METODE PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu
Penelitian dilaksanakan dalam kurung waktu 2 bulan setelah seminar proposal. Adapaun lokasi penelitian yaitu di Dinas Pariwisata dan di Kawasan Benteng Keraton Buton Kota Bau-bau. Dengan tujuan untuk mengetahui strategi pemerintah dalam melestarikan wisata benteng keraton buton yang terletak di kota Bau-bau.
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
Dalam penelitian ini mengunakan Jenis penelitian metode kualitatif.
Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan tipe penelitian dskriptif kualitatif manfaatnya untuk memberikan gambaran serta dapat medeskripsikan tentang bagaimana strategi pemerintah dalam hal pelestarian pada wisata Benteng Keraton Buton yang berada di kota Bau-bau.
C. Informan Penelitian
Informan atau narasumber penlitian merupakan orang yang mempunya informasi serta dapat memberikan data secara akurat, obyektif serta bisa dipertanggungjawabkan kepada peneliti. Adapun Informan pada penelitian ini berasal dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Dalam mnentukan informan penelitian ini, dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dimana metode ini dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu, yang betul-betul menguasai suatu objek diteliti oleh sipeneliti. Informan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No. Nama Informan Insial Profsi/Jabatan Jumlah
1 Moh. Abduh, STP, M.Si
MA Kepala Dinas/Sekretaris
Dinas pariwisata 1 orang 2 Lia Amalia
Muchlisi, S.T.
LA Bidang Pengembangan
dan destinasi pariwisata 1 orang 3 Ade Mardiya AM Seksi obyek daya Tarik
wisata dan promosi wisata
1 orang
4 Rahmat
Suparman RS Koordinator BPCB 1 orang
5 La Reno dan Yuni Fitriani
LR, YF Masyarakat/pengunjung 2 orang
Total 6 orang
D. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan oleh penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder (Sugiono, 2016)
1. Sumber Data Primer
Data primer yaitu data empiris yang diperoleh dari informan berdasarkan wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh menyangkut tentang Strategi Pemerintah Dalam Melestarikan Wisata Benteng Keraton Buton di Kota Bau-Bau
2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan data-data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumber-sumber lainya. Data tersebut Antara lain dari laporan, dokumen, buku-buku, artikel dan referensi yang bersangkutan dengan Strategi Pemerintah Dalam Melestarikan Wisata Benteng Keraton Buton.
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi yang dikemukakan oleh Nasution (1988) menjelaskan bahwa, observasi merupakan data seluruh ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya bisa bekerja berlandaskan pada data, yaitu fakta dalam dunia kenyataan yang diperoleh dengan melalui observasi. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan langsung kelapangan mengenai apa yang diteliti yaitu tentang strategi pemerintah dalam melestarikan wisata benteng keraton yang terletak di Kota Bau-bau.
2. Wawancara (interview)
Wawancara yang didefinisikan oleh Esterberg adalah bertemunya antara dua orang untuk bertukar informasi maupun ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Sugiyono (2017) wawancara dipergunakan untuk teknik mengumpulkan data jika peneliti hendak melakukan studi permulaan guna mendapatkan permasalahan yang hendak diteliti, dan apabila peneliti mengiginkan hal-hal dari responden yang lebih dalam. Oleh karena itu dalam penelitian ini Peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan yang menjadi objek dari penelitian tersebut adalah pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Bau-
bau. Wawancara ini bertujuan agar peneliti mengetahui strategi apa saja yang telah dilakukan pemerintah dalam melestarikan wisata benteng keraton buton yang berada di kota bau-bau tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara mendapatkan data yang memang pada dasarnya data tersebut telah ada jauh sebelum peneliti tersebut melakukan penelitian karna data yang didapatkan melalui dokumentasi misalnya tentang sejarah bedirinya benteng keraton, maupun benda-benda bersejarah yang masih terdapat dilokasi penelitian tersebut.
