METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat beralamat Simboro,Kec. Simboro Dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Dengan waktu penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan.
3.2. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis penelitian ini memmerlukan metode kualitatif yang bersifat deskriftif. Data kualitatif diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti wawancara, serta diskusi maupun observasi dilapangan.
2. Sumber Data
Sumber data yang pada dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer
Data primer adalah data lapangan yang diperoleh langsung dari orang-orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini seperti melalui hasil wawancara yang dilakukan pada pihak terkait.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang sudah ada. Pada penelitian ini penulis mengambil data berupa struktur organisasi kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.
Jadi, dalam penelitian ini yang digunakan yaitu : data kualitatif yang dimana akan diambil seperti wawancara mengenai sistem informasi akuntansi dan
pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat. Sumber data digunakan data primer, data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penelitian secara langsung dari sumber data dan narasumber.
Data primer yang dikumpulkan secara langsung seperti wawancara dengan pihak terkait pada Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barata mengenai keefektifan sistem pembayaran klaim Jaminan Hari Tua dan data skunder yang diperoleh melalui kantor BPJS Ketenagakerjaan berupa struktur organisasi kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan imformasi yang diperlukan, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan data dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan penulisan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) terdiri dari:
a. Metode Observasi, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.M
b. Metode Wawancara, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan cara mewawancarai pihak yang berkompeten di dalam perusahaan.
3.4 Metode Analisi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang berdasarkan fakta sosial, alamiah serta dilaporkan secara naratif.
Pengambilan sampel atau sumber pada penelitian ini dilakukan secara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini hanya mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi dan prosedur pembayaran klaim jaminan hari tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat. Sedangkan pendekatan interpretatif tipe penelitian yang mencoba mendeskripsikan atau menceritakan pendapat atau pandangan yang ada dalam objek penelitian.
3.5 Definisi Operasional
Definisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
Sistem Akuntansi adalah catatan yang dapat menyediakan informasi keuangan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Prosedur adalah uraianan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Pembayaran adalah suatu cara yang dilakukan untuk pemindahan mata uang menjadi barang, jasa atau informasi dari pembayar kepada penerima, baik langsung maupun melalui jasa-jasa perbankan
Klaim adalah permohonan ataupun tuntutan oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Program Jaminan Hari Tua disingkat JHT adalah program jangka panjang yang diberikan secara berkala sekaligus sebelum peserta memasuki masa pensiun, bisa diterima kepada janda/duda, anak atau ahliwaris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perusahaan
4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) menjalani jalan yang panjang, dimulai pada UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 mengenai kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 mengenai pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 mengenai pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 mengenai pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 mengenai Pokok-pokok Tenaga Kerja. menurut berlanjut proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Selepas menghadapi kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan menganjurkan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti separuh atau semuanya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berkaitan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Keuntungan perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga mampu lebih berkonsentrasi ketika meningkatkan motivasi atau produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengutamakan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan menerimakan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek hendak beralih menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan senantiasa dipercaya untuk menjalankan
program jaminan sosial tenaga kerja, yang melingkupi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Mengetahui besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan selalu meningkatkan kompetensi di segala lini pelayanan sembari mengembangkan berbagai program dan manfaat yang terus dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Saat ini, dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
4.1.2 Logo, Visi, Misi BPJS Ketenagakerjaan 4.1.2.1 Logo BPJS Ketenagakrjaan
Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan 4.1.2.2 Visi BPJS Ketenagakerjaan
Demi keberhasilan fungsi dari Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat, termuat beberapa visi yang digenggam, yaitu dalam memenuhi tugas dan fungsinya dengan baik dan ingin mencapai misinya, Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat memiliki visi menjadi bandan
penyelenggara jaminan sosial kebanggan bangsa, yang amanah, bertat kelola baik, serta unggul dalam operasional dan pelayanan.
4.1.2.3 Misi Kantor BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat berkomitmen untuk:
1. Melindungi dan menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya 2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing bekerja
3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional
4.1.3 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
4.1.4 Deskripsi Jabatan
Ketika sebuah organisasi, struktur organisasi adalah merupakan syarat utama, sehingga dapat mendirikan struktur organisasi adalah perihal yang sangat penting. Struktur organisasi juga berdampak atas efektif tidaknya struktur pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan. Sehingga struktur organisasi perlu dapat melukiskan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian serta hubungan yang jelas antara pimpinan dengan bawahan.
