PENDAHULUAN
Latar Belakang
Permasalahan kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Jika dilihat dari data jumlah penerima KB aktif di Kota Makassar masih fluktuatif. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasrah dkk yang meneliti tentang “Efektifitas Program Keluarga Berencana dalam Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kota Pekanbaru.
Rumusan Masalah
Permasalahan jumlah penduduk yang terus meningkat seperti yang terjadi di Kota Makassar yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Sulawesi Selatan dan terus meningkat setiap tahunnya membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Efektivitas Program KB Terhadap Kesehatan Masyarakat” efektivitas BKKBN dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di kota Makassar”.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori
- Pertumbuhan Penduduk
- Kebijakan Kependudukan
- Konsep Keluarga Berencana
- Konsep Efektivitas
Kedua, Argumen Teoritis: Kemiskinan-Penduduk dan Pentingnya Program Keluarga Berencana Teori Siklus Kemiskinan-Kependudukan berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan berbagai dampak ekonomi yang negatif dan hal ini merupakan masalah besar yang harus dihadapi oleh negara-negara dunia ketiga. Budiani (2007) mengatakan ada beberapa cara untuk mengukur efektivitas, dan cara yang digunakan untuk mengukur efektivitas KB dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut: . 1) Tujuan program. Dalam hal ini sosialisasi dilakukan oleh pihak lembaga KB untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada sasaran program tentang pentingnya program KB dalam menurunkan angka kesuburan dan tujuan lain yang ditetapkan pemerintah.
Pasra (2014) dalam penelitiannya tentang efektivitas program KB dalam menghambat laju pertumbuhan penduduk di kota Pekanbaru. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas program KB dalam menghambat laju pertumbuhan penduduk di kota Pekanbaru. Dengan tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas KB di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa penyuluhan program Keluarga Berencana (KB) efektif dalam memberikan pengetahuan. Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana (KB) terhadap peningkatan angka kelahiran di desa Cinta Damai, Kec. Program Keluarga Berencana di Kabupaten Kampar belum berjalan maksimal, dengan adanya upaya terhadap keluarga asuh. konseling) yang ditawarkan oleh PLKB Kabupaten Kampar Kiri Hilir untuk Pasangan Usia Subur (PUS)/.
Dalam hal ini sasaran program KB dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran langsung pada pasangan usia subur (PUS), dan sasaran tidak langsung yaitu pelaksanaan program KB, dalam menurunkan angka fertilitas dengan pendekatan kependudukan. . Dalam hal ini sosialisasi dilakukan oleh lembaga KB untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada sasaran program tentang pentingnya program KB dalam menurunkan tingkat kesuburan dan tujuan lain yang ditetapkan pemerintah. Sosialisasi program dikatakan efektif apabila masyarakat khususnya PUS sudah mengetahui dan memahami pentingnya dan tujuan pelaksanaan program KB serta bersedia berpartisipasi dalam program tersebut.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Populasi dan Sampel
- Metode Pengumpulan Data
- Metode Analisis data
Peneliti menyebarkan 39 kuesioner kepada pegawai yang bekerja di kantor BKKBN Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Persamaan regresi digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen (program BKKBN) terhadap variabel dependen (efektivitas BKKBN) dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam pelaksanaan kebijakan daerah tertentu yaitu di bidang keluarga berencana di Kota Makassar.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Makassar mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan pekerjaan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. Hasil kuesioner meliputi variabel program BKKBN (X) dan efektivitas BKKBN (Y) terhadap laju pertumbuhan penduduk di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Pada pernyataan kedua, 18 responden menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase 46%, 17 responden menjawab setuju (S) dengan persentase 43%, 3 responden menjawab sangat setuju (CS) dengan persentase 8%, Ada responden yang menjawab tidak setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase 3% dan tidak ada.
