BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.4 Tugas dan Tanggungjawab
39
c. Membuat laporan sehubungan dengan penjadwalan.
d. Menelaah dengan menilai kebenaran ketetapan pelaksanaan sistem prosedur akuntansi bila perlu diadakan perbaikan-perbaikan.
4. Manajer Pemasaran
a. Merencanakan kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien.
b. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas pemasaran.
c. Berusaha jumlah kebutuhan akan kendaraan bermotor setiap daerah pemasaran.
d. Membuat laporan berkala atas aktivitasnya.
e. Menerima kendaraan bermotor yang masuk di dalam perusahaan.
f. Membuat nota penjualan.
g. Membuat laporan aktivitas.
5. Manajer Keuangan
Manajer ini mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan masalah keuangan dalam rangka menunjang operasi perusahaan. Selanjutnya manajer keuangan bertanggung jawab kepada direktur atas seluruh aktivitasnya. Jelasnya manajer keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
a. Mengadakan atau membuat anggaran rencana keuangan.
b. Berusaha mencari dana untuk merealisasikan dana dan rencana kerja yang telah disetujui.
c. Mengkoordinir dan mengendalikan pelaksanaan tugas bagian kasir dan pembukuan.
d. Membuat kebijaksanaan kredit penjualan yang sesuai dengan kemampuan keuangan serta dengan persetujuan dari pimpinan.
e. Mengatur dan menyelenggarakan semua aktivitas yang menyangkut masalah keuangan setiap hari secara periodik.
f. Mempersiapkan dan menyusun laporan atas segala aktivitas perusahaan untuk setiap periode, seperti neraca, laporan rugi laba dan lain-lain.
6. Manajer Logistik
Manajer ini mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pengadaan bahan baku yang dipasarkan. Manajer logistik bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitasnya Iangsung kepada direktur. Jelasnya manajer logistik memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut:
a. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi serta bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dibidang spare parts/service.
b. Menjamin kontinuitas tersedianya kendaraan bermotor sesuai dengan kebutuhan dalam arti selaras dengan kemampuan bagian penjualan.
c. Mengurus administrasi barang di gudang.
d. Menerima barang yang masuk dalam gudang sesuai dengan nota.
e. Mengeluarkan barang sesuai dengan nota.
f. Mencatat barang yang masuk dan keluar pada kartu barang sesuai dengan jenis barang.
41
g. Mengatur jenis-jenis barang secara kelompok sehingga memudahkan untuk mengambil dan mengetahui stock barang.
7. Bagian Personalia
a. Mengawasi, menilai dan mengevaluasi kedisiplinan karyawan dalam perusahaan.
b. Membuat daftar usulan kenaikan gaji.
c. Membayar dan menerima karyawan baru.
d. Membuat usulan penerimaan karyawan baru.
43
Perusahaan PT. Mustika Jati Makassar merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi furniture. Hasil produksi furniture PT. Mustika Jati Makassar berupa kursi set, lemari, kitchen set, dan living set. Proses pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar mengguakan material yang di datangkan dari jepara. Dalam proses produksinya terdapat beberapa tahap pembuatan furnitute PT.
Mustika Jati Makassar yaitu:
1. Material
Material merupakan bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar. Bahan baku yang digunakan di datangkan dari Jepara. Bahan baku yang di datangkan dari Jepara telah diproses menjadi komponen dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya serta mencakup proses pengukiran.
2. Perakitan
Dalam proses perakitan, komponen-komponen dari material yang telah diproses dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya kemudian dirakit menjadi furniture yang diinginkan. Dalam proses perakitan ini selain bahan mentah dibutuhkan bahan lain seperti lem kayu dan paku. Tenaga tukang kayu yang berpengalaman juga dibutuhkan dalam proses ini untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.
3. Finishing
Dalam proses finishing, furniture yang telah selesai dirakit kemudian diamplas.
Proses pengamplasan ini bertujuan untuk memperhalus bagian-bagian furniture yang masih kasar. Setelah pengamplasan, kemudian masuk dalam tahap dico.
Pada tahap dico ini dilakukan proses pengecatan, glowing, dan pengeringan. Pada tahap pengecatan dibutuhkan tenaga ahli agar produk yang telah melalui proses produksi yang benar tidak rusak dan sia-sia.
