• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pelaksanaan Rescheduling terhadap Nasabah Wanprestasi pada Pembiayaan Murabahah PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro

Dalam dokumen PT. BANK MUAMALAT INDONESIA KCP METRO (Halaman 67-84)

BAB I PENDAHULUAN

B. Mekanisme Pelaksanaan Rescheduling terhadap Nasabah Wanprestasi pada Pembiayaan Murabahah PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro

4) Biaya notaris 5) Biaya materai

f. Setelah dilakukannya pembayaran biaya-biaya tersebut, bank akan melakukan droping dana ke rekening nasabah. Dari rekening tersebut bank akan langsung melakukan transfer ke rekening penjual atas instruksi nasabah melalui slip transfer/pinbuk.

g. Nasabah melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan tanggal yang telah disepakati, dan angsuran akan didebet bank dari rekening nasabah.

h. Setelah nasabah melakukan pelunasan maka bank akan mempersiapkan dokumen-dokumen pelepasan jaminan.

B. Mekanisme Pelaksanaan Rescheduling terhadap Nasabah Wanprestasi

Namun, tidak semua pembiayaan kolektabilitas 3 dapat dilakukan rescheduling. Pembiayaan tersebut harus melalui analisa pembiayaan dengan memenuhi standar umum restrukturisasi pembiayaan, yakni terdiri dari:18

a. Standar Kelayakan b. Standar Nasabah c. Standar Legalitas d. Standar Jaminan e. Standar Risiko f. Standar Dokumentasi

Dari ke enam standar di atas, penulis menemukan fakta dilapangan bahwa pihak PT Bank Muamalat KCP Metro lebih condong untuk melakukan analisis terhadap standar nasabah dan standar jaminan.

Ke dua hal tersebut dirasa lebih penting karena sebagai jaminan bahwa bank tidak akan mengalami kerugian yang besar.

Standar nasabah yang dinilai adalah karakter nasabah tersebut yang mana dengan menilai karakter akan ada suatu keyakinan bahwa nasabah tidak akan lari dari tanggungjawabnya. Penilaian terhadap karakter nasabah itu sendiri menurut Ibu Evi Ariesty adalah dengan melakukan BI checking, dan melakukan survey (bertanya) pada warga sekitar kediaman nasabah.19

Standar jaminan sendiri sangat penting karena jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya nasabah lari atau usaha nasabah mengalami kebangkrutan, masih ada yang bisa mengcover nilai dari

18 Dokumentasi PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro dikutip pada tanggal 24 Mei 2013

19 Hasil wawancara dengan Ibu Evi Ariesty Relationship Manager Financing (RMF) PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, tanggal 05 Juni 2013

pembiayaan yang telah diberikan. Sehingga bank tidak akan kehilangan assetnya. Cara penilaian itu sendiri untuk tanah ditaksir dari harga yang berlaku dipasaran, sedang untuk bangunan dilihat dari lama waktunya, kondisi bangunan, jenis bangunan, luas bangunan, dan material yang dipakai.

2.Analisa Rescheduling20

a. Melakukan analisa berdasarkan prospek usaha nasabah, meliputi penilaian terhadap komponen-komponen:

1) Potensi/prospek usaha

Potensi atau prospek usaha dapat dilihat dari jenis usaha yang dilakukan. Jenis usaha lebih kepada usaha harus diusahakan kepada usaha yang banyak peminat atau banyak yang membutuhkan dengan jumlah pesaing yang kurang banyak.

2) Kondisi keuangan nasabah

Penilaian kondisi keuangan nasabah dilakukan dengan mengunjungi usaha nasabah melakukan analisa resiko-resiko yang mungkin timbul dalam keuangan dengan menganalisis laporan keuangan hariannya.

3) Kondisi pasar dan posisi nasabah dalam persaingan

Posisi usaha nasabah harus juga diperhatikan. Posisi ini lebih kepada imej usaha tersebut dimata konsumennya.

Misalnya usaha nasabah memiliki pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan usaha lain yang serupa. Dengan begitu

20 Ibid

usaha nasabah tersebut akan lebih dikenal baik dimata konsumen.

4) Kualitas manajemen

Kualitas manajemen sangat penting dalam usaha, karena jika sumber daya manusia memiliki kualitas yang baik maka usaha tersebut akan berjalan baik.

