METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengguakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang datanya adalah data kualitatif sehingga analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif).
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Artinya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara akurat dan sistematis sesuai dengan fakta-fakta kebahasaan yang ada.
Penelitian ini dikatakan deskriptif kualitatif karena menggunakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis kemudian berusaha mendeskripsikan penggunaan bahasa gaul melalui status siswa di media sosial Facebook dan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
B. Sumber data
Sumber data adalah subjek yang menjadi asal atau tempat data itu diperoleh (Arikunto, 1985: 90). Oleh karena itu, data penelitian ini adalah data status siswa di media sosial Facebook dan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah status siswa di media sosial Facebook dan karangan narasis siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng
43
yang dianggap refresentatif. Proses pengambilan data dilakukan berdasrkan kepentingan yang sesuai dengan kepentingan tujuan peneliti.
Subjek penelitian ini adalah status siswa di media sosial Facebook dan narasis siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik dokumentasi. Hal ini berarti bahwa data yang diperoleh bersumber dari status siswa di media sosial Facebook dan narasi siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng. Selain itu, digunakan pula teknik teknik catat.
Teknik catat digunakan untuk mencatat pengguan bahasa yang terdapat status siswa di media sosial Facebook dan karangan narasi siswa secara keseluruhan ke dalam kartu data yang telah disiapkan
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah Taksonomik (Taksonomic Analysis) pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain- domain tertentu sesuai fokus masalah atau sasaran penelitiandilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Menentukan unit analisis yang difokuskan pada status siswa di media sosial Facebook dan narasi siswa.
2. Mengidentifikasi data penggunaan Bahasa yang ditemukan dalamstatus siswa di media sosial Facebook dan narasis siswa.
3. Mengklasifikasi data penggunaan bahasa gaul dan bahasa baku dalam status siswa di media sosial Facebook dan narasis siswa.
4. Menganalisis data untuk menentukan penggunaan bahasa berdasarkan konteks yang ada dalam status siswa di media sosial Facebook dan narasis siswa tersebut.
5. Menyimpulkan hasil analisis data penggunaan penggunaan bahasa berdasarkan konteks yang ada dalam status siswa di media sosial Facebook dan narasis siswa tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan awal tahun 2018. Bab 1, 2, dan 3 diselesaikan oleh penulis pada tanggal 26 Oktober 2017 kemudian, penulis melaksanakan penelitian pada bulan Mei 2018 tahun pelajaran 2017/2018. Penulis menganggap tahun tersebut adalah waktu yang sangat kondusif untuk melakukan kegiatan penelitian karena KBM di SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng berjalan kondusif.
2. Analisis Data
Media sosial Facebook dapat menambahkan pertemanan baik dari teman baru maupun teman yang belum dikenal. Teman dalam media sosial Facebook penulis sebanyak 1577 orang, kemudian untuk teman dari SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng sebanyak 113 orang, 18 di antaranya termasuk siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo. Objek penelitian ini hanya pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Marioriwawo Kabupaten Soppeng yang terdiri dari 18 siswa. Penelitian ini menggunakan tabel untuk membandingkan penggunaan bahasa pada karangan narasi dan status media sosial Facebook. Berikut adalah hasil analisa dari data yang sudah terkumpul :
Nama : Suci Ramadany Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.1 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Suci Ramadany menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 4Januari 2018 dan mengungkapkan bahwa Manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa Manusia memang tak pernah lepas dari kesalahan. Sekalipun ia seorang manusia yang baik. Namun hal ini janganlah dijadikan sebagai pembenaran untuk hidup selalu dalam kesalahan.
Manusia yang baik bukanlah karena tak pernah berbuat salah, tetapi adalah manusia yang bisa menyadari setiap kesalahan yang telah dilakukannya. Lalu secara sadar mau mengubah diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Begitulah ia bertekad
Sumber: https://web.facebook.com/
gaul yang sedang viral dikalangan remaja. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.
Nama : Wahyu Aditya Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.2 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Jadi, tidak usah teralu bangga ketika keindahan fisik yang kamu miliki menjadi pusat perhatian banyak kaum adam, apalagi sampai lupa untuk menjaga muru’ah diri.
Karena seorang wanita sebenarnya tidak akan ada harganya diamata siapapun jika ia tak bisa bijaksana dalam menjaga dirinya dengan baik melalui sifat malu, terutama malu kepada Allah.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Wahyu Aditya menulis status di media sosial Facebook pada tanggal12 April 2018 dan mengungkapkan bahwa seorang wanita sebenarnya tidak akan ada harganya diamata siapapun jika ia tak bisa bijaksana dalam menjaga dirinya dengan baik melalui sifat malu, terutama malu kepada Allah. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.