4. Bantalan
Furniture yang telah melalui proses finishing kemudian masuk pada proses bantalan dimana proses bantalan ini memerlukan bahan-bahan seperti kain, busa, dacron, karet ban, kain pelapis, paku, dan lem fox. Penyusunan bahan diawali dari karet ban. Karet ban digunakan sebagai inti dari kedudukan dan sandaran sofa, fungsinya sebagai penambah tekstur empuk pada dudukan sofa tersebut.
Tahap selanjutnya diikuti dengan pemasangan kain, busa, dacron, dan kain pelapis kemudian diberi lem fox dan dipaku.
5. Store
Setelah furniture melalui semua proses diatas, kemudian furniture dibawa ke store (toko) dan siap untuk dipasarkan.
4.1 Analisis Data
4.2.1 Analisis Kapasitas Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan atau tindakan yang dikerjakan perusahaan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang
45
banyak. Selain dapat memenuhi kebutuhan orang banyak hasil produksi perusahaan juga bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba sebesar-besarnya karena dengan adanya pencapaian tujuan dan sasaran dalam memperoleh laba yang optimal maka perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya.
Dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan perlu menerapkan manajemen perusahaan secara efisien dan efektif, sebab dengan pengelolaan manajemen keuangan yang efisien dan efektif maka tujuan perusahaan akan dapat tercapai.
PT. Mustika Jati Makassar merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan furniture dimana dalam melakukan pengelolaan pembuatan furniture, perusahaan perlu melakukan kalkulasi biaya produksi agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pembuatan furniture.
Peran biaya dalam perusahaan industri berperan dalam kegiatan produksi.
Sebab tanpa biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, perusahaan tidak akan dapat menjalankan aktivitasnya secara efisien dan efektif. Dengan demikian maka peranan biaya sangat diperlukan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksi.
Analisis biaya relevan adalah suatu analisis yang memperhitungkan besarnya biaya yang akan terjadi dan berbeda diantara alternatif yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu dalam melakukan kalkulasi biaya relevan digunakan analisis biaya relevan.
dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, terlebih dahulu akan disajikan data kapasitas produksi furniture pada PT Mustika Jati Makassar yang disajikan melalui tabel sebaagai berikut :
Tabel 4.1
Kapasitas produksi PT Mustika Jati Makassar Tahun 2016
Bulan Kapasitas Normal (Unit)
(1)
Kapasitas Sesungguhnya
(Unit) (2)
Kapasitas Menganggur
(1)-(2)=(3)
Januari 22 19 3
Februari 24 22 2
Maret 25 22 3
April 27 24 3
Mei 29 24 5
Juni 32 29 3
Juli 35 31 4
Agustus 30 28 2
September 32 31 1
Oktober 34 30 4
November 35 33 2
Desember 36 34 4
Total 361 327 34
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkann tabel diatas, diketahui bahwa kapasitas produksi normal furniture PT. Mustika Jati Makassar tahun 2016 adalah sebesar 361 unit, sedangkan kapasitas sesungguhnya sebesar 327 unit, sehingga terdapat kapasitas mennganggur
47
(idle capacity) sebesar 34 unit. Akibat dari adanya kapasitas menganggur sebesar 34 unit, maka dijadikan sebagai pesanan khusus.
4.2.2 Analisis Biaya Produksi
Sebelum dilakukan analisis biaya relevan, maka terlebih dahulu akan disajikan data biaya produksi yang diperoleh dari PT. Mustika Jati Makassar yang dapata diuraikan melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Anggaran Biaya Bahan Baku Tahun 2016
Keterangan Jumlah Bahan Baku
Harga Beli Bahan Baku
(RP)
Biaya Bahan Baku (Rp)
Kayu Jati 34 3.500.000 119.000.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa, untuk memproduksi furniture pada PT. Mustika Jati Makassar tahun 2016 maka dibutuhkan bahan baku berupa kayu Jati. Harga kayu Jati sebesar Rp. 3.500.000, sehingga pembelian kayu Jati untuk pembuatan furniture PT. Mustika Jati Makassar adalah sebesar 34 x Rp.
3.500.000. = Rp.119.000.000.
