• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

33

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bone yang merupakan salah satu desa dari 15 desa/kelurahan yang ada di wilayah kecamatan Bajeng kabupaten Gowa. Desa Bone berada ±15 KM dari Kota Provinsi atau

±10 KM dari Kota Sungguminasa Ibu Kota Kabupaten Gowa atau ±3 KM dari Ibu Kota Kecamatan Bajeng dengan luas wiayah 3,05 KM² (tiga koma nol lima meter). Batas-batas wilayah Desa Bone yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lempangan Kec. Bajeng b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bonto Sunggu Kec. Bajeng c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bori’matangkasa Kec.

Bajeng Barat

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Moncobalang Kec.

Barombong

2. Waktu penelitian yaitu 2 (dua) bulan mulai bulan Agustus sampai bulan September 2021.

D. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa Data Primer dan Data Sekunder :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui wawancara (interview) untuk memperoleh data yang diperlukan menjadi lengkap. Peneliti memilih informan yang akan di wawancarai yang terlibat langsung dalam pengelolaan alokasi dana desa yaitu Kepala Desa, Sekretaris Desa, Bendahara Desa serta masyarakat.

2. Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melaui media perantara atau dikumpulkan dan dicatat oleh

pihak lain yang telah disusun dan dipublikasikan. Data tersebut dapat diperoleh melalui gambar, tabel, dan dokumen-dokumen yang telah di arsipkan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses dalam mengumpulkan, pencatatan, dan penyajian fakta utuk mendapatkan data yang akan diolah menjadi suatu hasil penelitian. Untuk mendapatkan data yang menunjang dalam penelitian ini maka digunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada informan atau pihak yang terkait dalam pengelolaan alokasi dana desa.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneiliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam mengumpulkan informasi yang valid dan akurat, peneliti melakukan wawancara secara mendalam yang dibantu dengan alat perekam yang digunakan untuk mendapatkan keterangan atau informasi yang tidak sempat dicatat peneliti saat melakukan wawancara bersama informan.

2. Observasi yaitu dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian terkait pengelolaan alokasi dana desa.

Peneliti akan mengikuti kegiatan keseharian yang dilakukan subyek atau informan dalam waktu tertentu, memperhatikan apa yang dikatakannya dan mempelajari dokumen yang dimiliki. Ini dilakukan dengan mengamati, mencatat hal-hal, melihat perkembangan dan sebagaimana

tentang Akuntabilitas pengelolaan alokasi dana desa di Desa Bone dalam tata pemerintahan yang baik.

3. Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari catatan- catatan/dokumen-dokumen yang dimiliki desa dalam pengelolaan alokasi dana desa. Keseluruhan data tersebut diperoleh dari pemerintah desa untuk peneliti catat sebagai salinan data penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya agar menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Adapun alat bantu yang dilakukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Alat perekam suara 2. Buku catatan 3. Alat tulis 4. kamera

5. Buku, jurnal, dan referensi lainnya G. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deksriptif kualitatif. Yang dimaksud analisis deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan menggambarkan pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa Bone dari berbagai situasi yang terjadi, baik dari data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara atau pengamatan mengenai masalah yang terjadi di lapangan yang menjadi bahan penelitian bagi pihak peneliti.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun ke pola, memilah mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, selanjutnya membuat kesimpulan sehingga memudahkan untuk dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiyono, 2010).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian

Desa Bone merupakan salah satu desa yang berada dalam daerah dataran rendah di Wilayah Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Jarak dari Pusat Pemerintah Kecamatan Bajeng seluas 3 KM dan Kota Sungguminasa Ibu Kota Kabupaten Gowa seluas 10 KM serta Ibu Kota Provinsi 15 KM.

Batas-batas wilayah Desa Bone yaitu :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lempangan Kec. Bajeng b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bonto Sunggu Kec. Bajeng c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bori’matangkasa Kec.

Bajeng Barat

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Moncobalang Kec.

Barombong

Desa Bone merupakan daerah dataran rendah yang luas wilayahnya 3,05 KM² dan berada ditengah-tengah hamparan sawah.

Desa Bone dikenal dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musin hujan yang memiliki iklim dengan tipe D4 (3,032) dan ketinggian 200- 700 m dari permukaan laut. Dilihat dari kondisi geografisnya Desa Bone memiliki wilayah potensial untuk usaha pertanian. Berdasarkan kondisi desa ini maka akan dijabarkan permasalahan, potensi, hingga daftar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) yang

diprogramkan untuk 6 (enam) tahun serta dukungan dari pemerintah desa untuk pengembangan potensi sangat diharapkan.

