• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian didefinisikan sebagai suatu kegiatan ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis, maupun teoritis. Dikatakan sebagai ‘kegiatan ilmiah’ karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori. ‘Terencana’ karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan aksebilitas terhadap tempat dan data.26

1. Pendekatan Penelitian

Untuk menghasilkan penelitian yang sesuai, maka peneliti melakukan pendekatan penelitian. Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan Fenomenologi yang bermaksud untuk mengetahui suatu peristiwa tertentu yang terjadi dan berkaitan langsung dengan orang dalam situasi-situasi tertentu.

26 Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan keunggulannya, (Jakarta:

PT Grasindo, 2010), hlm. 5.

Pelaksanaan penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahapan- tahapan yaitu:

a. Tahap observasi, wawancara, dokumentasi, tahap pengumpulan data, serta tahap laporan hasil penelitian.

b. Tahap pemeriksaan data yang valid, bermaksud untuk menjamin validitas data yang diperoleh.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrument sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan.27 Kehadiran peneliti di lokasi penelitian perlu digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian. Perlu juga dijelaskan apakah kehadiran peneliti sebagai partisipan penuh, pengamat partisipan, atau pengamat penuh. Demikian pula, perlu dijelaskan apakah subjek atau informan mengetahui kehadiran peneliti dalam statusnya sebagai peneliti.

3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah. Alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi wisata alam (area persawahan), budaya (kesenian tradisional dan budaya lokal) dan buatan sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Sehingga, peneliti sangat

27 Tim Penysusn, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram 2020, (Mataram: UIN Mataram, 2020).

tertarik untuk melakukan penelitian di desa ini, yang dimana pariwisata di sini dikelola secara partisipatif dan aktiv oleh masyarakat lokal.

4. Sumber Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.

Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara diskusi terfokus (focus group discussion-FGD) dan penyebaran kuesioner.28

Adapaun dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara yang diperoleh dari kawasan Desa Wisata Setanggor, pengurus Pokdarwis Sekartije, tokoh masyarakat, Kepala Desa, Sekretaris Desa, pengunjung dan masyarakat.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).

Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal dan lain-lain.29

28 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, “Dasar Metodologi Penelitian”, (Yogyakarta: Literasi MediaPublishing, 2015), hlm. 67

29 Ibid.., hlm. 68.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabiltasnya.30 Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data yang diperoleh penelitian ini, peneliti menggunakan tiga teknik yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi berperanserta dilakukan untuk mengamati objek penelitian, seperti tempat khusus suatu organisasi, sekelompok orang atau aktivitas suatu sekolah.31 Menurut Basrowi dan Suwandi, dalam konteks penelitian observasi diartikan sebagai cara-cara mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati tingkah laku individu atau kelompok yang diletiti secara langsung.32 Pelaksanaan observasi langsung dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1) Observasi partisipan dan observasi nonpartisipan

Observasi partisipan merupakan teknik observasi yang dilakukan peneliti dengan cara terlibat langsung dengan kehidupan dan aktivitas orang-orang yang diamati. Berbeda dengan observasi partisipan, pada observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat secara langsung dengan kehidupan dan aktivitas

30 Ibid.., hlm. 75.

31 Salim dan Syahrum, “Metodologi Penelitian Kulalitatif: Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Sosial, Keagamaan dan Pendidikan”, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2012), hlm. 114.

32 Rahmadi, “Pengantar Metodologi Penelitian”, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm.

80.

orang diamatinya. Di sini peneliti bertindak sebagai pengamat independen dan menjaga jarak dengan objek pengamatannya.

2) Observasi sistematik dan observasi nonsistematik

Observasi sistematik yang disebut juga sebagai observasi terstruktur merupakan teknik pengamatan yang terlebih dahulu menentukan apa yang akan diamati secara sistematis. Artinya, wilayah dan ruang lingkup observasi telah dibatasi secara tegas sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Sebaliknya, observasi nonsistematik tidak menentukan atau mempersiapkan terlebih dahulu lingkup observasi yang akan dilakukannya.33

Dalam hal ini, peneliti menggunakan cara observasi partisipan dan observasi sistematik. Karena, peneliti ikut berperan terhadap obyek yang diamati serta terlibat langsung dengan obyek yang diteliti.

b. Wawancara

Menurut Bogdan dan Biglen wawancara ialah percakapan yang bertujuan, biasanaya anata dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang diarahkan oleh salah seorang dengan maksud memperoleh keterangan.34 Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui pengajuan sejumlah pertanyaaan secara lisan kepada subjek yang diwawancarai.

33 Ibid.., hlm. 81.

34 Salim dan Syahrum, “Metodologi Penelitian Kulalitatif: Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Sosial, Keagamaan dan Pendidikan”, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2012), hlm. 119.

