METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penetapan lokasi penelitian dari suatu penelitian sangatlah penting dalam rangka pertanggungjawaban data yang diperoleh. Oleh karena itu, lokasi penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu. Lokasi yang dipilih peneliti sebagai tempat penelitian adalah PT. Mustika Jati Makassar yang berlokasi di Jl.
Malengkeri No. 64 Daya, Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan waktu yang digunakan selama melakukan penelitian hingga selesainya penyusunan skripsi ini dimulai dari bulan April sampai Juni 2017.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2010:63) terdapat beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan, antara lain: Observasi (pengamatan), Interview (wawancara) dan dokumentasi.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Lapangan (Field Research), yang meliputi :
a. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian, tepatnya pada PT Mustika Jati Makassar.
b. Interview, yaitu bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara atau tatap muka secara langsung dengan
29
pimpinan perusahaan dan staff personil yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
c. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas.
2. Tinjauan Kepustakaan (Library research)
Yaitu bentuk pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari literatur- literatur, karya-karya ilmiah serta bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan penulisan.
3.3 Jenis dan Sumber data 3.3.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang dikemukakan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Data Kuantitatif
Adalah data yang berhubungan dengan penerapan biaya relevan dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus seperti harga jual, jumlah produksi yang menganggur, pendapatan perusahaan, serta data lainnya yang dapat menunjang pokok pembahasan proposal.
2. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa teks, kalimat atau kata-kata seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan informasi lainnya yang relevan dengan penulisan ini.
3.3.2 Sumber Data
Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh berupa formulir dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas serta literatur yang dibaca dan dijadikan acuan oleh penulis.
3.4 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah :
1. Analisis pemisahan biaya semi variabel kedalam biaya tetap dan biaya variabel, dengan menggunakan metode regresi kuadrat terkecil (least square regression method) sebagai mana dikemukakan oleh Bustami dan Nurlela (2013:16) dengan rumus :
Y = a + b (X) Dimana :
Y = Total Biaya Semi Variabel
X = Tingkat Aktivitas ( Variabel Bebas ) a = Total biaya tetap
b = Total biaya variable per unit aktivitas
Untuk menentukan parameter a dan b dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
31
2. Analisis pemilihan Alternatif relevan Cost dengan persamaan khusus dan tanpa pesanan khusus, dimana variable yang digunakan adalah contribution margin, dengan rumus (Sugiri, 2009:106).
Penjualan XXX
Biaya Variabel XXX
Marjin Kontribusi XXX
Biaya Tetap XXX
Laba bersih sebelum pajak XXX
Kriteria dalam pengambilan keputusan menurut Supriyono (2005:264),
Jika : Pendapatan relevan per unit > Biaya relevan maka pesanan khusus diterima.
Jika : Pendapatan relevan per unit < Biaya relevan per unit maka pesanan khusus ditolak.
3.5 Definisi Operasional
Definisi operasional yang dikemukakan dalam penyusunan proposal penelitian ini adalah :
1. Biaya atau cost adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang guna mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan.
2. Biaya relevan adalah biaya yang diharapkan dimasa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternative keputusan atau biaya relevan merupakan biaya yang terkait dengan keputusan operasional.
3. Pengambilan keputusan adalah suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah dengan cara atau teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.
4. Pesanan khusus adalah pesanan diluar produksi yang biasa perusahaan produksi, biasanya harga yang ditawarkan lebih murah dari pada harga jualnya.
33 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT. Mustika Jati Makassar
PT Mustika Jati Makassar adalah salah satu perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan kayu. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 0I Pebruari 1982 sesuai dengan akte pendirian No.10 dan Kantor Notaris Siske Limowa, SH. dan Akte Perubahan Notaris Siske Limowa, SH No. 118 tanggal 22 September 1982, dimana perubahan berbentuk Usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh bapak Haji Raupong sekaligus pemilik saham.
