B. EKSPERIMEN
4. Membuat Persen Massa/Volume Larutan
108 Post Test
1. Anda akan membuat 100 mL larutan asam sulfat 0.5 M. Asam sulfat pekat yang ada di laboratorium anda memiliki kerapatan 1.84 g/mL.
Apakah data itu cukup bagi anda untuk membuat larutan 0.5 M? Jika tidak, mengapa? Jika cukup, berapa banyak asam sulfat pekat yang akan anda encerkan untuk membuat larutan asam sulfat 100 mL 0.5 M?
2. Dilaboratorium anda memiliki larutan asam sulfat pekat sebanyak 100 mL. Pada labelnya tertulis 85% dan 1 L = 1.68 kg. Berapa banyak larutan asam sulfa 2.00 M yang dapat anda buat dari 100 mL larutan pekat tersebut?
3. Di Laboratorium, anda memiliki larutan HCl pekat 31.45% b/b. Anda ingin membuat larutan HCl 1 L 1.00 M. Jika anda merasa ragu dengan persentase massa tersebut, anda dapat menghitung ulang dengan cara meletakkan labu ukur 100 mL, kemudian dinolkan sehingga pembacaan 0.00 g, kemudian ditambahkan HCl 100 mL. Catat massanya dan hitung berat jenisnya. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, apakah persentase massa HCl pekat tersebut akurat? Jika tidak, berapa besar perbedaannya?
109
biru. Daripada dengan berat 1.000 gram bubuk phenolphthalein, dilarutkan dalam etanol, dan membuatnya sampai 100 mL dalam labu ukur, kebanyakan ahli kimia akan membuat larutan dengan melarutkan sekitar satu gram bubuk indikator ke dalam sekitar 100 mL etanol.
Alat dan Bahan
1) Kaca mata pelindung 2) Sarung tangan
3) Timbangan
4) Gelas kimia 150 mL 5) Gelas ukur 100 mL 6) Corong
7) Botol penetes ukuran kecil 8) Botol penyimpan berlabel 9) Botol pencuci atau botol semprot 10) Etanol (100 mL)
11) Serbuk phenolphthalein (1 g) Prosedur:
1) Gunakan kaca mata pelindung, jas lab, dan sarung tangan.
2) Letakkan kertas timbangan di atas timbangan, tekan tombol zero sehingga terbaca 0.00 g.
3) Letakkan 1.00 g serbuk Phenolphthalein, kemudian pindahkan ke dalam gelas ukur.
4) Isi gelas ukur 100 mL dengan 100,00 mL alkohol, kemudian pindahkan alkohol tersebut ke dalam gelas kimia.
5) Aduk sampai larut dan bercampur sempurna.
6) Gunakan corong untuk memasukkan larutan larutan ke dalam botol penetes, dan masukkan sisanya ke dalam botol penyimpan.
7) Tulis data larutan pada label botol.
110
8) Cuci gelas kimia, corong, gelas ukur dengan air keran, bilas dengan akuades kemudian keringkan di rak pengering.
Post Test
1. Mengapa molaritas tidak pernah digunakan untuk menyatakan konsentrasi larutan fenolftalein dan indikator lainnya?
2. Untuk jenis larutan apa metode % m/v lebih bermanfaat dari pada molaritas atau yang lainnya untuk menyatakan konsentrasi larutan?
111 BAB V
SIFAT DAN PERUBAHAN MATERI A. MATERI DAN PERUBAHANNYA
Materi merupakan penyusun segala sesuatu di alam semesta ini. Materi umumnya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Contoh: air, udara, batu, kayu, plastik dan lain sebagainya.
Setiap materi mempunyai sifat spesifik yang membedakannya dari zat lain. Pada kegiatan laboratorium ini, kita akan mengamati beberapa karakteristik materi, dan juga akan dijelaskan beberapa istilah sains yang menjelaskan karakteristik tersebut.
Zat murni adalah materi yang memiliki semua sifat identik dan komposisi tetap. Sifat fisik merupakan karakteristik suatu zat yang dapat diamati, dan tidak merubah komposisi suatu zat. Sifat fisis yang umum adalah rasa, warna, bau, titik didih dan titik beku, kelarutan, kekerasan, kilap, dan berat jenis. Beberapa sifat fisis tersebut dapat digunakan untuk menerangkan penampilan sebuah objek62. Sedangkan sifat kimia merupakan gambaran prilaku suatu zat apabila terjadi perubahan komposisi melaui reaksi dengan zat lain atau terurai menjadi dua atau lebih zat murni yang lain.