Manajemen yang tidak kompeten cenderung untuk tidak mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Disamping itu, keputusan manajemen yang lemah dapat menimbulkan masalah dan kegagalan pembiayaan.

b. Melakukan analisa kemampuan membayar sesuai arus kas, meliputi komponen-komponen :

1) Ketepatan pembayaran pokok dan marjin / bagi hasil / fee 2) Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan

3) Kelengkapan dokumentasi Pembiayaan 4) Kepatuhan terhadap Akad Pembiayaan 5) Kesesuaian penggunaan dana

6) Kewajaran sumber pembayaran c. Identifikasi dan Retaksasi Agunan

Identifikasi dan retaksasi agunan dilakukan untuk memperkirakan nilai realisasi agunan apabila dilakukan penjualan sebagai sumber pembayaran pembiayaan bermasalah.

Jaminan tersebut harus bisa mengcover pembiayaan bernilai sekurang-kurangnya 75% dari total pinjaman termasuk bagi hasil/profit margin.

Analisa rescheduling menjadi sangat penting dilakukan sebagai tindakan penilaian layak atau tidaknya suatu pembiayaan dilakukan rescheduling. Analisa juga merupakan tindakan preventif yang dilakukan bank agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Analisa rescheduling ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Pada PT Bank Muamalat Indonesia sendiri penulis mendapati fakta bahwa analisa rescheduling dilakukan dengan tiga cara, yakni melakukan wawancara, dokumentasi, dan dengan melakukan survey ke lapangan.

Ketiganya biasanya dilakukan secara keseluruhan, namun dapat pula dilakukan hanya satu atau dua cara saja, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara langsung terhadap nasabah, atau dengan melakukan wawancara terhadap para tetangga (rumah/usaha) untuk memastikan kebenaran dari pernyataan nasabah. Dokumentasi dilakukan dengan meminta nasabah melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Sedangkan untuk survey dilapangan dilakukan dengan melakukan pengecekkan langsung terhadap usaha nasabah, dan juga jaminan untuk kemudian dilakukan taksir jaminan secara langsung.

3.Tujuan Rescheduling

Tujuan dilakukannya rescheduling tentu untuk menyelamatkan likuiditas, dan profitabilitas bank. Namun, pada PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro tujuan dilakukannya rescheduling lebih kepada tujuan sosial yakni untuk membantu nasabah yang benar-benar

mengalami kesulitan dam usahanya.21 Hal tersebut dilakukan atas dasar firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah [2], ayat 280:

            

 

Artinya: “dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”22

Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro telah melaksanakan fungsi lainnya sebagai lembaga keuangan syariah, yakni selain berorientasi kepada laba atau profit juga berorientasi kepada keadaan sosial masyarakat.

4.Satuan Kerja Rescheduling

Dalam pelaksanaan rescheduling, terdapat beberapa orang atau bagian dari lembaga keuangan yang bertanggung jawab terhadap keberhasilannya yakni Unit Remmedial yang ditetapkan oleh SK Direksi.

Unit Remedial memiliki tugas-tugas sebagai berikut:23

a. Menerima pelimpahan pengelolaan nasabah pembiayaan bermasalah dan macet dari Unit Bisnis dengan dilengkapi Berita Acara Pelimpahan Nasabah.

b. Melakukan identifikasi dan diagnosa permasalahan.

21 Hasil wawancara dengan Bapak Muntolib Sub Branch Manager (SBM) PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, 05 Juni 2013

22 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung:

CV Diponegoro, 2005), h. 37

23 Dokumentasi PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro dikutip pada tanggal 24 Mei 2013

c. Menetapkan Strategi Penyelamatan/Penyelesaian.

d. Melakukan evaluasi/analisa penyelamatan/penyelesaian.

e. Memberikan rekomendasi penyelamatan/penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.

Unit Remedial itu sendiri antara lain terdiri dari:24 a. Account Manager Remedial

Account Manager Remedial biasanya merupakan Relationship Manager Financing (RMF) yang ditunjuk oleh manajemen cabang/cabang pembantu. Account Manager Remmedial merupakan pelaksana pertama dalam proses rescheduling.

Dalam proses rescheduling, Account Manager Remmedial mempunyai tugas melakukan alanisis terhadap nasabah wanprestasi.

b. Komite Penyelesaian Pembiayaan

Komite pembiayaan merupakan penentu atau pengambil keputusan apakah usulan penyelesaian pembiayaan bermasalah atau usulan pelaksanaan rescheduling disetujui atau tidak.

c. Unit Support Pembiayaan

Dalam proses rescheduling, USP memiliki tugas-tugas memerikasa antara lain:

1) Apakah Memorandum Usulan Penyelesaian/Penyelamatan Pembiayaan (MUPPP) telah ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.