F. Teknik Pengabsahan Data
Salah satu metode yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian kredibilitas data adalah dengan triangulasi. Menurut Sugiono (2012:127) membagi triangulasi kedalamam tiga macam , yaitu:
1. Triangulasi Sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang sudah diperoleh dari beberapa sumber. Dengan demikian peneliti melakukan pengujian dan pengumpulan data yang sudah diperoleh melalui hasil pengamatan, dokumen-dokumen dan wawancara yang ada. Setelah itu peneliti membandingkan hasil dokumentasi dengan wawancara yang ada.
Oleh karena itu triangulasi sumber merupakan langkah pemeriksaan kembali data-data yang ditemukan dari informan dengan cara menanyakan keaslian informasi maupun data.
2. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara memeriksa data dari sumber yang sama dengan teknik atapun cara yang berbeda. Mengenai hal ini data yang
diperoleh melalui wawancara, lalu dipastikan dengan observasi, dokumentasi atau kuisioner.
3. Triangulasi waktu yang kadang-kadang mempengaruhi kreabilitas data. Data yang dihasilkan pada teknik wawancara dipagi hari dimana saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan menghasilkan data yang valid sehingga lebih kredibel. Melakukan Triangulasi dapat juga dengan cara memeriksa hasil penelitia, pada tim penelitian lain yang ditugaskan melakukan pengumpulan data.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan langka selanjutnya untuk mengelola data di mana data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan dan dikerjakan sedemikian rupa menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Tekink analisis data yang digunakanan dalam penelitian adalah model analisis interaktif dalam model ini terdapat komponen pokok menurut Miles dan Huberman dalam Sugiono (2012) komponen tersebut yaitu :
1. Reduksi Data ialah kompenen awal analisis data yang membuat focus, mempersingkat, mempertegas, menghilangkan hal yang kurang penting, serta mengatur data dengan sedemikian rupa sehingga peneliti dapat menghasilkan simpulan.
2. Sajian data yaitu sebuah kumpulan informasi yang meyakinkan membuat kesimpulan yang singkat agar makna perihalnya menjadi lebih akurat dan gampang dipahami.
3. Pengumpulan Data ialah tindakan yang paling utama pada peneltian, karenanya tujuan utama dalam pelitian ialah menghasikan data. Tanpa memahami teknik pngumpulan data, maka dalam penelitian tidak akan menghasilkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
4. Penarikan Kesimpulan
dari awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa maksud dari apa-apa saja yang ditemui dengan mengetahui sebab akibat, mencatat peraturan-peraturan, dan berbagai proporsi sehingga dapat dipertanggungjawabkan dari penarikan kesimpulan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Wisata Benteng Keraton Buton
Benteng Keraton Buton merupakam salah satu objek wisata bersejarah di kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Benteng ini merupakan bekas ibu kota Kesultanan Buton memiliki bentuk arsitek yang cukup unik, dimana terbuat dari batu kapur/gunung. Benteng Keraton Buton memiliki panjang keliling 2.720 meter. Pada bulan September 2006 Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Rcord sebagai benteng terluas di dunia dengan luas 23,375 H. Benteng ini mmiliki 12 pintu gerbang yang disebut Lawa dan 16 emplasemen meriam yang mereka sebut Baluara. Karena letaknya diatas puncak bukit yang cukup tinggi terjal memungkinkan tempat tersebut sebagai tempat pertahanan terbaik di zamanya. Selain itu, di dalam kawasan benteng dapat dijumpai berbagai peninggalan besejarah Kesultanan Buton.
Benteng Keraton Buton dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III beranama La Sangaji yang bergelar sultan kaimuddin (1591-1596). Dari tepi benteng yang sampai saat ini masih berdiri kokoh kita dapat menikmati pemandangan kota Bau-bau dan hilir mudik kapal diselat Buton dengan jelas dari ketinggian.
2. Kondisi Umum Dinas Pariwisata Kota Baubau
Dinas Pariswista Kota Baubau berdasarkan struktur baru SKPD sesuai Perda No. 1 tahun 2008 yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Sesusai Perda No. 1 tahun 2008 tentang Organisasi dan Dinas Pariswista Kota Baubau, Sekretariat DPRD dan Staf Ahli Kota Baubau, Perda No.2 tahun 2008 tentang Organisasi dan Dinas Pariswista kota baubau, Perda No. 3 tahun 2008 tentang Organisasi dan Penataan Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Baubau, Perda No. 4 tahun 2008 tentang Organisasi dan Penataan Kerja Kecamatan dan Kelurahan Kota Baubau, Perda No. 5 tahun 2008 tentang Organisasi dan Dinas Pariswista kota baubau yang telah dibentuk Dinas Pariswista Kota Baubau memiliki gedung kantor yang terletak dijalan La Buke, kelurahan Melai, kecamatan Murhum, Kota Baubau.
