• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang nantinya akan menganalisis data yang mendalam dan merupakan bentuk penelitian lapangan.

Penelitian lapangan bertujuan untuk mengetahui dan menafsirkan sceara insentif tentang latar belakang keadaan masa kondisi masa kini, dan interaksi lingkungan sosial individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah pendekatan sosiologi. Pendekatan sosiologi yaitu pendekatan yang dilakukan peneliti melalui interaksi lingkungan sesuai dengan unit sosial, individu, kelompok, dan lembaga,.

Pendekatan sosiologi juga mempelajari hidup bersama, dan menyelidiki ikatan- ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya. Pendekatan ini dilakukan untuk mengetahui proses pengelolaan dana zakat produktif khususnya di Lazismu Kota Makassar

B. Lokasi dan Objek Peneletian

Lokasi dan objek penelitian akan dilakukan oleh peneliti adalah Lazismu kota Makassar Jl. Gn. Loppobattang No.201, Pisang Sel. Kec. Ujung Pandang, kota Makassar, Sulawesi Selatan . Alasan peniliti memeilih lokasi dan objek imi karena merupakan salah satu Lembaga amil zakat yang berada dalam naungan Muhammadiyah.

C.

Fokus Penelitian dan Deskipsi Penelitian 1. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah a. Lembaga Amil Zakat

b. Zakat Produktif 2. Deskripsi Penelitian

a. Lembaga Amil Zakat

Lembaga Amil Zakat adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.

b. Zakat Produktif

Zakat produktif itu sendiri adalah zakat yang diberikan kepada mustaḥiq sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi, yaitu untuk menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitas mustaḥiq.

D. Sumber Data

1. Sumber data primer ialah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya. Data primer diperoleh dari lokasi yang secara langsung melalui observasi dan wawancara dengan pegawai di Lazismu kota Makassar.

Informan merupakan sumber data yang digunakan untuk mendapatkan Data Informan merupakan sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang judul yang di teliti. Yang menjadi informan peneliti ini adalah sebanyak 7 informan yang terdiri dari ketua

badan pengurus lazismu sulsel, 3 informan lainnya yakni pengawai atau pengelola yang ada di lazismu kota makassar dan ditambah 3 mustahiq untuk mendapatkan data yang lebih akurat sehingga saya mengambil 7 informan tersebut.

2. Data sekunder, data yang dikumpulkan dari beberapa sumber seperti buku- buku, jurnal, maupun artikel illmiah yang terkait dengan penelitian ini39. E. Instrumen Penelitian

Permasalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini maka penulis mengadakan instrument sebagai berikut :

1. Peneliti melakukan pengamatan (observasi) secara langsung untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati objek datanya untuk menjaga objektivitas

2. Peneliti Melakukan tanya jawab secara lansung kepada pengurus/karyawan atau pimpinan Lazismu kota makassar yang bertujuan dengan pembahasan ini tentang pengelolaan dan zakat produktif.

Instrumen penelitian ini adalah aspek yang terpenting dalam pengumpulan data karena keberhasilan dari perbagai pengumpulan data banyak yang ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Sebelum peneliti yakin bahwa data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi sosial yang telah teliti dalam menjawab semua tujuan penelitian.

39 Istijanto Oei, Sumber Daya Manusia : Cara Praktis Mengukur Stres, Kepuasan Kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja, dan Aspek-Aspek Kerja Karyawan Lainnya, (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 33.

Peneliti menggunakan instrumen salah satunya yaitu instrumen penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti

1. Pedoman wawancara 2. Alat tulis

3. Handpone sebagai alat dokumentasi atau untuk merekam hasil wawancara 4. Informan yang akan diwawancarai

Peneliti melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi secara terus menerus, secara gradual untuk membangun pemahaman yang tuntas tentang sesuatu hal. Ingat dalam penelitian kualitatif, peneliti memang mengkon struksi realitas yang tersembunyi di dalam masyarakat.40

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan : a. Metode Observasi

Observasi yaitu suatu proses yang kompleks dan tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Bukan hanya sekedar metode pengamatan dan pencatatan tapi juga harus memahami menganalisa dan mengadakan pencatatan yang sistematis. Dalam hal ini mengamati adalah menatap kejadian gerak atau proses yang harus dilaksanakan secara objektif. metode ini untuk mengamati proses pengelolaan dana zakat produktif di Lazismu kota makassar.