Tabel 4.3
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2016 No. Jam Tenaga
Kerja
Jumlah Hari Kerja
Jumlah Tenaga Kerja
Upah Tenaga
Kerja
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
1. Bagian Perakitan 288 5 50.000 72.000.000
2. Bagian Finishing 96 3 1.500.000 432.000.000
3. Bagian Bantalan 96 2 1.750.000 336.000.000
Total 840.000.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, kemudian besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi furniture selama tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagian Perakitan
Adapun jumlah jam kerja dalam proses pembuatan 1 unit furniture menurut perusahaan memerlukan jumlah jam kerja sebesar 8 jam dalam sehari, sehingga dalam setahun memerlukan jam kerja sebanyak 2.304 jam ( 8 x 24hari x 12bulan ) dengan jumlah tenaga kerja 5 orang. Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 72.000.000 ( 5orang x Rp 50.000/hari x 24hari x 12bulan ).
2. Bagian finishing ( Dico )
Adapun jumlah jam kerja pada tahap finishing (Dico) ini adalah 3 jam dalam sehari. Sedangkan bagian finishing hanya membutuhkan waktu dua hari dalam
49
seminggu, sehingga dalam sebulan membutuhkan waktu 24 jam (3jam x 8 Hari) dengan jumlah tenaga kerja 3 orang. Biaya tenaga kerja langsung pada tahap finishing ( Dico ) ini adalah sebesar Rp 432.000.000 ( 3orang x Rp 1.500.000 x 8hari x 12bulan).
3. Bagian Bantalan
Adapun jumlah jam kerja pada tahap bantalan ini adalah 3 jam dalam sehari.
Sedangkan bagian bantalan hanya membutuhkan waktu dua hari dalam seminggu, sehingga dalam sebulan membutuhkan waktu 24 jam (3 jam x 8 Hari) dengan jumlah tenaga kerja 2 orang. Biaya tenaga kerja langsung pada tahap bantalan ini adalah sebesar Rp 336.000.000 ( 2orang x Rp 1.750.000 x 8hari x 12bulan).
Kemudian besarnya biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi meubel selama tahun 2016, dapat ditentukan sebagai berikut :
Biaya Overhead Pabrik PT. Mustika Jati Makassar Tahun 2016
1) Biaya Penolong Rp 35.755.000
2) Biaya Listrik Rp 4.500.000
3) Biaya Promosi Rp 6.000.000
4) Biaya Transportasi Rp 50.000.000
5) Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung Rp 60.000.000
6) Biaya Tak Terduga Rp 7.000.000
Jumlah Biaya Overhead Pabrik Rp 163.255.000
Berkaitan dengan data biaya overhead pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan, maka selanjutnya dapat disajikan data biaya semi variabel yakni sebagai berikut :
Tabel 4.4
Biaya Reparasi Dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Dalam Proses Produksi Furniture pada PT.Mustika Jati Makassar ( Semi Variabel )
Tahun 2016
Bulan Biaya Reparasi dan Aktiva Tetap
(Rp)
Januari 200.000
Februari 175.000
Maret 150.000
April 210.000
Mei 150.000
Juni 355.000
Juli 370.000
Agustus 250.000
September 200.000
Oktober 225.000
November 250.000
Desember 425.000
Total 2.960.000
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berdasarkan tabel diatas mengenai biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, maka dapat dilakukan pemisahan biaya variabel kedalam komponen biaya
51
variabel dan biaya tetap yang dapat ditentukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.5
Regresi Volume Produksi Dengan Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap Bulan Januari s/d Bulan Desember Tahun 2016
Bulan
Volume Produksi
(X)
Biaya Pemeliharaan
Aktiva Tetap (Y)
X2 XY
Januari 22 200.000 484 4.400.000
Februari 24 175.000 576 4.200.000
Maret 25 150.000 625 3.375.000
April 27 210.000 729 5.670.000
Mei 29 150.000 841 4.350.000
Juni 32 355.000 1.024 11.360.000
Juli 35 370.000 1.225 12.950.000
Agustus 30 250.000 900 7.500.000
