(Desa) Pangkalan Kecamatan Pangkalan Koto Baru Kabupaten 50 Kota Provinsi Sumatera Barat. Adapun yang menjadi alasan pemilihan Lokasi ini adalah :
1. Bank Nagari merupakan salah satu Bank Pembangunan di Daerah Sumatera Barat yang berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program CSR yang berorientasi pada pengembangan komunitas sejalan dengan komitmen Bank Nagari tersebut. Sehingga Bank Nagari adalah lokasi penelitian yang sesuai untuk mengkaji mengenai bentuk program CSR dan manfaatnya bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal.
2. Nagari Pangkalan merupakan daerah yang memiliki potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk itu dirasakan perlu melakukan kegiatan pemberdayaan bagi masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar dapat memanfaatkan potensi tersebut, salah satunya melalui program CSR Bank Nagari. Karena itu, lokasi penelitian ini sangat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini.
3.3. Unit Analisis dan Informan Penelitian
Unit analisis dalam penelitian ini adalah pihak manajemen Bank Nagari dan masyarakat yang mendapat atau yang menjadi sasaran program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan.
Orang-orang yang dimintai keterangan untuk kelengkapan data penelitian, dan selanjutnya disebut dengan informan adalah sebagai berikut :
1. Pihak Manajemen Bank Nagari;
2. Mayarakat yang menjadi sasaran Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan;
3. Wali Jorong di Kenagarian Pangkalan;
4. Ketua dan sekretaris Badan Musyawarah (BAMUS) di Kenagarian Pangkalan 5. Wali Nagari Pangkalan;
6. Camat Pangkalan Koto Baru; dan 7. Bupati Kabupaten 50 Kota.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti secara langsung di lokasi penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Observasi dilakukan untuk mengamati objek di lapangan yaitu masyarakat yang menjadi sasaran program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat merasakan dan menggambarkan situasi yang ada di lapangan sesuai dengan kondisi objektifnya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data mengenai manfaat yang dirasakan masyarakat dari adanya program CSR Bank Nagari.
2. Wawancara mendalam, dilakukan dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan untuk memperoleh data atau informasi secara detail yang diperlukan untuk menyusun laporan penelitian. Wawancara
kepada pihak manajemen Bank Nagari, ditujukan untuk mengetahui bentuk program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan. Wawancara kepada masyarakat penerima program CSR Bank Nagari ditujukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai manfaat yang dirasakan masyarakat dari adanya program CSR Bank Nagari.
3. Studi kepustakaan, pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri literatur- literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian. Literatur-literatur tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, majalah, surat kabar, arsip, dokumen-dokumen, dan media elektronik seperti internet dan televisi.
Literatur-literatur yang ditelusuri adalah yang terkait dengan penelitian ini, yaitu program CSR Bank Nagari dan kondisi sosial ekonomi masyarakat penerima program tersebut, serta literatur-literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
3.5. Interpretasi dan Analisis Data
Interpretasi data merupakan upaya yang dilakukan dengan mengolah data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskan, membuat ikhtisarnya, dan menemukan apa yang penting dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi untuk kemudian dianalisis.
Analisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dilapangan sampai akhirnya pada tahap akhir
penyusunan laporan penelitian, untuk mendapatkan kesimpulan yang baik dari hasil penelitian.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009), mengungkapkan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh.
3.6. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pra observasi √ √
2 Acc Judul Penelitian √
3 Penyusunan Proposal √ √
4 Bimbingan Proposal √ √
5 Seminar Proposal √
5 Revisi Proposal √ √
6 Penelitian Lapangan √ √ √
7 Pengumpulan dan Analisis Data √ √ √ √
8 Penulisan Laporan √ √ √
9 Bimbingan Skripsi √ √ √
10 Sidang Meja Hijau √
3.7 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakup kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh peneliti untuk melakukan penelitian ilmiah. Keterbatasan dalam hal teknis penelitian di lapangan adalah pada saat mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa orang karyawan Bank Nagari, karena waktu untuk melaksanakan wawancara adalah dihari kerja, sehingga pada saat wawancara berlangsung terdapat gangguan-gangguan pekerjaan yang menyebabkan terputusnya komunikasi pada saat wawancara berlangsung.