Nama : Rifka Aulia Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.3 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Rifka Aulia menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 12 April 2018 dan mengungkapkan bahwa nilailah diri sendiri dulu sebelum menilai orang lain. Karangan narasi dengan status di facebook yang ditulisnya terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai yang dia tulis dalam narasi tetapi dalam status Facebooknya menggunakan bahasa gaul atau tidak baku, pada penulisan di media sosialFacebook, terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja. Penulis menemukan penggunaan bahasa gaul dalam status di media sosial Facebook yakni selow, gw, lo kata-kata ini merupakan bahasa gau anak zaman sekarang.
Nama : Akram Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.4 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
lain, bahkan terlampau sibuk mengurusi orang lain tanpa pernah melihat kepada diri sendiri. Lalu, sudah pantaskah kalian memberi penilain kepada orang lain..? Tanyalah kepada diri sendiri !.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Akram menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 11 Januari 2017 dan mengungkapkan tentang seseorang yang diharapkan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.
Nama : Bayu Ramadhan Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Jika kita renungkan bahwa apa yang kita tidak harapkan itu adalah sesuatu yang mustahil. Sebenarnya bukan itu yang dimaksud tetapi memahami kehidupan ini maka akan mengerti atas hidup ini.
Jika telah mengerti akan hidup ini maka kita tidak akan mengharapkan hal-hal yang mustail seperti diatas, disini akan disampaikan beberapa hal yang sering tidak diharapkan terjadi atau tidak dilakukan yang semestinya tidak bisa dihindari.
Tabel 4.5 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Bayu Ramadhanmenulis status di media sosial Facebook pada tanggal 16 April 2018 dan mengungkapkan tentang takut kehilangan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai pergaulan anak zaman sekarang, pada penulisan di media sosialFacebook menggunakan bahasa gaul “loh” dan karangan narasi, terpengaruh juga oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan
Setiap hubungan bersandar pada kebenaran dan kepercayaan. Jika suatu hubungan dimulai dengan kebohongan, maka hubungan itu tidak dapat dipertahankan. Karena fondasinya adalah kebohongan.
Bagaimana sebuah kebenaran dapat tumbuh dari sebuah benih kebohongan? Hal pertama yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan adalah kejujuran dalam semua aspek. Membodohi pasangan loh supaya percaya pada kebohongan loh adalah dosa.
Sumber: https://web.facebook.com/
remaja. Penulis menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi paragrap dua begitupun tulisan status di media sosial Facebook.
Nama : Adrian Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.6 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Orang bijak mengatakan, “Mulutmu, harimaumu”. Artinya, waspada terhadap mulut sendiri. Bila tak hati-hati, salah-salah yang keluar dari mulut justru akan mencelakai si pembicara. Seperti harimau yang tiba-tiba berbalik menerkam pawangnya.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Adrian menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 9 Maret 2018 dan mengungkapkan bahwa Mulutmu, harimaumu. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja.
Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.
Nama : Firawati Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.7 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Firawati menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 20 Januari 2018 dan mengungkapkan tentang arti sebuah sahabat. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah tiga paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja.
Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebooknya.
Sahabat akan menemanimu untuk belanja seharianmemiliki hobi belanja? Maka mengajak sahabat untuk belanja adalah pilihan yang tepat. Sahabat tidak akan mengeluh capek karena belanja seharian bersamamu. Berkeliling mall untuk membandingkan harga dan memilih barang dengan kualitas terbaik serta harga yang paling murah.
Sahabat tidak akan pernah meninggalkanmu saat bersama sahabat kamu tidak perlu takut untuk ditinggalkan. Ia dengan paham akan selalu ada untukmu. Ia tidak akan pernah meninggalkanmu hanya karena kehadiran orang baru. Tentu saja berbeda dengan pacar yang bisa jadi akan meninggalkanmu karena kehadiran orang yang baru.
Sahabat jauh lebih baik dibandingkan dengan pacarsahabat akan selalu memberikan telinganya untukmu, berbeda dengan pacar ia terkadang akan meninggalkanmu. Ada beberapa hal yang tidak dapat kamu ceritakan kepada pacar tapi dengan leluasa dapat kamu ceritakan kepada sahabatmu.
Nama : Ifah Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.8 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Orang yang pamer di media sosial belum tentu dirinya merasa benar-benar bahagia, ia hanya butuh penghibur untuk mengurangi kesedihan yang dirasakannya.