Kemampuan terbakar dan kemampuan untuk bereaksi dengan air merupakan contoh sifat kimia63.
Materi dapat mengalami dua jenis perubahan, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Perubahan fisika tidak menyebabkan perubahan komposisi zat, melainkan hanya perubahan penampilan saja. Misalnya, ketika
62 Ralph H.Petrucci-Suminar, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1. (Jakarta:
Erlangga, 1998), 1.
63 Susan A. Weiner & Blaine Harrison, Introduction to Chemical Principles A Laboratory Approach. (USA: Mary Finci, 2005), 15.
112
tembaga dihancurkan, hanya terjadi perubahan ukuran;
tidak ada zat baru yang terbentuk. Sedangkan pada perubahan kimia, zat dikonversi menjadi produk baru dimana semua sifat dan komposisi berbeda dengan zat awal. Misalnya kayu, perubahan kimia terjadi ketika kayu dibakar dengan oksigen diudara, terbentuk karbon dioksida dan uap air sebagai produk baru64.
Apabila dua cairan dicampur, campuran tersebut dapat membentuk campuran sempurna. Pada kasus ini, cairan tersebut dikatakan larut atau bercampur. Jika dua cairan tidak saling bercampur, akan membentuk dua lapisan yang berbeda. Cairan yang memiliki berat jenis lebih kecil akan berada di atas cairan yang memiliki berat jenis lebih besar. Apabila padatan ditambahkan dan larut dalam cairan, berarti sifatnya larut dalam air. Campuran yang terbentuk disebut larutan. Jika padatan tidak larut, berarti padatan tersebut memiliki sifat tidak larut65.
Apabila dua buah larutan dicampur, kemudian terjadi perubahan kimia atau reaksi kimia, akan membentuk produk baru. Terjadinya reaksi kimia dapat kita buktikan dari beberapa perubahan yang terjadi, diantaranya66:
1. Terbentuk endapan, atau produk padat. Endapan sering berbentuk atau berukuran sangat halus dan tersebar merata diseluruh bagian larutan, sehingga larutan tampak keruh. Jika dibiarkan, akan mengendap pada dasar wadah. Endapan ini dapat dipisahkan dari cairan dengan cara penyaringan.
2. Terbentuknya gas. Gas yang dihasilkan akan keluar dari larutan sebagai gelembung-gelembung gas.
Proses ini disebut berbuih.
64 Ibid,
65 Ibid., 16
66 ibid
113
3. Terjadi perubahan warna. Biasanya perubahan warna mengindikasikan terbentuknya produk dengan warna yang tidak sama dengan reaktan. Kadang-kadang warna produk sama dengan warna salah satu reaktan, namun warnanya dapat lebih gelap atau lebih terang.
Rangkuman
Materi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang memiliki massa dan penempati ruang. Zat murni adalah materi yang memiliki semua sifat identik dan komposisi tetap. Sifat fisis merupakan karakteristik suatu zat yang dapat diamati, dan tidak merubah komposisi suatu zat.
Sedangkan sifat kimia merupakan gambaran prilaku suatu zat apabila terjadi perubahan komposisi melaui reaksi dengan zat lain atau terurai menjadi dua atau lebih zat murni yang lain. Materi dapat mengalami dua jenis perubahan, yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia.
Perubahan fisika tidak menyebabkan perubahan komposisi zat, sedangkan pada perubahan kimia, zat dikonversi menjadi produk baru dimana semua sifat dan komposisi berbeda dengan zat awal. Perubahan kimia di tandai dengan terbentuknya endapan, gas, dan perubahan warna.
Apabila dua cairan dicampur, membentuk campuran sempurna maka cairan tersebut dikatakan larut atau bercampur. Jika dua cairan tidak saling bercampur, maka akan membentuk dua lapisan yang berbeda. Cairan dengan berat jenis lebih kecil akan berada di atas cairan yang memiliki berat jenis lebih besar.
Pre Test
1. Apa yang dimaksud dengan materi?
2. Apa perbedaan zat murni dengan campuran?
114
3. Mengapa perubahan fisika tidak menyebabkan terbentuknya zat baru? Dan mengapa pula perubahan kimia menyebabkan terbentuknya zat baru?
4. Jika dua cairan dicampur namun tidak saling bercampur, jelaskan bagaimana hal ini terjadi!
B. EKSPERIMEN