Sejak pendirian PT Mustika Jati Makassar dengan status perubahan sebagai produksi dan perdagangan, dengan wiIayah pemasaran meliputi Kota Makassar. Pada tahun 1986, PT Mustika Jati Makassar dasar melakukan diversifikasi produk berupa lemari, kursi set, kitchen set, living set, kusen dan pintu yang terbuat dari beberapa jenis kayu. Suatu perusahaan akan berhasil dan dapat mencapai prestasi kerja yang efektif dan efisien dari karyawan apabila terdapat suatu sistem kerja yang baik dan fungsi-fungsi yang ada harus jelas dalam melaksanakan tugas masing-masing dimana terdapat tugas dan wewenang serta tanggung jawab dan karyawan perusahaan.
Dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah direncanakan maka PT Mustika Jati Makassar sebagai produsen berbagai model kayu telah mengembangkan jaringan kerja antara satu unit lainnya untuk mendukung
terselenggaranya tujuan perusahaan dalam bentuk pencapaian keuntungan atau laba perusahaan yang maksimal melalui peningkatan omset penjualan produk kayu kepada setiap konsumen di wilayah Luwu Utara.
4.1.2 Visi dan Misi PT Mustika Jati Makassar 1. Visi
a. Menjadi perusahaan furniture yang professional yaitu sebuah perusahaan yang memiliki manajemen tepat guna dalam mengelola organisasi dn menjalankan usaha.
b. Merupakan suatu perusahaan yang memproduksi furniture interior lokal dengan kualitas yang dapat bersaing, sehingga dapat menyerap tenaga kerja lokal dan meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat.
c. menghasilkan produk berkualitas berupa desain perabot dan hiasan interior lokal yang memenuhi kebutuhan perabot rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan harga yang terjangkau.
2. Misi
a. Memperkenalkan produk berupa perabot dan aksesoris hiasan interior rumah kepada konsumen, yaitu mempromosikan keunggulan produk dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Menciptakan suatu desain produk yang kreatif dan inovatif berupa perabot rumah dengan desain klasik dan modern.
35
c. Meningkatkan kualitas produk berupa desain perabot dan desain hiasan interior rumah ditinjau dari segi kekuatan bahan dan nilai artistiknya sehingga memiliki nilai estetika yang tinggi.
d. Memberikan pelayanan prima kepada konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan.
e. Melakukan analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran furniture dan mengantisipasi resiko yang mungkin terjadi.
f. Memperluas akses pemasaran furniture.
4.1.3 Struktur Organisasi PT Mustika Jati Makassar
Dalam organisasi dengan segala aktivitas terdapat hubungan antara orang- orang yang menjalankan aktivitasnya sehingga banyak kegiatan yang dilakukan dalam organisasi makin kompleks juga hubungan-hubungan dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi yang merupakan salah syarat keberhasilan untuk menangani kegiatan usaha dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan. Tetapi struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan yang bersangkutan haruslah menguntungkan jika ditinjau dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel sehingga bila ada perluasaan keadaan tidak akan mengganggu susunan yang telah ada.
Untuk mendukung sistem jaringan kerja tersebut PT Mustika Jati Makassar telah menetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab atau struktur organisasi.
Struktur organisasinya berbentuk line staff dengan menetapkan aset manajer dan tiap manajer yang ada. Dalam usaha mewujudkan tujuan perusahaan, maka diperlukan suatu struktur organisasi yang baik. Organisasi ini sangat penting dalam
mempermudah konsentrasi karyawan melaksanakan tugas-tugasnya dan dengan penjelasan (uraian tugas) dan struktur organisasi berarti memperjelas spesifikasi pekerjaan dari setiap karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Struktur organisasi perusahaan berguna untuk mencapai pekerjaan yang baik dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka sebaiknya pembagian pekerjaan dapat diperjelas. Salah satu faktor yang dapat menunjang tercapainya pekerjaan yang efektif dan efesien yaitu diadakannya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada masing-masing karyawan. Struktur organisasi disamping mempermudah pengawasan atau terjadinya penyelewengan didalam tubuh perusahaan tersebut juga digunakan sebagai alat untuk mempermudah kegiatan operasional perusahaan.
