• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen pengaruh modal kerja dan perputaran piutang (Halaman 44-50)

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu data yang dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa laporan keuangan. Pada penelitian kuantitatif eksplanatori adalah penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotessis peneliti (Sugiono 2016). Metode analisis data dalam penelitian ini merupakan analisis regresi linear berganda yang bermanfaat untuk meramalkan pengaruh dua variabel prediktor ataupun lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2015:148) Popolasi adalah wilayah Generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah modal kerja dan perputaran piutang.

2. Sampel

Menurut Sugiono (2015:149) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan harus bersifat mewakili. Sampel dari penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh PT.

27

Indofarma Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tbk Periode 2018- 2021.

Dengan menggunakan teknik quota sampling. Quota sampling merupakan teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2016:85).

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar yang terletak di Jl. Sultan Alauddin No. 259, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan yang memberikan berbagai informasi terkait laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti, dengan mengakses situs resmi BEI, yaitu www.idx,co,id. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s.d April tahun 2022.

D. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini penulis mengambil atau mengumpulkan data yang diperlukan terkait dengan penelitian. Dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder berupa data laporan keuangan tahunan dari perusahaan Indofarma yang terdaftar di BEI.

E. Definisi operasional variabel 1) Variabel Independen (Variabel X)

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya. Maka yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah modal kerja (X1) dan perputaran piutang (X2).

2) Variabel Dependen

Variabel Dependen merupakan variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Profitabilitas (Y).

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Modal kerja Indikator Variabel a) Aktiva Lancar b) Hutang Lancar

2. Perputaran Piutang Indikator Variabel a) Penjualan b) Piutang

Perputaran Piutang =๐‘ƒ๐‘’๐‘›๐‘—๐‘ข๐‘Ž๐‘™๐‘Ž๐‘› Piutang

3. Profitabilitas Indikator Variabel

a) Earning After Assets b) Total Asset

๐‘…๐‘’๐‘ก๐‘ข๐‘Ÿ๐‘› ๐‘‚๐‘› ๐ด๐‘ ๐‘ ๐‘’๐‘ก =Earning After Taxes Total Assets

Modal kerja= Aktiva lancar โ€“ Hutang lancar

29

F. Metode Analisis Data

Data yang akan dianalsis dalam penelitian ini berhubungan dengan variabel dependen dan variabel independen. Metode analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi linear berganda.

Menurut Sugiyono (2017:207) โ€œAnalisis data merupakan kegiatan dalam mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan statistik yang berfungsi yang befungsi untuk mendeskripsikan atau menganalisa dan memberikan gambaran kepada objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa bermaksud memberikan kesimpulan yang berlaku secara umum atau generalisasi. Analisi yang dimaksud adalah untuk menganalisis data tersebut.

b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2018:111 โ€œuji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dala) m model regresi variabel independen dan dependennya terdistribusi dengan normal atau tidakโ€. Pengujian 28 normalitas menggunakan uji kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat melalui nilai probabilitas. Apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka data terdistribusidengan normal begitupun sebaliknya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018:105) โ€œuji heteroskedastisitas untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Ghozali (2018:139) โ€œUji heteroskedastisitas untuk menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas maka dilihat dari nilai koefisien korelasi rank spearman antara masing-masing variabel bebas dengan variabel pengganggu, apabila nilai probabilitas (sig) > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitasโ€.

3. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2018:105) โ€œuji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau variabel bebasโ€. Model regresi dikatakan baik jika tidak ada korelasi antar variabel independen, dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas begitupun sebaliknya atau apabila nilai VIF < 10 maka tidak te rjadi gejala multikolinieritas begitupun sebaliknya.

c. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear adalah hubungan secara linear antara dua ataupun lebih variabel independen, regresi linear berganda digunakan jika penelitian memiliki lebih dari satu variabel bebas atau independen. 29 Menurut Ghozali (2018:52) mengatakan โ€œregresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependenโ€.