Dan kendala utama yang dihadapi peneliti adalah ketika mewawancarai masyarakat sekitar Bank Nagari Cabang Pangkalan, karena sebagian besar masyarakat Pangkalan belum mengetahui program CSR. Untuk itu, ketika melakukan wawancara dengan masyarakat Pangkalan yang tidak mengetahui apa itu CSR, istilah CSR tidak peneliti gunakan dan menggantinya dengan ‘kegiatan sosial’.
Terlepas dari permasalahan teknis penelitian dan kendala di lapangan peneliti menyadari keterbatasan peneliti mengenai metode menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan, dan masih terdapat keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman melakukan penelitian ilmiah serta referensi buku atau jurnal yang sedikit dikuasai peneliti. Walaupun demikian peneliti berusaha untuk melaksanakan kegiatan penelitian ini dengan maksimal agar data dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dapat diperoleh.
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Bank Nagari
Bank Pembangungan Daerah Sumatera Barat secara resmi berdiri pada tanggal 12 Maret 1962 dengan nama “PT Bank Pembangunan Daerha Sumatera Barat” yang disahkan melalui akta notaris Hasan Qalbi di Padang. Pendirian tersebut dipelopori oleh Pemerintah Daerah beserta tokoh masyarakat dan tokoh pengusaha swasta di Sumatera Barat atas dasar pemikiran perlunya suatu lembaga keuangan yang berbentuk Bank, yang secara khusus membantu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di daerah. Disahkan melalui Surat Keputusan Wakil Menteri Pertama Bidang Keuangan Republik Indonesia No. BUM/9-44/II tentang izin usaha PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat, dan dimulailah operasional PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat dengan kedudukan di Padang.
Berdasarkan Undang-Undang No.13 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, maka dasar hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat diganti dengan Peraturan Daerah Tingkat I Propinsi Sumatera Barat No. 4. Sehingga PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat diubah menjadi
“Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat”. Dalam perjalanannya tahun 1996 melalui Perda No. 2/1996 disahkan penyebutan nama (Call Name) sebagai ”Bank Nagari” dengan maksud untuk lebih dikenal, membangun brand image sekaligus mengimpresikan tatanan sistem pemerintahan di Sumatera Barat.
Sesuai dengan perkembangan dan untuk lebih leluasa dalam menjalankan bisnis, tanggal 16 Agustus 2006 berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat No. 3 Tahun 2006, bentuk badan hukum Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat berubah dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas, yang didirikan berdasarkan akta Pendirian Perseroan Nomor 1 Tanggal 1 Februari 2007 dihadapan Notaris H. Hendri Final, S.H. dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia dengan Keputusan Nomor W3-00074 HT.01.01- TH.2007 tanggal 4 April 2007. Saat ini Bank Nagari telah berstatus sebagai Bank Devisa serta telah memiliki Unit Usaha Syariah. Bank Nagari juga merupakan Bank Pembangunan Daerah pertama yang membuka Kantor Cabang di Luar Daerah.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2008 aset Bank Nagari menembus angka Rp 10 triliun. Dengan capaian tersebut, Bank Nagari telah tumbuh menjadi perusahaan terbesar di Sumatera Barat dan asetnya melampaui kekayaan PT Semen Padang yang selama ini menjadi perusahaan terbesar di Sumatera Barat.
Prestasi ini dapat diraih karena kerja keras dari seluruh pihak Bank Nagari untuk menjadikan Bank Nagari sebagai perusahaan terkemuka.
Sampai pada tahun 2011, Bank Nagari telah memiliki 30 Kantor Cabang (tiga diantaranya adalah diluar Provinsi Sumatera Barat yaitu di Jakarta, Bandung, dan Pekan Baru), 34 Cabang Pembantu, dan lebih dari 30 Kantor Kas. Seiring dengan pertumbuhan volume usahanya, jumlah karyawan Bank Nagari juga terus tumbuh dari segi jumlah dan kualitasnya. Jumlah karyawan yang tercatat 1.369 orang pada tahun 2009, menjadi 1.659 orang pada akhir tahun 2011 (Chaniago, 2012:200).
