• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

3.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh sekaligus untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Metode Analisis deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum terhadap obyek yang diteliti. Menurut Umar (2010:103) menyatakan bahwa: Analisis deskriptif diperlukan pada variabel-variabel penelitian, tetapi sifatnya sendiri, dan tidak dikaitkan dengan variabel lain. Data yang telah ada dari hasil distribusi jawaban atau skor angket oleh responden untuk masing-masing variabel penelitian, yang selanjutnya akan di edit. Analisis ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data yang sudah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi. Data yang terkumpul selanjutnya diteliti dan diolah kemudian didistribusikan kedalam tabel, setelah itu dilakukan pembahasan secara deskriptif dengan angka-angka, persentase dan distribusi frekuensi.

3.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh kepuasan pelanggan terhadap pelayanan jasa PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan. Adapun persamaan umum

regresi linear berganda secara sistematis menurut Sugiyono (2012:277) adalah sebagai berikut:

Y = bo + b1x1 + b2x2 + e

Keterangan:

Y = Kualitas Layanan X1 = Stres Kerja X2 = Lingkungan Kerja a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien Regresi

e = Error Term (Kesalahan Pengganggu)

Melalui persamaan Regresi tersebut di atas akan diketahui Pengaruh variabel bebas (X 1 dan X 2) terhadap variabel terikat (Y).

3.4.3 Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidal relevan dengan tujuan diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.

3.4.4 Uji Reliabilitas

Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari pengubah atau konstruk. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaannya sangat besar maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas dan hanya pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dianggap valid.

3.4.5 Uji Asumsi Klasik

Dalam memenuhi penggunaan regresi linier berganda, asumsi-asumsi klasik harus dilakukan pengujiannya agar hasil yang didapat dari analisis regresi tidak bias. Perhitungan regresi linier berganda ini menggunakan alat bantu SPSS.

1. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinieritas adalah suatu kondisi adanya hubungan linier diantara variabel bebas dalam model regresi. Uji ini dapat dilihat dalam Variance Inflator Factor/Tolerance Value. Batas dari VIF adalah 10, dan ToleranceValue diatas 1 maka terjadi multikolinearitas. Uji multikolinieritas dilakukan sebagai syarat untuk melakukan analisis

regresi berganda, serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan multikolinieritas dalam persamaan regresi, dapat diketahui dengan menggunakan toleransi variabel (tolerance of variable) dan VIF (Variance Inflation Factor). Apabila suatu variabel mempunyai nilai toleransi dan VIF mendekati angka 1, maka tidak ada indikasi autokorelasi dalam suatu persamaan regresi linier berganda tersebut (Ghozali, 2006).

2. Uji Heteroskedastisistas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan variance dari error residual antara satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Dalam penleitian ini untuk menguji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Uji ini dilakukan dengan meregresikan variabel independen dengan absolut residual yang diperoleh pada model regresi utama. Jika nilai probabilias lebih besar dari 0,05 maka model regresi tersebut tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).

3. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk menguji apakah data-data yang digunakan dalam model regresi telah berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas data dalam model regresi dapat dilihat dari pola sebaran dari residual pada model regresi utama. Selanjutnya residual

tersebut dilakukan pengujian menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov dengan program SPSS. Data dinyatakan berdistribusi normal jika memiliki nilai probabilitas lebih besar dari α = 5% (Ghozali, 2011).

3.4.6 Pengujian Hipotesis 1. Uji Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian hubungan regresi secara simultan (bersama-sama) dari variabel independen kepada variabel dependen.

2. Uji Parsial (Uji T)

Pengujian pengaruh parsial (sendiri-sendiri) dilakukan untuk menguji signifikan masing-masing variabel bebas secara parsial untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel terikat.

3. Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikatnya. Koefisien ini menunjukan besaran persentase variasi variabel bebas yang digunakan dalam model yang mampu menjelaskan variasi variabel terikatnya. Nilai koefesien determinasi adalah antara nol sampai dengan satu.

3.4.7 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah karyawan tetap yang bekerja pada PT.

PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan sebanyak 105 orang karyawan.

2. Sampel

Dengan pendekatan teknik sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2011:85). Jadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 responden.

=

Keterangan : n = Ukuran sampel N = Populasi

e = Presentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel sebesar 15%

n =

n =

n =

n =

n = 31, jadi sampel yang digunakan sebanyak 31 responden.

Berdasarkan rumus tersebut, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 karyawan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan.

3.5 Definisi Operasional

Secara teoritis, definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberikan penjelasan atau keterangan tentang variabel-variabel operasional sehingga dapat diamati atau diukur.

