• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Ekonomi Ummat yang Dilakukan Masjid Raya

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Pemberdayaan Ekonomi Ummat yang Dilakukan Masjid Raya

Wathan Islamic Center Untuk Kesejahteraan Jamaah dan Masyarakat Sekitar Masjid

Pemberdayaan ekonomi ummat merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center, yaitu melalui diberdirikannya koperasi syariah dan program rutin Zakat Infak dan Shadaqoh yang disalurkan bagi masyarakat lemah secara perekonomian. Adapun sasaran penyaluran ZIS ini adalah masyarakat yang ada di seputaran Islamic Center.

Secara rinci pemberdayaan ekonomi ummat yang dilakukan oleh pengurus Masjid Hubbul Wathan Islamic Center adalah sebagai berikut:

1. Didirikannya Koperasi Syariah

Koperasi syariah yang dibangun pada tahun 2017 oleh pengurus Masjid Hubbul Wathan Islamic, didasarkan pada adanya keinginan untuk mengembangkan usaha syariah dalam rangka mensejahterakan pengurus

58 Ibid.

Masjid dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan hasil RAT pada tahun 2019 tertuang ada tiga bidang menjadi inti rencana kerja pengurus, yaitu : a. Bidang Organisasi

1) Melaksanakan tata kerja sesuai dengan AD/ART Koperasi Syariah Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center serta keputusan Rapat pengurus dan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Syariah.

2) Melaksanakan tata tertib administrasi dan menyempurnakan pengisisn buku wajib organisasi Koperasi Syariah

3) Melaksanakan rapat pengurus dan pengawas secara intensif minimal satu kali dalam sebulan dan melaksanakan RAT setiap tahun tepat pada waktunya.

4) Meningkatkan keterampilan pengelola atau karyawan secara tekhnis yang mengelola bidang usaha/jasa melalui pendidikan dan pelatihan.

b. Bidang Usaha

1) Meningkatkan pelayanan anggota untuk melayani kebutuhan sembako.

2) Meningkatkan jaringan usaha dan kemitraan dengan koperasi syariah yang lain.

3) Mencari peluang dan terobosan usaha yang lebih memungkinkan untuk dikembangkan oleh Koperasi Syariah.

c. Bidang Permodalan

1) Menambah modal usaha yang bersumber dari peningkatan aktifitas dan kreatifitas penarikan simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota maupun calon anggota.

2) Mengusahakan penambahan modal dari pihak ke tiga dengan tidak mengikat dan syar’i.

3) Menambah jumlah anggota dari simpanan pokok dan simapanan wajib dari 106 anggota dan bertambah 44 anggota di tahun 2019. Modal dari penyimpanan pokok dan simapanan wajib, penyertaan sebesar Rp57.740.000 menjadi Rp100.000.000,-

4) SHU di tahun buku 31 Desember 2018 sebesar Rp7.368.017,- menjadi 14.736.034,- (meningkat 100%) di tahun 2019.59

Adapun program yang sudah dijalankan dalam rangka melakukan pemberdayaan ummat adalah pemberian modal baik kepada pengurus kepada masyarakat lemah dalam mengembangkan usahanya. Sebagian besar masyarakat yang menjadi penerima bantuan ini adalah masyarakat pedagang yang ada di area Islamic Center. Program pemberian modal ini dirasa sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomiannya.

2. Pengelolaan Zakat Infak Shadaqoh (ZIS)

Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu menunaikannya (muzakki) dan diperuntukkan bagi mereka yang

59 H. Ilham, Dokumentasi Laporan RAT AD/ART, (Mataram, 2018).

berhak menerimanya (mustahik), dengan pengelolaan yang baik, zakat akan menjadi sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Semangat yang dibawa bersama perintah zakat adalah adanya perubahan kondisi seseorang dari mustahik menjadi muzakki, sehingga dengan bertambahnya jumlah muzakki akan mengurangi beban kemiskinan yang ada di masyarakat.

Takmir Masjid Raya Hubbul Wathan sebagai pengelola zakat akan merancang program secara terencana dan terukur. Parameter keberhasilan program yang digunakan adalah menitik beratkan pada efek pemberdayaan masyarakat. Tugas Takmir Masjid yang mengelola zakat tidak cukup hanya pada pemberian santunan dana, tapi bagaiman upaya-upaya pemberdayaan degan cara memandirikan mustahik agar terbebas dari jerat kemiskinan hingga terbiasa dan bangga menjadi mustahik selamanya. Pada prinsipnya, dana zakat itu adalah milik mustahik yang jumlahnya ada delapan kelompok sebagaimana dikemukakan dalam surat al-Baqarah ayat 60, yaitu fakir, miskin, amil zakat, muallaf, budak, orang yang mempunyai hutang, fii sabilillah dan ibnu sabil.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan zakat, infak dan sodaqoh yang dilakukan oleh Takmir Masjid dilihat dari sisi pemanfaatannya dapat digolongkan kepada dua model. Pertama, model distribusi konsumtif yaitu pendistribusian zakat, infak dan sodaqah yang pemanfaatannya langsung digunakan oleh mustahik, model ini dibagi menjadi dua model yaitu model distribusi konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif. Kedua, model distribusi

produktif yaitu pendistribusian zakat, infak dan sodaqah yang tidak langsung habis serta pendayagunaanya menimbulkan pengaruh secara ekonomi dan pemberdayaan mustahik. Model ini hanya berupa model distribusi produktif kreatif

a. Model distribusi konsumtif tradisional berupa program peduli pangan, program peduli kesehatan masyarakat islam, program dakwah Islamiyah, program kematian dan program peduli bencana.