1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Baubau
Dinas Pariwisata Kota Baubau yang dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota Baubau Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kota Baubau merupakan unit kerja dilingkungan Pemerintah Kota Baubau yang memiliki otoritas dibidang Kebudayaan dan Pariwisata. Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau diarahkan untuk mendukung pencapaian Visi Pembangunan Kota Baubau “Wujudkan Baubau yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya Tahun2013–2018”.
a). VISI
VISI Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau “Terwujudnya Industri Pariwisata dan Perkembangan Kebudayaan Berbasis Nilai dan Norma Lokal”.
Industri pariwisata berbasis nilai dan norma lokal Yaitu suatu kondisi dimana kekayaan budaya, kawasan bangunan cagar budaya beserta kehidupan masyarakatnya menjadi daya tarik wisata yang ditawarkan kepada wisatawan domestik dan mancanegara. Perkembangan Kebudayaan berbasis nilai dan norma lokal Suatu kondisi dimana pemerintah dan masyarakat senantiasa menggali dan mengembangkan nilai dan norma lokal sebagai modal sosial dan budaya pembangunan daerah.
b). MISI
MISI Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Baubau adalah:
1) Mengembangkan industri pariwisata berbasis nilai dan norma lokal yang berdaya saing.
2). Mendorong Promosi Potensi Wisata yang sesuai dengan karakteristik daerah.
3) Menggali dan merevitalisasi budaya asli masyarakat sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan tata kerja dalam suatu organisasi atau instansi di dalam mengorganisasikan proses kerjanya secara professional.
Adapun struktur organisasi kantor Dinas Pariwisata Kota Baubau yaitu:
a. Kepala Dinas : Drs. Ali Arham, M.MP b. Sekretaris Dinas : Moh. Abduh, STP, M.Si
1. Sub Bag, Perencanaan dan Keuangan : Rosfiani Fasihu, S.IP 2. Sub Bag. Umum dan Kepegawaian : Wa Ode Muhlifa, SE
c. Bidang Pengembangan dan Destinasi Pariwisata : Lia Amalia Muchlisi, S.T.
1. Seksi Obyek Daya Tarik Wisata : Ade Mardiya, SS.
2. Seksi Industri Pariwisata : Yuni Asriwati, SE
3. Seksi Pengembangan SDM : Sitti Alfiah Mukmin, SS d. Bidang Pemasaran Pariwisata : Meyta Indriana, SP
1. Seksi Promosi Wisata : Firman Ndoloma, S.IP, M.Si
2. Seksi Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga : Royani, SE, M.Si 3. Seksi Pengembangan Pasar Pariwisata : Masrun, S.S.T.Par
e. Bidang Ekonomi Kreatif : Wa Ode Asmah, SH
1. Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya : Wahyuni Nuhdin, SS
2. Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Media Desain Dan IPTEK : Jahrin Arpa,SE
3. Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Infrastruktur Dan Permodalan :Drs.
Achmad Noor
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kota Baubau
B. Hasil Penelitian
1. Strategi Pemerintah Dalam Pelestarian Wisata
Pemerintah merupakan salah satu stakeholder dalam pengelolaan disuatu bidang pariwisata. Pemerintah juga memiliki fungsi dalam pembuat dalam kebijakan tentang pariwisata dalam suatu daerah serta brperan penting dalam hal peningkatan devisa dan pendapatan hasil asli daerah dimana salah satunya melalui bidang pariwisata. Pelestarian secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk meindungi atau merawat serta mengembangkan objek pelestarian yang memiliki nilai guna untuk dilestarikan.