Hubungan tata kerja ini dapat diperlihatkan dalam skema/gambar yang membentuk hubungan atau bagian dengan bagian yang lain yang ada dalam perusahaan dan struktur organisasi yang tersusun tersebut dibuat tugas dan tanggung jawab masing-masing unit, untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT Mustika Jati Makassar secara lengkap dapat dilihat dalam gambar 4.1 sebagai berikut ini :
37
4.1.4 Tugas dan Tanggungjawab
Melihat struktur organisasi diatas, maka dapatlah dijelaskan tentang tugas dan tanggung jawab dari tingkat manajemen yang ada sebagai berikut:
1. Direktur Utama
a. Mengangkat dan memberhentikan karyawan.
b. Mengevaluasi pelaksanaan tugas karyawan.
c. Menetapkan garis-garis kebijaksanaan perusahaan.
d. Memutuskan dan menyetujui program kerja.
e. Mengawasi tindakan-tindakan yang diputuskan oleh manajer.
f. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkut masalah perusahaan baik extern maupun intern.
2. Wakil Direktur
a. Menetapkan kebijaksanaan dibidang humas dan personalia.
b. Mengatur urusan rumah tangga, kesejahteraan karyawan dan keamanan perusahaan.
c. Mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian yang dibawahi.
3. Internal Audit
a. Mengawasi pelaksanaan kebijakan perusahaan yang ditetapkan oleh direksi.
b. Merencanakan, mengusulkan dan mengatur pelaksanaan program pengendalian intern untuk menjamin fungsi audit intern yang sebaik- baiknya.
39
c. Membuat laporan sehubungan dengan penjadwalan.
d. Menelaah dengan menilai kebenaran ketetapan pelaksanaan sistem prosedur akuntansi bila perlu diadakan perbaikan-perbaikan.
4. Manajer Pemasaran
a. Merencanakan kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien.
b. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas pemasaran.
c. Berusaha jumlah kebutuhan akan kendaraan bermotor setiap daerah pemasaran.
d. Membuat laporan berkala atas aktivitasnya.
e. Menerima kendaraan bermotor yang masuk di dalam perusahaan.
f. Membuat nota penjualan.
g. Membuat laporan aktivitas.
5. Manajer Keuangan
Manajer ini mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan masalah keuangan dalam rangka menunjang operasi perusahaan. Selanjutnya manajer keuangan bertanggung jawab kepada direktur atas seluruh aktivitasnya. Jelasnya manajer keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. Mengadakan atau membuat anggaran rencana keuangan.
b. Berusaha mencari dana untuk merealisasikan dana dan rencana kerja yang telah disetujui.
c. Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan tugas bagian kasir dan pembukuan.
d. Membuat kebijaksanaan kredit penjualan yang sesuai dengan kemampuan keuangan serta dengan persetujuan dari pimpinan.
e. Mengatur dan menyelenggarakan semua aktivitas yang menyangkut masalah keuangan setiap hari secara periodik.
f. Mempersiapkan dan menyusun laporan atas segala aktivitas perusahaan untuk setiap periode, seperti neraca, laporan rugi laba dan lain-lain.
6. Manajer Logistik
Manajer ini mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengadaan bahan baku yang dipasarkan. Manajer logistik bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitasnya Iangsung kepada direktur. Jelasnya manajer logistik memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:
a. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dibidang spare parts/service.
b. Menjamin kontinuitas tersedianya kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan dalam arti selaras dengan kemampuan bagian penjualan.
c. Mengurus administrasi barang di gudang.
d. Menerima barang yang masuk dalam gudang sesuai dengan nota.
e. Mengeluarkan barang sesuai dengan nota.
f. Mencatat barang yang masuk dan keluar pada kartu barang sesuai dengan jenis barang.
41
g. Mengatur jenis-jenis barang secara kelompok sehingga memudahkan untuk mengambil dan mengetahui stock barang.
7. Bagian Personalia
a. Mengawasi, menilai dan mengevaluasi kedisiplinan karyawan dalam perusahaan.
b. Membuat daftar usulan kenaikan gaji.
c. Membayar dan menerima karyawan baru.
d. Membuat usulan penerimaan karyawan baru.