Regresi linear berganda diformulasikan dengan rumus berikut:

31

Y = ๐›ผ + ๐›ฝ1๐‘ฅ1 + ๐›ฝ2๐‘ฅ2๐›ฝ...๐›ฝ๐‘›๐‘ฅ๐‘› + ๐‘’ Keterangan

Y = Kebijakan devidena = Konstanta b1 = Koefisien Regresi

b2 = Koefisien Regresi X1 = Modal Kerja

X2 = Perputaran Piutang E = Error

G. Uji hipotesis

a. Uji Parsial (t) Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel dependen secara parsial atau terpisah. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel dependen terhadap variabel independen dengan melihat nilai terhitung dan ttabel, jika thitung

> ttabel maka variabel independen mempengaruhi secara parsial terhadap variabel dependen. Signifikansi penelitian ini adalah 0,10 dengan taraf nyata 10%.

b. Koefisien Determinasi (R2)

koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependenโ€. Nilai R 2 berkisar antara 01

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia Unismuh Makassar yang terletak di Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar 90221, eksplorasi ini berlangsung cukup lama dari Agustus hingga September 2020.

Bursa Efek Indonesia sebagai fasilitator dan pengendali pasar modal Indonesia fokus untuk berubah menjadi Bursa Efek yang solid dan universal.

Pelaksanaan tanggung jawab CG yang baik atau biasa disebut Good Corporate Governance (GCG) tertuang dalam tujuan utama organisasi, yaitu secara khusus membuat intensitas untuk menarik para pendukung keuangan di penjamin melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Peserta, membuat nilai tambah, efektivitas biaya dan melaksanakan Tata Good Governance.

BEI telah secara efektif menjalankan aturan, sistem dan standar CG dengan baik dan mahir dalam latihan fungsional organisasi dan terus mengembangkan latihan CG di kemudian hari. Keuntungan dari pelaksanaan GCG jelas dapat mempengaruhi produksi tanggung jawab perusahaan, pertukaran yang wajar dan bebas, seperti halnya ketergantungan dan peningkatan sifat data kepada masyarakat umum. Tujuan BEI untuk melaksanakan CG adalah:

a. Sebagai aturan bagi Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi

b. Sebagai aturan bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari tergantung pada kebajikan yang tinggi dengan mempertimbangkan anggaran dasar, moral bisnis, undang-undang dan pedoman materi lainnya.

c. Sebagai aturan bagi para eksekutif dan pekerja BEI dalam melakukan latihan dan kewajiban sehari-hari mereka sesuai prinsip-prinsip CG.

1. Sejarah Perusahaan

Pasar modal sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau perdagangan saham sudah ada sejak zaman perintis Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal sekitar saat itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk membantu pemerintah peziarah atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, namun pergantian peristiwa dan perkembangan pasar modal tidak terwujud, dalam hal apapun, selama beberapa kali aksi pasar modal mengalami kekosongan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti Perang Dunia I dan II, pertukaran kekuatan dari pemerintah perintis kepada otoritas publik Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menghalangi kegiatan perdagangan saham berjalan sebagaimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa waktu kemudian pasar modal mengalami perkembangan sesuai dengan berbagai motivasi dan pedoman yang diberikan oleh otoritas publik..

Secara singkat, tonggak perkembangan Pasar Modal di indonesia dapat dilihat sebagai berikut :

1. Pada Bulan Desember 1912 BEI pertama kali dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2. Pada tahun 1914-1918 BEI di tutup yang disebabkan oleh perang dunia ke I.

3. Pada Tahun 1925-1942 BEI di jakarta dibuka kembali bersama BEI di Semarang dan Surabaya.

4. Pada Awal Tahun 1939 karena isu Perang Dunia II BEI di semarang dan Surabaya ditutup.

5. Pada Tahun 1942-1952 BEI di Jakarta kembali ditutup karena Perang Dunia II.

6. Pada Tahun 1956 Program Nasionalisasi Perusahaan Belanda. BEI semakin tidak aktif.

7. Pada Tahun 1956-1977 Perdagangan di BEI vakum.

8. Pada Tahun 1977, 10 Agustus BEI diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).

9. Pada Tahun 1977-1987 perdangangan BEI lesu. Jumlah emiten hingga tahun 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih intrumen keuangan dibandingkan instrumen Pasar Modal.

10. Pada Tahun 1987 ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di indonesia.

11. Pada Tahun 1988-1990 paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing, aktivitas BEI terlihat meningkat.

12. Pada Tahun 1988, 2 juni Bursa Paralel Indonesia (BIP) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang Dan Efek (PPUE), sedangkan Organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

13. Pada Desember 1988 pemerintah mengeluarkan paket desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan Pasar Modal.