40 Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya. 2000), h. 19

b. Wawancara ( interview )

Wawancara yaitu proses komunikasi dengan cara bertanya secara langsung untuk mendapatkan suatu informasi atau keterangan dari informan. Wawancara ialah pewawancara yang mengajukan sejumlah pertanyaan yang telah disusun dan yang diwawancarai yang memberi jawaban atas pertanyaan yany akan di ajukan kepada responden atau informan untuk mendapatkan data atau keterangan tertentu yang diperlukan sari penelitian. Metode wawancara ini dilakukan kepada pengelola zakat di Lazismu kota Makassar dan mustahiq untuk memperoleh gambaran yang jelas serta data dalam kaitannya dengan pengelokasian zakat produktif.

c. Dokementasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen yang dibuat oleh objek sendiri. Dan mengumpulkan bukti- bukti atau keterangan seperti kutipan-kutipan dari berbagai informasi dan sebagainya. Metode penelitian ini digunakan untuk memperoleh dokumen- dokumen yang terkait dengan pengelolaan dana zakat produktif di lazismu kota makassar.

G. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisa data kualitatif dilakukan secara interaktif serta berlangsung secara terus menerus hingga tuntas. Adapun analisis data menggunakan data sebagai beriku :

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data kasar yang muncul dari setiap catatan-catatan. Dalam reduksi data dapat dilakukan dengan :

a. Proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data.

b. Reduksi data dilakukan peneliti dengan memilih dan memutuskan data hasil wawancara dan observasi di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data yaitu menyusun berbagai informasi yang kemungkinan adanya pengambilan tindakan setelah pendapat informasi dari berbagai tahap wawancar. Penulis memasuki proses penyajian data dimana menyajikan data yang sudah diperoleh melalui tahap wawancara dengan menganalisa kembali yang diuraikan dengan singkat dan jelas.

3. Kesimpulan

Pada kesimpulan juga di verifikasi sebagai analisis data, verivisakasi dilakukan secara terus menerus untuk proses kesimpulan.Verifikasi yaitu pemikiran yang melintasi pikiran penelitian selama menulis dengan merujuk kembali pada cetatan lapangan.

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lazismu Makassar

1. Latar Belakang berdirinya lazismu di kota makassar

Organisasi Lazismu bertujuan untuk menjadi organisasi pengelola zakat modern, yang dapat menjadikan zakat sebagai bagian dari solusi bagi pemecah masalah sosial yang berkembang di masyarakat. Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah di Kota Makassar adalah lembaga otonom yang didirikan pada tanggal 17 Juli 2002 oleh PP Muhammadiyah. Selain itu, telah diakui oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai lembaga Amil Zakat Nasional dan disahkan melalui SK No. 1. 45/21, November 2002. Dengan diundangkannya Undang-Undang Zakat Nomor , Nomor 23 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014, dan Keputusan Agama Republik Indonesia Nomor 333 Tahun 2015. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 730 Tahun 2016.

Lazismu adalah organisasi amil zakat nasional yang didedikasikan untuk pemberdayaan masyarakat melalui penggunaan dana zakat, infaq, wakaf, dan dana lainnya secara efektif dari organisasi individu, bisnis, dan lembaga lainnya. Latar belakang berdirinya Lazismu terdiri dari dua faktor utama, yaitu Indonesia jatuh ke dalam kemiskinan yang meluas dan fakta bahwa tingkat ketidaktahuan akan indeks pembangunan manusia masih sangat rendah. Semuanya memiliki konsekuensi sekaligus, karena sistem keadilan sosial masih lemah.

Zakat membantu mempromosikan keadilan sosial, pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar

di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang cukup besar.

Namun potensi yang ada belum dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, sehingga tidak akan berdampak besar dalam penyelesaian permasalahan yang ada.

Pada saat Lazismu didirikan sebagai lembaga pengelola zakat modern, zakat dapat digunakan sebagai bagian dari pemecahan masalah agar masyarakat dapat lebih berkembang. Dengan adanya kerja yang handal, profesional dan transparan, Lazismu tetap berusaha menjadi lembaga amil zakat yang handal, supaya kepercayaan masyarakat semakin kuat.

Lazismu selalu menghasilkan program pemanfaatan yang mampu menjawab tantangan perubahan dan permasalahan sosial yang berkembang saat ini. Lazismu terdapat hampir di seluruh Indonesia, sehingga memungkinkan rencana pemanfaatannya menjangkau seluruh wilayah secara cepat, terpusat dan khusus.

