BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.5 Metode Analisis Data
49
Indonesia Banking School
Indonesia Banking School
diperkenalkan oleh Howles pada tahun 1950, merupakan data seksi silang (terdiri atas beberapa variabel), dan sekaligus terdiri atas beberapa waktu, sedangkan data pool disebut juga data panel, kecuali masing – masing kelompok dipisahkan berdasarkan ovbjeknya (Winarno, 2011:9.1).
Menurut (Winarno,2011:262), untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan yaitu:
1. Ordinary Least Square (Common Effect)
Teknik ini tidak ubahnya dengan membuat regresi dengan data cross section atau time series. Akan tetapi, untuk data panel sebelum membuat regresi kita harus menggabungkan data cross-section dengan data time-series (pool data). Kemudian data gabungan ini diperlukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengetimasi model dengan metode OLS.
2. Model Efek Tetap (Fixed Effect)
Adanya variabel – variabel yang tidak semuanya masuk dalam persamaan model adanya intercept yang tidak konstan. Atau dengan kata lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.
Pemikiran inilah yang menjadi dasar pemikiran pembentuk model tersebut.
3. Model Efek Random (Random Effect)
Bila pada Model Efek Tetap, perbedaan antara individu dan atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada Model Efek Random, perbedaan tersebut diakomodasi lewat error. Teknik juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkolerasi sepanjang time series dan cross section.
51
Indonesia Banking School
3.5.1.1 Uji Chow
Widarjono (2009) menyatakan dalam melakukan pengambilan keputusan atas hipotesis dan uji Chow ini dilakukan melalui uji statistic F dan uji statistik log likelihood ratio (uji LR). Berikut hipotesis yang digunakan (Widarjono, 2009):
Ho: Menggunakan model Common Effect Ha: Menggunakan model Fixed Effect
Dengan criteria pengujian, Ho diterima apabila nilai probabilitas pada cross section Chi Square> 0,05 dan Ha diterima apabila nilai probablitas pada cross section Chi Square< 0,05.
3.5.1.2 Uji Hausman
Widarjono (2009) menyatakan uji Hausman dilakukan untuk mengetahui perubahan struktural dalam pendekatan jenis apa model regresi peneliti, yaitu diantara pendekatan jenis fixed effect atau random effect. Oleh karena itu, pengujian ini dilakukan dengan mengajukan beberapa hipotesa sebagai berikut:
Ho: Menggunakan model Random Effect Ha: Menggunakan model Fixed Effect
Dengan kriteria pengujian, Ho diterima apabila nilai probabilitas pada Cross Section Random> 0,05 dan Ha diterima apabila nilai probabilitas pada Cross Section Random< 0,05.
3.5.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran distribusi frekuensi data dan perhitungan pokok statistik, seperti nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
Indonesia Banking School
maksimum, minimum, Skewness, Kurtosis, dan probability Jarque-Bera (Winarno, 2011:3.6).
3.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas di dalam penelitian ini di dasarkan pada uji Jarque-Bera, dimana hipotesis yang akan di uji yaitu (Winarno, 2011:5.37)
Ho: Nilai ui berdistribusi normal Ha: Nilai ui tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian yang dilakukan adalah:
Ho: diterima bila nilai probability pada hasil pengujian > 0,05 Ha: diterima bila nilai probability pada hasil pengujian < 0,05 3.5.4 Uji Asumsi Klasik
3.5.4.1 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen, karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011:5.1).
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen (Gujarati,2010). Jika F hitung > F kritis pada α dan derajat kebebasan tertentu maka model mengandung unsur multikolinieritas.
3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain atau disebut sebagai varians tak sama atau non konstan, jika varians dari residual satu
53
Indonesia Banking School
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Gujarati,2010).
Ada beberapa uji untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, salah satunya dengan menggunakan Uji Park dengan melihat probabilitas koefisien masing-masing variabel independen (Gujarati,2010). Hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas di dalam model Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas di dalam model.
Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu:
Ho: Diterima apabila nilai probabilitas signifikansi > 0,05 Ha: Diterima apabila nilai probabilitas signifikansi < 0,05 3.5.4.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual obeservasi lainnya, autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtun waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya (Winarno,2011:5.26). Autokorelasi dapat diidentifikasi salah satunya dengan melakukan Uji Durbin-Watson. Hipotesis yang akan diuji yaitu:
Ho: Tidak terdapat masalah autokorelasi di dalam model Ha: Terdapat masalah autokorelasi di dalam model Kriteria pengujian yang dilakukan yaitu:
Ho: Diterima apabila D-W stat berada pada nilai = 1,54 ≥ DW ≤ 2,46.
Ha: Diterima apabila D-W stat berada pada nilai = 1,54 ≤ DW ≥ 2,46.
Indonesia Banking School
3.5.5 Uji Hipotesis 3.5.5.1 Uji T
Uji T adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel bebas secara individual atau secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai t probabilitas masing- masing koefisien regresi dengan signifikasi sebesar α = 5% atau dengan melihat t hitung (Ghozali, 2011). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.5.5.2 Uji Determinasi
Uji Determinasi atau yang biasa disebut Adjusted R2 menunjukkan kemampuan model untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai Adjusted R2 akan selalu berada di antara 0 dan 1. Semakin mendekati nilai R2, maka semakin baik kualitas mode, karena semakin dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen kepada variabel dependen.
Adjusted R2 menyatakan proporsi atau persentase dari total variasi variabel tak bebas Y yang dijelaskan oleh sebuah variabel penjelas X (Winarno, 2011:4.8).
55 Indonesia Banking School
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini yaitu bank umum syariah yang menerbitkan laporan keuangan triwulan dengan periode pengamatan periode pengamatan selama 5 tahun yaitu triwulan I pada tahun 2013 hingga triwulan IV pada tahun 2017, yang berjumlah 11 bank umum syariah. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, dengan ketentuan bak yang diteliti adalah Bank Umum Syariah, bank yang menerbitkan laporan kuartal periode triwulan I tahun 2013 hingga triwulan IV tahun 2017 dan memiliki kelengkapan data untuk penelitian yaitu pembiayaan murabahah, CAR, FDR, DPK dan NPF yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan dan website masing-masing bank.
Tabel 4.1
Daftar Bank Umum Syariah Sebagai Objek Penelitian
No. Nama Bank Umum Syariah Tahun Didirikan 1 Bank Muamalat Indonesisa 1992
2 Bank Victoria Syariah 2010
3 Bank BRISyariah 2008
4 Bank Jabar Banten Syariah 2010
5 Bank BNI Syariah 2009
6 Bank Mega Syariah 2004
7 Bank Syariah Mandiri 1999
8 Bank Panin Dubai Syariah 2009
9 Bank Syariah Bukopin 2010
10 BCA Syariah 2010
11 Maybank Syariah Indonesia 2010
Indonesia Banking School
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi untuk data yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel hasil pengujian data analisis statistik deskriptif ini mendeskripsikan variabel yang terdiri dari Pembiayaan Murabahah sebagai variabel dependen, sedangkan Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dana Pihak Ketiga, dan Non Performing Financing sebagai variabel independen. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Eviews 9 diperoleh hasil analisis deskriptif sebagai berikut.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Sumber : Output Eviews 9, data diolah 2018
57
Indonesia Banking School
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa total keseluruhan observasi
yang diolah oleh peneliti adalah sebanyak 149 observasi yang terdiri dari : 1. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah merupakan variabel dependen dalam penelitian ini.