14. Pada 6 juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya.

15. Pada 13 juli 1922 swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.

16. Pada 22 Mei 1995 Sistem Otomatis Perdagangan di BEJ dengan Sistem Computer JATS (Jakarta Automated Trading System).

17. Pada 10 November 1995, Pemerintah mengeluarkan Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

18. Pada Tahun 1995 bursa paralele indonesia merger dengan bursa efek surabaya.

19. Pada Tahun 2000 Sistem Perdagangan tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal Indonesia.

20. Pada Tahun 2002 BEJ mulai mengaplikasikan Sistem Perdagangan Jarak Jauh (Remote Trading).

21. Pada Tahun 2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) Ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

22. Pada 02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT. Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.

2. Visi Misi Perusahaan

Adapun visi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

โ€œMenjadi bursa yang kompetitif dengan kreadibilitas tingkat duniaโ€

Adapun misi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

โ€œMenciptakan infrastruktur pasar keuangan yang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatifโ€

3. Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Galeri Bursa Efek Indonesia.

(sumber idx.co.id)

Direktur

Sekertaris perusahaan

Divisi Hukum

Divisi pengelolaan strategi perusahaan

dan anak perusahaan

Satuan pemeriksa

internal

Direktorat pengembangan

Direktorat penilaian

Direktorat perdagangan

dan pengelolaan anggota bursa

Direktorat pengawasan transaksi dan

kepatuhan

Direktorat teknologi internal dan

manajemen risiko

Direktorat keuangan dan

sumber daya manusia

1. Devisi risert 2. Devisi

pengembangan bisnis

3. Devisi inkubasi bisnis 4. Devisi

pengembangan pasar

5. Devisi pasar modal syariah

1. Devisi layanan dan

pengembanga n perusahaan tercatat 2. Devisi

penilaian perusahaan 1 3. Devisi

penilaian perusahaan 2 4. Devisi

penilaian perusahaan 3

1. Devisi pengaturan dan

pemantauan anggota bursa dan partisipant.

2. Devisi layanan data 3. Devisi

oprasional perdagangan

1. Devisi kepatuhan dan Anggota Bursa 2. Devisi

Pengawasan Transaksi

1. Devisi strategi dan transformasi digital

2. Devisi

pengembangan TI

3. Devisi

pengembangan TI

(Pengembangan dan

pendukungnya 4. Manajemen

risiko

1. Devisi keuangan dan akuntansi 2. Devisi

sumber daya manusia 3. Devisi

umum

B. Perusahaan PT. Indofarma Tbk

PT. Indofarma Tbk (INAF) adalah produsen obat-obatan, yang terdiri dari beberapa kategori produk, yaitu Unbranded Generic atau OTC Over the Counter (OTC), obat generik, rapid diagnostic test, dan lain-lain. Selain itu, Indofarma juga memproduksi bahan kemasan, mesin, peralatan dan infrastruktur yang berkaitan dengan industri farmasi dan lainnya.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial dan berproduksi pada tahun 1983. Produk perusahaan dipasarkan baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Sejarah panjang PT Indofarma (Persero) Tbk, atau โ€œPerseroanโ€, berawal dari tahun 1918 di sebuah pabrik skala kecil di lingkungan Rumah Sakit Pusat Pemerintah Kolonial Belanda yang pada saat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Seiring dengan berjalannya waktu, usaha Perseroan berkembang menambah tablet dan injeksi dalam rangkaian lini produksinya. Sempat dikuasai oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 di bawah manajemen Takeda Pharmaceutical, Perseroan kembali diambil alih oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1950 melalui Departemen Kesehatan. Peran Perseroan dalam bidang farmasi dan kesehatan semakin penting dalam memproduksi obat-obat esensial untuk kesehatan masyarakat.

Pada tanggal 11 Juli 1981 status Perseroan berubah menjadi badan hukum berbentuk Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Status Perseroan kembali berubah pada tahun 1996 menjadi PT Indofarma (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 34 tahun1995 dengan akta pendirian berdasarkan Akta

No.1 tanggal 2 Januari 1996 yang diubah dengan Akta No. 134 tanggal 26 Januari 1996. Perseroan melakukan pengembangan ke hilir dalam bidang distribusi dan perdagangan dengan melakukan ekspansi pendirian anak perusahaan PT Indofarma Global Medika (IGM) melalui prosentase kepemilikan sebesar 99,999%. Hingga 31 Desember 2016, IGM memiliki 34 kantor cabang. IGM juga telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008 dan OHSAS 18001:2007.