3.5.1 Stres Kerja

Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan Mangkunegara (2011:157).

Indikator Stres Kerja :

a. Intimidasi dan tekanan dari rekan kerja, pimpinan perusahaan, dan klien.

b. Perbedaan antara tuntutan dan sumber daya yang ada untuk melaksanakan tugas dan kewajiban.

c. Ketidak cocokan dengan pekerjaan.

d. Pekerjaan yang berbahaya, membuat frustasi, membosankan atau berulang-ulang.

e. Beban lebih.

f. Faktor-faktor yang diterapkan oleh diri sendiri seperti target dan harapan yang tidak realistis, kritik dan dukungan terhadap diri sendiri.

3.5.2 Lingkungan Kerja

Lingkungan Kerja Fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja dan dapat mempengaruhi karyawan.

Indikator Lingkungan Kerja Fisik :

a. Bangunan tempat kerja

b. Peralatan kerja yang memadai c. Fasilitas

d. Tersedianya sarana angkutan

Lingkungan Kerja Non Fisik adalah terciptanya hubungan kerja yang harmonis antara karyawan dan atasan.

Indikator Lingkungan Kerja Non Fisik : a. Hubungan rekan kerja setingkat b. Hubungan atasan dengan karyawan c. Kerjasama antar karyawan

3.5.3 Kualitas Layanan

1. Tangibles (berwujud) kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi.

a. Penampilan petugas atau aparatur dalam melayani pelanggan.

b. Kenyamanan tempat melakukan pelayanan c. Kemudahan dalam proses pelayanan

d. Kedisiplinan petugas atau aparatur dalam melakukan pelayanan e. Kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan f. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan

2. Realibility (kehandalan) kemampuan dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya.

a. Kecermatan petugas dalam melayani

b. Memiliki standar pelayanan yang jelas

c. Kemampuan petugas atau aparaturn dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan.

d. Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan.

3. Responsivess (ketanggapan) kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen.

a. Merespon setiap pelanggan atau pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan

b. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat c. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat d. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat

e. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas

4. Assurance (jaminan) kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.

a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan b. Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan c. Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan

d. Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan.

5. Emphaty (Empati) sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap konsumen.

a. Mendahulukan kepentingan pelanggan/pemohon b. Petugas melayani dengan sikap ramah

c. Petugas melayani dengan sikap sopan santun

d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membeda -bedakan) e. Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PLN adalah singkatan dari Perusahaan Listrik Negara. PLN adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan yang berlokasi di Jl. Letjen Hertasning No. 99, Tamalate, Rappocini, Bonto Makkio, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Sejarah dari PT. PLN (Persero) yaitu berawal pada akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik the mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri, antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh dan karyawan Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga oleh Presiden Soekarno. Waktu ini

kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah sebesar 157,5 MW. Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrk dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak dibidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tgl 1 Januari 1965. Pada ssat yang sama, 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, setatus Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memeberikan kesempatan kepada sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

4.1.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan

1. Visi Perusahaan

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2. Misi Perusahaan

Untuk mewujudkan visi diatas, maka PT. PLN (Persero) merumuskan tiga misi strategis dalam mencapai visi tersebut.

Adapun empat misi strategisnya yaitu :

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto Perusahaan

“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”

4.1.3 Tugas dan Tanggung Jawab Perusahaan

1. Manager

Tugas Manager adalah mengkoordinir pengelolaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik dan mengelola transaksi energi serta mengelola niaga dan pelayanan pelanggan, administrasi perbekalan, serta mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan kewenangannya dalam rangka meningkatkan pelayanan ketenagalistrikan secara efisien dan efektif dengan mutu dan keandalan untuk mencapai target kinerja unit.

Tugas Pokok :

a. Mengkoordinasi tugas karyawan untuk mencapai target perusahaan.

b. Mengoptimalkan PRK untuk sebagai bahan penyusunan dokumen RKAU untuk menetapkan arah mencapaian target kinerja.

c. Mengkoordinir pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) secara optimal untuk mencapai kinerja unit.

d. Mengontrol pelaksanaan pedoman keselamatan ketenagalistrikan (K2) dan (K3) untuk keselamatan dan keamanana dalam bekerja.

e. Mengevaluasi dan mengontrol perkiraan kebutuhan energi listrik dan pendapatan penjualan tenaga listrik (bottom-up load forecast) untuk merencanakan pengusahaan ketenagalistrikan di unit yang di pimpinnya.

f. Mengoptimalkan operasi pemeliharaan jaringan distribusi agar dapat memepertahankan keunggulan penyuplai energi tenaga listrik.

g. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Tata Usaha Langganan (TUL).

h. Mengevaluasi pengadaan dan pengelolaan barang dan jasa untuk mendukung operasional perusahaan dalam menunjang pencapaian target kinerja.

i. Mengontrol dan mengevaluasi proses pemasukan dan pengeluaran dana imprest demi kelancaran operasional.

