BAB III. METODE PENELITIAN
G. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program computer (software) SPSS adalah metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Uji Asumsi Klasik
Peneliti menggunakan regresi berganda yang diperlukan uji asumsi klasik untuk menguji hipotesis, ada 4 (empat) penguji asumsi klasik sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
Menurut (Ghozali, 2018), uji normalitas bertujuan untuk menguji model regresi yang terdistribusi pada variabel penganggu atau residual.
Seperti yang kita ketahui, Uji-t dan Uji-F mengasumsikan bahwa
residual mengikuti distribusi normal. Ketika asumsi ini tidak terpenuhi, Uji statistic akan menjadi tidak valid untuk ukuran sampel yang kecil.
Penelitiaan ini menggunakan uji normalitas dengan cara memeriksa atau menguji varian data (titik-titik) pada sumbu diagonal histogram residual. Ada 2 (dua) cara untuk mengetahui residual berdis nbvctribusi normal dengan menggunakan SPSS, sebagai berikut :
a. Jika ada (titik -titik) menyebar secara diagonal dan searah diagonal, atau jika histogram menunjukkan pola yang terdistribusi normal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas
b. Jika data (titik -titik) menjauh dari diagonal, tidak mengikuti arah diagonal, atau tidak menujukkan distribusi normal pada histogram, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Autokolerasi
Menurut (ghozali,2018), uji autokorelasi model regresi linier yang bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode waktu t dan kesalahan pengganggu pada jarak waktu t-1 (sebelumnya). Autokorelasi terjadi karena pegamatan berturut-turut dari waktu ke waktu terkait satu sama lain. Uji Durbin- Watson (DW) yang di gunakan dalam uji autokorelasi dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika d lebih besar dari (4dL), maka hipotesis nol ditolak Jika d berada di antara dU dan (4dU), maka hipotesis nol diterima. artinya tidak ada autokorelasi.
b. Jika d berada di antara dL atau antara (4dU) dan (4dL), tidak ada autokorelasi yang dihasilkan.
3) Uji Multikoliniaritas
Menurut (Ghozali, 2018), tujuan uji multikoliniaritas adalah untuk memverifikasi apakah ada korelasi antara variabel independen dari model regresi. Model regresi yang baik tidak memiliki korelasi antara variabel bebas. Variabel yang tidak orthogonal jika variabel bebasnya berkorelasi. Variabel orthogonal merupakan variabel independen yang memiliki korelasi nol antara variabel independen.
Menurut (Ghozali,2018), untuk mendeteksi adanya multikolineritas adalah sebagai berikut :
a. Nilai R-kuadrat yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat tinggi, namun banyak variabel independen yang tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
b. Menganalisi korelasi matriks dari variabel independen. Jika terdapat korelasi yang cukup tinggi antara variabel independen (biasanya >0,9), ini menunjukkan multikoliniaritas
c. Petunjuk yang digunakan dalam uji multikolinearitas model regresi dalam penelitian ini diperoleh dengan memperhatikan toleransi dan Variance Inflation Factor (VIF), Toleransi mengukur variabelitas variabel independen dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Nilai cut off sering digunakan untuk menunjukkan bahwa adanya multikolineraritas setara dengan nilai toleransi > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10. Jika nilai VIF dari hasil regresi adalah < 10, maka dapat di simpulkan bahwa model regresi tidak memiliki multikolinearitas.
4) Uji Heteroskedastisitas
Menurut (Ghozali,2018), uji heteroskedastisitas adalah model regresi yang bertujuan untuk menguji apakah terdapat varian residual yang tidak sama dari satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap sama, maka di sebut homoskedastisitas, dan jika berbeda di sebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak ada heteroskedastisitas, jika variabel independen berpengaruh signifikan secara statistik terhadap variabel dependen, maka terdapat tanda-tanda varian dari variabel tersebut.
Dasar-dasar untuk menentukan uji heteroskedastisitas melalui uji glejser adalah sebagai berikut:
1) Jika sig. 2 – tailed < a = 0,05, telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika sig. 2 – tailed > a = 0,05, tidak terjadi heteroskedastisitas 2. Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh ROA dan DER terhadap harga saham pada Lembaga perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Y= a+ bX1 + bX2 + e Keterangan :
Y= harga saham
a = konstanta persamaan regresi b = koefisien regresi
X1=Return on Asset (ROA) X2 = Debt to Equity Ratio (DER) 3. Uji Hipotesis
1. Uji Model (Uji – F)
Uji Model digunakan untuk melihat apakah model regresi dibangun menggambarkan fakta ditempat penelitian atau dapat digeneralisasikan apabila F ditulis lebih besar F table, maka model diterima artinya model regresi menggambarkan fakta. Dan apabila F hitung lebih kecil F tabel maka model regresi tidak menggambarkan fakta atau penelitian dianggap gagal.