Pada tanggal 17 April 2001 Perseroan melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabayaโ€”yang saat ini telah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)โ€”dengan kode saham โ€œINAFโ€

yang kemudian mengubah status Perseroan menjadi PT Indofarma (Persero) Tbk.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis Deskripsi Variabel Penelitian a. Modal Kerja

modal kerja adalah suatu pengelolaan atas investasi perusahaan dalam asets jangka pendek (current asset), artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Adapun rumus modal kerja dapat dihitung sebagai berikut:

Modal kerja = Aktiva lancar-Utang lancar

Tabel 4.1

Hasil perhitungan modal kerja PT. Indofarma Tbk Periode 2018-2021

Tahun Aktiva lancar Utang lancar Modal kerja

2018 595.366.294.443 598.352.435.683 2,986

2019 829.103.602.342 440.827.007.421 388,276

2020 1.134.732.820.080 836.751.938.323 297,980

2021 1.411.390.099.989 1.045.188.438.355 366,201 Sumber data olahan excel 2022

Berdasarkan Tabel dan Grafik dapat dilihat bahwa nilai Perputaran Piutang pada PT. Inofarma Tbk, pada tahun 2019 modal kerja mengalami peningkatan sebesar 388.276 sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar -2,986.

b. Perputaran Piutang

Perputaran Piutang Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Formulasi dari Piutang adalah sebagai berikut:

๐‘ƒ๐‘’๐‘Ÿ๐‘๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘› ๐‘ƒ๐‘–๐‘ข๐‘ก๐‘Ž๐‘›๐‘” = Penjualan Bersih Rata โˆ’ Rata Piutang

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Perputaran piutang PT. Indofarma periode 2018-2021 Tahun Penjualan Bersih Rata-Rata Piutang Perputaran Piutang

2018 487.162.884.373 365.312.329.930 1,333 2019 1.359.175.249.655 36.035.731.420 37,717 2020 1.715.587.654.399 11.978.307.436 143,224 2021 2.901.986.532.879 12.532.662.721 231,553

Sumber data olahan excel 2022

Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa nilai Perputaran Piutang pada PT. Indofarma Tbk, pada tahun 2021 perputaran piutang mengalami peningkatan drastis sebesar 231,5538683 sedangkan pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 1,333551716.

c. Return On Assets (ROA)

ROA atau biasa disebut sebagai return on assets merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil pengembalian inestasi menunjukan produktivitas dari seluruh dana perusahan, baik pada pinjaman maupun modal sendiri.

Adapun rumus return on assets adalah:

๐‘…๐‘‚๐ด =Earning After Tax (EAT) Total Assets

Tabel 4.3

Hasil perhitungan Return On Assets (ROA) PT. Inofarma Tbk Periode 2018- 2021

TAHUN Earning after tax (EAT) Total assets ROA 2018 57.580.512.150 1.241.756.182.342 0,046370 2019 7.961.966.026 1.383.935.194.386 0,005753

2020 30.020.709 1.713.334.658.849 0,000018

2021 37.571.241.226 2.011.879.396.142 0,018674 Sumber data olahan excel 2022

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) pada PT. Indofarma Tbk, pada tahun 2018

Profitabilitas Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan sebesar 0,046370 sedangkan pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 0,000018.

D. Hasil Analisis Data 1. Uji Stastistik Deskripsi

Teknik analisis data yang digunakan adalah metode statistik deskriptif yang menganalisis data untuk meringkas dan medeskripsikan data numerik untuk diinterpretasikan. Analisis deskripsi merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel independen dan variabel dependen.