Wilayah Desa Bone dibagi menjadi 6 (enam) dusun sebagai berikut :

1) Dusun Buka terdiri dari 2 (Dua) RW dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

2) Dusun Appa’Bone terdiri dari 2 RW (Dua) dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

3) Dusun Mannuruki terdiri dari 2 RW (Dua) dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

4) Dusun Ripangngainta terdiri dari 2 RW (Dua) dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

5) Dusun Ritaya terdiri dari 2 RW (Dua) dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

6) Dusun Paranga terdiri dari 2 RW (Dua) dan 4 (Empat) RT a. RW 01 terdiri 2 (Dua) RT

b. RW 02 terdiri 2 (Dua) RT

Jumlah penduduk di Desa Bone berjumlah 5.904 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 2.967 jiwa, perempuan 2.937 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.346 KK.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan jumlah KK

No Wilayah (Dusun) Jumlah KK

1 Buka 241

2 Appa Bone 321

3 Mannuruki 123

4 Ripangngainta 273

5 Ritaya 204

6 Paranga 184

Jumlah 1.346

(Sumber : Profil Desa Bone) 2. Tingkat Ekonomi

Penduduk Desa Bone pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani. Sebagian penduduk berdagang hasil tanaman seperti eceran, kelontong, dan usaha perbengkelan. Dan masyarakat Desa Bone ada juga yang bergelut dibidang pemerintahan (PNS). Dari segi tingkat ekonomi Desa Bone secara rinci dapat dilihat pada table 4.2, dimana mata pencahariannya masyarakatnya bekerja sebagai berikut :

Tabel 4.2 Sumber penghasilan masyarakat Desa Bone

Pekerjaan Jumlah

Petani 1.004

Pedagang 100

Jasa 32

Industri 25

Buruh 630

Peternakan 73

Perikanan 28

PNS 68

Berdasarkan tabel di atas pekerjaan dari penduduk Desa Bone lebih banyak di sektor pertanian dan buruh dimana petani sebanyak 1.004 orang dan buruh 630 orang, kemudian di sektor perdagangan.

Jasa dan industri sebanyak 100, 32, 25 orang. Selanjutnya di sektor peternakan, perikanan dan PNS sebanyak 73,28 dan 68 orang.

3. Struktur Pemerintahan Organisasi Desa Bone

Struktur organisasi pemerintah Desa Bone menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa sebagaimana tersaji dalam gambar berikut :

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Desa Bone

Berdasarkan struktur organisasi pada pemerintahan Desa Bone di atas maka tugas dan fungsi pemerintahan Desa Bone sebagai berikut : a. Kepala Desa tugasnya :

Menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan

Kadus Ripangngainta Jufri Maharani PLT Kepala Desa Siti Haerani, S.Sos BPD

PLH/Sekretaris Amiruddin

Kaur Administrasi Justan

Kaur Umum Nur Asmin Kaur Keuangan

Baharuddin Kasi Pemerintahan

Nurul Hikmah.N

Kasi Kesra Hasniar, S.Pd Kasi Pembangunan

Sumiati

Staf Keuangan Jaharuddin

Kadus Buka Thalib Tiro

Kadus Appabone Muh. Arsyad

Bali

Kadus Mannuruki

Sainal

Kadus Ritaya Muh. Basri Liu

Kadus Paranga Hasanuddin Erang

pemberdayaan masyarakat desa. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Desa berwenang :

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa

2. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa 3. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa

4. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa)

5. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat desa

6. Membina dan mengangkat perekonomian desa serta mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif

7. Menetapkan peraturan desa

8. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif 9. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat desa 10. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

b. Sekretaris Desa tugasnya :

Membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat serta membantu pelayanan ketatausahaan.

Fungsinya :

1. koordinator kegiatan perangkat desa

2. pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan serta pelaporan 3. pelaksaan administrasi pemerintahan, pemmbangunan dan

kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat

4. penyusunan program kerja tahunan dan pelaporannya

5. pelayanan masyarakat di bidang administrasi pemerintahan, pembangunan serta kesejahteraan masyarakat

6. pengumpulan dan pengolahan bahan, evaluasi data dan perumus program serta petunjuk untuk keperluan pembinaan penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat 7. menggantikan tugas dan fungsi Kepala Desa apabila Kepala

Desa berhalangan melakukan tugasnya

8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

c. Kepala Urusan (Kaur) Administrasi tugasnya :

Penyusunan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan urusan administrasi desa.