2. Uji-t
Menurut (Ghozali, 2018), uji hipotesis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui secara individual atau ada tidaknya variabel dependen terhadap variabel independen. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 dalam kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel dan nilai < a (0,05), hipotesis alternatif diterima.
Artinya variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
2) Jika thitung < ttabel dan nilai > a (0,05), hipotesis nol di terima. Artinya variabel bebas tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
3. Koefisien Determinal (uji )
Menurut (Gudono, 2017), koefisien determina R digunakan untuk mengukur penurunan variasi Y akibat penggunaan variabel bebas dalam model regresi. Koefisien determinan menunjukkan besarnya pengaruh vaiabel independen terhadap variabel dependen, dan rentang nilainya adalah 0<R<1. Semakin tinggi nilai R, semakin dekat hasil model regresi 1, maka hasil model regresi tersebut baik. Semakin dekat variabel
dependen (ROA dan DER) secara keseluruhan ke 0, maka variabel dependen (harga saham) tidak dapat dijelaskan.
35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Bursa Efek Indonesia (BEI) a. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan historis, pasar modal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa saham sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda serta tepatnya tahun 1912 di Batavia. Pasar modal didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah konolial atau VOC.
Berdasarkan pasar modal telah ditutup sejak 1912, pengembangan serta pertumbuhan pasar modal belum berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada masa-masa pasar kapital kosong. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor seperti perang dunia I dan II, penyerahan kekuasaan kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia dan berbagai kondisi mengakibatkan eksploitasi pasar saham tak dapat berfungsi dengan baik.
Tahun 1956-1977, terdaftar di Bursa Efek Vakum. Tanggal 10 Agustus 1977, busa dibuka oleh preside Soeharto. BEJ diatur oleh BAPEPAM (badan pelaksana pasar modal). Pengaktifan Kembali pasar modal ini juga ditandai dengan IPO PT semen cibinong sebagai emiten pertama.
Pada tahun 1977-1987, perdagangan di pasar saham sangat lambat, banyaknya perusahaan yang diterbitkan pada tahun 1977 berjumlah 24. Masyrakat lebih memilih perbankan sebagai instrument di
pasar modal. Ditandai dengan hadirnya paket pada bulan desember 1987(PAKDES 87), yang disediakan kepada emiten public dan investor asing di Indonesia.
Tahun 1988-1990, paket deregulasi diperkenalkan di sector perbankan dan pasar modal. Pintu BEJ selalu tersedia buat orang asing.
Aktivitas devisi semakin tinggi. Pada tanggal 2 juni 1988, Bursa Efek Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi serta diatur oleh persatuan perdagangan uang dan efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari pialang perdagangan.
Pada bulan Desember 1988, pemerintah mengeluarkan paket Desember ’88 (PAKDES 88) mempermudah institusi IPO serta sejumlah Langkah lain berdampak positif bagi pertumbuhan pasar modal. Pada tanggal 16 juni 1989, Bursa Efek Surabaya (BES) diatur oleh perseROAn terbatas Bernama PT. Bursa Efek Surabaya.
Di tanggal 13 juli 1992, privatisasi BEJ. BAPEPAM telah menjadi otoritas pengawas pasar kapital. Tanggal ini diperingati sebagai hari ulang tahun BEJ. Pada tanggal 21 Desember 1993, berdirinya PT.
Lembaga Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Di tanggal 22 Mei 1995, System perdagangan otomatis BEJ dilaksanakan dengan memakai system computer JATS (Jakarta Automated Trading System).
Pada tanggal 10 November 1995, pemerintah menetapkan UU No.8 Tahun 1995 berurusan pasar modal. Undang – undang tersebut mulai berlaku januari 1996, di tahun 1995, BEI melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya. Di tanggal 6 Agustus 1996, perusahaan Kliring penjamin efek Indonesia (KPEI) didirikan.
Pada tanggal 23 Desember 1997, pusat Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Di tanggal 21 juli 2000, system perdagangan bebas sertifikat mulai diterapkan di pasar modal Indonesia. Di tanggal 28 maret 2002, BEJ mulai menerapkan system perdagangan jarak jauh.