Hasil tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata (mean) Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah dari Triwulan I tahun 2013 sampai Triwulan IV tahun 2017 adalah 29,60839, sementara nilai median pembiayaan murabahah yaitu 29,64140 atau 7.466.515 jutaan rupiah yang merupakan nilai dari Bank BJB Syariah kuartal 1 tahun 2017. Nilai mean berada lebih rendah daripada nilai median, yang berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata pembiayaan murabahah yang disalurkan tergolong rendah. Nilai maximum pembiayaan murabahah 31,63440 atau 54.783.980 jutaan rupiah yang merupakan nilai dari Bank Syariah Mandiri kuartal 4 tahun 2017 dan nilai minimum sebesar 26,80940 atau 439.739 jutaan rupiah yang merupakan nilai dari Bank Victoria Syariah kuartal 2 tahun 2013. Standar deviasi pada variabel ini yaitu 1.358482, yang merupakan nilai yang lebih kecil dibandingkan nilai mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pembiayaan murabahah memiliki penyimpangan data yang sedikit, karena perubahan datanya tidak bergerak secara variatif.
2. Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Hasil tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata (mean) CAR Bank Umum Syariah dari Triwulan I tahun 2013 sampai Triwulan IV tahun 2017 adalah 18,58%, sementara
Indonesia Banking School
nilai median CAR adalah 15,82%. Nilai mean berada lebih tinggi daripada nilai median, yang berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata kecukupan modal yang dimiliki oleh Bank Umum Syariah tergolong tinggi. Lalu nilai maximum CAR adalah 75,83% yang merupakan nilai CAR dari Bank Maybank Syariah pada kuartal 4 tahun 2017 dan nilai minimum CAR adalah 10,74% yang merupakan nilai CAR dari Bank Bukopin Syariah pada kuartal 2 tahun 2014. Standar deviasi dari variabel CAR sebesar 9,06% yang berarti bahwa sampel BUS dalam penelitian ini memiliki CAR dengan penyimpangan 9,06% dari nilai rata-ratanya. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa standar deviasi CAR memiliki nilai yang lebih rendah dari nilai mean, artinya data CAR memiliki penyimpangan data yang sedikit, karena perubahan datanya tidak bergerak secara variatif.
3. Financing to Deposit Ratio
Financing to Deposit Ratio merupakan variabel independen dalam penelitian ini.
Hasil tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata (mean) FDR Bank Umum Syariah dari Triwulan I tahun 2013 sampai Triwulan IV tahun 2017 adalah 92,35%, dan nilai median FDR yaitu 92,53%. Nilai mean berada lebih rendah daripada nilai median, yang berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai rasio FDR Bank Umum Syariah tergolong rendah. Nilai maximum FDR yaitu 123,5% yang merupakan nilai dari Bank Panin Syariah kuartal 2 tahun 2013, dan nilai minimum FDR yaitu 71,87% yang merupakan nilai dari Bank BRI Syariah kuartal 4 tahun 2017. Standar deviasi pada FDR memiliki nilai 8,2% yang artinya variabel FDR memiliki penyimpangan sebesar 8,2% dari nilai rata-ratanya. Berdasarkan hal tersebut nilai standar deviasi FDR lebih rendah dari nilai mean FDR, maka data FDR memiliki
59
Indonesia Banking School
penyimpangan data yang sedikit, karena perubahan datanya tidak bergerak secara variatif.
4. Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga merupakan salah satu variabel independen pada penelitian ini. Diketahui nilai mean pada variabel DPK Bank Umum Syariah dari Triwulan I tahun 2013 sampai Triwulan IV tahun 2017 adalah 29,86151 dan nilai median sebesar 29.42720 atau 6.026.372 jutaan rupiah yang merupakan nilai dari Bank BJB Syariah kuartal 1 tahun 2017. Nilai mean berada lebih tinggi daripada nilai median, yang berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata dana pihak ketiga yang dihimpun oleh Bank Umum Syariah tergolong tinggi. Nilai maximum pada variabel ini yaitu 31,98650 atau 77.903.143 yang merupakan nilai dari Bank Syariah Mandiri kuartal 4 tahun 2017 dan nilai minimumnya yaitu 27,05390 atau 561.510 jutaan rupiah yang merupakan nilai dari Bank Maybank Syariah kuartal 4 tahun 2017. Standar deviasi pada variabel DPK yaitu 1.32079, yang merupakan nilai yang lebih kecil dibandingkan nilai mean. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data DPK memiliki penyimpangan data yang sedikit, karena perubahan datanya tidak bergerak secara variatif.