September 32 200.000 1.024 6.400.000
Oktober 34 225.000 1.156 7.650.000
November 35 250.000 1.225 8.750.000
Desember 36 425.000 1.296 15.300.000
Total 361 2.960.000 11.105 91.905.000
Sumber : Hasil Olahan Data 2016
Berdasarkan tabel diatas mengenai hasil regresi antara volume produksi dengan biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap dari bulan Januari s/d bulan
Desember tahun 2016 maka selanjutnya besarnya biaya variabel perunit (b) dapat ditentukan melalui rumus sebagai berikut :
b =
b =
b =
b =
b = 11.670,64
Sedangkan nilai a dapat ditentukan melalui perhitungan sebagai berikut : a =
a =
a =
a = 104.425,08
Dengan demikian persamaan trend linier adalah : Y = -104.425,08 + 11.670,64 (X)
Kemudian pemisahan biayasemi variabel dapat ditentukan sebagai berikut : Biaya tetap (a) = 104.425,08 x 12 bulan Rp 1.253.100,96
53
Biaya variabel (b) = 11.670,64 x 361 Rp 4.213.101,04 (+)
Total biaya Rp 5.466.202
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, sebelum penentuan biaya relevan maka terlebih dahulu akan disajikan kalkulasi biaya produksi yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.6
Besarnya Kalkulasi Biaya Produksi Tahun 2016
Jenis Biaya Produksi
Biaya Produksi Total Biaya Per Unit A. Biaya Variabel
Biaya bahan baku 119.000.000 329.639,9
Biaya bahan penolong 35.755.000 99.044,32
Biaya tenaga kerja langsung 840.000.000 2.326.869,8
Biaya listrik 3.250.000. 9.002,77
Biaya promosi 6.000.000 16.620,5
Biaya transportasi 35.000.000 96.953
Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap
2.260.000 6.260,38
Biaya tak terduga 18.000.000 49.862,5
Total biaya variabel 1.048.265.000 2.934.253,17 B. Biaya tetap
Biaya lisrik 1.750.000 4.847,64
Biaya tenaga kerja tak langsung 60.000.000 166.205 Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap
27.786.700 76.971,46
Total biaya tetap 89.536.700 248.024,1
Total biaya produksi 1.137.801.700 3.182.277,27 Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
Berikutnya akan disajikan penentuan biaya relevan yang dapat duraikan sebagai berikut :
Tabel 4.7
Biaya Relevan dan Tidak Relevan Untuk Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Tahun 2016
Jenis Biaya Relevan/Unit Tidak Relevan/unit
Biaya bahan baku 329.639,9
Biaya tenaga kerja langsung 2.326.869,8 Biaya overhead pabrik :
Biaya penolong 99.044,32
Biaya listrik 9.002,77 4.847,64
Biaya promosi 16.620,5
Biaya transportasi 96.953
Biaya tak terduga 49.862,5
Biaya tenaga kerja tak langsung
166.205 Biaya reparasi dan
pemeliharaan
6.260,38 76.971,46
Jumlah 2.934.253,17 248.024,1
Sumber : PT. Mustika Jati Makassar
55
Tabel 4.8
Volume Penjualan Furniture PT. Mustika Jati Makassar Tahun 2016
Bulan Volume penjualan furniture (unit)
Januari 19
Februari 21
Maret 20
April 22
Mei 21
Juni 27
Juli 30
Agustus 27
September 31
Oktober 28
November 30
Desember 32
Total 308
Sumber : PT. Mustika jati Makassar
Berdasarkan tabel diatas, maka dikemukakan bahwa volume penjualan furniture dalam tahun 2016 sebesar 308 unit yang dijual dengan harga perunit Rp 6.000.000. Dari 34 unit kapasitas yang menganggur terdapat sebesar 53% pesanan
khusus yang diterima, sehingga perusahaan akan memanfaatkan kapasitas yang menganggur dengan menerima pesanan khusus sebagai berikut :
1. PT. Mustika Jati Makassar menerima pesanan khusus pada bulan Juni 2016 sebanyak 6 unit dengan harga Rp 4.750.000 perunit.
2. PT. Mustika Jati Makassar menerima pesanan khusus pada bulan Oktober 2016 sebanyak 7 unit dengan harga Rp 4.200.000 perunit.
3. PT. Mustika Jati Makassar menerima pesanan khusus pada bulan Desember 2016 sebanyak 5 unit dengan harga Rp 4.000.000 perunit.