2. Manager Bagian Perencanaan

Mengkoordinir kegiatan perencanaan pembangunan jaringan distribusi tenaga listrik dan atau kegiatan lain yang terkait dengan

jaringan distribusi, termasuk merencanakan anggaran operasi dan investasi, untuk mencapai target kinerja unit UP3 serta mengelola Data Induk Jaringan (DIJ), aplikasi dan infrastrukturnya untuk menunjang operasional di UP3.

Tugas Pokok :

a. Menyusun dan mengevaluasi RKAU UP3

b. Menyusun dan mengevaluasi alokasi, mengendalikan dan melaporkan realisasi anggaran operasi dan investasi

c. Menyususun dan menegvaluasi usukan dan atau revisi SKK

d. Menyusun dan mengevaluasi Program Rencana Kerja (PRK) UP3 serta memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaannya.

e. Mengevaluasi dan mengembangkan Sistem dan Konstruksi Distribusi, tenaga listrik UP3 dan ULP.

f. Menyususn dan mengevaluasi rekomendasi Sistem PB/PD pelanggan TM terkait perubahan sistem TM ke Unit Induk.

3. Manager Bagian Jaringan

Mengkoordinir rencana dan pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertentangan (PDKB) dan Pembangkit Tenaga Listrik untuk menjamin mutu dan keadaan jaringan distribusi.

Tugas Pokok :

a. Mengkoordinasi Program Rencana Kerja (PRK) untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi, PDKB, serta pembangkit.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi.

d. Melakukan analisis dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikasi dan validasi asset distribusi secara periodik.

g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan distribusi guna tercapainya zero accident.

h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dengan ULP atau instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang efisien.

j. Mengevaluasi hasil kerja dari pihak ketiga (KHS dan Non KHS).

4. Manager Bagian Transaksi Energi Listrik

Mengkoordinir kegiatan transaksi energy di UP3/ULP/Unit terkait, pengendalian susut, pemeliharaan meter transaksi dan percepatan pemasangan APP PB/PD/LK untuk memenuhi standar operasional yang berlaku.

Tugas Pokok :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan manajemen billing.

b. Mengkoordinasikan proses billing pada sistem AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) dengan aplikasi pendukung.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung RKAU.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran SKKI/SKKO.

e. Mengevaluasi pengendalian susut non teknis, PJU, P2TL, AMR, Pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

f. Mengevaluasi rencana program pemeliharaan meter transaksi.

g. Memonitor pelaksanaan settlemen antar unit pelaksana, UPT (Unit Pengatur Transmisi), dan IPP dalam pengelolaan transfer price energy.

h. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan pemeliharaan AMR.

i. Merencanakan dan mengevaluasi manajemen APP.

j. Mengkoordinasikan kegiatan wiring dan setting APP dan percepatan pemasangan APP pelanggan baru.

k. Mengkoordinasikan dengan bagian instansi berwenang untuk kegiatan P2TL.

5. Manager Bagian Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan

Mengkoordinir Tata Kelola Niaga, Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan, kelancaran Pengelolaan dan Pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L), kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Tugas Pokok :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP).

b. Mengkoordinasikan tatakelola bidang niaga dan pemasaran.

c. Mengevaluasi data pendapatan.

d. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan tenaga kerja.

e. Mengkoordinir kebutuhan rencana diklat pegawai.

f. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

g. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

h. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran Operasi dan Cash Budget.

i. Mengevaluasi Realisasi Penyerapan Anggaran.

j. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga.

k. Mengevaluasi operasional kendaraan dinas, sarana dan prasana kantor dan SPPD.

i. Mengkoordinir strategi, kebijakan dan standard lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan yang ditetapkan oleh Perusahaan dan Undang Undang.

6. Manager Bagian Keuangan, SDM dan Administrasi Tugas Pokok :

Mengurusi segala aspek Keuangan, SDM dan Administrasi.

7. Pejabat Pelaksana Pengadaan Tugas Pokok :

a. Melakukan analisis, menyusun jadwal, dan membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) terhadap lingkup pengadaan barang atau jasa yang akan dilakukan.

b. Memberikan penjelasan dokumen pengadaan, dan melakukan evaluasi, klarifikasi, serta negosiasi terhadap dokumen penawaran barang atau jasa.

c. Melakukan contract discussion agreement (CDA) bila diperlukan dan menyiapkan draft perjanjian kontrak.

d. Melaporkan, dan mengusulkan hasil proses pengadaan barang/jasa kepada atasan langsung selanjutnya untuk disampaikan kepada value for money committee untuk pengadaan barang/jasa yang memerlukan rekomendasi value for money committee.

e. Menilai kualifikasi calon penyedia barang/jasa dalam hal pengadaan memiliki prakualifikasi atau pasca kualifikasi yang tidak memiliki DPT.

f. Memastikan calon penyedia barang/jasa tidak termasuk dalam daftar hitam PLN dan melakukan pengumuman/undangan kepada calon penyedia barang dan jasa.

g. Mengumumkan pemenang penyedia barang/jasa.

h. Menjawab sanggahan dari calon penyedia barang/jasa.

i. Menyiapkan Surat Penunjukka Penyedia Barang Jasa (SPPBJ).

j. Monitoring, menganalisa, dan mendokumentasikan proses pengadaan.

9. Pejabat Pelaksana K3 dan Lingkungan

Supervisor K3L mengurusi segala aspek K3 yang ada di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan.

Tugas Pokok :

a. Mengkoordinir, memelihara dan mendata sarana kantor.

b. Mengatur administrasi surat menyurat.

c. Membuat perhitungan absensi bulanan karyawan.

d. Menerima barang-barang berupa material instalasi, kelengkapan kantor dan ATK.

e. Mengatur dan menangani persediaan barang-barang untuk gudang.

f. Melayani permintaan atas barang-barang gudang sesuai dengan bon permintaan.

g. Menyusun laporan berkala sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya.

4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 4.1

STRUKTUR ORGANISASI

UNIT PELAKSANA PELAYANAN PELANGGAN MAKASSAR SELATAN

Sumber : PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan

Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan

Manager Bagian Perencanaan

Manager Bagian Jaringan

Manager Bagian Pembangkitan

Manager Bagian Transaksi

Energi Listrik

Manager Bagian Pemasaran

dan Pelayanan

Pelanggan Pejabat

Perencanaan Pengadaan

Pejabat Pelaksanaan

Pengadaan

Pejabat Pelaksanaan

K3L

Manager Unit Layanan Pelanggan

Manager Bagian Keuangan,

SDM dan Administrasi

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Responden yang dapat diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, pendidikan, usia, masa kerja. Deskripsi karakteristik responden diamati berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari pembagian kuesioner pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel berikut ini:

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui data penelitian yang dapat diperoleh dari hasil pembagian kuesioner penelitian, berdasarkan jenis kelamin responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1

Responden berdasarkan Jenis Kelamin Keterangan Jumlah Persentase

Laki-laki 18 58,1 %

Perempuan 13 41,9 %

Total Responden 31 100 %

Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan presentase 58.1%

sebanyak 18 orang, sedangkan responden perempuan dengan presentase 41,9% sebanyak 13 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

responden pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan yang berjumlah sebanyak 31 orang dan mayoritas responden yang berjenis kelamin laki-laki jumlahnya paling banyak.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Untuk mengetahui data penelitian yang dapat diperoleh dari hasil pembagian kuesioner penelitian, berdasarkan usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Responden Berdasarkan Usia

Keterangan Jumlah Presentase

20-30 Tahun 21 67,7%

31-40 Tahun 7 22,6%

41-50 Tahun 3 9,7%

Total Responden 31 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik usia responden dapat diketahui bahwa responden yang berusia 20-30 tahun dengan presentase 67,7%

sebanyak 21 orang, responden yang berusia 31-40 tahun dengan presentase 22,6% sebanyak 7 orang, sedangkan responden yang berusia 41-50 tahun dengan presentase 9,7% sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan didominasi oleh responden yang berusia 21-30 tahun yang berarti memiliki tenaga kerja yang berusia produktif.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Untuk mengetahui data penelitian yang dapat diperoleh dari hasil pembagian kuesioner penelitian, berdasarkan pendidikan terakhir responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Keterangan Jumlah Presentase

SMA/SMK 4 12,9%

DIII 7 22,6%

S1 20 64,5%

Total Responden 31 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2020

Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik pendidikan responden dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan SMA/SMK dengan presentase 12,9% sebanyak 4 orang, responden yang berpendidikan DIII dengan presentase 22,6% sebanyak 7 orang, sedangkan responden yang berpendidikan S1 dengan presentase 64,5% sebanyak 20 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang menjadi karyawan PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Makassar Selatan berpendidikan S1 jumlahnya paling banyak.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Untuk mengetahui data penelitian yang dapat diperoleh dari hasil pembagian kuesioner penelitian, berdasarkan masa kerja responden yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Dokumen terkait