Pada tanggal 30 November 2007, bursa efek Surabaya (BES) melakukan merger dengan BEJ serta berubah nama menjadi BEI. Di tanggal 8 Oktober 2008, Suspensi perdagangan mulai berlaku. Di tanggal 10 Agustus 2009, Otoritas penilaian Harga Efek Indonesia (PHEI) di bentuk.
Pada tanggal 2 Maret 2009, peresmian PT. Bursa Efek Indonesia:
JATZ NextG. Pada bulan Agustus 2011, berdirinya PT. Indonesian Capital Market Electronic Library (ICAMEL). Pada tahun 2012, peluncuran prinsip syariah dan mekanisme perdagangan syariah. Bulan Januari 2012, pembentukan otoritas jasa keuangan. Pada bulan Desember 2012, pembentukan Securities Investor Protection Fund (SIPF).
Pada tahun 2016, batas autorejet telah disesuaikan. Selain itu, di tahun 2016, BEI berhasil berpartisispasi dalam kegiatan keringanan pajak serta meresmikan pusat informasi Go Public. Pada tanggal 2 Mei 2016, penyesuaian Kembali tick size. Pada tanggal 18 april 2016, peluncuran IDX Channel. Bulan Desember 2016, pendirian PT. Pendanaan Efek Indonesia (PEI).
Pada tanggal 23 Maret 2017, peresmian IDX Incubator. Pada tanggal 7 Mei 2018, pembaruan system perdagangan serta New data center. Pada tanggal 27 Desember 2018, penambahan tampilan informasi notasi khusus pada kode perusahaan tecatat. Pada bulan April
2019, PT. Pendanaan Efek Indonesia (PEI) mendapatkan izin oprasional dari OJK.
Sumber : www.idx.co.id b. Visi dan Misi
Visi : menjadi bursa yang kompetitf dengan kredibilitas tingkat dunia.
Misi: menciptakan infrastuktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat di akses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatif.
c. Stuktur Organisasi
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi d. Job description
1. Direktur Utama
Direktur utama tugas dan tanggung jawabnya atas koordinasi direksi dan kegiatan unit audit internal, sekretaris masyarakat dan departemen hukum.
a) Devisi Hukum
(1) Bertanggung jawab atas fakta bahwa produk hukum perusahaan diberikan sesuai dengan hukum yang berlaku dan kepentingan perusahaan dengan bagian lain dan mematuhi Undang-undang dan peraturan yang berlaku
(2) Memastikan ketentuan hukum sebagai penasihat hukum untuk persyaratan hukum dalam hal produk hukum yang di terapkan oleh perusahaan untuk studi legal dan likuiditas dalam litigasi sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
b) Satuan Pemeriksa Internal
(1) Manajer asuransi kualitas atas implementasi hasil target perusahaan dengan memberikan aspek efisiensi melalui revisi berkala dan aksesori untuk kegiatan organisasi internal dan hubungan, serta penyediaan rekomendasi untuk peningkatan yang diperlukan dari hasil dewan administrasi, dewan komisaris, dan ketua bapepan.
(2) Bertanggun jawab untuk memantau kegiatan berurutan atas rekomendasi berdasarkan hasil audit internal.
c) Sekretaris Perusahaan
Bertanggung jawab atas ketersediaan rencana kerja perusahaan dan penciptaan kerja sama yang harmonis dan efektif, komunikasi antara dewan direksi dan pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk mencapai tujuan dan meningkatkannya citra perusahaaan.
2. Direktorat Penilaiaan Perusahaan.
Manajer kegiata operasional yang terkait dengan penilaian awal perusahaan, pendaftran perusahaan, penilaian pembukaan perusahaan, tinjauan tindakan perusahaan dan pelatih stasiun.
3. Direktorat perdagangan dan peraturan anggota bursa
Bertanggung jawab atas kegiatan operasi perdagangan, informasi pasar, perdagangan debit dan transaksi, dan hutang yang diturunkan.
4. Direktorat pengawasan transaksi dan kepatuhan
Bertanggung jawab atas jaminan dan koordinasi kegiatan dan analisis pengawasan tentang kegiatan pertukaran untuk perdagangan regular dan memadai, sehingga dapat menjadi integritas dan kredibilitas pasar saham dan pasar modal.
5. Direktorat pengembangan
Bertanggung jawab atas kegiatan operasi yang terkait dengan administrasi riset pasar modal dan produk ekonomi, pengembangan dan kegiatan produk, kegiatan pemasaran serta kegiatan Pendidikan dan sosialisasi.