Lembaga Amil Zakat Kota Makassar (LAZISMU) telah berdiri sebagai lembaga otonom sejak tahun 2003, namun hanya beroperasi di kalangan segelintir orang, terutama di cabang Makassar dan cabang karunrung. Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-45 diselenggarakan di Malang pada bulan Juni 2005, struktur kepemimpinan mengalami perkembangan, antara lain “Majelis Wakaf” yang menjadi “Majelis Wakaf dan ZIS”, dan Lazismu diintegrasikan ke dalam tim pengelola yang disebut “Muhammadiyah Zakat”. Dibentuk pada bulan September 2008, tim melakukan kegiatan untuk membentuk unit pengumpul zakat disingkat

"UPZ" di antara cabang Muhammadiyah dan amal komersial Muhammadiyah untuk mengumpulkan data tentang Muzakki dan mustahik, mengumpulkan dan

mendistribusikan ZIS pada tahun 1429 tahun 2009 dan menyusun pedoman untuk pengelolaan Zis.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar berusaha memenuhi syarat tersebut dengan mendirikan LAZ selama tahun 2000-2005, dan kemudian menjabat sebagai Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Makassar melalui Musyawarah Wakaf dan ZIS. Kini telah menjadi organisasi mandiri bernama Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) yang berlokasi di Makassar.

Diharapkan dengan bangkitnya kembali pengelola ZIS Muhammadiyah di Kota Makassar, pengelolaan ZIS ummat Muhammadiyah akan semakin berkembang, yang berdampak kepada seluruh anggota dan pendukung Muhammadiyah, serta dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi peningkatan kesejahteraan. masyarakat, sekaligus meningkatkan kuantitas dan kualitas gerakan dakwah Muhammadiyah.

2. Visi, Misi, Prinsip dan Tujuan Lazismu a. Visi

Menjadi lembaga amil zakat yang terpercaya b. Misi

1) Mengoptimalkan kualitas pengelolaan ZIS yang handal, tepat guna, dan transparan.

2) Mengoptimalkan pemanfaatan ZIS yang kreativitas, inovasi, dan produktivitas.

3) Optimalisasi layanan donatur 41 c. Prinsip

Menurut Pasal 4 Asas dan Tujuan Lazismu Bab 3 Pedoman Lazismu, asas-asas Pengelola Dana adalah:

1) Hukum Islam, yaitu dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berpedoman pada hukum Islam. . proses alokasi dana. ZISKA.

2) Kepercayaan dan integritas harus menjadi organisasi yang dapat dipercaya yang berpegang pada kode etik dan prinsip-prinsip etika yang ada.

3) Profit, yaitu memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada Mustahik.

4) Keadilan , mengacu pada kemampuan untuk bertindak adil dan memperlakukan mereka secara setara ketika menggunakan hak moneter berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5) Kepastian hukum, yaitu muzakki dan mustahik harus memiliki segala jaminan dan kepastian hukum dalam proses pengelolaan dana ZISKA.

6) Integrasi harus dilakukan secara berlapis untuk meningkatkan kinerja penghimpunan, pendistribusian, dan penggunaan Dana ZISKA.

41 https://lazismu.org/view/visi-misi. diakses pada 19 mei 2021. Pukul 14.45 WITA

7) Sistem akuntabilitas, yaitu pengelolaan dana ZISKA harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dan dapat diakses oleh publik dan pemangku kepentingan lainnya.

8) Proporsional, yaitu selalu menunjukkan sikap dan sikap yang dilandasi oleh kemampuan, kredibilitas dan komitmen yang tinggi.

9) Transparansi, yaitu penyampaian informasi secara transparan, konsisten, dan kredibel dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan cepat kepada pemangku kepentingan.

10) Sinergi yang konstruktif selalu memastikan kemitraan internal yang bermanfaat dan kemitraan yang harmonis di antara para pemangku kepentingan Yayasan ZISKA untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas tinggi.

11) Kemajuan, yaitu melakukan sesuatu dengan itu baik, cocok untuk berorientasi masa depan 42

d. Tujuan Lazismu

1) Untuk membersihkan harta dan mensucikan jiwa dari sifat kikir dan kecintaan kepada harta yang berlebihan.

2) Untuk meningkatkan solidaritas ummat.

3) Agar mendapat pertolongan allah.