2) Apakah keputusan persetujuan telah dinyatakan sahih 3) Persyaratan-persyaratan yang diminta

24 Ibid

Karyawan yang termasuk dalam Unit Remmedial adalah orang-orang yang mempunyai ketelitian tinggi. Terlebih Anggota Komite. Ketelitian menjadi suatu keharusan karena penyelesaian pembiayaan bermasalah mengandung resiko yang tinggi. Ketelitian dalam hal ini adalah tetiti dalam menganalisis layak atau tidaknya nasabah pembiayaan murabahah tersebut untuk direscheduling, teliti dalam pemeriksaan keabsahan dokumen, dan teliti dalam monitoring.

Unit Remmedial sebaiknya adalah karyawan yang memang benar- benar mempunyai skill atau ahli dibidangnya agar pelaksanaan rescheduling berjalan baik dan lancar. Namun sangat disayangkan karena pada PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro tidak diadakan pelatihan- pelatihan khusus mengenai pelaksanaan rescheduling. Unit Remmedial hanya berpedoman pada ketentuan umum berupa tulisan yang telah ditetapkan oleh PT Bank Muamalat Indonesia, sehingga unit remmedial terlihat kurang paham dan kurang lihai dalam proses pelaksanaan rescheduling.

5. Proses Rescheduling Pembiayaan Murabahah

Pada PT Bank Muamalat KCP Metro, rescheduling dilakukan dengan menambah waktu angsuran dan tidak menambah jumlah hutang yang tersisa.25

Mengenai sistem pembayaran angsuran tersebut ditawarkan pula sistem ballon payment, yakni pembayaran angsuran yang mana bila kondisi usaha atau kondisi keuangan nasabah sedang tidak baik maka

25 Hasil wawancara dengan Bapak Muntolib Sub Branch Manager (SBM) PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, 05 Juni 2013

jumlah angsuran diperkecil, bila kondisi sudah membaik maka jumlah angsuran kembali seperti semula dan pada akhir-akhir waktu pembiayaan jumlah angsuran dinaikan untuk menutupi jumlah angsuran yang lalu.26

Dalam pelaksanaannya, proses rescheduling pada PT Bank Muamalat KCP Metro harus melewati berbagai tahapan berikut:27

Gambar 3.3

Skema Pelaksanaan Rescheduling

Keterangan:

a. Nasabah mengajukan surat permohonan pelaksanaan rescheduling/

restrukturisasi pembiayaan ke PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro.

b. Manajemen cabang menetapkan Account Manager Remmedial yang akan melakukan rescheduling, selanjutnya permohonan rescheduling tersebut diproses terlebih dulu oleh Account Manager Remmedial:

26 Ibid

27 Hasil wawancara dengan Ibu Evi Ariesty Relationship Manager Financing (RMF)

PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, tanggal 16 juni 2013 NASABAH

WANPRESTASI

PT Bank Muamalat KCP Metro

Diproses Oleh Account Manager Remmedial

Komite Pembiayaan USP

1) Account Manager Remmedial menghubungi nasabah dan memberitahukan perihal rencana restrukturisasi atas pembiayaannya.

2) Account Manager Remmedial melakukan penghimpunan data dan informasi lengkap atas nasabah wanprestasi.

3) Account Manager Remmedial melakukan evaluasi/analisa restrukturisasi pembiayaan bermasalah dengan menggunakan Analisa Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah berdasarkan strategi penyelamatan yang ditetapkan oleh Manajemen cabang.

c. Berdasarkan hasil analisa, Account Manager Remmedial membuat Memorandum Usulan Penyelesaian/Penyelesaiaan Pembiayaan (UPPP) dan mengajukannya ke Komite Pembiayaan.

d. Komite Pembiayaan memberikan keputusan kepada Account Manager Remmedial apakah menyetujui permohonan rescheduling atau tidak. Keputusan ini didapat dari rapat Anggota Komite atau melalui Sirkulasi keseluruh Anggota Komite Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.

e. Setelah itu Account Manager Remmedial menyusun draft Surat Persetujuan Prinsip Penyelesaian Pembiayaan (SP4). Draft SP4 diserahkan kepada Unit Support Pembiayaan (USP) dengan melampirkan Usulan Penyelesaian/Penyelamatan Pembiayaan (UPPP) dan dokumen-dokumen pendukung untuk dilakukan review.

SP4 antara lain berisikan : 1) Jenis fasilitas pembiayaan 2) Jumlah plafond fasilitas

3) Jangka waktu pembiayaan 4) Jaminan yang diberikan 5) Persyaratan-persyaratan

6) Penetapan batas waktu penawaran (paling lama 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal SP4).

f. USP melakukan pemeriksaan keabsahan dari keputusan komite pembiayaan dan kemudian menyerahkannya ke Account Manager Remmedial.

g. Account Manager Remmedial selanjutnya menyerahkan SP4 kepada Nasabah. Apabila nasabah menyetujui dan menyanggupi seluruh persyaratan dan kondisi yang ditetapkan, maka nasabah menandatangani SP4 tersebut dan menyerahkan kembali ke PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, dan berarti rescheduling telah dapat dilaksanakan.

