• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode penelitian

Setting kelas berbentuk huruf U lebih dianjurkan daripada bentuk berjajar (teater)

3. Bicaralah yang jelas dengan posisi wajah menghadap siswa

Anak berkebutuhan khusus duduk dibarisan depan agar mereka dapat melihat guru dan penjelasan yang tertulis di papan tulis dengan lebih baik

4. Manfaatkan semua metode komunikasi

Perlu diingat bahwa hal yang tidak bisa dilihat oleh anak tetap dapat mereka dengar dan/atau sentuh. Hal yang tidak bias mereka dengar, dapat mereka lihat

5. Gunakan strategi pengajaran yang efisien

Strategi pengajaran untuk anak berkebutuhan khusus oleh Swanson 6. Utamakan dukungan teman sebaya

Jelaskan pada anak non berkebutuhan khusus bahwa mereka berperan dalam mencegah terjadinya gangguan atau intimidasi terhadap teman mereka yang berkebutuhan khusus

7. Manfaatkan materi pengajaran yang ada sebaik mungkin

Gunakan sumber belajar yang sederhana yang terdapat disekitar anda misalnya, tanaman di lingkungan sekolah, lidi/ranting kayu untuk menghitung, gambar-gambar dari majalah bekas, kartu menggambar, dan lain-lain.

8. Beri penjelasan pada semua anak mengenai disabilitas

Salah satu cara untuk menjelaskan hal ini dengan efektif adalah dengan mengundang disabilitas (dewasa) untuk mengunjungi kelas dan berbicara pada murid-murid anda

9. Buatlah kelas seaksesibel mungkin

Contohnya gunakan warna-warna cerah untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah dan aksesibel. Gunakan gorden atau dekorasi dinding dari bahan tekstil untuk mengurangi kegaduhan.

10. Berbagilah pengalaman

Bagilah pengalaman, tantangan, dan praktek strategi pengajaran efektif, dan juga sumber daya yang dimiliki dengan guru atau sekolah lain.39

G. Metode Penelitian

keterangan-keterangan yang berbentuk uraian, bukan dalam bentuk angka atau simbol.

Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang bermaksud memahami penomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.40

Sehubungan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama bertindak sebagai pelaksana, pengamat, dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai pelaksana, peneliti melaksanakn penelitian di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong Baru Mataram. Peneliti sebagai pengamat mengamati bagaimana pelaksanaan pengelolaan kelas pada sekolah inklusif di PAUD Lenterahati.

3. Lokasi Penelitian

Adapun penelitian ini berada di Jl. Banda Seraya No. 100x, Jempong Baru, Sekarbela, Kota Mataram. Peneliti memilih lokasi penelitian di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong Baru Mataram dengan alasan:

40 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Pedekatan Praktis untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi dengan Contoh Transkip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 3..

a. PAUD Lenterahati adalah salah satu PAUD yang menerima anak yang berkelainan dalam kelas regular yang pernah peneliti jumpai dan observasi di sekitaran Kota Mataram.

b. Dari hasil observasi yang pernah peneliti lakukan, peneliti melihat adanya kesulitan yang dialami oleh guru dalam mengelola kelas dan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti ingin menggali dan mengatahui lebih lanjut mengenai kesulitan guru dalam mengelola kelas inklusif.

4. Sumber Data dan Jenis Data

Adapun sumber dan jenis data dalam penelitian ini adalah: 41

a. Kata-kata dan tindakan (dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi)

b. Sumber tertulis (berupa buku-buku dan arsip-arsip dikumpulkan dengn observasi atau pengamatan dan fotokopi atau disalin ulang)

c. Foto (dikumpulkan dengan cara pengamatan dan fotokopi).

Subjek penelitian meliputi guru kelas, guru pendamping khusus (GPK), dan kepala sekolah. Sedangkan objek penelitian adalah kesulitan guru dalam pengelolaan kelas inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong Baru Mataram.

5. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data. Adapun metode yang digunakan untuk memperoleh data diantaranya yaitu:

41Ibid., hlm. 61.

a. Metode observasi

Marshall dalam sugiyono menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.42

Metode observasi adalah metode yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial, dan gejala-gejala alam dengan cara pengamatan dan pencatatan. Disini peneliti mengambil data dengan mengamati peran dan tugas guru dalam mengelola kelas inklusif, mengetahui kesulitan atau kendala yang dialami guru dalam pengelolaan kelas inklusif serta bagaimana upaya guru dalam mengatasi kesulitan tersebut.

b. Metode wawancara

Esterberg dalam sugiyono mengidentifikasi interview sebagai berikut. “a meeting of two person exchange information and idea throught question and responses, resulting in communication and joint contruction of meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.43

42 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 64.

43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantifatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 231.

Esterberg mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.44

1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan.

Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.

2) Wawancara semiterstruktur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

3) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

44 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif…, hlm. 73.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur. Jenis wawancara ini peneliti gunakan agar data-data yang kurang jelas bisa ditanyakan kembali kepada responden sehingga data yang diperoleh lengkap dan valid.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang- barang tertulis. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang atau catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, boigrafi, peraturan, kebijakan.45 Dokumentasi yang peneliti gunakan adalah gambar/foto kegiatan pembelajaran, tata ruang, data siswa, dan yang lainnya. Peneliti menggunakan metode ini untuk mendapatkan data tentang profil PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong Mataram, dan pengelolaan kelas inklusif di PAUD Lenterahati Islamic Boarding School Jempong Mataram.

6. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis data model Miles dan Huberman. Seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman yaitu:

a. Reduksi Data

45 Ibid., hlm 240.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti yang telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.46

b. Penyajian Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif data disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequent from display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.47

c. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi. Kesimpulan awal dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara, dan akan

46 Ibid., hlm. 247.

47 Ibid., hlm. 249

berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan.48 7. Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data pada penelitian kualitatif hanya ditekankan pada uji validitas dan reabilitas, karena dalam penelitian kualitatif kriteria pada data penelitian adalah valid, reliable, dan objektif. Dalam penelitian diperlukan suatu teknik pemeriksaan keabsahan data. Adapun teknik yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perpanjangan pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara kembali dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru.49 Perpanjangan pengamatan memungkinkan hubungan antara peneliti dengan narasumber akan semakin akrab, semakin terbuka, saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Triangulasi

48 Ibid., hlm. 252-253.

49Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif…, hlm. 122.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik

Triangulasi teknik menguji krediblitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

3) Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara ketika narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid, sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

c. Menggunakan bahan referensi

Bahan refrensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil

wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Alat- alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif seperti kamera, handycam, dan lain-lain diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti.

Dokumen terkait