Fungsinya :

1. Penyusunan rencana dan penyelenggaraan administrasi umum 2. Penyusunan program dan penyelenggaraan ketatausahaan

serta penyelenggaraan kearsipan

3. Pelaporan dan evaluasi penyelenggaraan urusan administrasi 4. Pelaksaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan

Sekretaris Desa.

d. Kaur keuangan tugasnya :

Menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan urusan keuangan desa.

Fungsinya :

1. Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan keuangan desa.

2. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan bahan, data dan potensi serta kegiatan pelayanan kepada masyarakat dalam penyelenggaraan keuangan desa.

3. Pelaporan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan keuangan desa

4. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa.

e. Kaur Umum tugasnya :

Menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan urusan umum.

Fungsinya :

1. Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa meliputi ketatausahaan, perlengkapan, aparat desa serta rumah tangga dalam rangka penyelenggaraan urusan umum.

2. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan urusan umum.

3. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

4. Penyusunan data, bahan laporan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan urusan umum

5. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh Kepala Desa dan Sekretaris Desa.

f. Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan tugasnya :

Menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan bidang pemerintahan.

Fungsinya :

1. Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan umum dan pelayanan masyarakat.

2. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan umum.

3. Penyusunan program dan perencanaan administrasi kependudukan dan catatan sipil

4. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, ketenteraman dan ketertiban masyarakat,.

5. Penyusuna data dan bahan laporan penyelenggaraan pemerintahan.

6. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh Kepala Desa.

g. Kasi Pembangunan tugasnya :

Menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan bidang pembangunan.

Fungsinya :

1. Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan pembangunan dan pelayanan masyarakat.

2. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan pembangunan, meliputi infrastruktur, perekonomian, produksi, dan pertanian.

3. Penyusunan dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayana kepada msyarakat, penyelenggaraan pembangunan, meliputi infrastruktur, perekonomian, produksi, dan pertanian.

4. Penyusunan data, bahan laporan, pelaporan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan.

5. Pelaksanaan tugas lain yan diberikan oleh Kepala Desa.

h. Kasi Kesejahteraan rakyat tugasnya :

Menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan bidang kesejahteraan rakyat.

Fungsinya :

1. Penyusunan program dan kebijakan pemerintah desa dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.

2. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan meliputi pengumpulan bahan, data dan potensi dalam rangka penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.

3. Penyusunan program dan perencanaan kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat, dan penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.

4. Penyusunan data, bahan laporan, pelaporan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kesejahteraan rakyat.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

i. Kepala Dusun tugasnya :

Membantu Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di dalam wilayah dusun.

Fungsinya :

1. Pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta ketentraman dan ketertiban di wilayahnya,

2. Pembinaan kerukunan warga, swadaya gotong royong di wilayahnya.

3. Pelaksanaan kebijakan Kepala Desa di wilayahnya.

4. Penyuluhan program pemerintah di wilayahnya.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

B. Hasil Penelitian

1. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Akuntabilitas dalam sistem pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance) yang diatur dalam UU No 28 Tahun 1999 mengenai pengelolaan pemerintah yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga dengan dikelolanya alokasi dana desa disetiap desa dapat dijadikan sebagai jembatan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik agar nantinya akuntabilitas dapat tercapai sehingga tingkat korupsi di Indonesia dapat di minimalisir khususnya dalam pengelolaan alokasi dana desa. Untuk melihat sejauh mana akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Bone, dimana dalam pengelolaan alokasi

dana desanya berpedoman pada Permendagri No 20 Tahun 2018 mengenai Pengelolaan Keuangan Desa yang terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Sebagaimana di ungkapkan oleh Pak Amiruddin selaku PLH/Sekretaris Desa Bone pada hari Senin, 30 Agustus 2021 yang menyatakan:

“Begini dek kalau kita disini itu untuk pengelolaan keuangan desa kita pakai Permendagri 20, ada itu 5 (lima) tahap pertama perencanaan dulu sudah itu pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan lalu terakhir pertanggungjawaban”.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Pak Amiruddin diketahui bahwa pengelolaan alokasi dana desa di desa Bone dilakukan melalui 5 (lima) tahap berdasarkan Permendagri No 20 Tahun 2018.

Untuk lebih jelasnya berikut kelima tahap pengelolaan alokasi dana desa di Desa Bone :

a. Perencanaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Perencanaan merupakan tahap awal pengelolaan alokasi dana desa. Perencanaan pengelolaan alokasi dana desa di artikan sebagai kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan belanja dalam kurun waktu tertentu pada anggaran tahun berjalan. Dalam Permendagri No 20 tahun 2018 pengelolaan keuangan desa tahap perencanaan juga diartikan sebagai proses penyusunan APBDes yang di awali dengan musyawarah dusun (musdus), musyawarah desa (musdes) dan musrenbangdes (musyawarah rencana pembangunan desa). Pada musyawarah ini pemerintah desa membahas tentang perencanaan pembangunan desa yang

meliputi RPJM Desa dan RKP Desa. RKP Desa direncanakan melalui musrenbangdes dan dilaksanakan pada bulan Juli tahun berjalan. Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bapak Amiruddin selaku PLH/Sekretaris Desa Bone pada Hari Senin, 30 Agustus 2021:

“Pada tahap perencanaan dimulai dari musdus dulu untuk mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan masyarakat yang ada di setiap dusun. Hasil musyawarah dusun ini yang nantinya akan menjadi acuan bagi pemerintah desa untuk dituangkan dalam RPJMDes. Nah hasil dari MUSDUS nantinya akan dilanjutkan di MUSDES untuk penyusunan RKP Desa. Terakhir setelah musdes diadakanmi musrenbangdes ”.

Selanjutnya Musrenbang di selenggarakan oleh BPD untuk membahas dan menyepakati bersama mengenai rancangan RKP Desa dan juga untuk membahas tentang prioritas dan skala prioritas program kerja yang akan dilaksanakan pada tahun berkenaan. Hasil musyawarah tersebut akan dituangkan kedalam RKP Desa yang nantinya akan menentukan arah pembangunan desa dalam satu tahun kedepan. Dimana RKP Desa tersebut berfokus pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) sehingga dokumen RKP Desa dan RPJM Desa menjadi dasar RAPBDes. Selanjutnya RAPBDes disepakati bersama oleh kepala desa dan BPD kemudian dievaluasi oleh bupati melalui camat hingga penetapan APBDesa. APBDes berisi kegiatan pembangunan dalam kurun satu tahun yang harus dilaksanakan berdasarkan skala prioritas. Pernyataan tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Kaur Pemerintahan Ibu Nurul Hikmah pada Hari Rabu, 1 September 2021 :

“Di Musrenbang desa itu dek dibahaski mengenai penyusunan APB Desa nah dalam penyusunannya berfokuski pada dokumen RKP Desa dan RPJM Desa, jadi dua dokumen itu perperan penting dalam APBDes”.

Pemerintah desa menyelenggarakan musyawarah desa yang dihadiri oleh Kepala Desa, BPD, seluruh ketua RT, RW, Dusun, tokoh masyarakat dan kelompok pemuda untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa dan RPJM Desa. Hasil kesepakatan musdes dituangkan dalam berita acara.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara oleh Pak Amiruddin selaku PLT/Sekretaris Desa Bone pada Hari Senin, 30 Agustus 2021 yang mengungkapkan bahwa:

“Jadi dek disini setiap mau menyusun APBDes tahun berikutnya, kami selalu melibatkan masyarakat, perangkat desa, ketua RT, ketua RW, Kadus serta tokoh agama.

Dengan mengikutsertakan mereka semua dalam rapat.”

Pernyataan ini juga diperkuat dengan informasi yang disampaikan oleh Pak Budianto selaku BPD Desa Bone pada Hari Senin, 30 Agustus 2021yang menyatakan :

“Yang hadir dalam musyawarah itu jelas ada perangkat desa semua, BPD semua di undang, perwakilan dari RT dan RW kita undang semua.”

Upaya pemerintah desa menampung segala masukan dari peserta musyawarah desa dalam pengelolaan ADD semua masukan diakomodir dalam notulen atau catatan dana yang kemudian dibicarakan dengan para lembaga. Selanjutnya dengan skala prioritas dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan informasi dari PLH/Sekretaris Desa Bone Pak Amiruddin Desa Bone pada Hari Senin, 30 Agustus 2021 yang menyatakan :

“Semua masukan kita akomodir dalam suatu catatan atau notulen, kemudian kita bicarakan dengan para lembaga dengan skala prioritas mana yang kita dahulukan.”