4) Untuk memperoleh keberuntungan hidup 5) Agar menjadi orang yang bertaqwa

42 Ibid

6) Menunaikan zakat, infaq dan shadaqah merupakan amal saleh Sementara orang yang beramal saleh dijamin oleh allah kehidupan yang baik didunia,dan balasan pahalavyang lebih baik di akhirat.43 e. Program Kerja Lazismu makassar

Lembaga amil zakat infak dan sedekah muhammadiyah(lazismu) Makassar memiliki berberapa program kerja diantaranya :

1) Pemberdayaan masyarakat miskin, yaitu bantuan modal usaha, pelatihan dan pembinaan manajemen usaha.

2) Pemberdayaan SDM, mengacu pada beasiswa, bantuan siswa, guru honorer, dan pelatihan guru.

3) Pengembangan Dahua mengacu pada bantuan fasilitas Dahua dan penempatan layanan nyanyian Dahan.

4) Pelayanan sosial, yaitu bantuan sembako, kesiapsiagaan bencana, bantuan medis dan perawatan bagi mualaf.44

3. Kebijakan Strategis Pendayagunaan a. Misi Pendayagunaan :

Melalui berbagai rencana yang dirumuskan Muhammadiyah, telah tercipta kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, sebagai benteng pertahanan terhadap kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan di masyarakat.

43 PP ZIS (Pedoman Pengelolaan Zakat, Infaq dan Sedekah) Lazismu Kota Makassar, hal.

b. Kebijakan Strategis Pendayagunaan

1) Penerima manfaat mengutamakan kelompok fakir miskin dan fisabilillah.

2) Menurut gerakan muhammadiyah yaitu pendidikan, ekonomi dan kemasyarakatan, dan dakwah, dana ZIS dialokasikan secara terencana dan terukur.

3) Dalam proses mewujudkan rencana tersebut, melalui sinergi majelis Muhammadiyah, lembaga, ortom dan amal komersial.

4) Bekerjasama dengan instansi dan lembaga komunikasi di luar Muhammadiyah, tujuannya untuk memperluas bidang dakwah dan sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap paguyuban 5) Meminimalkan bantuan amal kecuali bersifat darurat , seperti di

Indonesia bagian timur, di mana ada pekerjaan penyelamatan di daerah yang terkena bencana.

6) Menciptakan kondisi dan faktor pendukung bagi perantara masing-masing perusahaan untuk mewujudkan masyarakat Islam sejati dengan visi Muhammad 2025.

7) Memobilisasi gerakan organisasi ZIS amal komersial di seluruh struktur Muhammad dan Anda

4. Sinergi Pendayagunaan

Berdasarkan status LAZISMU sebagai lembaga intermediasi, LAZISMU telah berkoordinasi dengan berbagai lembaga di dalam dan di luar Muhammadiyah dalam hal pengalokasian dan penggunaan dana ziswaf. Misalnya,

rencana pemanfaatan sektor pertanian. Lazismu dan MPM (Panitia Pemberdayaan Masyarakat) bersinergi PP Muhammadiyah dan MPS Muhammadiyah, dan MEK Muhammadiyah sinergis di bidang ekonomi, dan Lazismu bersinergi dengan PP dan Aisyiyah untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan. Sinergi dengan organisasi eksternal seperti organisasi IWAPU dan komunitas Wiramuda. Sinergi bertujuan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dengan menjangkau posisi sasaran yang lebih luas dari rencana tersebut.45

5. Kerangka Pengelolaan Zakat Muhammadiyah

Berdasarkan hasil rapat kerja Pengurus Pusat Muhammadiyah Himpunan Muhammadiya tahun 2015, dalam pengelolaan Zakat Perhimpunan Muhammadiyah, memuat beberapa isi, antara lain: 46 :

a. Sistem gerakan, yaitu melalui penerapan sistem kebijakan Muhammadiyah untuk meningkatkan kesadaran zakat, dan memperbaiki sistem administrasi pengelolaan dana ZIS, dan sistem akuntabilitas yang transparan kepada publik, sehingga nilai produktivitas amil lembaga zakat sesuai dengan Prinsip dasar hukum Syariah sebagai komitmen untuk memberantas kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan di masyarakat.

b. Organisasi dan kepemimpinan, yaitu membangun dan meningkatkan budaya organisasi dengan tata kelola zakat, infaq, dan shadaqah

45www.lazismumakassar.org. diakses pada 19 November 2019. Pukul 14.21 WiTA

46 Tafidz keputusan muktamar muhammadiyah ke 47, h. 44-45

Muhammadiyah melalui pembentukan sistem informasi dan manajemen ZIS yang terintegrasi disemua tingkat kepemimpinan.

c. Jaringan, yaitu membangun model jaringan dan meningkatkan koordinasi kelembagaan LAZISMU regional dan nasional, sebagai salah satu cara untuk memperkuat kerjasama antara LAZISMU dan AUM dalam memobilisasi untuk mengelola dan menggunakan dana ZIS.

d. Sumber daya, yaitu untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme sumber ZIS Mohammedia melalui penggalangan dana, distribusi dan pemanfaatan, serta pelatihan di bidang produksi dan otorisasi ZIS.

Tindakan pengabdian dapat meningkatkan efisiensi dana ZIS Muhammadiyah dalam program pendidikan, ekonomi dan sosial Dakwa, serta meningkatkan sumber daya manusia fakir miskin dan mustad'afin..47

6. Susunan pengelola lembaga Amil, Zakat, infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah Ko ta Makassar

a. Dewan Syariah

Ketua ; Drs.H.M.Nurdin Massi, M.Pd.i Anggota : Dr.H. Baharuddin Ali, M.Ag b. Badan Pengawas

Ketua : Drs.M.Syukri Pasangki Anggota : Drs. Erman Niwidaty c. Badan Pengurus

47 Rencana Strategis LAZISMU Kota Makassar 2015-2020, h.29.

Ketua :Drs. Kamaruddin Kasim

Wakil Ketua : Drs. Aminuddin Langke, S.Ag.,M.Ag Wakil Ketua : Jamaluddin Sanre, S.Ag.,M.Ag Wakil Ketua : Drs. Jamaluddin Laba, MM Sekertaris : Muflih Razak

Anggota : Fadli Suraim

Anggota : Ahmad Khairunniam 7. Struktuk Organisasi

Secara umum setiap organisasi memiliki struktur organisasi, penyusunan struktur organisasi merupakan langkah awal untuk memulai pelaksanaan kegiatan organisasi, fungsi perencanaan dilakukan dengan menyusun struktur organisasi dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam suatu organisasi.

Pengorganisasian, pembinaan dan pengawasan. Struktur organisasi biasanya disebut bagan atau struktur organisasi, yang menyediakan diagram skematis dari hubungan kerja antara orang-orang dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Demikian pula staf Lazismu Kota Makassar bekerja sesuai dengan tanggung jawab masing-masing di wilayah hukumnya masing-masing, saling berkomunikasi, dan berusaha keras untuk mencapai tujuan lembaga.

Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi Lembaga Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LAZISMU) Kota Makassar, sebagai berikut :

Tabel I

STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA AMIL, ZAKAT INFAQ, DAN SHADAQAH (LAZISMU) KOTA MAKASSAR

DEWAN SYARIAH BADAN PENGAWAS

BADAN PENGURUS

EKSEKUTIF

KANTOR LAYANAN KANTORLAYANAN

KANTORLAYANAN

KANTORLAYANAN KANTORLAYANAN

KANTORLAYANAN

KANTORLAYANAN KANTOR LAYANAN

KANTORLAYANAN

B. Hasil Penelitian

1. Peran Pengelolaan Dana Zakat Produktif di Lazismu Kota Makassar a) Peran Lazismu Kota Makassar

Lazismu merupakan organisasi amil zakat yang berperan sangat penting dalam masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan upaya pengentasan kemiskinan di masyarakat. Lazismu berperan sebagai penggalang dana dan menyalurkan dana zakat kepada masyarakat. Lembaga Amil Zakat Kota Makassar menerapkan sistem Zakat yang efektif atau rencana usaha mandiri, yang ditujukan untuk membantu mereka yang membutuhkan, seperti fakir miskin, dan fisabilillah, serta memberdayakan ummat.

Lembaga Amil Zakat Kota Makassar mengatur setiap program yang dijalankannya dengan seksama, meskipun jumlah masyarakat penerima zakat produktif di Lazismu masih sedikit. Menurut hasil wawancara yang telah di lakukan oleh peneliti dengan Bapak Mufli Razak selaku Operational Manager Lazismu Kota Makassar bahwa ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh Lazismu untuk mengatur pendistribusian dana zakat produktif, yang dijelaskan seperti :

“ untuk mustahiknya ada beberapa tahapan sampai dikatakan orang itu layak diberikan bantuan, mulai dari perekrutan sampai pemberdayaan itu sendiri kami melakukan pendampingan ke mereka sampai mereka bisa dilepas”.48

48Bapak Mufli Razak, Operational Manager Lazismu. Hasil wawancara dengan peneliti pada tanggal 08 Februari 2021.

Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahapan tersebut, para mustahiq perlu dilakukan beberapa tahapan hingga dia bisa di putusakan menjadi mustahiq, setelah itu para mustahiq akan dilakukan pemberdayaan sesuai yang di butuhkan masing-masing mustahiq, hingga adanya pendampingan sampai mustahiq tersebut dapat mandiri dengan sendirinya. Seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber bapak Mufli Razak.

Ada beberapa tahapan-tahapan yang di lakukan oleh Lazismu Kota Makassar pada pengelolaan zakat produktif antara lain :

a. Perekrutan Mustahik

1) Calon penerima bantuan mengajukan permohonan kepada badan pengurus lazismu disertai dengan rancangan kegiatan usaha yang ingin dijalankannya.

2) Badan pengurus Lazismu mempelajari dan menelaah rencana usaha yang diajukan.

3) Lazismu melakukan peninjaun lokasi usaha yang akan dikembangkan.

4) Melakukan seleksi dan verifikasi berkas data mustahiq yang masuk untuk melihat kelayakan menerima program pemberdayaan zakat produktif.

5) Lazismu Kota Makassar melakukan musyawarah untuk menentukan apakah mustahiq layak atau tidak diberikan dana program pemberdayaan.

6) Apabila mustahiq tersebut layak menerima dana atau modal usaha tersebut ,maka bagian direktur program dan pemberdayaan melakukan

penganngaran untuk diberikan dana kepada mustahiq tersebut. Namun, pencarian program pemberdayaan tersebut harus persetujuan disposisi dari pimpinan lembaga Amil Zakat Kota Makassar.49

b. Pemberdayaan Mustahik

Setelah melakukan perekrutan terhadap penerimaan pada dana zakat produktif, lembaga Amil Zakat Kota makassar melakukan pemberdayaan dengan memberikan bantuan uang tunai maupun barang yang dibutuhkan untuk memenuhi keberlangsungan usaha yang akan dijalankannya. Lazismu Makassar juga melakukan pemberdayaan pelatihan untuk mengasah kemampuan masyarakat untuk menghadapi dunia kerja yang begitu luas.

c. Pendampingan dan Evaluasi

Pendampingan dan Evaluasi terhadap mustahiq oleh lazismu Kota makassar setelah pemberdayaan dilakukan, pihak lazismu Kota makassar melakukan pengawasan dan evaluasi secara bertahap dan apabila dalam masa pendampingan mustahiq tersebut masih perlu pembinaan maka pihak Lazismu Kota Makassar memberikan lagi bantuan sesuai apa yang diperlukan seperti dana kepada mustahik untuk lebih meningkatkan usahanya. Evaluasi ditinjau dari segi peningkatan jumlah pendapatan yang di dapatkan oleh mustahiq setelah diberikan pemberdayaan secara produktif.

Hasil wawancara dengan Bapak Drs. Kamaruddin kasim selaku ketua Lazismu makassar juga menjelaskan tentang beberapa tahapan pengawasan yang di lakukan lazismu kepada penerima bantuan zakat produktif yaitu :

49 Ibid

1. Lazismu melakukan bimbingan personal dan pengawasan langsung.

2. Mustahik diminta datang ke kantor untuk menyampaikan perkembangan dan kendala yang dihadapi .

3. Melibatkan dalam kegiatan yang dilakukan oleh lazismu dan mengharapkan mengikuti kegitan di ranting dan cabang masing- masing.50

b) Pengelolaan Dana Zakat Produktif

Dalam pengelolaan dana zakat produktif yang telah dihimpun di Lazismu Kota makassar selanjutnya di distrubusikan dalam bentuk program usaha mandiri yang mana program ini bertujuan untuk membantu masyarakat luas pada umumnya yang ingin memulai usaha atau ingin mengembangkan usahanya namun terkandala dengan modal usaha itu sendiri, dengan adanya program usaha mandiri yang dilakukan oleh pihak lazismu makassar ini juga bertujuan untuk memberikan modal secara mudah, cepat , terukur, terarah tanpa adanya beban yang harus di kembalikan karena dana tersebut tidak di wajibkan untuk di kembalikan.

Dalam pengelolaan dana zakat produktif diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang kurang mampu, mengurangi ketimpangan ekonomi, meminimalisir permasalahan sosial dan menjaga kemampuan mempertahankan dunia usaha. Zakat menjadikan masyarakat tumbuh lebih dengan baik, zakat dapat

50 Bapak kamaruddin kasim. Hasil wawancara dengan peneliti pada tanggal 08 Februari 2021

Dokumen terkait