Dalam penelitian ini penulis mengamati tentang strategi pemerintah dalam pelestarian wisata yang terdapat pada wisata Banteng Keraton Buton dengan menggunakan pendapat tentang Strategi pemerintah yang di kemukakan oleh Tucker, 2015: 145. Adapun penjelasanya mengenai strategi pemerintah sebagai berikut pengertian mengenai strategi pemerintah dilihat dari suatu pemaknaan, maka istila yang disebut dengan grand strategy atau strategi tingkat tinggi yaitu seni yang memanfaatkan semua sumber daya untuk mencapai sasaran yang dimiliki suatu instansi pemerintah. Selain itu dikenal dengan adanya istilah strategi modern yang memperkenalkan teori game dalam strategi game yang dimaksud adalah pertalian perilaku dengan berbagai kepentingan dan pengambilan suatu keputusan guna memenangkan suatu persaingan melalui program (program), kebijakan (policy), dan Target sasaran (goal target). Tucker, 2015.
a. Strategi Program
Strategi pemerintah yang dimaksud dalam program adalah suatu urutan atau tindakan yang hendak dilakuan dalam mencapai tujuan yang yang akan ditetapkan.
Program yang dimaksud ialah guna mengatur seluruh tindakan-tindakan yang hendak dilakukan sehingga strategi yang akan ditetapkan dapat terlaksana dengan baik.
Berikut wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata:
“Salah satu upaya untuk mewujudkan agar pariwisata dapat berkembang dan dapat meningkatkan PAD, maka Dinas pariwisata Kota Bau-bau menyusun rencana strategis Dinas Pariwisata Kota Bau-bau Tahun 2018-2022 dengan bentuk kerja bentuk jangka menengah”
Berdasarkan hasil wawancara dengan ari informan bahwa dalam pengembangan serta peningkatan PAD pada sector pariwisata di kota bau-bau maka dinas pariwisata menyusun rencana strategis dengan kerangka waktu 5 tahun dengan bentuk kerja jangka menengah maksudnya dalam masa jabatan atau 1 priode Adapun tujuan dan sasaran jangka menegah Dinas Pariwisata Kota Baubau yaitu :
1. Mengembangkan industri pariwisata berbasis nilai dan norma lokal yang berdaya saing.
2. Mendorong promosi potensi wisata yang sesuai dengan karakteristik daerah
3. Menggali dan merevitalisasi budaya asli masyarakat sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.
Berikut hasil wawancara dengan Sekretaris Dinas Pariwisata
“dalam mengembangkan potensi wisata yang ada dimana mengacu pada bentuk kerja jangka menegah maka dinas pariwisata membuat berbagai program, adapun program- program pengembangan pariwisata yang ditetapkan adalah program pengembangan kualitas dan daya Tarik pariwisata, program peningkatan promosi, dan program peningkatan sarana dan prasarana pariwisata. Wawancara
1. Pengembangan kualitas dan daya Tarik pariwisata
Salah satu program yang dilakukan Dinas Pariwisata kota Bau-bau untuk meningkatkan PAD yaitu dengan mengembangkan kualitas pariwisata dan daya tarik pariwisata. Salah satu Pengembangan wisata Benteng keraton buton bertujuan untuk menyajikan keindahan alam dan nilai yang terkandung dalam Benteng Keraton Buton. Berikut wawancara dengan informan insial MA dalam program pengembangan kualitas dan daya tarik pariwisata adalah:
‘’Kami disini untuk melestarikan serta mengembangkan wisata benteng keraton dengan cara kami menjaga benteng tanpa harus merubah arsitektur benteng biasanya kami hanya menghiasi bagian kawasan benteng saja seperti menyediakan gazebo, membuat taman-taman kecil dll dan di setiap peninggalan yang ada dalam benteng seperti meriam atau orang disini biasa sebut baluara bekas peperangan pada masa itu, masjid keraton, jangkar, baruga, batu popaua (batu pelantikan sultan) dan masih banyak lagi masing-masing peninggalan yang masih ada itu sudah di sediakan papan-papan keterangan yang bisa di baca oleh pengunjung untuk mengetahui sejarah dan makna dari peninggalan- peninggalan yang terdapat dalam Benteng maupun pada Benteng Keraton itu sendiri. (Hasil Wawancara 20 Februari 2021)
