• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Analisis data

Dalam dokumen UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (Halaman 50-53)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Metode Analisis data

Pada penelitian kali ini metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, yaitu analisis penyusunan laporan data penelitian berupa angka atau data kuantitatif yang diangkakan. Sehingga untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel X terhadap Y. Pengelohan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS V.20

1. Uji Instrumen Data

Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen memiliki kelayakan dan dapat dilanjutkan untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini atau tidak. Supaya bisa digunakan sebagai alat istrumen maka harus memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Peneliti menyebar 39 buah kuesioner kepada pegawai yang bekerja di Kantor BKKBN Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

a. Uji Validitas

Uji validitas atau uji keaslian adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguji sejauh mana ketepatan kuesioner yang digunakan

sebagai alat ukur. Penelitian dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur sehingga dapat mengungkap data didalam variabel-variabel yang diteliti secara konsisten.

Sejalan dengan ungkapan Sugiyono (2013) yang menjelaskan bahwa instrument yang valid adalah instrument yang dapat mengukur apa yang ingin peneliti ukur. Alat yang digunakan untuk mengukur dibantu dengan software SPSS Versi 20.

b. Uji Reliabilitas

Selain melakukan uji validasi instrumen, juga harus melakukan uji reliabilitas instrumen guna mengukur derajat konsistensi suatu alat ukur. Hasil pengukuran bisa dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat dipercaya sehingga hasil yang didapatkan tetap dan konsisten. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

2. Uji Asumsi Klasik

Terdapat asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan regresi linier sederhana sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti yaitu uji normalitas data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2012:171). Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kolomogrof smirnov, dengan kriteria:

a) Nilai signifikasi (p) > 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal

b) Nilai signifikasi (p) < 0,05, maka data dinyatakan tidak terdistribusi normal.

Analisis data yang digunakan adalah analisa regresi sederhana, regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks. Persamaan regresi digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas (program BKKBN) terhadap variabel terikat (efektivitas BKKBN) dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar.

Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh program BKKB terhadap efektivitasBKKBN dalam. Secara umum persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Y = Efektivitas BKKBN a = konstanta

b = koefisien x

X = Program BKKBN

Y = a +bX

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Profil Lokasi Penelitian

Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Makassar memiliki tugas utama membantu Walikota dalam pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat Spesifik yaitu dibidang keluarga berencana Kota Makassar. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah dan implementasi dari semua badan hukum yang ada. Pemerintah Kota Makassar telah melaksanakan penataan organisasi perangkat daerah di lingkungan pemerintahan Kota Makassar yang tersebar dalam perda No.6 Tahun 2005 yaitu dengan dinas pengendalian penduduk dan KB Kota Makassar sebagai salah satu lembaga perangkat daerah.

Pemerintahan Kota Makassar menempatkan fungsi badan keluarga berencana Kota Makassar yang mana bersekolah dibadan pemberdayaan masyarakat, kemudian membentuk organisasi yang berotasi, yaitu Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Makassar berdasarkan perda No.3 Tahun 2009.

Dasar Hukum membentuk badan keluarga berencana peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang pedoman organisasi perangkat daerah. Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 2 Tahun 2009 tentang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah Kota Makassar, selain Dasar-Dasar Hukum penetapan

37

ruang dalam pekerjaan tugas pokok dan fungsinya badan KB Kota Makassar pada PP. 38 Tahun 2007 Tentang pembagian urusan pemerintahan.

Penyelenggaraan Pemerintahan dengan semangat otonomi daerah, sebutan pada prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan hak-hak Masyarakat, peran dan masyarakat, pemerataan, keadilan, dan juga perhatian dan kreativitas daerah berdasarkan PP. 38/2007 bahwa badan KB Kota Makassar menjadi urusan wajib baik daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota.