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat mengetahui pentingnya struktur organisasi dalam sebuah perusahaan, untuk itu Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat menyusun struktur organisasi perusahaan beserta dengan tugas dan tanggungjawab personel perusahaan sebagai berikut :
Berasaskan struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat, bahwa bisa diuraikan tugas dan tanggungjawab personalia perusahaan kedalam job description sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
Rangkaian tugas dan pekerjaan : Mengkordinasikan pembentukan rencana kerja dan anggaran perusahaan di unit kerjanya. Menata dan menetapkan kebijakan operasional dikantor cabang. Memberikan dan menegaskan pengembangan pelayanan kepada peserta. beserta menetapkan dan mengawal kebijakan terhadap personil, sarana dan prasarana kerja untuk kelancaran usaha.
2. Bagian Keuangan
a. Kepala Bidang Keuangan
Rangkaian tugas dan kewajiban : Mengawasi dan mengkoordinasikan aktivitas yang terkait dengan pengelolaan keuangan di kantor cabang, guna memberikan dukungan pada aspek keuangan pada kegiatan operasional yang efisien dan efektif.
b. Penata Madya Keuangan
Rangkaian tugas dan kewajiban : Mengkompilasi usulan perhitungan dari setiap Bidang di Kantor Cabang, melakukan pengendalian penerapan anggaran, dan juga mencukupi kewajiban perpajakan perusahaan, untuk mendapatkan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien dan juga dipenuhinya kewajiban yang terkait dengan perpajakan.
c. Penata Madya IT
Ringkaian tugas dan kewajiban : melakukan pengaturan pelaksanaan, pembaruan, dan perawatan hardware, software, jejaring dan layanan TI di Kantor Cabang, untuk memaksimalkan pengaktifan perangkat dan layanan serta memperkaya, mengatur, menganalisa data, informasi dan pengetahuan untuk menyerahkan pelayanan yang cepat dan akurat kepada peserta sebagai pondasi kestabilan operasional serta kecepatan pengambilan keputusan.
d. Penata Muda Keuangan
Ringkaian tugas dan kewajiban : Melakukan pencatatan keuangan dengan secara akurat, menangani pembayaran klaim jaminan, dan mengatur
administrasi keuangan, yang berfungsi untuk menghasilkan laporan yang tertib administrasi.
3. Pelayanan
a. Kepala Bidang Pelayanan
Ringkasan tugas dan kewajiban : Merancang, mengkoordinasikan, mengontrol dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pelayanan program JHT,JP, JKK dan JKM dan juga mengkooordinasikan penyelesaian kasus terdiagnosa Kecelakaan Kerja – Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional Kantor Cabang untuk memastikan kegiatan pelayanan berjalan lancar dan memenuhi standar kualitas yang ditentukan b. Customer Service
Rangkaian tugas dan kewajiban : Memberikan pelayanan kepada peserta ataupun calon peserta sesuai kepentingan (seperti pelayanan kepesertaan, iuran, pengajuan jaminan, permintaan informasi, dll), menanggulangi keluhan peserta sesuai ketentuan, guna memenuhi kepentingan dengan tepat sasaran dan tepat waktu, serta untuk menjaga kepuasan pelanggan sesuai standar yang ditetapkan.
c. Manager Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Tugas dan kewajiban : Melakukan dan menindaklanjuti penyelesaian kasus terdiagnosa Kecelakaan Kerja – Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional Kantor Cabang, serta melaksanakan koordinasi dengan mitra terkait dengan penanganan kasus KK-PAK guna hingga memastikan peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut siap kembali bekerja.
d. Penata Madya Pelayanan JHT – JP
Tugas dan Kewajiban : Melaksanakan verifikasi atas data-data pendukung proses klaim program JHT & JP, memutuskan besar klaim dan memproses klaim sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.
e. Penata Madya Pelayanan JKK –JKM
Ringkasan Pekerjaan : Melakukan verifikasi dokumen pendukung dan perhitungan biaya sesuai ketentuan dalam proses klaim program JKK-JKM, menentukan besar klaim dan memproses klaim, serta memantau kinerja dan melakukan pembinaan kepada mitra Penyedia Pelayanan Kecelakaan Kerja, guna memenuhi kewajiban proses klaim kepada peserta dengan tepat sasaran, tepat mutu dan tepat waktu.
4. Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) a. Kepala Bidang Pemasaran BPU
Tugas dan kewajiban : Merancangkan, mengkoordinasikan, menunjukkan, dan mengendalikan program pemasaran peserta bukan penerima upah dan jasa konstruksi di kantor cabang yang konsisten dengan strategi pemasaran wilayah, mengawasi dan membimbing kinerja Relationship Officer (RO) dan juga mengarahkan pelayanan administrasi kepesertaan, untuk memastikan sasaran kepesertaan dan iuran di bidang jasa konstruksi dan bukan penerima upah di cabang terpenuhi dengan efektif dan efisien. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program
Kesejahteraan Peserta, sejalan dengan strategi di Kantor Wilayah,untuk efektivitas dan efisiensi program yang mendukung kegiatan pemasaran.