6. Direktorat teknologi informasi dan manajemen
Bertanggung jawab atas kegiatan oprasional yang terkait dengan pengembangan solusi teknologi perusahaan, teknologi informasi operasi, manajemen risiko dan manajemen data.
7. Direktorat keuangan dan sumber daya manusia
Bertanggung jawab kegiatan operasi yang terkait dengan manajemen keuangan.
2. Bank MNC Internasional Tbk (BABP)
Lahir setelah MNC Group mengakuisisi PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. Dengan visi baru:
“Menjadi Bank masa depan yang berlandaskan teknologi terkini untuk membuat semua transaksi keuangan menjadi mudah dengan memperhatikan keselarasan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.”
Produk dan layanan MNC Bank siap dinikmati oleh seluruh segmen nasabah dari bisnis hingga consumer. Dengan dukungan dan komitmen yang tinggi dari MNC Group serta manajemen baru yang berpengalaman di bidang perbankan, MNC Bank akan terus berkembang menjadi bank terkemuka di Indonesia.
Pada tanggal 27 Jan 2014 PT MNC Kapital Indonesia Tbk memiliki saham PT Bank ICB Bumiputera Tbk sebanyak Rp 1,31 miliar saham atau 24% melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tanggal 22 Jul 2014 berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR- 120/D.03/2014, PT MNC Kapital Indonesia Tbk menjadi Pemegang Saham Pengendali Bank.
Pada tanggal 15 Okt 2014 melalui keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.18/KDK.03/2014 tanggal 15 Oktober 2014, nama Bank berubah menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk
3. Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)
Merupakan salah satu lembaga Keuangan di Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan. Sejak tahun 2007 PT Bank Capital Indonesia Tbk telah mencatatkan sahamnya di Pasar
Modal, dan hingga saat ini Bank Capital telah memiliki 82 Jaringan Kantor Operasional yang tersebar di wilayah Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Solo, dan Kupang.
Sejalan dengan visi Perusahaan yaitu “Menjadi Bank Retail yang sehat dan terpercaya dengan tumbuh secara stabil, inklusif dan berkelanjutan”, Bank Capital terus berupaya menyediakan layanan keuangan dengan pendekatan personal serta memberikan nilai tambah dan hasil yang maksimal kepada para pihak yang berkepentingan dengan Bank Capital. Bank Capital juga sudah memulai transformasi digital yaitu dengan tersedianya layanan mobile banking dan internet banking. Bank Capital akan terus mengembangkan produk dan layanannya dengan memanfaatkan teknologi serta melakukan investasi pada jaringan elektronik dan kantor cabang. Produk dan layanan digital memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kepuasan nasabah.
Secara umum kinerja Keuangan Bank Capital pada tahun 2019 tetap terjaga baik, dimana dari segi laba bersih tahun 2019 yaitu sebesar Rp15.88 miliar dan per 30 Juni 2020 mencapai sebesar Rp51.98 miliar. Total Aset PerseROAn tahun 2019 sebesar Rp18.95 triliun dan per 30 Juni 2020 sebesar Rp17.50 triliun. Dana Pihak Ketiga Bank Capital tahun 2019 sebesar Rp.16.11 triliun dan per 30 Juni 2020 sebesar Rp.13.66 triliun. Sebagian besar Dana Pihak Ketiga dimanfaatkan untuk penyaluran kredit dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dimana pertumbuhan kredit tahun 2019 mencapai sebesar Rp.9.75 triliun dan per 30 Juni 2020 sebesar Rp.11.52 triliun.
Dalam menghadapi persaingan yang terjadi di tahun 2020 ini, Bank Capital tetap akan fokus pada perkembangan teknologi digital yang saat ini sangat berkembang dimana perkembangan ini akan berpengaruh pada perilaku konsumen dalam bertransaksi dan tentunya akan mendorong pertumbuhan E-Commerce. Bank juga memperkuat manajemen risiko dan compliance yang terintegrasi. Dengan fasilitas teknologi memadai serta dukungan SDM berkualitas, Bank Capital optimis dapat meraih pertumbuhan yang lebih baik melalui fondasi digital yang kuat.
4. Bank Harda Internasional Tbk (BBHI) /Allo Bank
Sebelumnya kami dikenal dengan nama PT Bank Arta Griya pada tahun 1992, kemudian berubah nama pada tanggal tahun 1993 menjadi PT. Bank Harda Griya yang dikenal dengan sebutan Bank Harda.