6.Pengawasan Setelah Dilakukannya Rescheduling

Perlu dilakukan pengawasan atau monitoring secara ketat agar tidak terjadi resiko lain dan penambahan kerugian setelah dilakukannya rescheduling tersebut.

Monitoring pelaksanaan penyelamatan / penyelesaian pembiayaan wajib dilakukan oleh Account Manager Remmedial, dengan tujuan untuk:28

1. Menilai sejauh mana kewajiban pembayaran telah dipenuhi oleh nasabah.

2. Menilai perkembangan usaha nasabah dari waktu kewaktu yang berkaitan dengan risiko yang dihadapi oleh bank.

28 Dokumentasi PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro dikutip pada tanggal 24 Mei 2013

3. Membantu bank dalam mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan.

Monitoring pembiayaan selain harus dilakukan secara ketat, juga harus dilakukan secara berkesinambungan dan tepat waktu agar dapat segera mengetahui permasalahan yang terjadi dan mencari cara penanggulangannya setelah dilakukan restrukturisasi dan dapat segera mengusulkan ke Komite Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah langkah- langkah penyelamatan sedini mungkin.

Monitoring dilakukan dengan cara melakukan kunjungan untuk memantau perkembangan usaha nasabah, melihat ketepatan pembayaran angsuran atau melakukan pengecekan terhadap mutasi rekening nasabah, selalu mengingatkan nasabah untuk membayar angsuran baik via telepon maupun secara langsung.29

Setelah dilakukan pengawasan, Account Manager Remedial diwajibkan membuat beberapa laporan, antara lain:30

a. Laporan kunjungan b. Rencana Penyelesaian c. Jadwal Angsur / tunggakan

d. Laporan Perkembangan Proyek/ Usaha

e. Laporan Perkembangan Penyelamatan / Penyelesaian Pembiayaan f. Laporan Perubahan Kolektibilitas Pembiayaan

Dari penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan fakta bahwa monitoring dengan cara kunjungan ke lokasi usaha nasabah tidak selalu

29 Hasil wawancara dengan Ibu Evi Ariesty Relationship Manager Financing (RMF), tanggal 05 Juli 2013

30 Dokumentasi PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro dikutip pada tanggal 24 Mei 2013

dilakukan, dan pihak bank juga tidak melakukan monitoring terhadap laporan keuangan usaha nasabah.

C. Analisis Pelaksanaan Rescheduling Pembiayaan Murabahah pada PT Bank Muamalat KCP Metro Berdasarkan Sebi No. 13/16/Dpbs

Menurut Bapak Muntholib selaku Sub Branch Manager (SBM) PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, pelaksanaan rescheduling untuk pembiayaan murabahah dilakukan dengan menambah waktu angsuran dan tidak menambah jumlah hutang yang tersisa.31

Mengenai kesesuaian antara kebijakan dan prosedur pelaksanaan rescheduling pembiayaan murabahah yang berlaku dalam PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/16/Dpbs tanggal 30 mei 2011 yakni:

1. Penetapan pejabat atau pegawai khusus untuk menangani restrukturisasi pembiayaan.

Pada PT Bank Muamalat KCP Metro telah didelegasikan wewenang terhadap pegawai khusus melaksanaan rescheduling, yakni Unit Remmedial yang ditetapkan oleh SK Direksi. Unit Remmedial itu sendiri terdiri dari Account Manager Remmedial, Unit Suport Pembiayaan, dan Komite Pembiayaan, yang mana ketiganya memiliki peran masing- masing dalam pelaksanaan rescheduling tersebut.

2. Penetapan limit wewenang memutus pembiayaan yang direstrukturisasi Pada PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, keputusan dilakukannya rescheduling atas pembiayaan murabahah adalah

31 Hasil wawancara dengan Bapak Muntholib Sub Branch Manager (SBM), tanggal 05 juni 201316 Juni 2013

wewenang Komite Pembiayaan. Dalam hal ini menurut Ibu Evi Ariesty selaku Relationship Manager Financing PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, pembiayaan murabahah dapat dilakukan rescheduling apabila telah disetujui paling sedikit 3 (tiga) orang Anggota Komite Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah yang terdiri dari oleh minimal 2 Anggota Komite atau jumlah Anggota Komite yang setuju lebih banyak dari yang tidak setuju.32

Untuk cara pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mengadakan rapat Anggota Komite atau dengan melakukan Sirkulasi yakni dengan menyampaikan Usulan Penyelesaian/Penyelamatan Pembiayaan (UPPP) beserta lampiran-lampirannya keseluruh Anggota Komite secara bergiliran sesuai dengan batasan limitnya.

