fiqih Muamalah Kontemporer. Yogyakarta: Kaukuba. 2015 Olana, Acing. Praktik Jual Beli dengan Sistem Arisan (Studi Kasus Akun

Facebook Risa Nadef).Skripsi. Lampung: IAIN Metro. 2029.

Raco, J. R. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Grasindo. 2010.

Rahman, Abdul & Ghufron. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2010.

Dokumen terkait