Berikut di tambahkan oleh informan insial AM
‘’untuk menarik daya tarik wisata yang kami lakukan pada Benteng Keraton Buton adalah dengan kami menyediakan tempat-tempat yang nyaman pada pengunjung seperti gazebo taman-taman kecil, para-para rumah gantung dan saya menggunakan media massa seperti internet untuk memposting video, foto- foto mengenai Beteng Keraton Buton untuk mengundang daya tarik pengunjung untuk berwisata di Benteng Keraton Buton’’ (Wawancara 22 Februari 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dari insial MA dan AM dapat ditarik kesimpulan dari program pemerintah dalam pengembangan kualitas dan daya tarik pariwisata pada Benteng Keraton Buton adalah dalam pengembangan benteng keraton buton
tanpa harus merusak arsitektur benteng keraton buton dinas pariwisata hanya menghias bagian kawasan benteng saja dengan menyediakan gazebo, taman-taman kecil rumah gantung dan untuk peninggalan yang terdapat dalam benteng keraton buton sudah di sediakan papan-papan keterangan mengenai sejarah maupun makna dari peniggalan tersebut dan untuk menarik pengunjung selain dalam pengembangan kawasan benteng juga melalui media massa seperti internet dengan memosting keunikan-keunikan yang terdapat pada Benteng Keraton Buton.
2. Peningkatan promosi
Dalam soal promosi, pihak dispudbar selalu berusaha memaksimalkan bentuk promosi dan juga pemasaran dalam berbagai lini, baik melalui saluran media bahkan membangun relasi dengan pihak yang memiliki kepentingan yang sama.
Berikut wawancara dengan informan yaitu:
“Dalam promosi wisata pemerintah beserta Dinas pariwisata kami melakukan promosi objek wisata Benteng Keraton Buton dengan menyelenggarakan kegiatan yang berskala nasional dan internasional seperti vestival kraton masyarakat adat ke-6 yang diselenggarakan tahun 2019 yang lalu maupun melakukan promosi melalui media online, media cetak dan media elektronik contohnya seperti kami membuat brosur, leaflet film pendek produk- produk ini nantinya akan didistribusikan kebeberapa pihak hotel bahkan melalui pameran/event-event tertentu dan promosi wisata juga melalui webside dengan alamat www.parawisata_baubaukota.go.id . (Wawancara 28 Februari 2021) . Berdasarkan hasil wawancara dengan insial AM dalam strategi program mengenai peningkatan promosi yaitu dengan melakukan event vestifal baik yang berskala nasional maupun internasional dan melakukan promosi melaui media online, cetak dan media elektronik bakan melaui pameran/event-event tertentu.
3. Program peningkatan sarana dan prasarana pariwisata
Sarana pariwisata pariwisata setiap tahun mengalami peningkatan sarana obyek wisata juga bertambah serta peningkatan prasarana terus upayakan setiap tahun contohnya, peningkatan jalan menuju objek wisata. Selain itu jaringan listrik, telepon juga mengalami peningkatan setiap tahun. Lebih lanjutnya berikut wawancara dengan informan insial MA
‘’untuk akses jalan menuju lokasi wisata Benteng Keraton Buton dulu itu memang banyak yang rusak tapi sekarang sudah di penuhi dengan aspal dan sudah jarang di temukanya jalanan-jalan yang berlobang apalagi yang rusak parah terus untuk akses transportasi mau kesini itu juga sangat mudah karena pengunjung bisa pakai transportasi sendiri maupun menggunakan transportasi umum seperti ojek dan angkot dan kalau masalah jaringan entah itu jaringan telepon maupun internet disini juga sudah terbilang bagus. (wawancara 20 Februari 2021)
Berdasarkan hasil wawancara menenai program peningkatan sarana dan prasarana adalah untuk akses jalan maupun akses internet pada wisata benteng keraton buton itu sudah sangat bagus.
b. Strategi Pemerintah dalam Kebijakan
Strategi pemerintah yang di maksud dalam kebijakan adalah suatu rangkaian keputusan yang akan membatasi serta membimbing tentang tindakan yang hendak di lakukan.