3. Kriteria pembiayaan yang dapat direstrukturisasi

Pada PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, rescheduling dapat dilakukan terhadap pembiayaan murabahah yang berada pada kolektabilitas 3 yakni pembiayaan yang telah mangalami penunggakan selama lebih dari 91 hari atau pembiayaan yang kondisinya masih bisa diselamatkan. 33

4. Sistem dan standard operating procedure restrukturisasi pembiayaan Dalam hal ini penyerahan pembiayaan bermasalah dari Account Manager Non Remmedial kepada Account Manager Remmedial untuk dilakukan penanganan atau bisa jadi dilakukan rescheduling.

32 Hasil wawancara dengan Ibu Evi Ariesty Relationship Manager Financing (RMF) PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro, tanggal 16 Juni 2013

33 Hasil wawancara dengan Bapak Muntolib Sub Branch Manager (SBM) PT Bank Muamalat KCP Metro, 05 Juni 2013

Setelah pelaksanaan rescheduling atau setelah pembiayaan kembali lancar maka pembiayaan kembali diserahkan Account Manager Remmedial ke Account Manager Non Remmedial.

5. Sistem informasi manajemen restrukturisasi pembiayaan

Sistem informasi manajemen restrukturisasi pembiayaan adalah berupa laporan berkala yang didapat setelah pejabat bank melakukan monitoring atas pembiayaan murabahah yang telah dilakukan rescheduling tersebut.

Dalam hal ini yang bertugas adalah Account Manager Remmedial (AMR). Adapun laporan-laporan tersebut adalah:

a. Laporan kunjungan b. Rencana Penyelesaian c. Jadwal Angsur / tunggakan d. Laporan Perkembangan Usaha

e. Laporan Perkembangan Penyelamatan / Penyelesaian Pembiayaan.

f. Laporan Perubahan Kolektibilitas Pembiayaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro telah melaksanakan rescheduling pembiayaan murabahah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/16/Dpbs yang mana penetapan pejabat khusus sudah dilaksanakan dimana pejabat khusus tersebut adalah unit remedial yang terbagi lagi ke dalam kelompok-kelompok dengan pembagian tugasnya yang sangat jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih antar kelompok dalam unit.

Namun penulis melihat beberapa hal yang kurang baik dalam pelaksanaan rescheduling pembiayaan murabahah ini, yakni dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro mengenai pelaksanaan rescheduling dirasa terlalu memakan

waktu, karena terintegrasinya keputusan/ wewenang PT Bank Muamalat Indonesia yang berada di wilayah Lampung termasuk PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro oleh PT Bank Muamalat Inndonesia KC Bandar Lampung. Di mana untuk USP sendiri berada di PT Bank Muamalat KC Bandar Lampung dan rapat anggota komite diselenggarakan di PT Bank Muamalat KC Bandar Lampung yang berjarak cukup jauh dengan PT Bank Muamalat Indonesia KCP Metro.

Selain itu pada proses monitoring juga ditemukan terjadinya penyimpangan prosedural oleh petugas atau pelaksana rescheduling, yang mana monitoring lebih terfokus kepada ketepatan membayar angsuran saja.

Sedangkan monitoring pada bagian lain dilakukan hanya sekedarnya saja.

Salah satunya adalah monitoring lapangan, yang tidak dilakukan secara berkesinambungan. Hal ini berarti pada sistem informasi manajemen terdapat dua laporan yang diragukan validitas dari datanya, yakni laporan kunjungan dan laporan perkembangan usaha.

Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi bank. Kunjungan lapangan yang tidak dilakukan secara berkala dapat memicu terjadinya tadlis yakni suatu keadaan dimana salah satu dari kedua pihak menyembunyikan suatu informasi atau incomplete information, sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pihak lainnya. Dalam hal ini dapat berupa terjadinya moral hazard oleh nasabah, yakni pemanipulasian keadaan dimana seolah-olah kondisi usaha atau keuangan nasabah memburuk yang kemudian menjadi alasan nasabah melakukan wanprestasi kembali. Jika hal tersebut terjadi sudah bisa dipastikan bank akan mengalami kerugian yang lebih lagi.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen PT. BANK MUAMALAT INDONESIA KCP METRO (Halaman 67-84)

Dokumen terkait