2. Tugas Pokok dan Fungsi DPPKB Kota Makassar

Tugas Pokok Dinas pengendalian penduduk dan KB Kota Makassar sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Menurut peraturan Walikota Makassar Nomor 46 Tahun 2009 tentang “Uraian tugas jabatan struktural pada Dinas Pengendalian Penduduk Kota Makassar, memiliki tugas-tugas Pokok, membina, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kebijakan dibidang keluarga berencana, sejahtera dan pemberdayaan keluarga, pemindahan masyarakat, dan pengolahan Data.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana yang di maksud, Dinas pengendalian penduduk dan KB Kota Makassar mempunyai Fungsi:

1) Penyusunan rumusan kebijakan teknis pengendalian program jaminan pelayanan keluarga berencana.

2) Penyusunan kebijakan pelaksanaan kegiatan pengendalian keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga.

3) Penyusunan rumusan kebijakan teknis dan fasilitas kerjasama terhadap pergerakan dan peran serta masyarakat dalam program keluarga

4) Penyusunan rumusan kebijakan teknis pelaksanaan bidang pengolahan data program keluarga berencana.

5) Penyusunan bimbingan dan pengendalian pelaksanaan koordinasi antar satuan kerja perangkat daerah dan penyusunan progam keluarga berencana, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga sejahtera.

6) Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam penguasaanya.

7) Pelaksana kesekritariaan

8) Pembina unit pelaksana dan tenaga fungsional.

3. Visi dan Misi

Visi dinas pengendalian penduduk dan KB Kota Makassar

“Mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera”

Visi Kota Makassar 2025

Terwujudnya Kota Maritim, Niaga, pendidikan, budaya dan jasa yang berorientasi global berwawasan lingkungan dan paling bersahabat.

Misi Dinas pengendalain penduduk dan KB Kota Makassar

a. Mengembangankan jejaring pelayanan keluarga berencana yang berorientasi pada akses pelayanan terjangkau, kepuasan, konsumen secara berkesinambungan.

b. Menyiapkan dan melaksanakan pelayanan keluarga berencana dan kesejakteraan reproduksi.

c. Meningkatkan kualitas penyelengaraan program keluarga berencana.

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi dinas pengendalain penduduk dan KB Kota Makassar terdiri dari:

a. Kepala Dinas

Dinas pengendalian penduduk dan KB Kota Makassar mempunyai Tugas membantu walikota melaksanakan urusan pemerintahan bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang dutugaskan kepada Daerah.

b. Sekretaris

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan Tugas, pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi di lingkungan Dinas.

1) Sub bagian perencanaan dan pelaporan;

Sub bagian perencanaan dan pelaporan mempunyai Tugas melakukan penyiapan bahan Koordinasi dan penyusunan rencana program Kerja, monitoring dan evaluasi serta palaporan pelaksanaan program dan kegiatan dinas.

2) Sub bagian keuangan;

Sub bagian keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi dan akuntansi keuangan.

3) Sub bagian Tata Usaha;

Sub bagian Tata usaha mempunyai Tugas melakukan urusan umum, penatausahaan surat menyurat, urusan rumah tangga, kehumasan, dokumnetasi dan investasi barang serta administrasi kepegawaian.

c. Bidang pengendalian penduduk,

Bidang pengendalian penduduk mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis dibidang pengendalian penduduk di Kota Makassar.

1) Kasi pemanduan dan sinkronisasi kebijakan kependudukan;

Kasi pemanduan dan sinkronisasi kebijakan kependudukan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pemanduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk.

2) Kasi pemetaan perkiraan pengendalian penduduk;

Kasi pemetaan perkiraan pengendalian penduduk mempunyai Tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksana kebijakan teknis, norma standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pemetaan perkiraan pengendalian penduduk.

3) Kasi data dan informasi;

Kasi data dan informasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi data dan informasi pengendalian penduduk dan keluarga berencana.

d. Bidang keluarga berencana,

Bidang keluarga berencana mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di bidang pelaksanaan keluarga berencana.

1) Kasi pengendalian dan pendistribusian alat kontrasepsi;

Kasi pengendalian dan pendistribusian alkon mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar dan prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pengendalian dan pendistribusian alat kontrasepsi.