Meski ia mem-posting foto dirinya yang sedang tersenyum, belum tentu suasana hati yang sebenarnya dia rasakan saat mem- posting foto itu benar-benar senang. Ia sengaja melakukan hal tersebut hanya demi mendapat pengakuan dan membuat orang lain iri padanya.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Ifah menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 23 Maret 2018 dan mengungkapkan tentang kebahagiaan tidak seharusnya dipublikasikan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, tetapi status di media sosialFacebook terdapat bahasa gaui yakni “zay” yang artinya sayajadi dapat disimpulkan bahwa karangan narasi tidak terdapat bahasa gaul namun di status di media sosial Facebooknya terdapat bahasa gaul.
Nama : Ikhsan Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.9 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
2017
Sumber: https://web.facebook.com/
Kata ikhlas dan pasrah. Itulah yang banyak orang dengar dan dinasihatkan. Tidak banyak orang yang mampu menguasai sikap ini.
jika ditelisik lebih dalam lagi, ikhlas berarti merelakan apa yang sudah bukan milik kita. Sedangkan pasrah adalah sesuatu yang mesti kita serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Sayangnya, masih banyak orang yang salah kaprah dalam memaknainya sehingga bukanlah sikap ikhlas, melainkan keluhan dan rasa sombong.
Ketika seseorang sudah merelakan, berarti ia harus bisa tidak mengungkit-ungkit akan hal itu lagi. Jika diungkit atau dibicarakan, maka tidak bisa ikhlas. Memang, sangat sulit untuk merelakan sesuatu yang sudah pernah kita miliki, namun sekarang sudah tidak lagi. Perlu diketahui bahwa apa yang sedang kita miliki saat ini, hakikatnya bukanlah milik kita. Itu semua hanyalah titipan yang harus kita jaga sebaik mungkin. Ketika Tuhan mengambilnya kembali, maka kita harus rela. Karena pada dasarnya itu semua dulunya bukan milik kita.
Lalu, Tuhan pun mencabut titipan yang kita miliki. Maka sudah sewajarnya karena itu semua adalah milik-Nya, bukan kepunyaan kita.
Inilah yang perlu direnungkan dan ditafakkuri. Jika ketidakikhlasan masih melekat dalam diri kita, maka bisa dipastikan hidup kita tak mungkin bisa bahagia.
Sebagai contoh, saat kita terbaring sakit sehingga kita pun tak memiliki rasa sehat. Jika kita tak bisa ikhlas dengan rasa sakit yang menimpa kita, justru hal itu akan menjadi sakit yang berlebih. Karena ada rasa takut, khawatir, dan cemas. Pikiran dan perasaan negatif itulah yang malah menjadikan penyakit kita semakin suka singgah dalam tubuh kita. Begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Ikhsan menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 24Februari 2017 dan mengungkapkan tentang Arti Sebuah Ikhlas, Pasrah, dan Sabar yang Tak Banyak Orang Tahu Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah empat paragraf tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, tetapi status di media sosial Facebook terdapat bahasa gaui orang Makassar yakni
“meka dan jika” yang artinya ‘saya’ jadi dapat disimpulkan bahwa karangan narasi tidak terdapat bahasa gaul namun di status di media sosial Facebooknya terdapat bahasa gaul.
Nama : Aswan Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.10 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Banyak orang yang mencari kesempurnaan, padahal sejatinya mereka tidak akan menemukan suatu kesempurnaan itu. Saat kita mencari kesempurnaan maka sesungguhnya kita sedang mencari suatu ketiadaan, suatu yang tidak pernah ada untuk mewujud dalam bentuk nyata yang mampu untuk dikenali oleh panca indera kita. Itulah kesempurnaan yang sempurna.
Saat kita menemukan apa yang menurut kita sempurna, akan mucul lagi dalam pikiran kita bahwa ada suatu yang lebih sempurna dari apa yang sudah kita dapatkan, sehingga kita akan berusaha lebih lagi untuk mencari kesempurnaan yang lain, yang tak lain tak bukan adalah ketiadaan.
Mencari kesempurnaan itu sama hal nya kita mengikuti hawa nafsu liar kita, yang tidak pernah puas terhadap keadaan yang sudah kita dapatkan. Hawa nafsu kita tak mengenal rasa bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan nikmat, tetapi akan selalu meminta lebih yang tak pernah tergapai.