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas pengelolaan ADD pada tahap perencanaan sudah sesuai dengan Permendagri No 20 Tahun 2018, hal ini dibuktikan pada penyusunan RAPBDes hinga menjadi APBDes pemerintah desa telah menjalankan tugasnya dengan baik berdasarkan aturan yang berlaku serta dalam pengelolaan ADD di tahap perencanaan diawali musdus, kemudian musdes dan musrenbang dengan mengikutsertakan masyarakat desa, perangkat desa dan tokoh- tokoh masyarakat, sehingga dengan adanya partisipasi tersebut pemerintah desa dalam tahap perencanaan pengelolaan ADD sudah menjalankan tugasnya dengan baik.

b. Pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Mekanisme pelaksanaan dalam pengelolaan ADD yaitu penerimaan dan pengeluaran desa yang dilaksanakan melalui Rekening Kas Desa (RKD) pada bank yang ditunjuk Bupati/Wali kota (Permendagri No 20 Tahun 2018). Pelaksanaan dalam pengelolan ADD dimulai dari penerimaan informasi bahwa ADD sudah cair dan di cek RKD pada bank yang ditunjuk oleh Pemda.

Kemudian dicairkan dan dialokasikan sesuai dengan penggunaan ADD di Desa tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan yang sumber pembiayaannya dari ADD dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Desa.

Kemudian tim pelaksana akan membentuk tim pengelolaan kegiatan untuk melaksanakan program kegiatan lapangan.

Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) pada pemerintahan Desa Bone di koordinir oleh Sekretaris Desa Bone, sebagai kordinator yang menjalankan, mengawasi, serta melaporkan kinerja kegiatan yang dilakukan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil wawancara dengan PLH/Sekretaris Desa Bone Pak Amiruddin pada Hari Senin, 30 Agustus 2021 yang menyatakan:

“Dalam pelaksanaannya dek sebagai Sekretaris Desa saya sendiri sebagai kordinator, selaku kordinator kami membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK).”

Setelah Sekretaris Desa membentuk TPK, selanjutnya mengajukan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan yang harus disertai dengan dokumen Rancangan Anggaran Biaya (RAB) yang telah diverifikasi oleh sekretaris desa dan disahkan oleh kepala desa. TPK menggunakan buku pembantu kas kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksana kegiatan. Berdasarkan RAB, TPK mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), membuat pernyataan pertanggungjawaban belanja serta melampirkan bukti transaksi. Hal ini didukung dengan hasil wawancara Kaur Keuangan Desa Bone Pak Baharuddin pada Hari Rabu, 1 September 2021 yang menyatakan :

“TPK disini membuat RAB dan SPP selain itu juga melakukan pembukuan seperti membuat buku kas pembantu kegiatan dan surat pernyataan pertanggungjawaban.”

Pada pelaksanaan kegiatan yaitu TPK bertanggungjawab terhadap kegiatan yang dilakukan dengan berkoordinasi serta melaporkan setiap kegiatannya kepada sekdes dan kades. Hal ini

diperkuat dengan hasil wawancara Pak Muh Basri Liu selaku TPK Desa Bone pada Hari Rabu, 1 September 2021 bahwa :

“Kami sebagai Tim Pelaksana Kegiatan jika nantinya TPK mengalami kekurangan dana atau membutuhkan dana untuk pelaksanaan kegiatan ADD, kami disini akan melaporkan dan melakukan berkoordinasi langsung kepada sekdes. Jadi setelah itu Sekdesmi yang memerintahkan Kaur Keuangan untuk mencairkan uang sesuai yang dibutuhkan dengan syarat persetujuan langsung dari Kepala Desa Bone.”

Setiap pelaksanaan pengelolaan dana baik itu Dana Desa, ADD, maupun BUMDES pasti kadang terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Namun berdasarkan yang diungkapkan oleh Pak Amiruddin selaku PLH/Sekretaris Desa Bone pada Hari Senin, 30 Agustus 2021 menyatakan :

“Dalam pelaksanaan kegiatan ADD di Desa Bone Alhamdulillah tidak adaji kendala yang dihadapi, semua berjalan dengan baik”

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Amiruddin dalam pengelolaan ADD di desa Bone tidak mengalami kendala dan semua berjalan dengan baik mulai dari penyusunan RAB hingga kegiatan selesai yang dilaksanakan oleh aparat desa. Jadi diketahui bahwa pengelolaan ADD di Desa Bone dalam tahap pelaksanaan sudah baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

c. Penatausahaan Alokasi Dana Desa (ADD)

Pada tahap penatausahaan dilakukan dengan mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas umum.

Dimana penerimaan desa disetor ke rekening kas desa dan pengeluaran atas beban APBDesa dilakukan berdasarkan

Dokumen terkait