2) Kasi jaminan pelayanan keluarga berencana

Kasi jaminan pelayanan keluarga berencana mempunyai tugas menyampaikan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi jaminan pelayanan keluarga berencana.

3) Kasi pembinaan dan peningkatan kesetaraan keluarga berencana;

Kasi pembinaan dan peningkatan kesetaraan keluarga berencana mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pembinaan dan peningkatan kesertaan ber KB.

e. Bidang ketahanan dan kesejakteraan keluarga,

Bidang ketahanan dan kesejakteraan keluarga yang mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis dibidang ketahanan dan kesejakteraan.

1) Kasi pemberdayaan keluarga sejahtera;

Kasi pemberdayaan keluarga sejahtera mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma standar prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pemberdayaan keluarga sejahtera.

2) Kasi bina ketahanan keluarga balita, anak dan lansia;

Kasi bina ketahanan keluarga balita, anak dan lansia mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan, dan pelaksanaan, kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pembinaan ketahanan keluarga balita anak dan lansia.

3) Kasi bina ketahanan Remaja;

Kasi bina ketahanan Remaja mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan, dan pelaksanaan kebijakan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pembinaan ketahanan remaja.

f. Bidang penyuluhan dan penggerakan,

Bidang penyuluhan dan penggerakan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis dibidang penyuluhan dan penggerakan.

1) Kasi penyuluhan dan KIE;

Kasi penyuluhan dan KIE mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis,

norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penyuluhan KIE.

2) Kasi advokasi dan penggerakan;

Kasi advokasi dan penggerakan mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan advokasi dan penggerakan.

3) Kasi pendayagunaan PKB/PLKB

Kasi pendayagunaan PKB/PLKB mempunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan, pembimbingan, dan pelaksanaan, kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi pendayagunaan penyuluh keluarga berencana (PKB) Petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) dan institusi masyarakat pedesaan (IMP).

g. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan funsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Unit pelaksana teknis

Di lingkungan dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana dapat dibentuk unit pelaksana teknis berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden

Berdasarkan sampel dari penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian pengaruh kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan karyawan pada Universitas Indonesia Timur Makassar. Dalam penelitian ini, penulis menjadikan pengolahan data dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari 5 pernyataan untuk variabel program BKKBN (X) dan 6 pernyataan untuk variabel efektivitas BKKBN (Y).

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karakteristik jenis responden berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1 Laki-Laki 17 44%

2 Perempuan 22 56%

Total 39 100%

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah responden berjumlah 39 orang yang terdiri dari 22 orang perempuan dengan persentase 56% dan 17 orang laki-laki dengan persentase 44%. Denga demikian dapat disimpulkan bahwa respoden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.2

Karakteristik Jenis Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 SMA 3 8%

2 Diploma-III 2 5%

3 Strata I 25 64%

4 Magister 9 23%

Total 39 100%

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah responden berjumlah 39 orang yang terdiri dari 2 orang responden dengan tingkat pendidikan SMA dengan persentase 8%, 2 orang responden dengan tingkat pendidikan Diploma-III dengan persentase 5%, 25 orang responden dengan tingkat pendidikan Strata I dengan persentase 64 % dan 9 orang responden dengan tingkat pendidikan Magister dengan persentase 23%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden dengan tingkat pendidikan Strata I mendominasi penelitian ini.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.3

Karakteristik Jenis Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 20 - 30 Tahun 13 33%

2 31 – 40 Tahun 15 39%

3 40 – 50 Tahun 11 28%

Total 39 100%

Sumber: Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah responden yang berusia 20 – 30 tahun berjumlah 13 orang dengan persentase 33%, responden yang berusia 31 – 40 tahun berjumlah 15 orang dengan persentase 39% dan responden yang berusia 41 – 50 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase 28%.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang berusia 31 – 40 tahun mendomiansi penelitian ini.

2. Deskripsi Variabel

Analisis statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari jawaban responden terhadap hasil angket (kuesioner) yang disebarkan. Hasil angket tersebut meliputi variabel program BKKBN (X) dan Efektivitas BKKBN (Y) terhadap laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

a. Program BKKBN

Tabel 4.4

Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Program BKKBN

Pernyataan SS S CS TS STS

F % F % F % F % F % Mean

P1 22 57 17 43 0 0 0 0 0 0 4,56

P2 18 46 17 43 3 8 1 3 0 0 4,33

P3 18 46 21 54 0 0 0 0 0 0 4,46

P4 18 46 18 46 2 5 1 3 0 0 4,38

P5 18 46 15 39 4 10 2 5 0 0 4,45

Rata-Rata 4,18

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada pernyataan pertama responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 22 orang dengan persentase 57%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 17 orang dengan persentase 43%, dan tidak ada satupun responden yang menjawab cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Adapun nilai mean pada pernyataan pertama adalah 4,56.

Pada pernyataan kedua, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 17 orang dengan persentase 43%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 3 orang dengan persentase 8%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase 3% dan tidak ada satupun

responden yang menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan kedua adalah 4,33.

Pada pernyataan ketiga responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 21 orang dengan persentase 54%, dan tidak ada satupun responden yang menjawab cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyataan ketiga adalah 4,46.

Pada pernyataan keempat, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, responden yang menjawab cukup Setuju (CS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase 3% dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan keempat adalah 4,38.

Pada pernyataan kelima, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 15 orang dengan persentase 39%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 4 orang dengan persentase 10%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5% dan tidak ada

satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan kelima adalah 4,45.

Secara keseluruhan rata-rata mean dari responden untuk variabel program BKKBN adalah 4,18.

b. Efektivitas BKKBN

Tabel 4.5

Deskripsi Tanggapan Responden terhadap Efektivitas BKKBN

Pernyataan SS S CS TS STS

F % F % F % F % F % Mean

P1 20 51 14 36 2 5 3 8 0 0 4,30

P2 10 25 19 49 5 13 5 13 0 0 3,87

P3 12 31 25 64 2 5 0 0 0 0 4,26

P4 17 44 20 51 0 0 2 5 0 0 4,33

P5 13 33 23 59 3 8 0 0 0 0 4,26

P6 17 44 20 51 2 5 0 0 0 0 4,38

Rata-Rata 4,23

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada pernyataan pertama responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 20 orang dengan persentase 51%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 14 orang dengan persentase 36%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 3 orang dengan persentase 8% dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyataan pertama adalah 4,30.

Pada pernyataan kedua, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 10 orang dengan persentase 25%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 19 orang dengan persentase 49%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 5 orang dengan persentase 13%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 5 orang dengan persentase 13% dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan kedua adalah 3,87.

Pada pernyataan ketiga responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 12 orang dengan persentase 31%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 25 orang dengan persentase 64%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5% dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyataan ketiga adalah 4,26.

Pada pernyataan keempat, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 17 orang dengan persentase 44%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 20 orang dengan persentase 51%, responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5% dan tidak ada satupun responden yang menjawab cukup setuju dan sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan keempat adalah 4,33.

Pada pernyataan kelima, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 13 orang dengan persentase 33%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 23 orang dengan persentase 59%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 3 orang dengan persentase 8%, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan kelima adalah 4,38.

Pada pernyataan keenam, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 17 orang dengan persentase 44%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 20 orang dengan persentase 51%, responden yang menjawab cukup setuju (CS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5%, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju ataupun sangat tidak setuju. Adapun nilai mean pada pernyatan keenam adalah 4,38.

Secara keseluruhan rata-rata mean dari responden untuk variabel efektivitas BKKBN adalah 4,23.

3. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam hal ini digunakan item pertanyaan yang diharapkan dapat secara valid mengungkapkan variabel yang diukur.

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan suatu instrument dianggap valid atau layaknya digunakan dalam pengujian hipotesis apabila nilai Correted Item Total Correlation > nilai 0,30.

a. Program BKKBN

Hasil Uji validitas variabel program BKKBN (X) dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Validitas program BKKBN (X)

Variabel Pernyataan Corrected Item- Total Correlation

Cut of

Point Ket

Program BKKBN

P1 0,778 0,30 Valid

P2 0,585 0,30 Valid

P3 0,652 0,30 Valid

P4 0,371 0,30 Valid

P5 0,645 0,30 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel diatas dapat dikatakan bahwa seluruh kuesioner mengenai variabel X (Program BKKBN) dapat dikatakan valid karena nilai dari R-hitung dari setiap item pernyataan lebih besar dibandingkan nilai R-tabel.

b. Efektivitas BKKBN

Hasil Uji validitas variabel program BKKBN (X) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Validitas Efektivitas BKKBN (Y)

Variabel Pernyataan Corrected Item- Total Correlation

Cut of

Point Ket

Efektivitas BKKBN

P1 0,750 0,30 Valid

P2 0,472 0,30 Valid

P3 0,631 0,30 Valid

P4 0,730 0,30 Valid

P5 0,525 0,30 Valid

P6 0,618 0,30 Valid

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Berdasarkan Tabel diatas dapat dikatakan bahwa seluruh kuesioner mengenai variabel Y (Efektivitas BKKBN) dapat dikatakan valid karena nilai dari R-hitung dari setiap item pernyataan lebih besar dibandingkan nilai R-tabel.

4. Uji Reliabilitas

Selain melakukan uji validasi instrumen, juga harus melakukan uji reliabilitas instrumen guna mengukur derajat konsistensi suatu alat ukur. Hasil pengukuran bisa dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dapat dipercaya sehingga hasil yang didapatkan tetap dan kosisten. Suatu variabel dikatakan reliabel jikan nilai Cronbach’s Alpha

> 0,60.

a. Uji Reliabel program BKKBN (X)

Tabel 4.8

Nilai Cronbach’s Alpha Variabel X (Program BKKBN)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.794 .819 5

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Pada aitem kuisioner variabel program BKKBN tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,819 kemudian nilai ini dibandingkan dengan nila r tabel dengan nilai N of items = 5, ini berarti r alpha lebih besar dari r tabel sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aitem kuisioner yang diuji sangat reliable.

b. Uji Reliabel Efektivitas BKKBN (Y) Tabel 4.9

Nilai Cronbach’s Alpha Variabel Y (Efektivitas BKKBN)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized Items N of Items

.829 .845 6

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Pada aitem kuisioner variabel Efektivitas BKKBN tingkat signifikan 5% koefisien alpha 0,845 kemudian nilai ini dibandingkan dengan nila r tabel dengan nilai N of items = 6, ini berarti r alpha lebih besar dari r tabel sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aitem kuisioner yang diuji sangat reliable.

5. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan melalui perhitungan regresi dengan SPSS versi 20 yang dideteksi melalui dua pendekatan grafik, yaitu analisa grafik histogram dan analisa grafik normal p-plot yang membandingkan antara dua observsi dengan distribusi mendekati distribusi normal.

1) Grafik Histogram

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Berdasarkan tampilan gambar di atas, dapat dilihat bahwa dari grafik histogram yang berbentuk lonceng, grafik tersebut tidak miring kesamping kiri maupun kanan yang artinya adalah data kusisoner yang disebar kepada pegawai BKKBN Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan berdistribusi normal.

2) Grafik Normal P-Plots

Kenormalan distribusi sebuah data merupakan sebuah keharusan yang mesti terpenuhi ketika hendak melakukan statistik parametrik (dalam hal ini analisis regresi linear).

Uji normal probabiliti plot atau ada juga yang menyebut uji p-plots menjadi salah satu alternatif yang paling efektif untuk mendeteksi apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Pedoman pengambilan keputusan dalam uji p plots ini adalah

 jika titik-titik data berada didekat atau mengikuti garis diagonalnya maka dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal

 Jika titik-titk data menjauh dan tidak tersebar disekitaran garis diagonal maka dapat dikatakan bahwa nilai residual tidak berdistribusi normal.

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plots

Dalam dokumen UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR (Halaman 50-53)

Dokumen terkait