Ada beberapa jenis wawancara yang dapat digunakan oleh peneliti, di anataranya adalah:

1) Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara (bahan pertanyaan) yang sudah dipersiapakan terlebih dahulu.

2) Wawancara tidak terstruktur adalah jenis wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara, tetapi dilakukan dengan dialog bebas dengan tetap berusaha menjaga dan mempertahankan fokus pembicaraan yang relevan dengan tujuan penelitian.

3) Wawancara mendalam adalah wawancara tidak berstruktur yang dilakukan berkali-kali dan membutuhkan waktu lama bersama informan di lokasi penelitian.

4) Wawancara berbingkai adalah wawancara yang dilakuakan oleh peneliti terlebih dahulu menentukan atau membingkai arah pembicaraan agar tidak menyimpang dari topik penelitian dengan tetap menjaga keluwesan agar tidak terkesan kaku.35

Dalam hal ini peneleliti menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur, karena peneliti tidak menyusun konsep wawancara terlebih dahulu. Dengan menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur peneliti lebih felksibel melakukan wawancara bersama

35 Rahmadi, “Pengantar Metodologi Penelitian”, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm.

75-76.

informan untuk mendalami permasalahan sehingga tidak terpaku pada pertanyaan-pertnyaan yang sudah dipersiapkan.

Adapun informan yang peneliti wawancarai adalah Ketua Pokdarwis Sekartije, Sekretaris Desa, dan pengunjung. Sehingga melalui teknik wawancara ini peneliti dapat memperoleh data yang valid mengenai Pengelolaan Desa Wisata Dengan Konsep Community Based Tourism (CBT) di Desa Wisata Setanggor Kecamatan Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah.

c. Dokumentasi

Teknik dokumenter atau teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data penelitian melalui sejumlah dokumen (informasi yang didokumentasikan) berupa dokumen tertulis maupun dokumen terekam.36 Teknik dokumentasi ini merupakan pelengkap dari teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Peneliti dapat memperoleh data melalui dokumen/arsip yang ada.

6. Teknik Analisis Data

Terdapat tiga tahapan dalam analysis data, yaitu: reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau verifikasi.37

a. Reduksi data

Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya

36 Ibid.., hlm. 85.

37 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, “Dasar Metodologi Penelitian”, (Yogyakarta: Literasi MediaPublishing, 2015), hlm. 122.

dan membuang yang tidak perlu.38 Dengan ini peneliti memilah data yang diperoleh kemudian memilih data yang diperlukan, membuang yang tidak dibutuhkan dalam penelitian.

b. Penyajian atau display data

Menurut Miles dan Hubermen bahwa: Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.39

c. Kesimpulan atau verifikasi

Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan atau perbedaan.40

7. Pengecekan Keabsahan Data

Data diuji kebenarannya dengan enam cara:

a. Keikutsertaan yang lama b. Ketekunan pengamatan c. Melakukan triangulasi

d. Mendiskusikan dengan teman sejawat e. Kecukupan referensi

f. Analisis kasus negatif.41

38 Ibid.., hlm. 123.

39 Ibid.., hlm.123.

40 Ibid.., hlm. 124.

41 Salim dan Syahrum, “Metodologi Penelitian Kualitatif Konsep dan Aplikasi dalam Ilmu Sosial, Keagamaan dan Pendidikan”, (Bandung: Citapustaka Media, 2012), hlm. 165.

Untuk menguji keabsahan data penelitian ini, peneliti menggunakan empat teknik dari enam teknik tersebut di atas:

a. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan merupakan cara untuk menemukan hal- hal pokok dari penelitian yang bersifat berkesinambungan. Pada tahap ini data hasil penelitian ditelaah secara rinci supaya penelitian dapat dipahami.

b. Tringulasi

Tringulasi yaitu informasi yang diperoleh dari beberapa sumber diperiksa silang dan antara data wawancara dengan data pengamatan dan dokumen.42

c. Mendiskusikan dengan teman sejawat

Merupakan teknik menguji keabsahan penelitian dengan melibatkan orang lain dengan cara diskusi yang tidak ikut serta dalam pengambilan data namun bisa memberikan masukan.

d. Kecukupan referensi

Keabsahan data hasil penelitian dapat didukung dengan memperbanyak referensi yang dapat menguji dan mengoreksi hasil penelitian. Referensi bisa berasal dari orang lain maupun dari data yang diperoleh selama penelitian berupa video, rekaman wawancara atau catatan-catatan selama penelitian berlangsung.

42 Ibid.., hlm. 166.

H. Sistematika Pembahasan

Dokumen terkait