Tabel 4.4 Statistik Deskripsi

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

modal kerja 4 2.986.000 388.276.000 26.386.075.000 178.112.735.500 perputaran

piutang 4 1.333.000 231.553.000 10.345.675.000 104.468.589.300

ROA 4 5.000 46.000 2.150.000 17.368.554

Valid N

(listwise) 4

Sumber Data: Hasil Output SPSS Versi 24, 2022

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada PT. Indofarma Tbk memiliki nilai minimum Modal Kerja sebesar 2.986.000dan nilai maksimum sebesar 388.276.000 Sementara itu nilai rata-rata (mean) adalah 26.386.075.000 dan nilai standar deviasi sebesar 178.112.735.500

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada PT. Indofarma Tbk memiliki nilai minimum Perputaran Piutang sebesar 1.333.000

dan nilai maksimum sebesar 23.155.000. Sementara itu nilai rata-rata (mean) adalah 10.345.675.000 dan nilai standar deviasi sebesar 104.468.589.300 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada PT. Indofarma Tbk memiliki nilai

minimum Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) sebesar 5.000 dan nilai maksimum sebesar 46.000 Sementara itu nilai rata-rata (mean) adalah 2.150.000 dan nilai standar deviasi adalah sebesar 17.368.554.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (P) yaitu:

1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi linier adalah normal.

2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.

tabel 4.5 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

modal kerja .326 4 . .801 4 .104

perputaran piutang .235 4 . .944 4 .677

ROA .330 4 . .888 4 .373

a. Lilliefors Significance Correction

Sumber Data: Hasil Output SPSS Versi 24, 2022

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas artinya antara variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna. Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linier

antara variabel independen dalam model regresi. Salah satu asumsi dalam metode kuadrat terkecil adalah tidak adanya hubungan linier antara variabel independen, jika hal ini terjadi maka dikatakan bahwa data mengalami multikolinearitas. Berdasarkan hasil uji Multikolinearitas dengan alat bantu program SPSS Versi 24 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Toleran ce VIF 1 (Constant) 43676,389 17825,271 2,450 0,247

modalkerja -0,109 0,072 -0,936 -1,502 0,374 0,648 1,544 Perputaran

piutang

0,026 0,123 0,131 0,210 0,868 0,648 1,544 a. Dependent Variable: ROA

Sumber Data: Hasil Output SPSS Versi 24, 2022

Berdasarkan tabel 4.6 nilai tolerance dan VIF dari variabel perputaran piutang adalah 0,648 dan 1.544 karena nilai tolerance> 0,1 dan nilai VIF< 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak mengalami gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah varian dari residual yang tidak sama pada semua pengamatan didalam model regresi. heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik

heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.

Gambar 4.1

Sumber Data: Hasil Output SPSS Versi 24, 2022

Berdasarkan gambar 4.4 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak (random) serta diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga

model regresi layak untuk digunakan.

3. 3. Analisi Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas

pada PT. Indofarma Tbk. Hasil pengujian regresi linear berganda melalui alat hitung program SPSS versi 24 di peroleh hasil, sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardiz ed Coefficient

s

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 43676,389 17825,271 2,450 0,247

modalkerja -0,109 0,072 -0,936 -1,502 0,374

Perputaranpiutang 0,026 0,123 0,131 0,210 0,868

a. Dependent Variable: ROA

4. 4. Hasil uji Hipotesis 1. 1. Uji t

Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (bebas) mempengaruhi variabel independen secara signifikan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan alat analisis regresi linear berganda maka hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4. Sekian:

Tabel 4.8

Uji Signifikansi Parsial (uji t)

Variabel T sig

Modal kerja -1,502 0,374

Perputaran piutang 0,21 0,868

a) Pengaruh Modal Kerja (X1) terhadap Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) (Y). Hasil pengujian parsial nilai t hitung sebesar -1,502 dan nilai signifikansi 0,374 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) PT. Indofarma Tbk.

b) Pengaruh Piutang (X2) terhadap Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) (Y).

Hasil pengujian parsial nilai thitung sebesar 0,21 dan nilai signifikansi 0,868 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Retrun On Asset (ROA) PT.

Unilever Indonesia Tbk.

2. 2. Koefisieni Determinasi (R2)

Uji koefisien determasi berganda (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dan kuat kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel independen dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .865a 0,748 0,245 17941,68996

a. Predictors: (Constant), Perputaranpiutang, modalkerja b. Dependent Variable: ROA

1. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dihitung bahwa nilai R Square (Rยฒ) sebagai berikut:

Nilai R sebesar 0,865 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Modal Kerja (X1) dan Perputaran Piutang (X2) terhadap Return On Asset (Y), yaitu sebesar 86,5%.

Dalam dokumen pengaruh modal kerja dan perputaran piutang (Halaman 44-50)

Dokumen terkait