Untuk periode 2012-2016, Bank Nagari dipimpin oleh jajaran direksi yaitu sebagai berikut :
1. Direktur Utama : Suryadi Asmi 2. Direktur Umum : Amrel Amir 3. Direktur Pemasaran dan Syariah : Indra Wediana 4. Direktur Kepatuhan : Yohannes
Adapun yang menjadi visi dari Bank Nagari adalah “Menjadi Bank Pembangunan Daerah yang Terkemukan dan Terpercaya di Indonesia”. Terkemuka berarti Bank Nagari ingin terus mengembangkan sayapnya ke masa depan.
Terpercaya, berarti Bank Nagari ingin terus menjaga reputasi dan memelihara kepercayaan dengan menjalankan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Misi Bank Nagari adalah :
1. Memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat;
2. Memenuhi dan menjaga kepentingan stakeholder secara konsisten dan seimbang.
Misi yang pertama mencerminkan dasar atau latar belakang didirikannya Bank Pembangunnan Daerah Sumatera Barat, yaitu turut membangun ekonomi yang kuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sementara misi yang kedua menyatakan bahwa Bank Nagari akan senantiasa dijalankan dengan prinsip untuk memenuhi tanggung jawab kepada pemilik, nasabah, karyawan, dan masyarakat.
4.2. Gambaran Umum Bank Nagari Cabang Pangkalan
Bank Nagari Cabang pangkalan merupakan salah satu dari 30 kantor cabang Bank Nagari yang mulai beroperasi di wilayah Kecamatan Pangkalan Koto Baru pada tahun 1989. Pada awal berdirinya Bank Nagari Cabang Pangkalan berkantor di Jorong Pauh anok tepatnya bersebelahan dengan PUSKESMAS Pangkalan. Pada waktu itu, Jorong Pauh Anok memang menjadi pusat pendidikan dan pusat perkantoran, mulai dari TK, SD, dan SMA berlokasi disana. Kantor Polsek Pangkalan dan Koramil, serta kantor Kejaksaan Negri pun berlokasi di Jorong Pauh Anok, sehingga wajar jika ketika itu pihak Bank Nagari ketika mulai mengepakkan sayapnya di Nagari Pangkalan memilih Jorong Pauh Anok sebagai lokasi yang tepat untuk menjadi kantor Bank Nagari.
Seiring dengan perkembangan zaman dan perjalanan waktu, serta dinamika perkembangan yang terjadi di Nagari Pangkalan, pusat bisnis dan pusat pemerintahan pun berpindah lokasi di Jorong Pasar Baru. Ketika pasar di Jorong Pasar Usang terbakar dan kemudian dibangun pasar baru yang berlokasi di Jorong Pasar Baru.
Sejak itulah pusat bisnis dan pusat pemerintahan terpusat di Jorong Pasar Baru.
Melihat perkembangan tersebut, Bank Nagari Cabang Pangkalan pun berpindah lokasi di Jorong Pasar Baru. Hal ini dimaksudkan untuk mengikuti perkembangan dunia bisnis di Kenagarian Pangkalan, dan agar nasabah-nasabah Bank Nagari tidak terlalu jauh untuk menjangkau kantor Bank Nagari. Sejak berpindah kantor di Jorong Pasar Baru, Bank Nagari Cabang Pangkalan pun semakin tumbuh dan berkembang. Kantor Bank Nagari Cabang Pangkalan pun menjadi kantor paling megah di Kenagarian Pangkalan ketika itu.
Sejak tahun 1989 dan hingga kini usia Bank Nagari Cabang Pangkalan telah mencapai 24 tahun tepatnya di bulan September mendatang. Dengan usia yang sudah cukup matang, Bank Nagari Cabang Pangkalan pun telah dipimpin oleh orang-orang terpilih Bank Nagari secara silih berganti. Untuk saat ini, Pimpinan Bank Nagari Cabang Pangkalan adalah Pak Ferdison dengan wakil pimpinan Tunggul Simarmata.