5. Non Performing Financing
Non Performing Financing merupakan variabel independen pada peneltian ini.
Diketahui nilai mean pada variabel NPF Bank Umum Syariah dari Triwulan I tahun 2013 sampai Triwulan IV tahun 2017 adalah 2,7%, dan nilai median sebesar 2,8%.
Nilai mean berada lebih rendah daripada nilai median, yang berarti dapat disimpulkan bahwa rata-rata rasio NPF Bank Umum Syariah tergolong rendah.
Indonesia Banking School
Nilai maximum NPF yaitu 13,54% yang merupakan nilai dari Bank BJB Syariah kuartal 2 tahun 2016, dan nilai minimum NPF yaitu 0% yang merupakan nilai dari Bank BCA Syariah tahun 2013 dan Bank Maybank Syariah tahun 2013. Standar deviasi pada variabel NPF yaitu 1,7% yang artinya variabel NPF memiliki penyimpangan sebesar 1,7% dari nilai rata-ratanya. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi lebih rendah dari nilai mean, maka data NPF memiliki penyimpangan data yang sedikit, karena perubahan datanya tidak bergerak secara variatif.
4.2.2 Analisis Regresi Penelitian 4.2.2.1 Uji Chow
Analisis regresi ini menyangkut hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Tahap awal mengestimasi model yaitu dengan melakukan Uji Chow. Uji Chow dilakukan untuk mengetahui apakah pendekatan yang digunakan adalah common effect atau fixed effect. Jika nilai probabilitas Chi Square > 0,05 maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan model common effect. Tetapi, apabila nilai probabilitas Chi Square < 0,05 maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan model fixed effect. Jika tidak ditemukan nilai probabilitas sesusai ketentuan tersebut maka selanjutnya akan dilakukan Uji Hausman untuk menentukan apakah pendekatan yang digunakan adalah random effect atau fixed effect. Jika nilai probabilitas Cross Section Random > 0,05 maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan model random effect. Tetapi, apabila nilai probabilitas Cross Section Random < 0,05 maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan
61
Indonesia Banking School
model fixed effect (Widarjono, 2009) Berikut ini merupakan hasil uji chow yang terdapat pada Tabel 4.3, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Chow
Sumber: Data Output Eviews 2018, diolah 4.2.2.2 Uji Hausman
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai Chi Square adalah sebesar 0,0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Chi Square < 0,05 atau 0,0000 < 0,05, sehingga model terbaik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model fixed effect. Sehingga penelitian dilanjutkan ke Uji Hausman.
Berikut ini adalah hasil dari Uji Hausman yang terdapat pada tabel 4.4, yaitu:
Tabel 4.4 Hasil Uji Hausman
Sumber: Data Output Eviews 9, diolah 2018
Berdasarkan data tersebut, diketahui nilai dari Cross-section random sebesar 0,0000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai Cross-section random <
Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 95.281445 (10,205) 0.0000
Cross-section Chi-square 380.881475 10 0.0000
Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 33.841002 4 0.0000
Indonesia Banking School
0,05 atau 0,0000 < 0,05. Sehingga model terbaik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model fixed effect.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Jarque- Bera. Jika nilai Probability Jarque-Bera di atas 5% atau 0,05 maka data tersebut terdistribusi secara normal dan sebaliknya apabila nilai Probability Jarque-Bera di bawah 5% atau 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal (Winarno, 2011).
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas yang terdapat pada Gambar 4.5, yaitu sebagai berikut :
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data Output Eviews 9, diolah 2018
Berdasarkan hal tersebut, diketahui nilai Probability yaitu 0,216116 yang menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi dengan normal.