43
Perusahaan PT. Mustika Jati Makassar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi furniture. Hasil produksi furniture PT. Mustika Jati Makassar berupa kursi set, lemari, kitchen set, dan living set. Proses pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar mengguakan material yang di datangkan dari jepara. Dalam proses produksinya terdapat beberapa tahap pembuatan furnitute PT.
Mustika Jati Makassar yaitu:
1. Material
Material merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar. Bahan baku yang digunakan di datangkan dari Jepara. Bahan baku yang di datangkan dari Jepara telah diproses menjadi komponen dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya serta mencakup proses pengukiran.
2. Perakitan
Dalam proses perakitan, komponen-komponen dari material yang telah diproses dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya kemudian dirakit menjadi furniture yang diinginkan. Dalam proses perakitan ini selain bahan mentah dibutuhkan bahan lain seperti lem kayu dan paku. Tenaga tukang kayu yang berpengalaman juga dibutuhkan dalam proses ini untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Finishing
Dalam proses finishing, furniture yang telah selesai dirakit kemudian diamplas.
Proses pengamplasan ini bertujuan untuk memperhalus bagian-bagian furniture yang masih kasar. Setelah pengamplasan, kemudian masuk dalam tahap dico.
Pada tahap dico ini dilakukan proses pengecatan, glowing, dan pengeringan. Pada tahap pengecatan dibutuhkan tenaga ahli agar produk yang telah melalui proses produksi yang benar tidak rusak dan sia-sia.
4. Bantalan
Furniture yang telah melalui proses finishing kemudian masuk pada proses bantalan dimana proses bantalan ini memerlukan bahan-bahan seperti kain, busa, dacron, karet ban, kain pelapis, paku, dan lem fox. Penyusunan bahan diawali dari karet ban. Karet ban digunakan sebagai inti dari kedudukan dan sandaran sofa, fungsinya sebagai penambah tekstur empuk pada dudukan sofa tersebut.
Tahap selanjutnya diikuti dengan pemasangan kain, busa, dacron, dan kain pelapis kemudian diberi lem fox dan dipaku.
5. Store
Setelah furniture melalui semua proses diatas, kemudian furniture dibawa ke store (toko) dan siap untuk dipasarkan.
4.1 Analisis Data
4.2.1 Analisis Kapasitas Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang dikerjakan perusahaan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang
45
banyak. Selain dapat memenuhi kebutuhan orang banyak hasil produksi perusahaan juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba sebesar-besarnya karena dengan adanya pencapaian tujuan dan sasaran dalam memperoleh laba yang optimal maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan perlu menerapkan manajemen perusahaan secara efisien dan efektif, sebab dengan pengelolaan manajemen keuangan yang efisien dan efektif maka tujuan perusahaan akan dapat tercapai.
PT. Mustika Jati Makassar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan furniture dimana dalam melakukan pengelolaan pembuatan furniture, perusahaan perlu melakukan kalkulasi biaya produksi agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan furniture.
Peran biaya dalam perusahaan industri berperan dalam kegiatan produksi.
Sebab tanpa biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, perusahaan tidak akan dapat menjalankan aktivitasnya secara efisien dan efektif. Dengan demikian maka peranan biaya sangat diperlukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksi.
Analisis biaya relevan adalah suatu analisis yang memperhitungkan besarnya biaya yang akan terjadi dan berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu dalam melakukan kalkulasi biaya relevan digunakan analisis biaya relevan.
dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, terlebih dahulu akan disajikan data kapasitas produksi furniture pada PT Mustika Jati Makassar yang disajikan melalui tabel sebaagai berikut :
Tabel 4.1
Kapasitas produksi PT Mustika Jati Makassar Tahun 2016
Bulan Kapasitas Normal (Unit)
(1)
Kapasitas Sesungguhnya
(Unit) (2)
Kapasitas Menganggur
(1)-(2)=(3)
Januari 22 19 3
Februari 24 22 2
Maret 25 22 3
April 27 24 3
Mei 29 24 5
Juni 32 29 3
Juli 35 31 4
Agustus 30 28 2
September 32 31 1
Oktober 34 30 4
November 35 33 2
Desember 36 34 4
Total 361 327 34
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkann tabel diatas, diketahui bahwa kapasitas produksi normal furniture PT. Mustika Jati Makassar tahun 2016 adalah sebesar 361 unit, sedangkan kapasitas sesungguhnya sebesar 327 unit, sehingga terdapat kapasitas mennganggur
47
(idle capacity) sebesar 34 unit. Akibat dari adanya kapasitas menganggur sebesar 34 unit, maka dijadikan sebagai pesanan khusus.
4.2.2 Analisis Biaya Produksi
Sebelum dilakukan analisis biaya relevan, maka terlebih dahulu akan disajikan data biaya produksi yang diperoleh dari PT. Mustika Jati Makassar yang dapata diuraikan melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2016
Keterangan Jumlah Bahan Baku
Harga Beli Bahan Baku
(RP)
Biaya Bahan Baku (Rp)
Kayu Jati 34 3.500.000 119.000.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, untuk memproduksi furniture pada PT. Mustika Jati Makassar tahun 2016 maka dibutuhkan bahan baku berupa kayu Jati. Harga kayu Jati sebesar Rp. 3.500.000, sehingga pembelian kayu Jati untuk pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar adalah sebesar 34 x Rp.
3.500.000. = Rp.119.000.000.
Tabel 4.3
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2016 No. Jam Tenaga
Kerja
Jumlah Hari Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
Upah Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
1. Bagian Perakitan 288 5 50.000 72.000.000
2. Bagian Finishing 96 3 1.500.000 432.000.000
3. Bagian Bantalan 96 2 1.750.000 336.000.000
Total 840.000.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, kemudian besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi furniture selama tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagian Perakitan
Adapun jumlah jam kerja dalam proses pembuatan 1 unit furniture menurut perusahaan memerlukan jumlah jam kerja sebesar 8 jam dalam sehari, sehingga dalam setahun memerlukan jam kerja sebanyak 2.304 jam ( 8 x 24hari x 12bulan ) dengan jumlah tenaga kerja 5 orang. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 72.000.000 ( 5orang x Rp 50.000/hari x 24hari x 12bulan ).
2. Bagian finishing ( Dico )
Adapun jumlah jam kerja pada tahap finishing (Dico) ini adalah 3 jam dalam sehari. Sedangkan bagian finishing hanya membutuhkan waktu dua hari dalam
49
seminggu, sehingga dalam sebulan membutuhkan waktu 24 jam (3jam x 8 Hari) dengan jumlah tenaga kerja 3 orang. Biaya tenaga kerja langsung pada tahap finishing ( Dico ) ini adalah sebesar Rp 432.000.000 ( 3orang x Rp 1.500.000 x 8hari x 12bulan).
3. Bagian Bantalan
Adapun jumlah jam kerja pada tahap bantalan ini adalah 3 jam dalam sehari.
Sedangkan bagian bantalan hanya membutuhkan waktu dua hari dalam seminggu, sehingga dalam sebulan membutuhkan waktu 24 jam (3 jam x 8 Hari) dengan jumlah tenaga kerja 2 orang. Biaya tenaga kerja langsung pada tahap bantalan ini adalah sebesar Rp 336.000.000 ( 2orang x Rp 1.750.000 x 8hari x 12bulan).