Untuk kebijakan itu sendiri dalam wisata benteng keraton buton kan sudah ada aturanya dalam pemerintah kota bau-bau dalam melindungi benteng keraton buton sudah ada atauran yang mengatur itu tertuang dalam SK Walikota Bau-bau no. 105 Tahun 2003. Akan tetapi soal Undang-undang Khusus atau PERDA yang mengatur mengenai perlindungan kawasan wisata benteng keraton ini belum ada kecuali Perda tentang pariwisata tahun 2013 NO. 1.
Dari hasil wawancara di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam kebijakan wisata benteng keraton buton sudah diataur dalam Surat Keputusan Walikota Tahun 2003 no. 105 adapun upaya yang telah dilakukan pada kawasan wisata benteng keraton buton adalah inventarisasi benda cagar dimana benda yang terletak dikawasan serta upaya dalam perawatan benda cagar tersbut.
Berikut wawancara dengan informan MA
‘’ peran pemerintah itu sangat penting dalam hal perlindungan di karenakan Benteng Keraton rentan dengan kerusakan yang di sebakan oleh faktor alam maupun faktor manusia itu sendiri misalnya ada pohon yang tumbang di sekitaran benteng membuat banteng rubuh dan terkadang dari masyarakat serta pengunjung ada yang bermain-main di atas benteng membuat benteng terkadang rusak dan lapuk. Namun dalam hal perlindungan jika kami melihat ada kerusakan maka kami akan bekerja sama dengan masyarakat sekitar guna memperbaiki benteng yg mengalami kerusakan lain halnya dengan pengunjung atau masyarakat yang sengaja merusak benteng maka kami akan memberikan sanksi berupa teguran atau langsung ke rana hukum. (wawancara MA, 17 Maret 2021)
Dari hasil wawancara dengan sekretaris dinas pariwisata maka penulis menyimpulkan bahwa dalam perlindungan wisata benteng keraton buton Dinas Priwisata akan bekerja sma dengan masyarakat setempat jika benteng mengalami kerusakan baik yang disebabkan faktor alam maupun faktor manusia itu sendiri.
Adapun pengertian perlindungan itu sendiri adalah Perlindungan merupakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi dari kerusakan, kehancuran atau kemusnahan dengan cara pengamanan, penyelamatan, pemeliharaan, zonasi dan pemugaran Cagar Budaya.
Selanjutnya pemaparan dari insial RS selaku koordinator Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB):
“wisata benteng keraton buton memberikan manfaat bagi mereka yang inggin mengetahui tentang wisata benteng keraton ini kalau ada yang datang bertanya mengenai benteng keraton ini biasanya saya hanya menjelaskan tentang sedikit tentang sejarah berdirinya benteng keraton dan kenapa benteng keraton itu masih kokoh sampai saat ini dan untuk mereka yang bertanya mengenai peniggalan-peniggalan apa saja yang ada di dalam benteng keraton biasanya saya menjelaskan bahwa di setiap peniggalan-peniggalan yang ada di benteng keraton ini masing-masing sudah ada papan-papan penjelasanya sisa mereka baca dan kita jelaskan sdikit mengenai peniggalan ituselanjutnya kami arahkan kepada pemandu wisata yang lebih paham mengenai sejarah wisata benteng keraton ini. (Hasil wawancara 20 Maret 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dari MA dan RS dapat ditarik kesimpu dalam pemanfaatan Benteng Keraton Buton memberikan pengetahuan khusus bagi mereka yang ingin mengetahui sejarah maupun melalui pendidikan bahwa banyak ilmu yang bias kita dapatkan dari Benteng Keraton ini seperti sejarah, arsitektur pada bangunan benteng dan pada bagian-bagian peniggalan yang ada sudah di sediakan papan- papan penjelasan mengenai peniggalan yang ada dalam benteng keraton tersebut.
Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Pelestarian merupakan upaya yang dlakukan untuk mempertahankan keberadaan Cagar Budaya dengan nilai yang terkanung didalamya dengan cara melindungi, mengembangkan serta memanfaatkan.
c. Strategi Pemerintah Dalam Target Sasaran
Aktualisasi dari strategi pemerintah dalam target sasaran di mana yang