Sebenarnya kesempurnaan itu bagi saya adalah nama lain dari ketiadaan, karena sesuatu sempurna itu karena tidak ada. Sesuatu hal dianggap sempurna karena kita tak pernah menangkap wujud nya melalui panca indera yang kita punya, sehingga kesempurnaan itu mewujud sebagai suatu imajinasi yang sempurna saat belum mewujud menjadi benda.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Aswan menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 5 Februari 2018 dan mengungkapkan tentang kesempurnaan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah limaparagraf tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, tetapi status di media sosial Facebook terdapat bahasa gaulyakni “nyya” yang artinya ‘menandakan dirinya’ jadi dapat disimpulkan bahwa karangan narasi tidak terdapat bahasa gaul namun di status di media sosial Facebooknya terdapat bahasa gaul.
Nama : Diana Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.10 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Bersyukur adalah kemampuan menghargai apa yang didapat, apa yang dialami dan dapat memandang dari sisi positif apa yang terjadi walaupun tidak selalu berkenan di hati. Jika hidup mampu bersyukur maka akan selalu ada kebahagiaan dari setiap kejadian. Bahagia tidak begitu sulit jika orang hidup dalam syukur. Mari kita bersyukur terhadap segala yang kita alami dalam hidup ini. (petrusp)
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Diana menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 10 Mei 2018 dan mengungkapkan tentang Bahagia tidak begitu sulit jika orang hidup dalam syukur. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah satu paragraf tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, tetapi status di media sosial Facebook terdapat bahasa gaulyakni “dha” yang artinya ‘sudah’ jadi dapat disimpulkan bahwa karangan narasi tidak terdapat bahasa gaul namun di status di media sosial Facebooknya terdapat bahasa gaul.
Nama : Ilham Setiawan Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.12 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Ilham Setiawan menulis status di media sosial Facebook pada tanggal 21 Mei 2017 dan mengungkapkan bahwa Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi. Karangan narasi Putus asa adalah sikap/ perilaku yang merasa bahwa dirinya telah gagal atau tidak akan mampu dalam meraih suatu harapan atau cita-cita, dan ia tidak mau berusaha untuk melanjutkan apa yang diinginkan.Putus asa berarti habis harapan, tidak ada harapan lagi.Seseorang di katakana putus asa apabila tidak lagi mempunyai harapan tentang sesuatu yang semula hendak di capai.
Sumber: https://web.facebook.com/
yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, baik pada penulisan di media sosialFacebook dan karangan narasi, tidak terpengaruh oleh penggunaan bahasa gaul yang sedang viral dikalangan remaja. Penulis tidak menemukan penggunaan bahasa gaul dalam karangan narasi maupun status di media sosial Facebook.
Nama : Rahmia Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.13 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook
Saat kita rela berkorban demi orang lain, namun jangan sampai melupakan kebahagiaan diri kita sendiri jangan hanya karena rela berkorban untuk orang lain lalu kita lupa terhadap kebahagiaan kita sendiri. Kita harus sadar diri, jangan hanya karena kita terlalu cinta lalu kita rela mengorbankan hati dan perasaan kita. Dia saja tidak pernah menghargai perasaan kita, lalu kenapa kita harus capek-capek menyakiti diri kita sendiri demi dia yang tak menghargai kita dan dia yang hanya menyia-nyiakan kita.
Cinta itu memang butuh yang namanya pengorbanan, namun jika pengorbanan kita tak pernah dihargai, haruskah kita tetap berjuang dan rela berkorban demi dia? Kita sendiri yang harus sadar bahwa pengorbanan kita akan sia-sia, oleh sebab itu lebih baik berhenti berkorban demi orang yang tak pernah menghargai.
Sumber: https://web.facebook.com/
Berdasarkan analisis tersebut, siswa bernama Rahmiamenulis status di media sosial Facebook pada tanggal29 April 2018 dan mengungkapkan pengorbanan. Karangan narasi yang ditulisnya berjumlah dua paragraf dan tidak terdapat penggunaan bahasa gaul. Ia mampu menggunakan bahasa yang sesuai, tetapi status di media sosial Facebook terdapat bahasa gaul yakni “luh, guw” yang artinya ‘kamu, saya’ jadi dapat disimpulkan bahwa karangan narasi tidak terdapat bahasa gaul namun di status di media sosial Facebooknya terdapat bahasa gaul.
Nama : Aidil Kelas : IX A
Sekolah : SMP Negeri 4 Marioriwawo
Tabel 4.14 Penggunaan Bahasa Gaul di Facebook dengan Karangan Narasi Status Facebook