b. Penata Madya Kesejahteraan Peserta
Tugas dan kewajiban : memperluas informasi terkait program Kesejahteraan Peserta, menghimpun dan mengkonsolidasikan data-data, serta mengatur administrasi program dan informasi yang berkaitan dengan program KP,untuk menunjang kelancaran program KP Kantor Cabang.
c. Penata Madnya Administrasi Peserta Bukan Penerima Upah
Tugas dan Kewajiban : Mengumpulkan data yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan administrasi kepesertaan bukan penerima upah dan jasa konstruksi, menyiapkan sarana prasarana pendukung kegiatan pemasaran serta laksanakan pelayanan data-data administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), untuk menyediakan data yang akurat dan data-data yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran peserta bukan penerima upah.
d. Penata Madya Pemasaran Peserta Bukan Penerima Upah
Tugas dan Kewajiban : Melakukan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan kepesertaan) dan pengarahan kepada peserta bukan penerima upah dan jasa konstruksi, menyediakan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat, untuk memastikan tercapainya tujian kepesertaan dan iuran informal yang telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan peserta.
5. Pemasaran Penerima Upah (PU)
a. Kepala Bidang Pemasaran PU
Tugas dan Kewajiban : Merancang program pemasaran peserta penerima upah (untuk pengembangan kepesertaan) dan pengendalikan kepesertaan peserta penerima upah melalui program Customer Relationship Management (CRM) di cabang yang sesuai dengan strategi pemasaran wilayah, mengontrol dan membina kinerja Relationship Officer (RO) dan juga mengelola pelayanan administrasi kepesertaan, untuk memastikan tujuan kepesertaan Peserta Penerima Upah dan iuran di cabang tercapai dengan efektif dan efisien.
b. Marketing Officer 1
Tugas dan Kewajiban : Membuat usulan program pemasaran untuk anggotanya, mengkoordinasikan dan atau melakukan kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), dan juga melaksanakan pembinaan kepada anggota, untuk memastikan tercapainya tujuan kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
c. Marketing Officer 2
tugas dan kewajiban : Mereview data kapasitas dan/atau melakukankegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau menemukan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), serta melaksanakan pembinaan kepada anggota, untuk memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
d. Marketing Officer 3-5
tugas dan kewajiban : Menggabungkan data potensi dan memperoleh kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau memperoleh kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), untuk memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
e. Penata Madya Administrasi Pemasaran
tugas dan kewajiban : Mengumpulkan dan mengelola data yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan administrasi kepesertaan, melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap sebagai pendukung kelancaran kegiatan pemasaran.
f. Relationship Officer 1
Tugas dan Kewajiban : Membuat usulan agenda pengelolaan kepesertaan untuk anggotanya, mengkoordinasikan dan/atau melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan pengendalian keluhan peserta dengan cepat dan tepat, serta melaksanakan pembinaan kepada tim-nya, yang bertujuan untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi yang baik dengan peserta, serta meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
g. Relationship Officer 2 & 3
Tugas dan Kewajiban : Mengamati dan mengkoordinasikan pengumpulan data peserta, melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan berkaitan dengan keluhan peserta dengan cepat dan tepat, serta melakukan pengarahankepada tim-nya, untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
h. Relationship Officer 4 & 5
Tugas dan Kewajiban : Mengumpulkan data peserta, melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (merupakan bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat, sebaik-baiknya dan tepat, untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
6. Umum dan SDM
a. Kepala Bidang Umum dan SDM
Tugas dan Kewajiban : Melihat dan mengoordinasikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, penyediaan barang dan jasa, pemeliharaan arsip, aset dan pelayanan umum bagi karyawan (seperti rumah tangga, kebersihan, keamanan, kearsipan, dll), dan juga hubungan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal, untuk memberikan
motivasi pada aspek SDM & Umum bagi berjalannya kegiatan bisnis di kantor cabang.
b. Penata Madya Kearsipan
Tugas dan Kewajiban : Melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan pengarahan kearsipan yang meliputi susunan kearsipan, pembuatan petunjuk kearsipan, pengolahan arsip, penyimpanan arsip, konservasi arsip, layanan kearsipan, publikasi kearsipan, pengkajian dan pengembangan kearsipan, pembinaan dan pengawasan kearsipan. Melakukan dan mengelola hubungan komunikasi dan korespondensi antar Unit Kearsipan baik internal dan eksternal BPJS Ketenagakerjaan, melakukan koordinasi untuk melakukan kegiatan kearsipan bagi seluruh Unit Kerja sesuai dengan cara dan prosedur yang telah ditetapkan, mengkoordinasikan persediaan sarana dan prasarana tata kelola kearsipan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Kearsipan.
c. Penata Madya SDM
Tugas dan kewajiban : Melakukan pengelolaan tentang Sumber Daya Manusia, administrasi karyawan dan pengarahan bagi karyawan di Kantor Cabang, sesuai dengan arahan,untuk memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.
d. Penata Madya Umum
Tugas dan Kewajiban : Mengkoordinasikan penyajian layanan umum dan penyediaan barang/jasa sesuai dengan yang dibutuhkan, dan pemeliharaaan aset, sarana dan prasarana dan juga melakukan program komunikasi sesuai
arahan, untuk memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.
e. Sekretaris Unit Kerja Kepala Cabang
Tugas dan kewajiban : Melakukan pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat intern/ekstern, administrasi personil, dan juga sarana dan prasarana kerja pada Kantor Cabang, untuk mendukung kelancaran kerja Kepala Kantor Cabang dan Unit Kerja.
f. Staf Umum
Tuga dan Kewajiban : Melaksanakan kegiatan perawatan sarana dan prasarana perusahaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi barang di gudang sesuai dengan kebutuhan dan juga melaksanakan pencatatan/monitoring sesuai ketentuan yang berlaku, penyediaan kendaraan dinas, untuk memastikan semua sarana dan prasarana kantor terjaga dan terpelihara dengan baik dan mendukung terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasana dalam mendukung efektivitas kegiatan operasional.
7. Pengawas dan Pemeriksa
a. Petugas Pemeriksa Cabang 1 – 4
Tujuan dan kewajiban : membuat masukan dan melakukan program kerja pengawasan dan pemeriksaan tahunan di Unit Kerjanya, mengkoordinasikan dan/atau melakukan kegiatan pemeriksaan kantor maupun pemeriksaan lapangan kepada pemberi kerja; menyusun, mengevaluasi dan mereview kembali laporan dan menyiapkan sanksi administratif berupa surat teguran, denda dan surat rekomendasi tidak mendapat pelayanan publik tertentu;
berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan penindakan dan mekanisme pencabutannya; untuk mendukung kelancaran pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan program jaminan sosial ketenagakerjaan secara optimal.
4.2 Hasil Penelitian
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan maka dideskripsikan sebagai berikut :
4.2.1 Jaminan Hari Tua
Setelah berkenalan dengan kepala bidang keuangan yang biasa disapa dengan “Pak Amir” dengan nama lengkap Amiruddin, dikantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat singkat cerita peneliti langsung bertanya “Apa itu jaminan hari tua pak?”
”Jaminan hari tua itu yang programnya ditujukan untuk pengganti terputusnya pendapatan tenaga kerja karena meninggal, cacat hari tua yang dilakukan dengan sistem tabungan hari tua”.
Kemudian penulis kembali bertanya “ Apa manfaatnya ikut program jaminan hari tua ya pak?”
“Manfaat ikut program JHT itu, uang tunai yang besarnya terdiri dari nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya, yang dibayarkan secara satu kali saat peserta mencapai usia 56 tahun, meninggal dunia dan cacat total tetap, ya cukuplah untuk keperluan hidup sebagai pengganti gajih bulanan dan bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga yaa”.
Dan kembali penulis bertanya “apa bedanya dengan jaminan pensiun pak?”
“Ooo bedalah, Jaminan hari tua itu waktu pekerja sudah berhenti bekerja di perusahaan bisa yaa melakukan klaim dengan syarat mempunyai surat keterangan berhenti bekerja dari tempat dia bekerja yaa biarpun usianya belum mencapai 56 tahun
asal sudah punya surat berhenti bekerja itu dari tempatnya bekerja, beda dengan jaminan pensiun kalo jaminan pensiun dapat dicairkan apabila peserta berusia 56 tahun”.
Dari hasil wawancara dari informan “Pak Amir” dapat penulis deskripsikan bahwa jaminan hari tua adalah program jaminan yang ditujukan untuk mengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat hari tua, yang dilakukan dengana sistem tabungan hari tua. Adapun manfaat jaminan hari tua adalah uang tunai yang besarnya terdiri dari akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya yang dibayarkan secara sekaligus apabila peserta mencapai umur 56 tahun dan dapat dicairkan dengan melampirkan surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan tempat bekerja.
4.2.2 Pelaksanaan Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
Petunjuk pelaksanaan pembayaran manfaat jaminan hari tua menurut peraturan badan penyelenggara jaminan sosial ketenagakerjaan No.7 Tahun 2015 adalah Undang-Undang yang mengatur tentang pelaksanaan sistem klaim jaminan hari tua yang ada di BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:
Peserta mencapai usia pensiun (56 tahun), peserta mengajukan manfaat jaminan hari tua dengan dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen sebagai berikut:
1. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan,
2. Surat Keterangan berhenti bekerja karena usia pensiun dari perusahaan bagi yang sudah tidak bekerja,
3. Foto Kopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga yang masih berlaku