Pada tahun 1996 berubah nama kembali menjadi PT Bank Harda Internasional (BHI). Lalu, pada tahun 2015, BHI melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) kepada masyarakat. Tahun 2021, BHI resmi diakuisisi oleh PT Mega Corpora dan mendapatkan persetujuan OJK di bulan Maret. Pada bulan Juni 2021 PT Bank Harda Internasional Tbk resmi berganti nama menjadi PT Allo Bank Indonesia Tbk.
5. Bank Bukopin Tbk (BBKP)
Bank Bukopin beroperasi di 23 provinsi, memiliki 43 kantor cabang utama, 174 kantor cabang pembantu, 116 kantor kas, 38 kantor fungsional (layanan mikro), 24 payment point, 8 layanan pickup service, serta didukung oleh lebih dari 31.000unit PPOB.
Perseroan terus melakukan transformasi dan inovasi menuju perusahaan jasa keuangan terintegrasi berbasis teknologi digital dengan mendukung percepatan ekosistem StartUp di Indonesia.
Bank Bukopin didirikan pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin). Bank mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971.
Kegiatan usaha Bukopin awalnya mencakup segala kegiatan bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Perbankan dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Perkoperasian yang berlaku.
Bukopin kemudian melakukan penggabungan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Perubahan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) menjadi Bank Bukopin disahkan dalam Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia yang dituangkan dalam surat No. 03/RA/XII/89 tanggaI 2 Januari 1990.
Pada perkembangan selanjutnya, status badan hukum Bank Bukopin kemudian berubah dari koperasi menjadi perseroan terbatas.
Bank Bukopin memulai kegiatan usaha dalam bentuk perseroan terbatas pada tanggal 1 Juli 1993.
Bank Bukopin terus memperkuat pelayanan dan infrastruktur untuk mengoptimalkan layanan kepada nasabah.Seluruh kantor Bank Bukopin telah terhubung dalam satu jaringan real time online. Untuk mendukung layanan ke nasabah, Bank Bukopin juga mengoperasikan
881 mesin ATM. Kartu ATM Bukopin terkoneksi dengan seluruh jaringan ATM di Tanah Air.Agar semakin memudahkan nasabah, Perseroan juga menjalin kerjasama dengan bank-bank dan lembaga lainnya, sehingga pemegang Kartu Bukopin dapat melakukan berbagai aktivitas perbankan di hampir seluruh ATM bank apapun di Indonesia, termasuk semua ATM pada jaringan ATM Plus, ATM Bersama, dan ATM BCA Prima.
Perseroan juga memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Bank Syariah Bukopin dan PT Bukopin Finance, dengan hasil usaha yang dikonsolidasikan ke dalam Laporan Keuangan Bank Bukopin. PT Bukopin Finance (d/h PT Indo Trans Buana Multi Finance) didirikan pada tanggal 11 Maret 1983, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan sewa guna usaha dan multifinance. Sedangkan Bank Syariah Bukopin (d/h PT Bank Persyarikatan Indonesia), didirikan pada tanggal 11 September 1990 yang bergerak di bidang perbankan berbasis syariah.
Untuk mengantisipasi evolusi bisnis di sektor perbankan, Perseroan terus melakukan transformasi dan inovasi menuju perusahaan jasa keuangan terintegrasi berbasis teknologi digital dengan mendukung percepatan ekosistem StartUp di Indonesia. Bank Bukopin menginisiasi program pembinaan dan edukasi calon pendiri StartUp di bidang fintech melalui kolaborasi dalam bentuk BNV (Bukopin Innovation Labs).
6. Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD)
PT. Bank Mestika Dharma Tbk berdiri sejak tahun 1955 adalah merupakan Bank Umum Swasta Devisa serta satu-satunya bank daerah
yang telah Go Public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BBMD, listing sejak 8 Juli 2013.
PT. Bank Mestika Dharma Tbk dalam menjalankan bisnisnya tetap fokus pada usaha retail banking dengan mengedepankan prinsip prudential banking serta manajemen resiko yang baik dan didukung oleh jasa pelayanan yang profesional dengan meningkatkan service quality.
PT Bank Mestika Dharma, Tbk telah memiliki 12 Kantor Cabang, 41 Kantor Cabang Pembantu dan 11 Kantor Kas dan 70unit ATM yang berlokasi di kota-kota yang tersebar di wilayah Sumatera Utara, Pekanbaru, Batam, Jambi, Padang, Jakarta, Surabaya dan Palembang.
7. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.
Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM).
Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. 4047 41. Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang- undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseROAn terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,