BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara atau metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Metode penelitian data pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.38
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Studi Kasus. Studi kasus atau penelitian kasus adalah (case study), adalah
37 Ibid., hlm. 54.
38 Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Da R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 2.
penelitian tentang status objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Peneliti ingin mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari unit-unit sosial yang menjadi subjek.39
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Di mana metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.40
3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan merupakan keharusan dalam kegiatan penelitian agar informasi yang didapatkan benar-benar sesuai dengan keadaan yang terjadi atau keadaan yang ada di lapangan, karena peneliti lebih banyak berhubungan atau berintraksi dengan informan sekaligus pengamat partisipasi.41 Kehadiran peneliti di lapangan atau lokasi penelitian merupakan kegiatan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
39 Moh. Nazir,” Metode Penelitian”, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 57.
40 Ibid., hlm. 9.
41 Ibid., hlm. 164.
dengan menggunakan berbagai metode seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi.
4. Sumber Data dan Jenis Data
Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen yaitu data lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.42
Menurut sumbernya ada tiga jenis klasifikasi sumber data, yaitu person (orang) seperti masyarakat atau stakeholder dan pengelola yang ada di Islamic Center (IC), place (tempat) seperti lokasi Islamic Center Mataram NTB, dan paper (kertas/simbol) berupa dokumen-dokumen tertulis berisi informasi Islamic Center dan mading atau papan pengumuman Islamic Center. Dengan demikian yang menjadi sumber data dan informasi dalam penelitian ini diproleh dari masyarakat atau stakeholder serta pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan dan pengelola Islamic Center NTB.
Adapun jenis-jenis data adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Maka data primer ini didapatkan secara langsung di Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB.
42 Lexy, J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm. 157.
Adapun sumber data primer berupa hasil observasi dan wawancara terhadap Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid. Sedangkan yang menjadi informan adalah anggota koperasi syariah Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dengan dilakukan menggunakan studi kepustakaan yaitu dari buku-buku atau literatur yang terkait dengan fokus penelitian.43 Data sekunder berupa bukti , catatan atau laporan Historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang benar-benar objektif, peneliti menggunakan beberapa metode sehingga diharapkan obyektifitas data menjadi signifikan dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun metode yang digunakan peneliti dalam teknik pengumpulan data yaitu metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikan sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
43 Jonathan Sarwono, “Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), hlm. 17.
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.44
Metode observasi menuntut adanya pengamatan dari seorang peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang akan diteliti dengan menggunakan instrument berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar pengamatan atau lainnya. Teknik pengumpulan dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Kemudian non participant observation, yaitu peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.45 Pada observasi ini penelitian menggunakan non participant observastion.
b. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan studi
44 Ibid.,hlm. 145.
45 Ibid, hlm.146
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan juga jumlah respondennya sedikit/kecil.46
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas, yaitu tanya jawab secara lisan antara peneliti dengan responden terkait dengan beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara bebas tetapi tidak menyimpang dari pedoman wawancara yang sudah di tetapkan.
Peneliti akan mewawancarai Pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan IC 2 orang dan Pengurus Koperasi Syariah Masjid Raya Hubbul Wathan 2 orang. Peneliti juga akan mewawancarai 3 orang jamaah Masjid Raya Hubbul Wathan yang merasakan langsung Pemberdayaan yang dilakukan oleh Pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Secara bebas dapat diterjemahkan bahwa dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anecdotal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen.47
Metode dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa data-data tertulis yang mengandung
46 Ibid., hlm.137.
47 Djam’an Satori dan Aan Komariah, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 147.
keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang masih terpercaya dan sesuai dengan masalah penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dokumentasi, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti.48
Setelah data-data yang dibutuhkan sudah terkumpul, maka kegiatan penelitian yang dilakukan adalah menganalisa data. Dengan analisis data tersebut, peneliti mendapatkan gambaran tentang fokus penelitian yang dilakukan.
Adapun yang dilakukan peneliti adalah menganalisa apa saja yang dilakukan oleh Pengelola Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB pada kegiatan Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB berdasarkan potensi dan fungsi Masjid.
7. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian bertujuan untuk memberikan apakah data yang diperoleh di lapangan betul-betul valid atau tidak, dengan memadukan landasan teori yang menjadi landasan penelitian.