63
Indonesia Banking School
4.2.3.2 Uji Heteroskedastisitas
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 0.007873 0.032827 0.239830 0.8108
FDR 0.026036 0.026780 0.972226 0.3327
DPK -0.001252 0.002298 -0.544719 0.5868
NPF -0.085998 0.117361 -0.732767 0.4650
C 0.028154 0.089602 0.314213 0.7538
Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Output Eviews 9, diolah 2018
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa nilai probability tiap variabel independen lebih dari 0,05. Adapun nilai probability pada penelitian pada masing- masing variabel independen yaitu, CAR memiliki nilai 0,8108, FDR memiliki nilai 0,3327, DPK memiliki nilai 0,5868, dan NPF memiliki nilai 0,4650. Nilai-nilai tersebut menunjukkan nilai diatas 0,05 yang artinya variabel independen pada penelitian ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
4.2.3.3 Uji Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen, karena melibatkan beberapa variabel independen, maka multikolinieritas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011:5.1).
Indonesia Banking School
Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji multikolineartias yaitu:
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Output Eviews 9, data diolah 2018
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai korelasi dibawah 0,8. Nilai korelasi tertinggi terdapat pada variabel FDR yaitu 0,052611 dan nilai terendah pada variabel DPK yaitu - 0,506912. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen terbebas dari gejala multikolinearitas dan telah memenuhi asumsi.
4.2.3.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi (autocorrelation) adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi dapat diidentifikasi dengan melakukan uji Durbin-Watson. Ketentuan yang menentukan adanya autokorelasi Apabila d berada di antara 1,54 dan 2,46 maka tidak ada autokorelasi (Winarno, 2011).
CAR FDR DPK NPF
CAR 1.000000 0.052611 -0.506912 -0.384686
FDR 0.052611 1.000000 -0.382318 -0.076667
DPK -0.506912 -0.382318 1.000000 0.121043
NPF -0.384686 -0.076667 0.121043 1.000000
65
Indonesia Banking School
Berikut ini merupakan hasil uji autokorelasi yang terdapat pada Tabel 4.8, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data Output Eviews 9, diolah 2018
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa nilai dari Durbin-Watson yaitu 2,172647, yang masih berada diantara nilai 1,54 dan 2,46. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak memiliki gejala autokorelasi dan telah memenuhi asumsi.
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.995418 Mean dependent var 29.62518
Adjusted R-squared 0.994988 S.D. dependent var 1.353112 S.E. of regression 0.095793 Akaike info criterion -1.765593 Sum squared resid 1.174559 Schwarz criterion -1.493721 Log likelihood 137.4743 Hannan-Quinn criter. -1.655114
F-statistic 2317.154 Durbin-Watson stat 2.172647
Prob(F-statistic) 0.000000
Indonesia Banking School
4.2.4 Hasil Regresi Data Panel
Berikut ini adalah hasil regresi data panel yang telah diuji menggunakan aplikasi Eviews 9 yang menunjukkan pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen :
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Data Panel
Sumber: Output Eviews 9, diolah 2018
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, dapat diketahui hasil regresi data panel model penelitian adalah sebagai berikut:
Dependent Variable: PM Method: Panel Least Squares Date: 08/10/18 Time: 11:30 Sample: 2013Q1 2017Q4 Periods included: 20 Cross-sections included: 8
Total panel (unbalanced) observations: 149
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
CAR 1.503657 0.210452 7.144885 0.0000 FDR 0.674598 0.171688 3.929213 0.0001 DPK 1.044986 0.014734 70.92258 0.0000 NPF 2.213246 0.752401 2.941577 0.0038 C -2.559123 0.574435 -4.455027 0.0000
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.992393 Mean dependent var 29.60839 Adjusted R-squared 0.991782 S.D. dependent var 1.358482 S.E. of regression 0.123150 Akaike info criterion -1.273711 Sum squared resid 2.077747 Schwarz criterion -1.031783 Log likelihood 106.8915 Hannan-Quinn criter. -1.175420 F-statistic 1624.756 Durbin-Watson stat 0.809066 Prob(F-statistic) 0.000000
67
Indonesia Banking School
𝑃𝑀𝑖𝑡 = -2.599123 + 1.503657𝐶𝐴𝑅𝑖𝑡 + 0.674598𝐹𝐷𝑅𝑖𝑡 + 1.044986𝐷𝑃𝐾𝑖𝑡 + 2.213246𝑁𝑃𝐹𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡
Keterangan:
PM : Pembiayaan Murabahah CAR : Capital Adequacy Ratio FDR : Financing to Deposit Ratio DPK : Dana Pihak Ketiga
NPF : Non Performing Financing e : residual (error)
i : Cross Section Identifiers t : Time Series Identifiers
Dari persamaan tersebut, diperoleh interpretasi sebagai berikut:
1. Koefisien konstanta sebesar -2.599123% yang memiliki arti jika variabel CAR, FDR, DPK, dan NPF bernilai konstan, maka nilai Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah pada periode tahun 2013-2017 laporan triwulan akan mengalami penurunan sebesar -2.599123%.
