BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Tugas Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) di BMT Assyafi’iyah
Tugas adalah kewajiban atau suatu pekerjaan yang harus dikerjakan seseorang dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tugas merupakan suatu pekerjaan yang wajib dilakukan oleh Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) pada BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah. Dewan Pengawas Syari’ah merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki pada sebuah lembaga keuangan syari’ah. Dalam penerapan pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas Syari’ah mekanisme pengangkatan Dewan Pengawas Syari’ah menjadi salah satu hal penting. Menurut Peraturan
55 Ibid
Organisasi Majelis Ulama Indonesia Nomor: Kep-407/MUI/IV/2016 Tentang Anggaran Dasar Dewan Pengawas Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia Bab III Pasal 8 Menjelaskan mengenai mekanisme pengangkatan calon anggota dewan pengawas syari’ah yang mana calon dewan pengawas syari’ah harus memiliki surat pengantar DSN-MUI atau sertifikat dari DSN- MUI.56 Adapun mekanisme pengangkatan Dewan Pengawas Syari’ah dan Tugas Dewan Pengawas Syari’ah di BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah adalah sebagai berikut:
1. Mekanisme Pengangkatan Dewan Pengawas Syari’ah
Adapun dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah menjelaskan mengenai mekanisme pengangkatan Dewan Pengawas Syari’ah sebagai berikut ini:
a. Dewan Pengawas Syari’ah dipilih dari anggota yang mempunyai keahlian dibidang muamalah syari’ah.
b. Koperasi dapat memilih tenaga ahli untuk menjadi Dewan Pengawas Syari’ah.
c. Dewan Pengawas Syari’ah ditetapkan dalam Rapat Anggota.
d. Dewan Pengawas Syari’ah paling sedikit terdiri dari 2 (dua) orang.
e. Syarat Anggota Dewan Pengawas Syari’ah harus memiliki sertifikat dan/atau Rekomendasi DSN-MUI.
f. Dewan Pengawas Syari’ah dilarang merangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Syari’ah pada koperasi lainnya.
56 Peraturan Organisasi Majelis Ulama Indonesia Nomor: Kep-407/MUI/IV/2016 Tentang
Anggaran Dasar Dewan Pengawas Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia Bab III Pasal 8.
g. Persyaratan untuk dapat dipilih menjadi Dewan Pengawas Syari’ah diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan/atau peraturan lainnya.57 2. Tugas Dewan Pengawas Syari’ah di BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional
Berkah Nasional Kotagajah
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16/Per/M.KUKM/IX/2015 telah mengatur bahwasannya Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) memiliki Tugas Pokok dan Wewenang pada Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (BMT) sebagai berikut:
f. Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus dan pengawas serta serta mengawasi kegiatan KSPPS agar sesuai dengan prinsip syari’ah.
g. Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syari’ah atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan oleh KSPPS.
h. Mengawasi pengembangan produk baru.
i. Meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada fatwanya.
j. Melakukan review secara berkala terhadap produk-produk simpanan dan pembiayaan syari’ah.58
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Bapak Samsudin selaku salah satu anggota Dewan Pengawas Syari’ah di BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah bahwasannya tugas pokok
57 Dokumentasi Anggaran Dasar Rumah Tangga BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah, diperoleh tanggal 9 November 2018
58 Peraturan Menteri Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16 /Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi.
yang harus dilakukan sebagai Dewan Pengawas Syari’ah adalah mengawasi kegiatan usaha BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah dan seluruh cabang BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional agar tetap sesuai dengan prinsip syari’ah.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai Dewan Pengawas Syari’ah Bapak Samsudin beserta dua anggota lainnya berpedoman dengan fatwa-fatwa DSN MUI.59
Dalam menerapkan pelaksanaan tugasnya sebagai Dewan Pengawas Syari’ah, Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS) BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga menjelaskan mengenai Tugas Dewan Pengawas Syari’ah, yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan nasehat dan saran kepada pengurus serta mengawasi kegiatan Koperasi agar sesuai dengan Prinsip Ekonomi Syari’ah.
b. Memberikan pendapat kepada pengurus atas produk-produk syari’ah sebelum dipasarkan dan dilaksanakan sebagai produk layanan.
c. Melakukan pengawasan pelaksanaan Prinsip Ekonomi Syari’ah dalam Usaha Koperasi.
d. Melaporkan hasil pengawasan pelaksanaan Prinsip Ekonomi Syari’ah kepada Rapat Anggota.60
Terdapat perbedaan terkait tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syari’ah berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
59 Wawancara dengan BapakSamsudin, S.Pd, pada tanggal 07 Agustus 2018
60 Dokumentasi Anggaran Dasar Rumah Tangga BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah, diperoleh tanggal 9 November 2018
Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor 16/Per/M.Kukm/IX/2015 dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional Kotagajah. Dalam anggaran dasar rumah tangga dewan pengawas syari’ah tidak bertugas meminta fatwa kepada DSN-MUI untuk produk baru yang belum ada fatwanya dan tidak bertugas melakukan review secara berkala terhadap produk-produk simpanan dan pembiayaan syari’ah. Dalam peraturan menteri koperasi dewan pengawas syari’ah harus meminta fatwa kepada DSN-MUI apabila produk baru yang akan diluncurkan oleh koperasi belum ada fatwanya, sehingga produk yang akan diluncurkan memiliki kejelasan terkait kesyari’ahannya. Dan review secara berkala terkait produk-produk simpanan dan pembiayaan syari’ah agar tetap sesuai dengan prinsip syari’ah.
Dengan adanya peraturan dan ketentuan terkait tugas yang harus dijalankan oleh Dewan Pengawas Syari’ah di BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Berkah Nasional, diharapkan Dewan Pengawas Syari’ah dapat menjalankan tugasnya secara baik dan maksimal dengan mematuhi tugas yang telah dijelaskan dalam Anggaran Dasar Rumah Tangga BMT