Untuk mendapatkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu
48 Ibid., hlm. 248.
sendiri atas dasar kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, ketergantungan, dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik- teknik pemeriksaan sendiri.49
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan suatu yang lain. Di luar data yang diperlukan untuk pengecekan atau pembanding terhadap data lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan sumber lainnya.50
H. Sistematika Penulisan
Bab satu, bab ini menguraikan tentang Pendahuluan, membahas konteks penelitian atau latar belakang, Rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab dua, bab ini menguraikan tentang paparan data dan temuan data, menguraikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, struktur organisasi dan pengurus. Pemberdayaan Ekonomi Umat Berbasis Masjid di Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB..
Bab tiga, bab ini menguraikan tentang pembahasan hasil analisis, jawaban atas pertanyaan yang disebut dalam fokus penelitian, pembahasan dari data-data yang telah ditemukan di lapangan.
Bab empat, bab ini berisi tentang uraian kesimpulan berdasarkan hasil analisis data penelitian. Pada bab ini penulis juga akan menyampaikan keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian serta memberikan
49 Ibid., hlm.11.
50 Sugiono, “Metode Penelitian, Kuantitatif”, (Bandung: Cv Alfabeta, 2011), hlm. 330.
beberapa saran sebagai masukan kepada lembaga terkait yaitu Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB.
BAB II
PAPARAN DAN TEMUAN DATA
A. Gambaran Umum Profil Islamic Center NTB
Masyarakat Nusa Tenggara Barat sebagian besar beragama Islam yang telah menyatu di dalam budaya dan pola kehidupan baik di pulau Lombok maupun di pulau Sumbawa. Masjid merupakan titik sentral persatuan dan kesatuan kehidupan di masyarakat untuk kegiatan yang bersifat keagamaan maupun kegiatan sehari-hari.
Masyarakat NTB gemar membangun Masjid, sehingga pada setiap wilayah terdapat bangunan Masjid yang dibangun secara mandiri. Pada setiap perjalanan , tak lebih dari 2 kilometer akan ditemukan Masjid yang bentuk bangunannya relative lebih baik dibandingkan bangunan sekitarnya. Jumlah Masjid di NTB ± 1000 - 6.000 unit belum termasuk Mushala, sehingga masyarkat Indonesia memberikan julukan pada Provinsi NTB sebagai Pulau 1000 Masjid.
Pembangunan Islamic Center NTB bertujuan untuk menyatukan Visi Syiar Islam, sebagai Pusat Ibadah Icon NTB. Pusat Pengkajian dan Peradaban Islam, Wisata Religius, Lambang Perdamaian dan sekaligus sebagai identitas dari Pulau 1.000 Masjid. 51
51 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
1. Sejarah Islamic Center Nusa Tenggara Barat
Ide rencana pembangunan Islamic Center NTB sudah dimulai oleh pemerintah Provinsi NTB beserta masyarakat sejak era pemerintahan Gubernur Drs. H. Lalu Serinata pada tahun 2004. Bentuk komitmen dari rencana tersebut
Pada tahun 2004 mulai dilakukan persiapan dengan melakukan rapat-rapat koordinasi dan studi banding keluar daerah yang pembiayaannya dibebankan pada APBD Provinsi NTB tahun anggaran 2004, atas beban belanja langsung kegiatan persiapan Pembangunan Masjid Islamic Center yang terdapat pada Sub. Bidang Agama dan Pendidikan BAPPEDA Provinsi NTB.52
Bagaikan gayung bersambut, pemerintahan boleh berganti namun rencana pembangunan Islamic Center Provinsi NTB terus berlanjut.
Naiknya Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, MA. Sebagai Gubernur NTB yang dilantik pada tanggal 8 September 2008 adalah merupakan titik awal dimulainya pembangunan Islamic Center Provinsi NTB.
Pembangunan Islamic Center Provinsi NTB secara konkrit dimulai dengan sayembara dan pembuatan Detail Engineer Desain (DED) pada tahun 2009 yang dilaksanakan oleh PT. Penta Rekayasa dari Bandung dari hasil sayembara dan DED tersebut Pembangunan Islamic Center Provinsi NTB terdiri dari beberapa bangunan utama meliputi :
52 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
- Bangunan Masjid - Minaret Utama Masjid
- Gedung Pertemuan/Gedung Serbaguna
- Sekolah Model Islam Terpadu (TK – SD – SMP –SMA) - Pusat Kajian Agama Islam
- Perpustakaan Dan Museum Islam.53 2. Lahan Islamic Center NTB
Kompleks Pembangunan Islamic Center Provinsi NTB menempati area seluas 74.749 m2 / 7.75 Ha yang merupakan eks lahan bangunan Gedung SPP/SPMA, SMP 6 Mataram, Gedung KONI, Masjid Raya At-Taqwa Mataram, dan Kantor Dinas Perkebunan serta Disnakertrans.
3. Pemancangan Perdana
Pemancangan Perdana Pembangunan Kompleks Islamic Center NTB dilaksanakan pada tahun 2010. Pemancangan pertama ini dilakukan oleh Gubernur NTB Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, MA. Yang dihadiri oleh Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, Wakil Gubernur NTB Ir. H. Badrul Munir, MM. pimpinan DPRD Provinsi NTB beserta Muspida NTB lainnya, pejabat lingkup pemerintahan Provinsi NTB, Tokoh Agama, dan Tokoh Agama.
Pemancangan tiang perdana Masjid Hubbul Wathan Islamic Center Provinsi NTB pada Jum’at 19 Maret 2010.
53 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
Sejak pemancangan perdana pada tahun 2010 maka secara bertahap dan terus menerus berlangsung pekerjaan konstruksi pembangunan, mulai dari pembangunan gedung pendidikan, gedung Masjid Islamic Center Provinsi NTB dan fasilitas umum lainnya.54
4. Peresmian
Gubernur NTB, Dr. TGKH. M. Zainul Majdi, MA. Meresmikan penggunaan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pemukulan beduk usai pelaksanaan Shalat Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriyah, (Senin, 12 September 2016).
5. Profil Masjid
a) Nama Masjid : Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic bgfigdskgfdsgfgdgjd kbgjsCenter NTB
b) Tipologi Masjid : Masjid Raya
c) Alamat : Jln Langko Mataram, Kelurahan Dasan bgfigdskgfdsgfgdgjdkkg hAgung, Kec. Selaparang Kota Mataram lnkkkkkkkkkkkk kkkkkklllNTB
d) Tahun Berdiri : Tahun 2016
e) Luas Tanah : 74,749 m2 / 7,75 Ha f) Bangunan Masjid Utama : 32.300 m2
g) Gedung Pendidikan : 15.400 m2
54 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
h) Gedung Pengkajian : 8.298 m2 i) Areal Komersial : 15.819 m2 6. Tipologi Masjid
Tipologi Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) Nusa Tenggara Barat adalah Masjid Raya. Masjid Raya adalah Masjid yang berada di Ibu Kota Provinsi, ditetapkan oleh Gubernur atas rekomendasi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTB, sebagai Masjid Raya dan menjadi pusat keagamaan tingkat Pemerintahan Provinsi, dengan salah satu kriterianya adalah dibiayai oleh Pemerintah Provinsi melalui APBD dan dana masyarakat.55
7. Kepengurusan
Dalam rangka terwujudnya pengelolaan Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB yang baik dan berkelanjutan telah dibentuk Dewan Pengurus Masjid dengan Keputusan Gubernur NTB Nomor: 451.7- 91 tahun 2017 tentang Pembentukan Dewan Pengurus Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB periode 2017-2022.
Susunan organisasi kepengurusan organisasi terdiri dari 1) Dewan Pembina berjumlah 17 orang yang di dalamnya antara lain adalah Anggota Muspida Provinsi NTB ; 2) Dewan Penasehat berjumlah 14 orang yang diketuai oleh Gubernur NTB. ; 3) Dewan Pengurus berjumlah 13 orang, yang
55 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
duduk sebagai Ketua Umum adalah Sekda Provinsi NTB dan ketua harian TGH. Mahally Fikri; dan 4) Bidang-bidang yang terdiri dari 15 orang.
8. Fasilitas
Bangunan Utama Masjid seluas 32.384 m2, dihiasi dengan satu menara Asmaul Husna setinggi 114m diikuti 4 buah menara pada empat pojok masjid setinggi 66 M. Bangunan utama meliputi bangunan basement, bangunan serbaguna serta ruang rapat pada lantai dasar, ruang shalat utama pada lantai satu dan dua dengan uraian sebagai berikut:
a) Ruang Shalat: 6.804 m2, yang dapat menampung 15.000 jamaah
b) Pedestrian Beratap dan Menara : 3.302 m2 terdiri dari selasar tertutup dan Menara= 2.030 m2, dan Viewing Deck Menara= 1.272 m2
c) Fasilitas pendukung dan Menara : 2.097 m2, yang terdiri dari Cat Walk 1.640 m2 dan Menara 456,8 m2
d) Minaret 99 (Asmaul Husna) dengan tinggi 114 m
e) Ruang Rapat/Pertemuan 4 ruangan yang memiliki kapasitas daya tamping 100-150 orang
f) Gedung Pendidikan seluas 15.352 m2 yang terdiri dari:
- Lantai Dasar = 4.530 m2 - Lantai 1 = 3.816 m2 - Lantai 2 = 3.503 m2 - Lantai 3 = 3.503 m2
g) Gedung Serbaguna dengan luas lantai dasar 5.795 m2 dan kapasitas daya tampung sebanyak 3.000 orang.
h) Tempat Wudhu di lantai 1 dan lantai 2 sebanyak 8 tempat dengan jumlah keran sebanyak 242 keran, serta di halaman masjid sebanyak 8 buah keran tempat wudu.
i) Kamar Mandi/WC di lantai dasar, lantai 1 dan lantai 2 masjid sebanyak 32 unit Toilet, dan 12 unit urinal yang menyebar di berbagai tempat dengan jumlah kamar mandi atau WC pada setiap unit nya bervariasi 1-5 kamar
j) Tempat penitipan sepatu atau sandal di tempatkan pada setiap sudut depan dan belakang Masjid
k) Taman halaman dan pelataran Masjid
l) Tempat parkir di halaman Masjid pada berbagai sisi
m) Plaza Terbuka: Peralatan/Teras = 6.140 m2 (Belum Terbangun)
n) Parkir dalam Bangunan dan Utilitas Semi Basement= 7.795,5 m2 menampung 600 unit Mobil dan Sepeda Motor sebanyak 2.000 unit.
(Pekerjaan Belum Rampung 100%).56 9. Kegiatan Masjid
a) Menyelenggarakan Peribadatan Sholat Fardu Lima Waktu, Sholat Jum’at, Sholat Terawih, dan Sholat Sunnah yang Insidentil seperti Shalat Gerhana
56 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 31 Mei 2018.
b) Menyelenggarakan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha yang dihadiri oleh Gubernur, Wakil Gubernur, Pejabat Provinsi, dan Masyarakat.
c) Menyelenggarakan kegiatan Da’wah/ Tablig Akbar pada Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Peringatan Maulid, Isra’ Mi’raj, Tahun Baru Islam.
d) Menyelenggarakan kajian Islam meliputi Akidah, Tafsir, Hadis, Ubudiyah Akhlak, Khalaqah dan lain-lain;
a) Ba’da Sholat Jum’at b) Ba’da Sholat Maghrib c) Ba’da Sholat Subuh d) Ba’da Sholat Ashar
e) Menyelenggarakan kegiatan Sosial dan Ekonomi antara lain Lembaga Zakat, Baitul Mall Wat Tamwil (BMWT)
f) Menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan sosial keagamaan seperti santunan.57
10.Layanan
a) Penggunaan ruang utama Masjid Hubbul Wathan Islamic Center (IC) NTB sebagai tempat Akad Nikah, Setiap hari pada pukul 08.00-10.00 Wita.
57 Unit Pegelola Islamic Center, Brosur Resmi Islamic Center Provinsi Nusa Tenggara Barat, Mataram, 24 November 2019.
b) Penggunaan Gedung Serbaguna dan Ruang Rapat/Pertemuan dalam rangka Resepsi Pernikahan, Workshop, Seminar, Manasiq Haji, Rapat Koordinasi, dan lain-lain, ketentuan dan syarat berlaku.
c) Wisata Religi anak-anak sekolah dari semua tingkatan, wisata religi masyarakat baik dari dalam daerah, luar daerah maupun mancanegara, kunjungan studi banding, dan lain-lain.
d) Tour Minaret 99 Islamic Center yaitu melayani masyarakat untuk naik ke Menara Asmaul Husna Islamic Center NTB yang tingginya 114 m.
11.Nama Pegawai Negeri Sipil UPTB Islamic Center (IC) Provinsi Nusa Tenggara Barat Bulan januari 2019
KEPALA UPT Islamic Center NTB Sulaiman Jamsuri, S.Ag,M.AP
Kasi. PPUB Hj Gustini Widijaningsih,
S.os, MMPd
Kasi. Sarpras Arjunawan Mardjun,
SSTP
Kassubag. TU Rizqi Hermawan, SE
Bendahara Penerimaan Bahrudin
Bendahara Pengeluaran Siti Sofianah Bidanti,SH Pengolah Data Sarpras
Yudo Lahmudin, S.Sos Hariawan Saputra, S.Sos
Pengadministrasian Seksi Sarpras Mahdan
Juhur
Pengurus Barang Luk Luk Il Marjan Pengadministrasian
Seksi PPUB Hairunnisah
Pengolah Data TU Lalu Fahrudi Azwar, S.Sos
Pengadministrasian Umum TU Lalu Malik Firmansyah
Pembantu Bendahara Pengeluaran Istiqomah
Dwi Yuni Budi Kusriyati, SH Syarifuddin Asmaya, A.Md
Bendahara
B. Potensi Yang Dimiliki Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center Dalam Hal Pemberdayaan Ekonomi Ummat
Islamic Center selain difungsikan sebagai tempat rumah ibadah, IC juga memiliki program pemberdayaan ummat melalui pendirian koperasi syariah yang dibangun pada tahun 2017, Lembaga Zakat, Baitul Mall Wat Tamwil (BMWT) . Adapun program dari koperasi syariah adalah pembiayaan yang berbentuk pemberian modal. Selain itu, Islamic Center yang berlokasi strategis di jantung kota Mataram dapat menstimulus para wisatawan untuk berkunjung. Kehadiran wisatawan lokal hingga wisatawan asing memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar wilayah Islamic Center. Dampak positif bagi masyarakat di sekitar wilayah Islamic Center yaitu terbukanya mata pencaharian masyarakat sekitar, seperti lahirnya para pedagang.
Penyaluran zakat diperuntukan kepada masyarakat yang tergolong lemah secara perekonomian. Adapun daerah yang menjadi sasaran program penyaluran zakat adalah daerah Lingkar Masjid seperti Dasan Agung, Gomong, Karang Kelok dan lain-lain. Adapun layanan atau program yang ada di Islamic Center adalah:
1. Penggunaan ruang utama Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center NTB sebagai tempat Akad Nikah, Setiap hari pada pukul 08.00-10.00 Wita.
2. Penggunaan Gedung Serbaguna dan Ruang Rapat/Pertemuan dalam rangka Resepsi Pernikahan, Workshop, Seminar, Manasiq Haji, Rapat Koordinasi, dan lain-lain, ketentuan dan syarat berlaku.
3. Wisata Religi anak-anak sekolah dari semua tingkatan, wisata religi masyarakat baik dari dalam daerah, luar daerah maupun mancanegara, kunjungan studi banding, dan lain-lain.
4. Tour Minaret 99 Islamic Center yaitu melayani masyarakat untuk naik ke Menara Asmaul Husna Islamic Center NTB yang tingginya 114 m.58 C. Pemberdayaan Ekonomi Ummat Yang Di Lakukan Masjid Raya Hubbul
Wathan Islamic Center Untuk Kesejahteraan Jamaah dan Masyarakat Sekitar Masjid
Pemberdayaan ekonomi ummat merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center, yaitu melalui diberdirikannya koperasi syariah dan program rutin Zakat Infak dan Shadaqoh yang disalurkan bagi masyarakat lemah secara perekonomian. Adapun sasaran penyaluran ZIS ini adalah masyarakat yang ada di seputaran Islamic Center.
Secara rinci pemberdayaan ekonomi ummat yang dilakukan oleh pengurus Masjid Hubbul Wathan Islamic Center adalah sebagai berikut:
1. Didirikannya Koperasi Syariah
Koperasi syariah yang dibangun pada tahun 2017 oleh pengurus Masjid Hubbul Wathan Islamic, didasarkan pada adanya keinginan untuk mengembangkan usaha syariah dalam rangka mensejahterakan pengurus
58 Ibid.
Masjid dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan hasil RAT pada tahun 2019 tertuang ada tiga bidang menjadi inti rencana kerja pengurus, yaitu : a. Bidang Organisasi
1) Melaksanakan tata kerja sesuai dengan AD/ART Koperasi Syariah Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center serta keputusan Rapat pengurus dan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Syariah.
2) Melaksanakan tata tertib administrasi dan menyempurnakan pengisisn buku wajib organisasi Koperasi Syariah
3) Melaksanakan rapat pengurus dan pengawas secara intensif minimal satu kali dalam sebulan dan melaksanakan RAT setiap tahun tepat pada waktunya.
4) Meningkatkan keterampilan pengelola atau karyawan secara tekhnis yang mengelola bidang usaha/jasa melalui pendidikan dan pelatihan.
b. Bidang Usaha
1) Meningkatkan pelayanan anggota untuk melayani kebutuhan sembako.
2) Meningkatkan jaringan usaha dan kemitraan dengan koperasi syariah yang lain.
3) Mencari peluang dan terobosan usaha yang lebih memungkinkan untuk dikembangkan oleh Koperasi Syariah.