b. Model distribusi konsumtif kreatif berupa program peduli pendidikan yang merupakan program gerakan sadar pendidikan untuk anak terlantar, anak jalanan dan yatim piatu. program ini berbentuk beasiswa pendidikan, selain itu juga upaya-upaya pemberdayaan memandirikan penerima beasiswa agar terbebas dari jerat kemiskinan.

c. Model distribusi produktif kreatif berupa kegiatan pendampingan dengan menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) dan pemberian sumbangan peningkatan dana usaha produktif bagi mustahiq dengan sistem Qordul Hasan, yaitu pinjaman modal usaha tanpa bunga.

Realisasinya, model distribusi produktif kreatif dalam bentuk kegiatan pendampingan dengan pendekatan Participatory Action Research (RAR) belum dapat direalisasikan, akan tetapi pemberian pinjaman modal usaha tanpa bunga kepada mustahik yang dapat direalisasikan. Kegiatan tersebut diarahkan pada sektor-sektor pengembangan ekonomi, dengan harapan hasilnya dapat mengangkat tarap kesejahteraan mustahik.

Model pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelola zakat, infak dan shodaqah yang dilakukan oleh Takmir Masjid Raya Hubbul Wathan senada dengan Amirul Inoed, yang menyebutkan bahwa pemanfaatan zakat dapat digolongkan dalam empat bentuk yaitu bersifat konsumtif tradisional, konsumtif kreatif, produktif tradisional dan produktif kreatif.60

Program penyaluran Zakat Infak dan Shadaqoh adalah program rutin yang dijalankan setiap tahunnya, khususnya pada hari raya kurban. Sumber dana dari ZIS ini adalah pengurus Masjid dan masyarakat umum. Sasaran dari penyaluran Zakat Infak dan Shadaqoh adalah masyarakat yang tinggal di area seputaran Islamic Center seperti kelurahan Karang Kelok, Dasan Agung, dan Gomong. Adapun bentuk yang diberikan dari ZIS ini adalah barang dan uang tunai. Seperti yang kesaksian yang telah diungkapkan oleh bapak Haris salah seorang warga kelurahan karang kelok mengatakan bahwa:

“saya sering mendapatkan sembako dari pengurus masjid Islamic center

biasanya kita dikasih pada waktu-waktu tertentu misalnya pada hari raya idul fitri, hari raya kurban juga biasanya pada pertengahan puasa.

Masyarakat di sini juga banyak yang dapat tapi tidak semuanya, hanya yang tidak mampu saja”61

Strategi penyaluran ZIS ini adalah dengan bekerjasama dengan kepala lingkungan, dan ketua RT melalui penyaringan dan rekomendasi yang

60Amiruddin Inoed. “Anatomi Fiqh Zakat” (Potret & Pemahaman Badan Amil Zakat Sumatera Selatan). hlm.13.

61Haris (warga), wawancara, tanggal 11 Mei 2019 pukul 10.15 WITA.

diberikan oleh kepala lingkungan. Adapun prioritas penerima ZIS ini adalah anak yatim, lansia dan masyarakat pengangguran. Seperti yang telah dijelaskan oleh H. Maksum selaku kepala lingkungan Muhajirin menyatakan bahwa:

“pengurus masjid Islamic center memang sering berkordinasi kepada

kami saat akan menyalurkan zakat. Kami yang mendata siapa saja masyarakat yang akan mendapatkan zakat dari masjid Islamic center tersebut, karena pihak masjid tidak punya data warga makanya mereka berkordinasi denga kami”62

selain itu pengurus masjid juga menyalurkan infaq dan sodakoh dengan cara membagikan makanan kepada jamaah pada saat selesai shalat jum’at. Hal ini dilakukan dengan mengambil sebagian infaq dan sodakoh yang telah terkumpul kemudian dipakai untuk membeli makanan yang akan dibagikan pada jama’ah yang solat jum’at di sana. Seperti yang telah diterangkan oleh H.

Rusdi selaku pengurus Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Center menyatakan bahwa:

“pada setiap hari jum’at kami dari pengurus Masjid selalu menyediakan makanan untuk jama’ah yang shalat jum’at di Masjid ini. Jadi setiap selesai shalat jum’at jama’ah bisa sekalian makan siang di sini.

Makanan tersebut dibeli dengan uang yang terkumpul dari infaq dan sodakoh yang dikeluarkan oleh masyarakat atau jama’ah yang mengeluarkan infaq dan sodakoh. Ini juga termasuk dalam

62 H. Maksum (kepala lingkungan), wawancara, tanggal 13 Mei 2019 pukul 11.23 WITA.

pendistribusian infaq dan sodakoh yang telah terkumpul supaya jama’ah terbantu dan tetap sejahtera”63

63 H. Rusdi (pengurus masjid), wawancara, tanggal 13 Mei 2019 pukul 12.15 WITA.

BAB III

Dokumen terkait