Dari pernyataan tersebut diatas, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi dengan variabel costing selama tahun 2016 yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.9
Perhitungan Laba Rugi Dengan Variabel Costing Tahun 2016
Penjualan (308 x Rp 6.000.000) Rp 1.848.000.000
Biaya variabel (Rp 1.063.466.347,5)
Contribusi Margin Rp 898.533.652,5
Biaya tetap :
Biaya listrik Rp 706.440,84
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp 60.000.000 Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap Rp 2.457.788,28
57
Jumlah biaya tetap Rp (63.164.229,12)
Laba bersih sebelum pajak Rp 835.369.423,38
Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Dari data mengenai perhitungan laba rugi dengan variabel costing untuk tahun 2016 maka, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp 835.369.423,38 maka perusahaan memanfaatkan kapasitas menganggur dengan menerima pesanan khusus.
Berdasarkan data pesanan khusus yang ada selanjutnya akan disajikan pendapatan biaya relevan atas pesanan khusus pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Analisis Biaya Relevan Dalam Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Bulan Juni Tahun 2016
(Alternatif I Harga Jual Rp 4.750.000)
Keterangan Tanpa
Pesanan Khusus
Pesanan Khusus
Selisih
Penjualan :
(6.000.000 x 327) 1.962.000.000 1.962.000.000 - Pesanan khusus
(4.750.000 x 6) - 28.500.000 28.500.000
Total Penjualan 1.962.000.000 1.990.500.000 28.500.000 Biaya Variabel
(327 x 3.247.007,76) 1.061.771.537,5 1.061.771.537,5 -
(6 x 3.247.007,76) - 19.482.046,56 19.482.046,56 Total Biaya Variabel 1.061.771.537,5 1.081.253.584,1 19.482.046,56 Kontribusi Margin 900.228.462,5 909.246.415,94 9.017.953,44
Biaya Tetap 63.164.229,19 63.164.229,19 -
Laba Sebelum Pajak 837.064.233,31 846.082.186,75 9.017.953,44 Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Berdasarkan tabel 4.10 yaitu analisis biaya relevan menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan Juni yang menunjukkan bahwa dengan pesanan khusus sebesar enam unit dan harga jual perunit sebesar Rp 4.750.000 dapat diterima sebab tambahan laba yang diperoleh sebesar Rp 9.017.953,44 dan selain, itu harga jual perunit > biaya variabel perunit.
Selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi atas pesana khusus yang dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.11
Kalkulasi Perhitungan Laba Rugi Atas Pesanan Khusus Pada Bulan Juni 2016
(Alternatif I Harga Jual Rp 4.750.000)
Pendapatan relevan 6 unit x Rp 4.750.000 Rp 28.500.000 Biaya relevan 6 unit x Rp 3.247.007,76 (Rp 19.482.046,56)
Laba relevan Rp 9.017.953,44
Sumber : Hasil Olahan Data 2017
59
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa pesanan khusus untuk alternatif 1 dapat diterima sebab pesanan khusus tersebut dapat memberikan keuntungan sebesar Rp 9.017.953,44.
Selanjutnya akan disajikan pendapatan biaya relevan atas pesanan khusus untuk alternatif II dengan harga jual Rp 4.200.000 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Analisis Biaya Relevan Dalam Kepurusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Bulan Oktober Tahun 2016
(Alternatif II Harga Jual Rp 4.200.000)
Keterangan Tanpa
Pesanan Khusus
Pesanan Khusus
Selisih
Penjualan :
(6.000.000 x 327) 1.962.000.000 1.962.000.000 - Pesanan khusus
(4.200.000 x 7) - 29.400.000 29.400.000
Total Penjualan 1.962.000.000 1.991.400.000 29.400.000 Biaya Variabel
(327 x 3.247.007,76) 1.061.771.537,5 1.061.771.537,5 -
(7 x 3.247.007,76) - 22.729.054,32 22.729.054,32
Total Biaya Variabel 1.061.771.537,5 1.084.500.591,8 22.729.054,32 Kontribusi Margin 900.228.462,5 906.889.408,2 6.670.945,7
Biaya Tetap 63.164.229,19 63.164.229,19 -
Laba Sebelum Pajak 837.064.233,31 843.735.179,01 6.670.945,7 Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Berdasarkan tabel 4.12 yaitu analisis biaya relevan menerima atau menolak pesanak khusus pada bulan Oktober yang menunjukkan bahwa dengan pesanan
khusus sebesar tujuh unit dan harga jual perunit sebesar Rp 4.200.000 dapat diterima sebab tambahan laba yang diperoleh sebesar Rp 6.670.945,7.
Selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi atas pesanan khusus yang dapat dilihat melalui tabel berikut :
Tabel 4.13
Kalkulasi Perhitungan Laba Rugi Atas Pesanan Khusus Pada Bulan Oktober 2016
(Alternatif II Harga Jual Rp 4.200.000)
Pendapatan relevan 7 unit x Rp 4.200.000 Rp 29.400.000 Biaya relevan 7 unit x Rp 3.247.007,76 Rp 22.729.054,32
Laba relevan Rp 6.670.945,7
Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pesanan khusus pada bulan Oktober dapat diterima sebab jumlah pesanan khusus dapat mendatangkan keuntungan sebesar Rp 6.670.945,7.
Selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi atas pesanan khusus bulan Desember yang dapat dilihat melalui tabel 4.14 sebagai berikut :
Tabel 4.14
Analisis Biaya Relevan Dalam Keputusan Menerima Atau Menolak Pesanan Khusus Bulan Desember Tahun 2016
(Alternatif III Harga Jual Rp 4.000.000)
Keterangan Tanpa
Pesanan Khusus
Pesanan Khusus
Selisih
61
Penjualan :
(6.000.000 x 327) 1.962.000.000 1.962.000.000 - Pesanan khusus
(4.000.000 x 5) - 20.000.000 20.000.000
Total Penjualan 1.962.000.000 1.982.000.000 20.000.000 Biaya Variabel
(327 x 3.247.007,76) 1.061.771.537,5 1.061.771.537,5 -
(5 x 3.247.007,76) - 16.235.038,8 16.235.038,8
Total Biaya Variabel 1.061.771.537,5 1.078.006.576,3 16.235.038,8 Kontribusi Margin 900.228.462,5 903.993.423,7 3.764.961,2
Biaya Tetap 63.164.229,19 63.164.229,19 -
Laba Sebelum Pajak 837.064.233,31 840.829.194,51 3.764.961,2 Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Berdasarkan tabel 4.14 yaitu analaisis biaya relevan menerima atau menolak pesanan khusus pada bulan Desember yang menunjukkan bahwa dengan pesanan khusus sebesar lima unit dan harga jual perunit sebesar Rp 4.00.000 dapat diterima sebab tambahan laba yang diperoleh sebesar Rp 3.764.961,2.
Selanjutnya akan disajikan perhitungan laba rugi atas pesana khusus yang dapat dilihat melalui tabel berikut
Tabel 4.15
Kalkulasi Perhitungan Laba Rugi Atas Pesanan Khusus Pada Bulan Desember 2016
(Alternatif III Harga Jual Rp 4.000.000)
Pendapatan relevan 5 unit x Rp 4.000.000 Rp 20.000.000 Biaya relevan 5 unit x Rp 3.247.007,76 Rp 16.235.038,8
Laba relevan Rp 3.764.961,2
Sumber : Hasil Olahan Data 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa pesanan khusus pada bulan Desenber dapat diterima sebab jumlah pesanan khusus dapat mendatangkan keuntungan sebesar Rp 3.764.961,2.
63 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis perhitungan biaya relevan sebagai alat pengambilan keputusan menerima atau menolak suatu pesanan khusus pada perusahaan PT. Mustika Jati Makassar. maka ditarik kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisis mengenai biaya relevan, dalam pengambilan keputusan atas menolak atau menerima pesanan khusus dari alternatif yang diajukan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan.
2. Sedangkan dari hasil analisis pesanan khusus menunjukkan bahwa pesanan khusus pada bulan Juni, Oktober, dan Desember dapat diterima karena mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan.
5.2 SARAN
Setelah penulis menyimpulkan dari hasil analisis, maka penulis menyarankan kepada perusahaan :
1. Disarankan agar perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan lagi volume produksi furniture, agar dapat meningkatkan laba.
2. Disarankan pula agar perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi furniture, maka hendaknya menggunakan perhitungan biaya relevan dalam pemilihan
alternatif menerima atau menolak pesanan khusus, karena hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar margin laba yang dicapai oleh perusahaan.