Pada pernyataan kelima, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 18 orang dengan persentase 46%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 15 orang dengan persentase 39%, responden yang menjawab sangat setuju (CS) sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 10%, responden menjawab kurang setuju (TS) sebanyak 2 orang dengan persentase 5% dan tidak ada. Nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,618 yang berarti program BKKBN memberikan pengaruh sebesar 61,8% terhadap efektivitas BKKBN dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Fitri (2018) yang mengatakan bahwa program BKKBN cukup efektif dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan demikian, program BKKBN efektif mengendalikan pertumbuhan penduduk di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kepala Badan Pembinaan dan Sinkronisasi Kebijakan Kependudukan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pembinaan, pembinaan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi pembinaan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kependudukan. Kepala bidang pemetaan estimasi pengendalian populasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pedoman, mengarahkan dan melaksanakan kebijakan teknis, standar norma, prosedur dan kriteria, serta memantau dan mengevaluasi peta estimasi pengendalian populasi. Kepala Badan Data dan Informasi mempunyai tugas menyiapkan materi pelatihan, mengarahkan dan melaksanakan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta memantau dan mengevaluasi data dan informasi pengendalian kependudukan dan keluarga berencana. D.
Manajer Pengendalian dan Distribusi Alkon mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pedoman dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar dan prosedur serta kriteria, serta pemantauan dan evaluasi pengendalian dan distribusi alat kontrasepsi. Manajer Penjaminan Pelayanan Keluarga Berencana bertugas memberikan materi pelatihan, mengarahkan dan melaksanakan kebijakan teknis, norma, standar prosedur dan kriteria, serta memantau dan mengevaluasi penjaminan pelayanan KB. Kepala Bidang Pembinaan dan Peningkatan Pemerataan Keluarga Berencana mempunyai tugas menyiapkan materi pelatihan, membimbing dan melaksanakan kebijakan teknis, standar, prosedur dan kriteria, serta memantau dan mengevaluasi bimbingan dan peningkatan partisipasi dalam keluarga berencana. e.
Kepala Departemen Pemberdayaan Keluarga Sukses mempunyai tugas menyiapkan materi pelatihan, mengarahkan dan melaksanakan kebijakan teknis, standar norma dan kriteria prosedur, serta memantau dan mengevaluasi keberhasilan pemberdayaan keluarga. Kepala Bidang Pengembangan Ketahanan Pemuda mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelatihan, pendampingan dan pelaksanaan kebijakan teknis norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi pengembangan ketahanan pemuda. Kepala Bidang Advokasi dan Mobilisasi mempunyai tugas menyiapkan bahan pedoman, arahan dan pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan advokasi dan mobilisasi.
Kepala Bidang Pendayagunaan PKB/PLKB mempunyai tugas menyiapkan pedoman, bimbingan dan bahan pelaksanaan, kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemantauan dan evaluasi penggunaan tenaga penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Bidang Keluarga Berencana. Petugas (PLKB) dan lembaga masyarakat pedesaan (IMP).
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat jumlah responden sebanyak 39 orang yang terdiri dari 2 responden dengan tingkat pendidikan SMA dengan persentase 8%, 2 responden dengan tingkat pendidikan Diploma-III dengan persentase . sebesar 5%, 25 responden dengan tingkat pendidikan Strata I dengan persentase 64% dan 9 responden dengan tingkat pendidikan Magister dengan persentase 23%. Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat jumlah responden umur 20 – 30 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 33%, responden umur 31 – 40 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase 39% dan responden . umur 41 – 50 tahun sebanyak 11 orang dengan persentase 28%. Pada pernyataan ketiga sebanyak 18 orang responden menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase 46%, 21 orang menjawab setuju (S) dengan persentase 54%, dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Untuk pernyataan keempat sebanyak 18 responden menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase 46%, 18 responden menjawab setuju (S) dengan persentase 46%, 2 responden menjawab sangat setuju (CS) dengan persentase 5%. Responden yang menjawab kurang setuju (TS) sebanyak 1 orang dengan persentase 3% dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Untuk pernyataan kedua, responden yang menjawab sangat setuju (SS) sebanyak 10 orang dengan persentase 25%, menjawab setuju (S) sebanyak 19 orang dengan persentase 49%, responden yang menjawab sangat setuju (CS) sebanyak 5 orang dengan persentase 49%. persentase 13%. Responden yang menjawab kurang setuju (TS) berjumlah 5 orang dengan persentase 13% dan tidak ada satupun responden yang menjawab sangat tidak setuju. Untuk pernyataan ketiga sebanyak 12 orang menjawab sangat setuju (SS) dengan persentase 31%, 25 orang menjawab setuju (S) dengan persentase 64%, 2 orang responden menjawab sangat setuju (CS) dengan persentase 5% dan tidak. Terdapat satu responden yang menjawab: tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Untuk pernyataan keempat, 17 responden menjawab sangat setuju (SS) dengan share 44%, 20 responden menjawab setuju (S) dengan share 51%, 2 responden menjawab tidak setuju (TS) dengan share 5% dan tidak ada satupun responden yang menjawab sepenuhnya setuju dan tidak setuju sama sekali. Untuk pernyataan kelima, 13 responden menjawab sangat setuju (SS) dengan share 33%, 23 responden menjawab setuju (S) dengan share 59%, 3 responden menjawab sangat setuju (CS) dengan share 8% dan tidak ada yang menjawab. tidak ada satupun responden yang menjawab setuju dan sangat tidak setuju. Untuk pernyataan keenam, 17 responden menjawab sangat setuju (SS) dengan share 44%, 20 responden menjawab setuju (S) dengan share 51%, 2 responden menjawab sangat setuju (CS) dengan share 5% dan tidak ada satupun yang menjawab. responden menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Konstanta sebesar 35,155 menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai program BKKBN maka pengaruh terhadap efisiensi BKKBN tetap sebesar 35,155.
Pembahasan
Koefisien regresi kinerja pegawai (X) sebesar 0,441 menyatakan bahwa setiap penambahan nilai program BKKBN maka nilai efektivitas BKKBN akan meningkat sebesar 0,441. Tujuan umum keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan mengendalikan kelahiran anak maka dapat diperoleh keluarga kecil dan bahagia. Dalam hal ini sasaran program KB dibedakan menjadi dua, yaitu sasaran langsung yaitu pasangan usia subur (PUS), dan sasaran tidak langsung adalah terselenggaranya program KB, dalam menurunkan angka fertilitas dengan menggunakan jumlah penduduk. . mendekati.
Merupakan sejauh mana organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga program dapat dilaksanakan sesuai dengan kemampuan operasionalnya dan tujuan program KB dalam menurunkan angka kelahiran, menurunkan angka kematian, meningkatkan usia perkawinan, serta serta peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, serta pemerataan pelaksanaan program keluarga berencana. Berdasarkan hasil analisis data melalui analisis regresi sederhana diketahui nilai korelasi atau hubungan (R) sebesar 0,328 dan dijelaskan persentase pengaruh program BKKBN (X) terhadap efektivitas BKKBN dalam pengendalian. Laju pertumbuhan penduduk (Y) disebut dengan koefisien determinasi yang merupakan hasil kuadran dari nilai R. Kesimpulan dari penelitian ini adalah program BKKBN berpengaruh signifikan terhadap efisiensi BKKBN dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. pertumbuhan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, hal ini terlihat dari nilai R-squared sebesar 0,618 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05 yang berarti program BKKBN memberikan pengaruh sebesar 61,8% terhadap efektivitas BKKBN.
Pegawai yang bekerja di kantor BKKBN Kota Makassar harus lebih tepat waktu dalam bekerja agar pelayanan di kantor BKKBN menjadi maksimal. Sosialisasi program BKKBN harus dapat menjangkau seluruh masyarakat di Kota Makassar dan perlu dilakukan penambahan kampung KB untuk mencapai efektivitas program ini. Untuk menyelesaikan tugas penyelesaian program skripsi, saya harap Anda menjawab dengan jujur dan terbuka, karena tidak ada jawaban benar atau salah.
Jawablah pernyataan berikut ini menurut pendapatmu dengan memberi tanda centang (√) pada kolom tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran