• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen penerapan akuntansi piutang murabahah di (Halaman 62-65)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, menurut Sugiyono (2012) peneitian deskriptif merupakan metode yang di gunakan untuk menggambarkan dan menganalisis hasil penelitian namun tidak digunakan untuk mengambil kesimpulan yang lebih luas. Dengan digunakan metode kualitatif yaitu untuk mencapai suatu tujuan, karena data yang diperoleh lebih lengkap, kredibel, lebih mendalam dan bermakna. Berdasarkan pendekatan ini tersebut, penelitian mengumpulkan, mempersiapkan serta menganalisis data yang berasal dari wawancara, dokumentasi dan juga mengakses website dan situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penerapan akuntansi piutang murabahah di perbankan syarian berdasarkan PSAK No. 102 Revisi 2019 pada bank sulselbar cabang syariah Makassar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitiannya yaitu menganalisis data perlakuan akuntansi atas piutang murabahah yang diterapkan oleh PT Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar, setelah diberlakukannya PSAK No. 102 revisi 2019

yang meliputi karakteristik murabahah, pengakuan dan pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakuakan pada wilayah kerja PT Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar. Waktu penelitian mulai Desember 2021 sampai Januari 2022

D. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan pihak-pihak perusahaan.

b. Data sekunder, merupakan data yang tidak diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa catatan dan laporan perusahaan baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu:

1. Penelitian Lapangan (Field Research), penelitian dilakukan langsung ke objek penelitian dengan tujuan menggambarkan semua fakta yang terjadi pada objek penelitian, agar permasalahan dapat diselesaikan.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dengan melaksakan penelitian lapangan adalah Dokumentasi, dengan melakukan pengumpulan data-data dan dokumen perusahaan yang relevan dengan penelitian ini.

2. Mengakses Website dan situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

F. Teknik Analisis

Dalam penelitian deskriptif ini dipakai pendekatan analisa komparatif yang bersifat studi kasus, yaitu dengan cara membandingkan kasus yang diteliti dengan konsep pembandingnya. Adapun analisa dan pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Menganalisis perlakuan akuntansi atas piutang murabahah yang diterapkan oleh PT Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar setelah diberlakukannya PSAK No. 102 Revisi 2019, yang meliputi :

a. Karakteristik murabahah.

b. Pengakuan dan pengukuran murabahah.

c. Penyajian dan pengungkapan murabahah

51 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah singkat PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan didirikan di Makassar pada taanggal 13 Januari 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan akta notaris Raden Kadiman di Jakarta No. 95 tanggal 23 januari 1961. Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No.67 tanggal 13 juli 1961 nama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggar.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No. 002 tahun 2964 tanggal 12 Februari 1964 nama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah diubah menjadi Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000. dengan pemisahan antara propinsi daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan propinsi Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No. 01 tahun 1993 dan penetapan modal dasar menjadi Rp25 milyar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan Bank BPD sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam rangka perubahan status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Peraturan Daerah No. 13 tahun 2003 tentang perubahan status Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan modal dasar Rp.650 milyar.

Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C- 31541.HT.01.01 tanggal 29 Desember 20014 tentang pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat Bank Sulsel, dan telah diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 13 tanggal 15 Februari 2005, Tambahan No. 1655/2005.

Pada tanggal 10 Februari 2011, telah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) yang dilakukan secara circular resolution dan Keputusan RUPS LB tersebut telah disetujui secara bulat oleh para pemegang saham. Keputusan RUPS LB tersebut telah dibuatkan aktanya oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, SH dengan Akta Pernyataan Tentang Keputusan Para Pemegang Saham sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT. Bank Sulsel, Nomor 16 Tanggal 10

Februari 2011. Dimana dalam Akta tersebut para pemegang saham memutuskan untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.

Perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU- 11765.AH.01.02. Tahun 2011 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu, perubahan nama ini juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor: 13/32/KEP.

GBI/2011 Tentang Perubahan Penggunaan Izin Usaha Atas nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Disingkat PT.

Bank Sulsel Menjadi Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat Disingkat PT. Bank Sulselbar.

Pada tahun 2019, Bank Sulselbar telah mendapatkan izin untuk melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (Bank Devisa) dan mencatatkan Bank Sulselbar sebagai Bank BPD Pertama dan satu- satunya yang beroperasi sebagai Bank Devisa di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini Berdasarkan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor: KEP-197/D.03/2019 Tanggal 25 Oktober 2019 Tentang Pemberian Izin Untuk Melakukan Kegiatan Usaha Dalam Valuta Asing Bagi PT. Bank

Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat yang ditetapkan di Jakarta.

PT. Bank Sulselbar membuat Usaha unit syariah pada tahun 2007.

Di mana sudah dibuat dewan pengawas syariah yang sesuai pada surat keputusan direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR tanggal 26 April 2007 perihal pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT.

Bank Sulsel dan SK direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007 perihal Personalia Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel.Strategi yang ditempuh untuk pengembangan Unit Usaha Syariah ini antara lain :

1. Menambah modal Unit Usaha Syariah melewati mekanisme internal ataupun tambahan alokasi modal.

2. Mengembangkan SDM di dalam service excellent dan memahami teori serta produk perbankan syariah.

3. Melaksanakan Good Corporate Governance untuk mengawasi pandangan perusahaan dimasyarakat serta mewujudkan perbankan yang sehat dan terpercaya.

4. Memacu pada pengumpulan dana di masyarakat untuk masa yang panjang secara berimbang melalui distribusi pembiayaan syariah yang dialokasikan.

5. Melaksanakan sosialisasi serta promosi kepada masyarakat secara intensif baik dengan bekerjasama para ulama ataupun media promosi dan sosialisasi yang lain.

6. Mengekspos akses pelayanan pada masyarakat yang makin besar beserta office channeling, peresmian kantor cabang syariah yang baru dan kolaborasi ATM.

2. Visi dan Misi

1. visi

Menjadi Bank Kebanggaan dan Terkemuka untuk Membangun Kawasan Timur Indonesia

2. MISI

a. Memberikan solusi jasa keuangan yang inovatif kepada pemerintah dan masyarakat berlandaskan Layanan Prima dan Prinsip kehati-hatian.

b. Mitra strategis Pemda dalam pembangunan daerah.

c. Mitra utama bagi UMKM untuk menggerakkan kesinambungan sektor riil.

3. Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah suatu sistem yang digunakan untuk mendefinisikan suatu hirarki dalam suatu organisasi. Ini mengidentifikasi setiap pekerjaan, fungsinya dan kemana akan melapor ke dalam organisasi.

Struktur ini dikembangkan untuk menetapkan bisnis beroperasi dan membantu usaha untuk mencapai tujuannya untuk memungkinkan pertumbuhan di masa depan, struktur organisasi menggunakan bagan organisasi.

Gambar 4.1 struktur Organisasi Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

4. Tugas

1) Pimpinan Cabang

Pimpinan Cabang

Pimpinan Seksi Umum Dan Personal

ia

Pimpinan Seksi Pemasaran dan

Treasury

Pimpinan Seksi Akuntansi Dan Pelaporan

Service Assistance

Funding

Security

Driver

Head Teller

Teller

a. Bertanggungjawab pada semua target yang telah di capai dan ditetapkan oleh Bank Sulselbar.

b. Bertanggungjawab pada semua kegiatan operasional kantor

c. Melaksanakan supervisi pada tiap unit/ seksi dicabang dan penerapan saat target sudah mencapai yang telah di tentukan.

d. Bertanggungjawab pada perkembangan kualitas sumber daya manusia nya.

e. Bertan

f. ggungjawab pada situasi cabang agar tetap kondusif.

g. Bertanggungjawab pada monitoring serta pembina pada konsumen pembiayaan.

h. Penanggungjawab user pimpinan cabang.

i. Bertanggungjawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.

j. Membentuk serta mempertambah relationship pada seluruh wilayah kerja cabang.

2) Pimpinan Seksi Umum dan Personalia a. Mengawasi staf

b. Menyusun perincian upah c. Menyusun perincian konsumsi d. Menyusun surat yang keluar e. Meyusun surat yang masuk

f. Mengelola barang inventaris kantor g. Menyusun daftar ATI dan penyusutan h. Melaksanakan taksasi agunan

i. Mengawasi keperluan ATC/ATK/ATI

j. Penanggung jawab User Kasir Umum

3) Pimpinan Seksi Pemasaran dan Treasurnya

a. Bertanggungjawab pada perolehan target pembiayaan

dan target operasional lain yang sudah ditentukan oleh cabang.

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan

c. Melaksanakan sosialisasi pada permohonan yang masuk d. Memberikan usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk

diberikan fasilitas pembiayaan.

e. Membimbing serta mengamati semua account

pembiayaan yang sudah disalurkan

f. Memberikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat

ataupun ke Bank Indonesia.

g. Mendukung kasir pemasaran pada pencapaian target funding.

4) Pimpinan Seksi Akuntansi & Pelaporan

a. Mengawasi mutasi neraca dan laba rugi b. Melayani review transaksi teller

c. Berkoordinasi dengan teller, SA dan penanggungjawab

VBS secara langsung.

d. Menjalankan konsolidasi RAK ataupun giro antar bank

dengan divisi UUS.

e. Mengayomi stabilitas cabang

f. Mengayomi keharmonisan kinerja secara internal dan

secara eksternal

g. Memberikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat atau

ke Bank Indonesi

h. Anggota komite kantor cabang

i. Penanggungjawab User Kasie Akuntansi dan pelaporan.

j. Penanggungjawab ruang khasanah k. Penanggungjawab berangka

5) Head Teller

a. Melaksanakan transaksi tunai dan non tunai b. Memberikan laporan kas

c. Mengawasi posisi saldo kas d. Pemegang brangkas

e. Penanggungjawab User Teller

6) TellerMempersembahkan layanan dalam menghitung, mengontrol dana masuk dan keluar kas serta

bertanggungjawab pada Head Teller.

7) Service Assistance

a. Bertanggungjawab pada pelayanan ke seluruh nasabah secara prima

b. Mengawasi pembukaan rekening simpanan secara regular c. Melaksanakan koordinasi dengan kassie keuangan serta

teller tentang aktivitas rekening simpanan

d. Melindungi keharmonisan kerja pada semua bagian e. Bertanggungjawab pada target yang telah dicapai

pendanaan dan target operasional lainnya yang sudah ditetapkan oleh cabang

f. Penanggungjawab user SA g. Mengawasi penggunaan materai 8) Tugas Satpam dan Fungsinya

a. Mengawasi keamanan kantor dan sekitarnya b. Memantau pegawai dan absensi nya

c. Memantau pengunjung yang datang d. Mengawasi barang inventaris kantor e. Mengawasi barang/kendaraan pegawai f. Mengelola kebersihan dan halaman kantor g. Membantu pegawai

h. Melakukan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung

i. Pelindungi pada cover 9) Driver

a. Mengantar pimpinan cabang b. Mengantar pegawai

c. Menjaga kendaraan dinas

d. Menjaga kebersihan halaman kantor

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian)

Murabahah terdiri dari dua yaitu murabahah tanpa pesanan dan murabahah berdasarkan pesanan. Murabahah tanpa pesanan yaitu bank yang bertindak sebagai penjual barang yang diperolehnya tanpa adanya pesanan terlebih dahulu dari nasabah. Sedangkan murabahah berdasarkan pesanan tidak mengakui pengadaan aktiva murabahah.

Murabahah memberikan banyak manfaat Pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar, yaitu dengan keuntungan yang didapatkan dari selisih harga beli penjual atau nasabah terhadap harga jual pada nasabah.

Piutang murabahah yang diberikan oleh pihak bank Sulselbar cabang syariah Makassar yaitu diakui sebagai biaya perolehan aset murabahah berupa rumah dari developer dan biaya perolehan tersebut ditambah dengan magin yang telah disepakati antara pihak bank sulsebar cabang syariah Makassar dengan pihak nasabah.kemudian untuk penilaian piutang murabahah yaitu dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang dikurangi dengan penyisihan kerugian piutang pada akhir periode pelaporan keuangan .

Pada Bank Sulsebar Cabang Syariah Makassar sistem jual beli murabahah memiliki jangka waktu pembayaran yang berbeda. Bank sulselbar cabang syariah Makassar mengakui keuntungan selama

periode akad sesuai dengan tingkat resiko dan pengakuan keuntungan diakui secara proporsional dengan jumlah piutang yang telah ditagih.

Berikut adalah tabel Penerapan antara kebijakan murabahah yang diterapkan oleh Bank Sulselbar cabang syariah Makassar dengan PSAK 102 Revisi 2019 tentang akuntansi Muabahah.

Tabel 4.1 Penerapan PSAK No.102 Pada Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

No. PSAK 102 revisi 2019 PT Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

Keterangan

1. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah menerima pesanan dari pembeli.

Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Dalam murabahah berdasarkan pesanan, penjual melakukan pembelian barang setelah menerima pesanan dari pembeli.

Sesuai

2. Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya.

Murabahah berdasarkan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang dipesannya. Dalam murabahah pesanan mengikat pembeli tidak dapat membatalkan pesanannya.

Sesuai

3. Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh.

Pembayaran tangguh adalah pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserahkan kepada pembeli, tetapi pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu.

Pembayaran murabahah dapat dilakukan secara tunai atau tangguh.

Pembayaran tangguh adalah pembayaran yang dilakukan tidak pada saat barang diserahkan kepada pembeli, tetapi pembayaran dilakukan secara angsuran atau sekaligus pada waktu tertentu.

Sesuai

4. Akad murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara pembayaran yang berbeda sebelum akad murabahah

- Tidak diatur

dilakukan. Namun jika akad tersebut telah disepakati, maka hanya ada satu harga yang digunakan yaitu harga dalam akad.

5. Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual.

Penjual harus memberitahukan biaya perolehan persediaan murabahah kepada pembeli. Biaya perolehan persediaan murabahah merupakan jumlah kas neto yang dikeluarkan oleh penjual sampai dengan akad murabahah, termasuk diskon yang diterima oleh penjual dalam bentuk apa pun atas pembelian persediaan murabahah sampai dengan terjadinya akad murabahah.

- Tidak diatur

6. Diskon atas pembelian barang yang diterima oleh penjual setelah akad murabahah disepakati diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi hak pembeli.

Diskon atas pembelian barang yang diterima oleh penjual setelah akad murabahah disepakati diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam akad tersebut. Jika tidak diatur dalam akad, maka diskon tersebut menjadi hak pembeli.

Sesuai

7. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari penjual dan/atau aset lain.

Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain, dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank.

Sesuai

8. Penjual dapat meminta uang muka (hamish jiddiyah) kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati. Jika akad murabahah batal, maka uang muka tersebut dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi biayariil yang dikeluarkan oleh penjual. Jika uang muka lebih kecil daripada biaya riil yang dikeluarkan oleh penjual, maka penjual dapat meminta ganti rugi kepadapembeli.

Penjual dapat meminta uang muka (hamish jiddiyah) kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati. Jika akad murabahah batal, maka uang muka tersebut dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi biayariil yang dikeluarkan oleh penjual. Jika uang muka lebih kecil daripada biaya riil yang dikeluarkan oleh penjual, maka penjual dapat meminta ganti rugi kepadapembeli.

Sesuai

9. Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjual dapat mengenakan denda, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan oleh force majeur. Denda tersebut

Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjual dapat mengenakan denda, kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum mampu melunasi disebabkan oleh force majeur. Denda tersebut

Sesuai

didasarkan pada pendekatan ta‟zir yaitu untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadap kewajibannya.

Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan denda yang diterima oleh penjual diperuntukkan sebagai dana kebajikan.

didasarkan pada pendekatan ta‟zir yaitu untuk membuat pembeli lebih sesuaidisiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan denda yang diterima oleh penjual diperuntukkan sebagai dana kebajikan.

10. Penjual dapat memberikan potongan pada saat terjadi pelunasan piutang murabahah; atau memberikan potongan atas piutang murabahah yang belum dilunasi.

Bank Tidak memberikan Potongan pada nasabah

Tidak diatur

Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Penjual

1. Pada saat perolehan, persediaan murabahah diukur pada biaya perolehan.

Pada saat perolehan, aset murabahah tidak diakui sebagai persediaan sebesar harga perolehan

Tidak sesuai

2. Setelah pengakuan awal, persediaan murabahah diukur pada biaya perolehan atau nilai realisasi neto mana yang lebih rendah. Jika nilai realisasi neto persediaan murabahah lebih rendah daripada biaya perolehannya, maka selisihnya diakui sebagai kerugian. Dalam murabahah pesanan mengikat, harga jual setelah dikurangi estimasi biaya penjualan merupakan nilai realisasi neto dari persediaan murabahah.

Persediaan berada pada posisi debet berarti saldo persediaan bertambah sejumlah harga nominalnya, dan akun kas di neraca akan berkurang sejumlah nilai beli bagi persediaan.

Tidak sesuai

3. Diskon pembelian persediaan murabahah yang terjadi setelah akad murabahah diakui sebagai:

a. liabilitas kepada pembeli, jika diskon tersebut merupakan hak pembeli sesuai yang diperjanjikan dalam akad murabahah atau jika tidak diperjanjikan dalam akad murabahah;

b.penghasilan periode berjalan, jika diskon tersebut merupakan hak penjual sesuai yang diperjanjikan dalam akad.

Sesuai

4. Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar jumlah tagihan kepada pembeli. Penurunan nilai atas piutang murabahah diatur dalam [Draf Eksposur] ISAK 102:

Penurunan Nilai Piutang Murababah.

Piutang murabahah dilakukan dengan pencatatan akad marjin.

Sesuai

5. Pendapatan murabahah terdiri atas marjin dan pendapatan lain yang tercantum dalam akad. Marjin murabahah merupakan selisih antara harga jual dan biaya perolehan persediaan murabahah. Uang muka dari pembeli dapat diakui sebagai:

(a) pengurang biaya perolehan persediaan murabahah, atau

(b) pengurang tagihan kepada pembeli.

Bank mengakui marjin selama periode akad sesuai dengan tingkat resiko dan pengakuan keuntungan dilakukan secara proporsional pada jumlah piutang yang berhasil ditagih.

Tidak sesuai

6. Pendapatan murabahah diakui:

(a) pada saat penjual mengalihkan pengendalian atas persediaan kepada pembeli jika murabahah dilakukan secara tunai atau tangguh yang tidak mengandung unsur pembiayaan signifikan;

(b) selama periode akad secara proporsional jika murabahah dilakukan secara tangguh yang mengandung unsur pembiayaan signifikan dan penjual memiliki risiko yang signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan.

Tidak diatur

7. Pendapatan murabahah dari murabahah tangguh yang mengandung unsur pembiayaan signifikan dan penjual tidak memiliki risiko signifikan terkait dengan kepemilikan persediaan diatur dalam [Draf Eksposur] ISAK 101:

Pengakuan Pendapatan Murabahah Tangguh Tanpa Risiko Signifikan Terkait Kepemilikan Persediaan.

Tidak diatur

8. Biaya transaksi yang terkait dengan akad murabahah diakui selaras dengan pengakuan pendapatan murabahah yang diatur di paragraf 20 dan 21.

Tidak diatur

9. Potongan pelunasan piutang murabahah diakui sebagai pengurang pendapatan murabahah periode berjalan.

Bank tidak memberikan potongan pelunasan pada nasabah agar nasabah tidak tergiur oleh potongan yang diberikah pihak

Tidak Sesuai

bank.

10. Potongan atas piutang murabahah yang belum dilunasi akan mengubah besaran pengakuan pendapatan murabahah yang dijelaskan di paragraf 20(b) dan 21.

-

11. Keterkaitan antara pengaturan pengakuan pendapatan yang diatur dalam Pernyataan ini dan [Draf Eksposur] ISAK 101 dan pengaturan penurunan nilai atas piutang murabahah, akan diatur dalam PSAK yang akan diterbitkan kemudian.

Tidak diatur

12. Denda yang diterima dari pembeli diakui sebagai liabilitas.

Bank tidak mengenakan denda Tidak sesuai

Akuntansi pembeli

1. Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang murabahah sebesar jumlah yang wajib dibayarkan.

Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang murabahah sebesar jumlah yang wajib dibayarkan.

Sesuai

2. Biaya perolehan dari aset yang

diperoleh melalui transaksi murabahah diukur pada:

(a) harga beli ditambah biaya transaksi, jika murabahah secara tunai;

(b) biaya perolehan tunai, jika melalui murabahah tangguh. Selisih antara harga beli dan biaya transaksi dengan perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan.

Bagian a sesuai

Penyajian

1. Piutang murabahah disajikan sebesar nilai neto yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.

Piutang murabahah yang disajikan dalam neraca sebesar nilai bersih yang direalisasikan bank membuat penyisihan untuk piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih

Sesuai 3. Beban murabahah tangguhan

diamortisasi secara proporsional selama masa akad.

Beban murabahah tangguhan diamortisasi secara proporsional selama masa akad.

Sesuai

4. Diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan, dan potongan utang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.

Tidak diatur

5. Denda yang dibayarkan kepada penjual diakui sebagai beban.

Bank tidak mengenakan denda dalam bentuk apapun.

Tidak sesuai

6. Potongan uang muka akibat pembeli batal membeli barang diakui sebagai beban.

Jika pembeli batal membeli maka uang muka dikembalikan kepada nasabah/pembeli setelah diperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan oleh bank.

Sesuai

Dalam dokumen penerapan akuntansi piutang murabahah di (Halaman 62-65)

Dokumen terkait