2. Koefisien regresi yang dimiliki variabel CAR selama periode 2013-2017 laporan triwulan sebesar 1.503657% yang memiliki arti bahwa Pembiayaan Murabahah akan mengalamai kenaikan sebesar 1.503657% untuk setiap kenaikan 1% CAR dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
3. Koefisien regresi yang dimiliki variabel FDR selama periode 2013-2017 laporan triwulan sebesar 0.674598% yang memiliki arti bahwa Pembiayaan Murabahah akan mengalamai kenaikan sebesar 0.674598% untuk setiap kenaikan 1% FDR dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
4. Koefisien regresi yang dimiliki variabel DPK selama periode 2013-2017 laporan triwulan sebesar 1.044986% yang memiliki arti bahwa Pembiayaan
Indonesia Banking School
Murabahah akan mengalamai kenaikan sebesar 1.044986% untuk setiap kenaikan 1% DPK dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
5. Koefisien regresi yang dimiliki variabel NPF selama periode 2013-2017 laporan triwulan sebesar 2.213246% yang memiliki arti bahwa Pembiayaan Murabahah akan mengalamai kenaikan sebesar 2.213246% untuk setiap kenaikan 1% NPF dan dengan asumsi variabel lain bernilai konstan.
4.2.5 Hasil Uji Hipotesis 4.2.5.1 Uji Parsial (Uji T)
Uji parsial (Uji T) merupakan sebuah pengujian yang dilakukan untuk megetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen pada suatu model regresi penelitian. Pengujian hipotesis ini digunakan untuk variabel Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Dana Pihak Ketiga, dan Non Performing Financing secara individu terhadap Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah dengan menggunakan uji signifikansi individual (Uji T). Ketentuan mengenai pengambilan keputusan atas uji statistic t, yaitu jika p-value < 0,05 dan koefisien regresi sesuai dengan arah maka Ho ditolak dan Ha terima yang berarti terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu/parsial.
Berikut ini merupakan hasil uji parsial t yang terdapat pada Tabel 4.8 yaitu sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis 1 :
Ho1: Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah bank umum syariah di Indonesia.
69
Indonesia Banking School
Ha1: Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah bank umum syariah di Indonesia.
Berdasarkan tabel 4.8 uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel CAR sebesar 0.0000 lebih kecil sama dengan 0.05, dengan nilai koefisien regresi sebesar 1.503657. Hal ini menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah bank umum syariah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini (Ho1) “ditolak” dan (Ha1) “diterima”. Kesimpulannya pengajuan hipotesis yang pertama adalah “diterima”.
2. Pengujian Hipotesis 2 :
Ho2: Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan Murabahah bank umum syariah di Indonesia.
Ha2: Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Pembiayaan Murabahah bank umum syariah di Indonesia.
Berdasarkan tabel 4.8 uji menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel FDR sebesar 0.0001 lebih kecil sama dengan 0.05, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0.674598. Hal ini menunjukkan bahwa variabel FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah bank umum syariah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini (Ho2) “ditolak” dan (Ha2) “diterima”. Kesimpulannya pengajuan hipotesis yang kedua adalah “diterima”.