Dalam usia yang akan mencapai 24 tahun tersebut, Bank Nagari Cabang Pangkalan pun telah memahami kondisi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal. Bank Nagari juga telah memiliki cukup pengalaman untuk menghadapi situasi sosial ekonomi masyarakat lokal tersebut.
Dengan pertumbuhan Bank Nagari yang semakin baik di Kenagarian Pangkalan, Bank nagari pun tidak melupakan masyarakat lokal yang menjadi komponen utama penggerak bisni mereka. Maka dari itu Bank Nagari Cabang Pangkalan pun melaksanakan berbagai bentuk program CSR sebagai salah satu bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat lokal.
Dalam pelaksanaannya, program-program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan secara garis besarnya memang masih terbatas pada kegiatan filantropi saja.
Program tersebuat adalah dalam bentuk berbagai sumbangan yang diberikan kepada masyarkat lokal maupun dalam bentuk kontribusinya dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh masyarakat lokal. Walaupun demikian, program CSR Bank Nagari tetap memberikan manfaat yang dapat dirasakan masyarakat lokal ketika program tersebut dilaksanakan.
4.3. Gambaran Umum Nagari Pangkalan
Nagari Pangkalan merupakan satu diantara 6 (enam) Nagari yang ada di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan memiliki luas wilayah 12.430 Ha. Wilayah ini dilewati oleh jalan provinsi yang menghubungkan antara Provinsi Sumatera Barat menuju Provinsi Riau, sehingga menjadikan wilayah ini memiliki potensi pengembangan wilayah yang seharusnya dapat dijadikan oleh masyarakat sebagai peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Nagari Pangkalan merupakan wilayah yang dilewati oleh jalan lintas dari Provinsi Sumatera Barat menuju provinsi Riau. Setiap harinya Pangkalan dilewati oleh mobil-mobil penumpang, mobil pengangkut barang, serta kendaraan-kendaran pribadi yang ramai berlalu-lalang. Kondisi ini tidak menutup kemungkinan pengaruh yang ditimbulkan bagi masyarakat Pangkalan, seperti bermunculannya kedai-kedai makanan dan minuman dipinggir jalan, rumah makan, dan tempat-tempat persinggahan lainnya.
Tempat persinggahan bagi kendaraan-kendaraan antar provinsi yang paling terkenal di Nagari Pangkalan adalah Rangkiang yang berlokasi di Jorong Sopang yang hingga kini masih bertahan diusianya yang mencapai 31 tahun. Tempat persinggahan ini membuka peluang matapencarian bagi masyarakat sekitar. Misalnya dengan menjadi pekerja di tempat tersebut ataupun berjualan kecil-kecilan seperti pedagang buah-buahan yang hingga kini masih ada di Rangkiang. Tempat persinggahan itu pun menimbulkan suatu pola interaksi yang tidak menutup kemungkinan terbangunnya suatu kerja sama.
Dengan dilewati oleh jalan lintas tersebut tentu berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Namun, secara keseluruhan kondisi sosial ekonomi masyarakat Pangkalan belum menunjukkan hasil yang baik. Sejauh yang peneliti temukan di lapangan kondisi ini disebakan karena adanya pola ketergantungan masyarakat terhadap satu matapencarian yaitu di sektor pertanian dengan komoditi utama karet dan gambir. Jika harga karet dan gambir tersebut sewaktu-waktu turun dalam rentang waktu yang cukup lama maka perekonomian masyarakat Pangkalan pun melemah yang ditandai dengan menurunnya daya beli masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Buk Helmy selaku pedagang grosir berikut ini :
“setahun belakangan ini daya beli masyarakat sangat menurun sehingga kedai saya sepi pembeli, yaa mau gimana lagi ini memang karena perekonomian masyarakat sangat melemah karena harga karet dan gambir yang cenderung menurun dan belum kunjung naik- naik”.
Hal senada juga diungkapkan oleh Pak Ujang selaku pemilik kedai makanan dan minuman di pinggir jalan raya yang hanya berjarak beberapa meter dari pasar Pangkalan :
“daya beli masyarakat sangat menurun, tapi untungnya ada pembeli dari mobil-mobil yang melintas singgah di kedai saya”.
Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Nagari Pangkalan adalah 9.357 jiwa. Dari jumlah tersebut 900 diantaranya adalah tergolong penduduk kurang mampu dan berada dibawah garis kemiskinan. Jika sektor pertanian dengan karet dan gambir sebagai komoditi utama tidak segera dibenahi. Misalnya dengan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan harga jual panen, maka dapat
diprediksikan akan semakin melemahnya perekonomian masyarakat Pangkalan yang tentu berdampak pada kondisi sosial yang kurang kondusif.
Melemahnya perekonomian masyarakat berdampak pada struktur sosial masyarakat. karena kondisi ekonomi yang tidak stabil rentan akan munculnya masalah-masalah sosial di masyarakat seperti terjadinya berbagai tindakan pencurian karena himpitan beban ekonomi. Kondisi ini tentu meresahkan masyarakat karena tidak kondusifnya kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Untuk menyikapi hal ini, Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah yang berkomitmen untuk membangun negri sesuai dengan slogannya “Membina Citra Membangun Negeri”, diharapkan kontribusinya dalam membangun perekonomian masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar dapat mendorong tercipatanya kondisi sosial ekonomi masyarakat yang kondusif. Salah satunya dapat diupayakan melalui pelaksanaan program CSR yang berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawab sosial Bank Nagari terhadap masyarakat lokal.
Nagari Pangkalan terdiri dari 11 (sebelas) Jorong sebagai berikut :
No. Nama Jorong Luas (Ha)
1 Banjaranah 1.323
2 Kampung Baru 2.882
3 Koto Panjang 736
4 Lakuak Gadang 473
5 Lubuk Nago 2.768
6 Lubuk Tabuan 450
7 Pasar Baru 1.050
8 Pasar Usang 522
9 Pauh Anok 622
10 Sopang 1.114
11 Tigo Balai 490
Sumber :Profil Nagari Pangkalan tahun 2012
Adapun yang menjadi batas wilayah Nagari Pangkalan adalah : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Nagari Tanjung Balit
2. Sebelah timur berbatasan dengan Nagari Koto Alam
3. Sebelah barat berbatasan dengan Nagari Gunung Malintang 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Nagari Manggilang
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, jumlah penduduk di Nagari Pangkalan adalah 9.357 jiwa dengan 2.431 KK (Kepala Keluarga). Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
No. Jenis Kelamin Jumlah 1. Laki-Laki 4.706 Jiwa 2. Perempuan 4.651 Jiwa
Mata pencarian penduduk Nagari Pangkalan terdiri dari petani, pedagang, PNS, swasta, dan lain-lain. Pertanian dan perkebunan merupakan mata pencarian
utama masyarakat dengan komoditi utama adalah karet dan gambir, serta kelapa sawit.
Masyarakat di tanah Minang identik sebagai masyarakat perantau, sehingga hamper di seluruh pelosok tanah air ada masyarakat Minang yang terkenal dengan kemampuan berdagangnya. Begitu juga masyarakat di Kenagarian Pangkalan banyak yang merantau ke Pekanbaru Riau dan memiliki organisasi perkumpulan yang diberi nama IKP (Ikatan Keluarga Pangkalan).
4.4. Bentuk Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan
Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat telah melaksanakan program berbasis sosial kemasyarakatan telah lama sejak Bank ini berdiri. Hal ini dimaksudkan untuk membina hubungan baik dengan masyarakat agar tercipta suatu hubungan yang harmonis demi menjaga stabilitas perusahaan. Program berbasis sosial kemasyarakatan yang selanjutnya disebut sebagai program CSR adalah sebagai bentuk tanggung jawab sosial Bank Nagari kepada masyarakat yang telah berperan penting dalam membantu pertumbuhan Bank Nagari hingga usianya yang mencapai 50 tahun hingga kini.
Sebelum istilah CSR dikenal di Indonesia, Bank Nagari telah melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada program CSR. Seperti diungkapkan oleh SHK selaku staf bagian Corporate Secretary Bank Nagari Pusat, berikut ini :
“dana yang dikeluarkan oleh Bank Nagari untuk kegiatan berbasis sosial kemasyarakatan dulunya disebut sebagai ‘dana sosial’, namun sekarang disebut dana CSR”.
Jauh sebelum diwajibkannya setiap Perseroan Terbatas (PT) untuk menyisihkan sebagian laba (demi kepentingan sosial, ekonomi, dan lingkungan) oleh Undang-Undang untuk melaksanakan program CSR, maka Bank Nagari telah sejak lama melaksanakan program berbasis CSR. Salah satunya adalah melalui pengalokasian dana sosial untuk membantu masyarakat lokal di wilayah kerja Bank Nagari ataupun yang lebih khususnya adalah untuk membantu masyarakat kurang mampu.
Pelaksanaan program CSR Bank Nagari dilakukan secara sentralistik (terpusat) oleh Bank Nagari Pusat yang berlokasi di Kota Padang. Bank Nagari Pusat akan mengatur dan mengelola setiap pelaksanaan maupun bentuk dari program CSR Bank Nagari, untuk kemudian dialokasikan kepada kantor-kantor cabang Bank Nagari yang tersebar di seluruh wilayah Sumatera Barat maupun yang berlokasi di luar daerah yaitu di Jakarta, Pekanbaru, dan Surabaya.
Pelaksanaan program CSR Bank Nagari pun beragam, terkadang hanya Bank Nagari cabang-cabang tertentu (dalam wilayah Kabupaten/Kota) yang kecipratan dana CSR. Misalnya pengalokasian dana CSR untuk program beasiswa, seperti yang diungkapkan oleh Pak Ilham selaku kepala Kredit Bank Nagari cabang Pangkalan berikut ini :
“hanya cabang-cabang tertentu yang mendapatkannya, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat di wilayah tersebut”.
Bank Nagari Cabang Pangkalan merupakan salah satu kantor cabang dari Bank Nagari yang melaksanakan program CSR berdasarkan regulasi dari pusat.
Namun demikian, Bank Nagari Cabang Pangkalan berinisiatif sendiri untuk membantu masyarakat kurang mampu di wilayah Kecamatan Pangkalan Koto Baru.
Seperti yang pernah dilakukan pada tahun 2012, seluruh karyawan Bank Nagari Cabang Pangkalan turun langsung ke masyarakat untuk membagikan sembako kepada masyarakat kurang mampu. Ada juga program CSR Bank Nagari yang bersifat kondisional seperti membantu korban kecelakaan ataupun bencana alam.
Namun demikian, ada beberapa program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan yang memang dilaksanakan hampir setiap tahunnya.
Berikut ini adalah data program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan yang dilaksanakan hampir setiap tahunnya :
Disamping program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan yang dilaksanakan hampir setiap tahunnya seperti yang tertera pada tabel. Ada beberapa program yang pelaksanaannya hanya pada waktu-waktu tertentu atau pada kondisi tertentu.
Misalnya ketika terjadi bencana alam seperti bencana banjir di Kenagarian Pangkalan, maka Bank Nagari Cabang Pangkalan akan mengeluarkan bantuan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap masyarakat lokal.
Selain itu, program CSR Bank Nagari yang bersifat kondisional juga diperuntukkan kepada masyarakat kurang mampu yang secara finansial memang membutuhkan bantuan. Seperti bantuan yang diberikan kepada keluarga Buk Eli Husna pada tahun 2012 atas musibah tersiram minyak panas yang menimpa anaknya.
Pelaksanaan program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan memang sangat beragam sesuai dengan kondisi, dinamika, dan kebutuhan masyarakat di suatu daerah.
Hal ini tentunya juga disesuaikan dengan komitmen Bank Nagari untuk selalu menjaga eksistensinya agar menjadi perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang.
Menurut Pak Ferdison selaku pimpinan Bank Nagari Cabang Pangkalan ketika ditemui diruang kerjanya, realisasi program CSR Bank Nagari diantaranya adalah :
1. Bantuan Bencana;
2. Beasiswa;
3. Sponsor acara adat seperti Potang Balimau di Nagari Pangkalan;
4. Sponsor even olahraga seperti Asyirwan Yunus Cup;
5. Bantuan ke Masjid/Mushalla;
6. Bantuan pengadaan kostum olahraga bagi SMA N 1 Pangkalan.