Kemudian besarnya biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi meubel selama tahun 2016, dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik PT. Mustika Jati Makassar Tahun 2016
1) Biaya Penolong Rp 35.755.000
2) Biaya Listrik Rp 4.500.000
3) Biaya Promosi Rp 6.000.000
4) Biaya Transportasi Rp 50.000.000
5) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 60.000.000
6) Biaya Tak Terduga Rp 7.000.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 163.255.000
Berkaitan dengan data biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka selanjutnya dapat disajikan data biaya semi variabel yakni sebagai berikut :
Tabel 4.4
Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Dalam Proses Produksi Furniture pada PT.Mustika Jati Makassar ( Semi Variabel )
Tahun 2016
Bulan Biaya Reparasi dan Aktiva Tetap
(Rp)
Januari 200.000
Februari 175.000
Maret 150.000
April 210.000
Mei 150.000
Juni 355.000
Juli 370.000
Agustus 250.000
September 200.000
Oktober 225.000
November 250.000
Desember 425.000
Total 2.960.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkan tabel diatas mengenai biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, maka dapat dilakukan pemisahan biaya variabel kedalam komponen biaya
51
variabel dan biaya tetap yang dapat ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5
Regresi Volume Produksi Dengan Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Bulan Januari s/d Bulan Desember Tahun 2016
Bulan
Volume Produksi
(X)
Biaya Pemeliharaan
Aktiva Tetap (Y)
X2 XY
Januari 22 200.000 484 4.400.000
Februari 24 175.000 576 4.200.000
Maret 25 150.000 625 3.375.000
April 27 210.000 729 5.670.000
Mei 29 150.000 841 4.350.000
Juni 32 355.000 1.024 11.360.000
Juli 35 370.000 1.225 12.950.000
Agustus 30 250.000 900 7.500.000
September 32 200.000 1.024 6.400.000
Oktober 34 225.000 1.156 7.650.000
November 35 250.000 1.225 8.750.000
Desember 36 425.000 1.296 15.300.000
Total 361 2.960.000 11.105 91.905.000
Sumber : Hasil Olahan Data 2016
Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil regresi antara volume produksi dengan biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap dari bulan Januari s/d bulan
Desember tahun 2016 maka selanjutnya besarnya biaya variabel perunit (b) dapat ditentukan melalui rumus sebagai berikut :
b =
b =
b =
b =
b = 11.670,64
Sedangkan nilai a dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut : a =
a =
a =
a = 104.425,08
Dengan demikian persamaan trend linier adalah : Y = -104.425,08 + 11.670,64 (X)
Kemudian pemisahan biayasemi variabel dapat ditentukan sebagai berikut : Biaya tetap (a) = 104.425,08 x 12 bulan Rp 1.253.100,96
53
Biaya variabel (b) = 11.670,64 x 361 Rp 4.213.101,04 (+)
Total biaya Rp 5.466.202
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, sebelum penentuan biaya relevan maka terlebih dahulu akan disajikan kalkulasi biaya produksi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6
Besarnya Kalkulasi Biaya Produksi Tahun 2016
Jenis Biaya Produksi
Biaya Produksi Total Biaya Per Unit A. Biaya Variabel
Biaya bahan baku 119.000.000 329.639,9
Biaya bahan penolong 35.755.000 99.044,32
Biaya tenaga kerja langsung 840.000.000 2.326.869,8
Biaya listrik 3.250.000. 9.002,77
Biaya promosi 6.000.000 16.620,5
Biaya transportasi 35.000.000 96.953
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
2.260.000 6.260,38
Biaya tak terduga 18.000.000 49.862,5
Total biaya variabel 1.048.265.000 2.934.253,17 B. Biaya tetap
Biaya lisrik 1.750.000 4.847,64
Biaya tenaga kerja tak langsung 60.000.000 166.205 Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap
27.786.700 76.971,46
Total biaya tetap 89.536.700 248.024,1
Total biaya produksi 1.137.801.700 3.182.277,27 Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berikutnya akan disajikan penentuan biaya relevan yang dapat duraikan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Biaya Relevan dan Tidak Relevan Untuk Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Tahun 2016
Jenis Biaya Relevan/Unit Tidak Relevan/unit
Biaya bahan baku 329.639,9
Biaya tenaga kerja langsung 2.326.869,8 Biaya overhead pabrik :
Biaya penolong 99.044,32
Biaya listrik 9.002,77 4.847,64
Biaya promosi 16.620,5
Biaya transportasi 96.953
Biaya tak terduga 49.862,5
Biaya tenaga kerja tak langsung
166.205 Biaya reparasi dan
pemeliharaan
6.260,38 76.971,46
Jumlah 2.934.253,17 248.024,1
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar