CABANG SULAWESI BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Ni Made Dyah Dwimarlinda 45 16 013 017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mamuju Sulawesi Barat
Nama Mahasiswa : Ni Made Dyah Dwimarlinda Nomor Stambuk : 4516013017
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Program Studi : Akuntansi
Tempat Penelitian : BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat Telah disetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui dan Mengesakan : Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Bosowa Makassar
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi
Universitas Bosowa Akuntansi
Tanggal Pengesahan...
Tanggal Pengesahan :
Dr. Hj. Herminawaty Abubakar, S E., M.Si Adil Setiawan,A.Md.Kom, S.E., M.Si, Ak.,CA
Dr.H.A.Arifuddin Manne,S.E.,M.Si.,S.H.,M.H Dr. Firman Manne, S.E., M.Si., Ak, CA
iii
PERNYATAAN KEORSINILAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Ni Made Dyah Dwimarlinda NIM : 4516013017
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul : Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar gelar akademik disuatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam sumber kutipan daftar pustaka.
Demikian pernyataan saya ini saya buat dalam keadaan sadar dan dapat tanpa paksaan sama sekali.
Makassar, 1 September 2020 Mahasiswa Yang Bersangkutan
Ni Made Dyah Dwimarlinda
iv
ABSTRAK
Ni Made Dyah Dwimarlinda.2020.Skripsi.Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat dibimbing oleh Herminawaty Abubakar dan Adil Setiawan.
Tujuan Penelitian Tujuan adalah untuk mengetahui prosedur pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat atas program pembayaran klaim Jaminan Hari Tua yang telah diterapkan.
Objek Penelitian adalah BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara, metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan interpretatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi dan prosedur pembayaran kliam jaminan hari tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat sudah baik dandilaksanakan sesuai dengan peraturan yang ada.
Terdiri dari prosedur pengajuan jaminan, prosedur penetapan jaminan, prosedur pembuatan bukti pembayaran, prosedur pembuatan cek dan nota transfer apabila jumlah uang ditransfer dan prosedur pembayaran tunai maupun transfer.
Kata kunci : Sistem informasi akuntansi, Prosedur, pembayaran, klaim.
v ABSTRACT
Ni Made Dyah Dwimarlinda. 2020. Thesis. Analysis of Accounting Information Systems and Payment Procedures for Old Age Security Claims at BPJS Ketenagakerjaan, West Sulawesi Branch supervised by Herminawaty Abubakar and Adil Setiawan.
Research Objectives The objective is to determine the procedure for paying Old Age Security claims at the West Sulawesi Branch of BPJS Ketenagakerjaan for the Old Age Security claim payment program that has been implemented.
The research object is the West Sulawesi Branch of the BPJS Ketenagakerjaan. The data collection techniques used were documentation and interviews, the method used was descriptive qualitative analysis with an interpretive approach.
The results showed that the accounting information system and procedures for payment of pension funds at BPJS Ketenagakerjaan West Sulawesi Branch were good and implemented according to existing regulations. It consists of procedures for submitting guarantees, procedures for determining guarantees, procedures for making proof of payment, procedures for making checks and transfer notes if the amount of money is transferred and procedures for cash or transfer payments.
Keywords: accounting information systems, procedures, payments, claims.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini merupakan salah satu bentuk persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Bosowa Makassar, dengan mengangkat judul
“Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Mamuju Sulawesi Barat”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini khususnya kepada:
1. Pertama ucapan terima kasih penulis berikan kepada Rektor Universitas Bosowa Bapak Prof.Dr. Ir. Saleh Pallu, M.Eng.
2. Bapak Dr.H,A, Arifuddin Mane, SE., M.Si., SH., MH Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar.
3. Ibu Dr. Hj. Herminawati Abubakar SE, MM Selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar.
4. Bapak Dr. Firman Manne, S.E., M.Si., Ak, CA Selaku Ketua Jurusan Akuntansi 1 Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa Makassar.
5. Kepada Ibu Dr. Hj. Herminawati Abubakar SE dan Bapak Adil Setiawan, A.Md.Kom, S.E., M.Si, Ak.,CA selaku dosen pembimbing yang sudah berkenan memberikan memberikan ilmu, selalu meluangkan waktu untuk membimbing,
vii
memotivasi, dan juga memberikan solusi untuk setiap permasalahan atau kesulitan dalam pembuatan dan penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa yang telah berkenan memberikan memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat.
7. Segenap Staf Fakultas Ekonomi Universitas Bosowa yang berkenan memberikan bantuan kepada penulis.
8. Seluruh teman-teman angkatan, terutama untuk kelas akuntansi A angkatan 2016 yang telah memberikan dukungan serta kebersamaan yang baik, serta Sahabat-sahabat saya dari awal sampai akhir semester Endang , Fifin Buntu dan Aryani terimakasi atas doa, saran dan dukungannya.
9. Bapak Iman M. Amin selaku kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang sulawesi Barat, Beserta staf BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat yang telah memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Kedua orang tua yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan baik dari segi moral dan materi.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Apabila terdapat kesalahan dalam skripsi ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis dan bukan para pemberi bantuan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Makassar, 1 September 2020 Penulis
viii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... I LEMBAR PENGESAHAN ... II PERNYATAAN KEORSINILAN ... III ABSTRAK ... IV ABSTRACT ... V KATA PENGANTAR ... VI DAFTAR ISI ... VIII DAFTAR GAMBAR ... IX DAFTAR LAMPIRAN ... XI
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penellitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Karangka Teori... 6
2.1.1 Pengertian Sistem ... 6
2.1.2 Pengertian Informasi... 7
2.1.3 Pengertian Akuntansi ... 8
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi ... 8
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 9
2.1.6 Pengertian Prosedur ... 10
2.1.7 Tujuan Prosedur ... 11
2.1.8 Pembayaran ... 12
2.1.9 Klaim ... 12
2.1.10 Pengertian Jaminan Hari Tua ... 13
2.1.11 Karakteristik Jaminan Hari Tua ... 14
2.1.12 Mekanisme Penyelenggaraan Jaminan Hari Tua ... 14
2.1.13 Tata Cara Pembayaran Iuran Jaminan Hari Tua ... 15
ix
2.1.14 Manfaat Jaminan Hari Tua ... 15
2.1.15 Persyaratan Pembayaran Jaminan Hari Tua... 16
2.1.16 Tahapan Untuk Mencairkan Jaminan Hari Tua ... 22
2.2 Karangka Fikir ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
3.2 Jenis dan Sumber Data ... 26
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27
3.4 Metode Analisis ... 27
3.5 Definisi Operasional... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 30
4.1 Gambaran Perusahaan ... 30
4.1.2 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan ... 30
4.1.2 Logo, Visi, Misi BPJS Ketenagakerjaan ... 32
4.1.2.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan ... 32
4.1.2.2 Visi BPJS Ketenagakerjaan ... 32
4.1.2.3 Misi BPJS Ketenagakerjaan ... 33
4.1.3 Struktur Organisasi BP JS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat ... 33
4.1.4 Deskripsi Jabatan ... 34
4.2 Hasil Penelitian ... 44
4.2.1 Jaminan Hari Tua... 44
4.2.2 Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat ... 45
4.2.3 Sistem Informasi Akuntansi dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54
5.1 Kesimpulan ... 54
5.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
LAMPIRAN ... 58
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan ... 32 Gambar 4.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan
Cabang Sulawesi Barat ... 33 Gambar 4.3 Flowchar Sistem Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim
Jaminan Hari Tua Melalui Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Bara... 47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Pengajuan Penelitian ... 60
Lampiran 2 Surat Penerimaan Meneliti ... 61
Lampiran 3 Hasil Wawancara ... 62
Lampiran 4 Dokumentasi ... 75
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan waktu menuntut kita untuk selalu bekerja demi terpenuhinya kebutuhan hidup yang semakin meningkat. Dalam melaksanakan pekerjaan tidak menutup kemungkinan untuk mengalami resiko yang dapat berupa kecelakaan kerja, sakit, cacat, putus hubungan kerja seperti yang sangat banyak dialami dimasa covid-19 ini, yang mengakibatkan pendapatan yang dihasilkan berkurang atau hilang keseluruhan. Sehingga sangat diperlukan jaminan sosial untuk menanggulagi resiko tersebut yang akan mengganti sebagian pendapatan atau penghasilan, dengan demikian tidak menjadi beban untuk orang lain.
Untuk memecahkan hal tersebut pemerintah menyelenggarakan program perlindungan dan kesejahteraan bagi seluruh tenaga kerja menggunakan sistem jaminan sosial yang dinaungi oleh BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat, BPJS Ketenagakerjaan adalah badan hukum publik yang bertujuan untuk memberikan perlindungan pada seluruh tenaga kerja di Indonesia dari resiko sosial yang timbul akibat pemutusan hubungan kerja, untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko sosial ekonomi dan sebagai syarat penanggung arus perolehan penghasilan kepada tenaga kerja dan keluarganya efek dari kejadian resiko-resiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh perusahaan dan tenaga kerja. Dengan adanya program jaminan sosial dari BPJS
Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat yang di bentuk pemerintah diharapkan kesejahteraan tenaga kerja di Sulawesi Barat semakin membaik dan sejahtera.
Menjadi menyelengara jaminan sosial, BPJS ketenagakerjaan berfungsi dan berkewajiban untuk mengambil dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja yang selanjutnya dikelola dan dikembangkan, beserta memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Besarnya iuran yang dibayaran dan manfaat yang akan diperoleh oleh peserta sesuai dengan upah yang diterima oleh tenaga kerja dari instansi tempat bekerja. Sedangkan manfaat yang dapat diterima oleh peserta tergantung pada program yang diikuti oleh peserta.Setiap program memiliki manfaat dan pengembangan yang berbeda, sesuai dengan peraturan Undang- Undang yang telah disusun.
Jaminan Hari Tua (JHT) menjadi salah satu program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan Jaminan Hari Tua (JHT), program Jamimnan Haro Tua (JHT) adalah manfaat uang tunai yang diberikan saat peserta memasuki usia tertentu, tidak ingin bekerja lagi, cacat total tetap sehingga tidak dapat bekerja kembali atau meninggal dunia dan akan diberikan batas waktu tertentu setelah kepesertaan mencapai minimal 10 (sepuluh) tahun.
Jaminan Hari Tua (JHT) adalah suatu program yang mempunyai manfaat besar yang dapat menopang kehidupan tenaga kerja, baik saat ini dan masa tua.
Jaminan Hari Tua (JHT) dapat bermanfaat untuk tabungan masa depan guna menghadapi resiko yang akan terjadi dikemudian hari, terlebih resiko sosial
ekonomi. Dana Jaminan Hari Tua (JHT) sangat dibutuhkan bagi menopang kehidupan walaupun masih dalam usia produktif. Dengan itu pemerintah melakukan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2015 dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015, dimana manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) dapat diterima apabila peserta berhenti bekerja dengan masa tunggu 1 (satu) bulansetelah berhenti bekerja, dan tidak lagi harus menunggu kepesertan minimal 10 (sepuluh) tahun.
Tenaga kerja yang sudah tidak aktif bisa melakukan klaim dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang telah dibayarkan setiap bulan. Melalui Peraturan Direksi BPJS Ketenagakerjaan Nomor PERDIR/155/122015 tentang Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua (JHT) telah membuat prosedur yang berlaku mulai dari peserta medaftar hingga melakukan klaim terhadap dana Jaminan Hari Tua (JHT) yang telah dibayar. Berupa bentuk wujud instansi yang telah memiliki manajemen yang baik, tentunya peraturan direksi menjadi salah satu acuan untuk melakukan sistem dalam pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT). Dengan adanya prosedur ini dapat meminimalisir kesalahan atau adanya proses pencarian yang terlewatkan. Prosedur ini juga diharapkan menjadi acuan yang benar, sehingga tidak ada lagi perbedaan persepsi pihak yang terlibat dalam klaim jaminan hari tua.
Dengan melakukan pembayaran Jaminan Hari Tua, kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat memerlukan sistem informasi akuntansi dan prosedur pembayaran klaim jaminan hari tua untuk pengendalian
pembayaran Jaminan Hari Tua yang akan menghasilkan prosedur pembayaran sesuai dengan prosedur pembayaran yang telah ditetapkan.
Dengan itu penulis akan menulis Tugas Akhir mengambil judul “Analisis Sistem Informasi Akuntansi Dan Prosedur Pembayaran Klaim Jaminan Hari Tua Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat” masalah ini menarik bagi penulis untuk mengetahui keefektifan sistem akuntansi dan prosedur pembayaran klaim Jaminan Hari Tua dan memberikan masukan pada program pembayaran klaim Jaminan Hari Tua yang telah diterapkan apabila terdapat kekuarangan yang dapat diperbaiki.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka rumusan masalah yang dapat dikemukanan yakni “Bagaimana sistem informasi akuntansi dalam prosedur pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat atas program pembayaran klaim Jaminan Hari Tua yang telah diterapkan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui fakta dilapangan mengenai pelakasanaan prosedur klaim JHT 2. Dapat menambah wawasan dan memperluas pengetahuan mengenai masalah
yang ada didunia kerja.
3. Hasil penulisan ini diharapkan mampu menjadi bahan masukan untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan dalam memaksimalkan pelayanan dan meminimalisir permasalahan yang dihadapi dalam pembayaran klaim jaminan hari tua.
4. Sebagai masukan atau referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karangka Teori 2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem merupakan sebuah kelompok komponen yang saling berangkaian untuk mendapatkan sebuah tujuan tertentu, sehingga dalam sebuah perusahaan wajib memiliki sebuah sistem yang baik dan tepat untuk tercapainya tujuan suatu perusahaan. Pengertian sistem menurut ahli yaitu:
Menurut Hesty dkk (2017:66), bahwa “Sistem adalah serangkaian subsistem yang saling terkait dan tergantungan satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya”. Selanjutnya,
Hutahaean (2014:2), bahwa “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul sama-sama untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan sasaran yang tertentu”. Selanjutnya,
Yulia Djahir dan Dewi Pratita (2015:7), bahwa “Definisi sistem dikelompokkan menjadi dua bagian yang menekankan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada elemennya. Kedua kelompok ini adalah benar dan tidak bertentangan yang berbeda adalah cara pendekatannya”. Selanjutnya,
Mulyadi (2016:1), bahwa “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan dengan yang lainya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Selanjutnya,
Azhar Susanto (2013:22), mengatakan bahwa “sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”. Selanjutnya,
Muslihudin dan Oktafianto (2016:2), bahwa “Sistem adalah sekumpulan komponen-komponen atau jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berkaitan
dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu”. Selanjutnya,
Djahir dan Pratita (2015:7), mengatakan bahwa “Definisi sistem dikelompokkan menjadi dua bagian yang menekamkan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada elemennya. Kedua kelompok ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya”. Selanjutnya,
Maniah dan Hamidini (2017:1), mengatakan bahwa “Sistem adalah dari elemen- elemen berupa data, jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, sumber daya manusia, teknologi baik hardware maupun software yang saling berinteraksi sebagai satu kesatuan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu yang sama”.
Jadi dapat penulis simpukan bahwa sistem adalah rangkaian dari komponen- komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan/sasaran tertentu.
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi juga merupakan komponen yang berpengaruh pada suatu perusahaan, dengan adanya informasi, perusahaan hendak kian pesat berkembang dan maju karena adanya pembaruan kinerja sejalan dengan berkembangnya informasi. Berikut pengertian informasi menurut para ahli :
Pengertian menurut Krismaji (2015:14), mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.
Selanjutnya,
Abdul Kadir (2002:31), mengatakan bahwa “Mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”. Selanjutnya,
Raymond Mc. Leod, mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi sipenerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang”. Selanjutnya,
Tata Sutabri, S.Kom., MM, mengatakan bahwa “Informasi adalah data yang telah diklarifikasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa informasi adalah data yang telah di proses untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.1.3 Pengertian Akuntansi
Informasi akuntansi mencerminkan keefektifan bederta letak keuangan sebuah perusahaan, berupaya membantu menganalisis apa yang terjadi pada sebuah perusahaan serta dapat membantu mengevaluasi data saat ini dengan data sebelumnya. Pengertian akuntansi menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Pengertian Akuntansi menurut Jusup (2014), mengatakan bahwa “Akuntansi adalah sisitem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, mengolah data menjadi laporan, dan mengomunikasikan hasilnya kepada para pengambilan keputusan”.
Selanjutnya,
Menurut Sodikin (2012), mengatakan bahwa “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang diharapkan menjadi masukkan dalam proses pengambilan keputusan”.
Jadi dapat disimpulkan bahwasistem informasi yang menyediakan informasi keuangan yang diharapkan menjadi masukan dalam pengambilan keputusan.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi berfungsi signifikan dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan data suatu perusahaan, baik data keuangan maupun data yang
lain yang dibutuhkan perusahaan dari kegiatan organisasi. Definisi sistem informasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Definisi sistem informasi menurut Diana dan Setiawati (2011:4), bahwa
“Sistem informasi, yang kadang kala disebut sebagai sistem prosesan data, merupakan sisitem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan komponen (baik manual maupun berbasis komputer) yang terintegrasi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi mengenai saldo persediaan”. Selanjutnya,
Menurut Kadir (2014:9), bahwa “Sistem informasi adalah “sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai”.
Jadi berdasarkan pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa sistem informasi adalah komponen yang diproses menjadi informasi yang berguna bagi pemakai.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi bermakna penting dalam aktivitas operasional perusahaan, yang merupakan aktivitas pembantu dalam infrastruktur perusahaan sehingga dapat membantu menyampaikan informasi perusahaan secara cepat dan akurat. Adapun pengertian sistem informasi akuntansi menurut beberapa ahli sebagai berikut:
Setiawati (2011:4), berpendapat “Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang bertujuan mengumpulkan dan memperoses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan”. Selanjutnya,
Mardi (2011:4), bahwa “mengatakan bahwa “sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi”.
Selanjutnya,
Sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2015:10), bahwa “Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang digunakan untuk mengumpulkan,
mencatat, menyimpan dan mengelola data untuk menghasilkan suatu informasi untuk mengambil kaputusan. Sistem ini meliputi orang, prosedur dan intruksi data perangkat lunak, infrastrukur teknologi informasi serta pengendalian internal dan ukuran keamanan”. Selanjutnya,
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan mengumpulkan, mencatat, mentimpan dan memproses data yang mengasilkan suatu informasi untuk mengambil keputusan yang tepat.
2.1.6 Pengertian Prosedur
Prosedur sangat penting dimiliki suatu organisasi hendaknya semua sesuatu dapat dilakukan secara bersamaan. Prosedur dapat menjadi acuan bagi organisasi dalam menentukan aktivitas yang dapat dilakukan dalam pencapaian suatu fungsi tertentu. Pengertian prosedur menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Mulyadi (2016:4), bahwa
“mengemukkan bahwa Prosedur adalah uraian kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Selanjutnya,
Menurut Rasto (2015:49), dalam buku “Manajemen Perkantoran Paradigma Baru” menjelaskan bahwa prosedur (Procedure) adalah urutan rencana operasi untuk menangani aktivitas bisnis yang berulang secara seragam dan konsisten.
Selanjutnya,
Zaki Baridwan (2002:3), bahwa “Prosedur adalah suatu urut-urutan pekertjaan karena (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi”.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa prosedur adalah suatu langkah-langkah pemprosesan data atau tahapan urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu dapertemen
atau lebih untuk menjaminin penanganan secara beragam terhadap suatu teransaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
2.1.7 Tujuan Prosedur
Berikut ini adalah tujuan dari penetapan prosedur kantor menurut Dr. Resto, M.Pd. (2015:50), Menjamin kelancaran arus informasi dalam urutan yang benar.
1. Menghindari kemungkinan kecurangan.
2. Menjadi batas pengendalian yang tepat.
3. Memungkinkan penyesipan informasi yang hilang sesuai dengan persyaratan sistem.
4. Menyesuaikan informasi yang tidak akurat.
5. Memasukkan informasi tambahan yang dianggap perlu.
6. Mengkonfirmasi persyaratan hukum.
7. Memberikan informasi yang tepat kepada supervisor dan manajer dengan tepat waktu
8. Mengintegrasikan prosedur dan sistem lainnya.
9. Menjadi ekonomis.
10. Menjawab dengan cepat pertanyaan dari staf, pelanggan, pemasok, dan lain- lain
11. Mempertahankan kinerja karyawan pada level tinggi
12. Menyajikan semua informasi dalam bentuk yang paling cocok.
13. Menunjukkan keakuratan informasi.
2.1.8 Pembayaran
Guna mendapatkan manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan peserta harus melakukan pembayaran sesuai dengan peraturan yang telah diterapkan pada BPJS Ketenagakerjaan, adapun pengertian pembayaran menurut ahli adalah sebagai berikut:
Chan Kah Sing (2009:108), bahwa “ Pembayaran adalah proses penukaran mata uang dengan barang, jasa atau informasi”. Selanjutnya,
Hasibun (2010:117), bahwa “berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang ataundan dari pembayaran kepada penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa-jasa perbankkan”.
Dari definisi diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pembayaran adalah suatu cara yang dilakukan untuk pemindahan mata uang menjadi barang, jasa atau informasi dari pembayar kepada penerima, baik langsung maupun melalui jasa-jasa perbankan.
2.1.9 Klaim
Bagi BPJS Ketenagakerjaan terdapat beberapa kategori klaim yaitu mengundurkan diri dibawah usia pensiun seharusnya, meninggal dunia serta cacat kerena kecelakaan kerja. Adapun pengertian klaim menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Salu (2004:259), menyatakan bahwa ”Klaim adalah aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan atas kerugian yang tersedia berdasarkan perjanjian. Klaim adalah proses yang mana peserta dapat memperoleh hak-hak berdasarkan pinjaman tersebut”. Selanjutnya,
A.Hasymi Ali,dkk (2007:55), bahwa ”Klaim adalah permohonan atau tuntutan seorang pemilik polis terhadap perusahaan asuransi untuk pembayaran satuan sesuai dengan pasal-pasal dari sebuah polis”. Selanjutnya,
Amrin (2011:197), bahwa ”Klaim merupakan pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat atau dengan kata lain klaim merupakan proses pengajuan oleh peserta untuk mendapatkan uang pertanggungan setelah tertanggung melaksanakan seluruh kewajibannya kepada penanggung jawab berupa penyelesaian pembayaran premi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya”.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa klaim adalah permohonan ataupun tuntutan oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
2.1.10 Pengertian Jaminan Hari Tua
Program Jaminan Hari Tua disingkat JHT adalah program jangka panjang yang diberikan secara berkala sekaligus sebelum peserta memasuki masa pensiun, bisa diterima untuk janda/duda, anak atau ahliwaris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.
Jaminan hari tua yaitu pengendalian atas resiko hari tua dan rencana untuk menjelang waktu pensiun yang berbentuk tabungan dan dicairkan dengan cara sekaligus berupa akumulasi iuran tambahan dari pengembaangan. Program jaminan hari tua ditujukan menjadi pengganti terputusnya penghasilan tenaga kerja karena meninggal, cacat atau hari tua dan diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua. Program jaminan hari tua memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau telah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap.
2. Berhenti bekerja yang telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun dan masa tunggu 1 bulan
3. Pergi keluarnegeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNS/POLRI/ABRI 2.1.11 Karakteristik Jaminan Hari Tua
Program jaminan hari tua memiliki karakteristik berikut ini:
1. Dilaksanakan secara nasional berlandaskan prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib.
2. Tujuan penyelenggaraan adalah untuk menjamin supaya peserta menerima uang tunai jika memasuki masa pensiun, menghadapi cacat total tetap, atau meninggal dunia.
3. Kepesertaan perorangan
4. Manfaat berwujud uang tunai dibayarkan sekaligus saat peserta memasuki usia pensiun, meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap.
2.1.12 Mekanisme Penyelenggaraan Jaminan Hari Tua
Peserta jaminan hari tua merupakan orang yang sudah membayar iuran, tergolong orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia yang telah membayar iuran. Peserta program JHT terdiri atas:
1. Peserta Penerima Upah yang Bekerja Pada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara
2. Peserta bukan penerima upah.
2.1.13 Tata Cara Pembayaran Iuran
Peserta Penerima Upah yang Bekerja Pada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara. Besaran iuran 5,7% (lima koma tujuh persen) Upah, dengan ketentuan:
1. 2,0% (dua koma nol persen) upah ditanggung oleh pekerja.
2. 3,7% (tiga koma tujuh persen) upah ditanggong oleh pemberi kerja.
Upaah yang dimaksud berupa upah pokok dan tunjangan tetap sebulan, misalnya upah dibayarkan harian, maka dasar perhitungan pembayaran iuran jaminan hari tua dihitung dari Upahsehari dikalikan 25 (dua puluh lima). Pekerja borongan atau satuan pendapatan, upah selama satu bulan seperti dasar pembayaran iuran JHT dihitung dari upah rata-rata 3 (tiga) bulan terakhir. Pekerja yang pekerjaan bergantung pada bentuk keadaan yang upahnya didasarkan pada upah borongan, upah sebulan sebagai dasar pembayaran iuran JHT dihitung dari Upah rata-rata 12 (dua belas) bulan terakhir. Bagi peserta bukan penerima upah didasarkan pada jumlah nominal tertentu dari penghasilan peserta yang ditetapkan dalam daftar Lampiran PP NO. 46 Tahun 2015. Peserta memilih jumlah nominal tertentu sebagai dasar perhitungan iuran sesuai penghasilan masing-masing. Alur perhitungan dalam lampiran tersebut akan dievaluasi menurut berkala paling lama 3 (tiga) tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.1.14 Manfaat Jaminan Hari Tua
Manfaat dari program jaminan hari tua berupa uang tunai yang besarnya adalah nilai akumulasi iuran ditambah hasil pengembangannya, yang dibayarkan secara sekaligus apabila:
1. Peserta mencapai usia pensiun 2. Peserta mengalami cacat total tetap 3. Peserta meninggal dunia
Besarnya manfaat jaminan hari tua merupakan sebesar nilai akumulasi seluruh iuran yang sudah disetor ditambah hasil pengembangan dan dibayar secara sekaligus, setelah peserta mempunyai masa kepesertaan paling singkat 10 tahun. Sesudah waktu kepesertaan, manfaat Jaminan hari tua dapat diambil paling banyak 30% dari jumlah JHT, untuk kepemilikan rumah atau paling banyak 10%.
Manfaat JHT berupa uang tunai yang dibayarkan kepada peserta apabila peserta berusia 56 tahun, meninggal dunia, atau mengalami cacat total tetap. Sesuai PP No.60 tahun 2015 tentang perubahan atas PP N0. 46 Tahun 2015 tentang Penyelenggara Program jaminan hari tua, manfaat jaminan hari tua bagi peserta menjangkau usia pensiun tersebut, terlibat juga peserta yang bekerja, seperti sebagai berikut:
1. Peserta mengundurkan diri
2. Peserta terkena pemutusan hubungan kerja
3. Peserta yang meninggalkan indonesia untuk selama-lamanya 2.1.15 Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua
Peserta mencapai usia pensiun (56 tahun).
1. Untuk Peserta mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen seperti:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan
b. Surat keterangan berhenti bekerja dikarena usia pensiun dari perusahaan bagi yang sudah tidak bekerja lagi,
c. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang masih berlaku, serta
d. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer.
2. Untuk peserta usia 56 tahun yang masih aktif bekerja, dapat menentukan akan mengambil saldo jaminan hari tua atau menunda pembayaran manfaat JHT, dan meneruskan kepesertaan serta mengambil JHT setelah berhenti bekerja.
Peserta mengundurkan diri dini usia pensiun (56 tahun) sebagai berikut:
1. Pemberian manfaat JHT bagi peserta yang mengundurkana diri dari tempat bekerja dan sedang tidak bekerja kembali, dapat mengajukan pembayaran manfaat JHT dengan masa tunggu satu bulan terhitung sejak surat pengunduran diri dari perusaan tempat bekerja diterbitkan.
2. Masa tunggu satu bulan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) terhitung sejak non aktif kepesertaan di BPJS Ketenagakerjaan.
3. Peserta mengajukan pembayaran manfaat JHT dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen berikut ini:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan
b. Surat keterangan pengunduran diri dari perusahaan tempat bekerja yang ditujukan kepada dan diketahui oleh Dinas Ketenagakerjaan setempat dengan tembusan kepada BPJS Ketenagakerjaan setempat.
c. Fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang masih berlaku d. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer.
4. Persyaratan surat keterangan pengunduran diri wajib bagi peserta yang mengundurkan diri.
5. Dalam hal peserta yang mengajukan pembayaran kegunaan jaminan hari tua kepada BPJS Ketenagakerjaan ketahuan masih bekerja, peserta dan/pemberi kerja dapat dikenakan sanksi selaras keputusan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Peserta akibat pelepasan hubungan kerja melalui pengadilan hubungan industrial sebagai berikut:
1. Untuk pemberian kegunaan jaminan hari tua untuk peserta yang tertimpa pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat menganjurkan pembayaran kegunaan jaminan hari tua dengan waktu tunggu satu bulan terhitung sejak tanggal penetapan pengadilan hubungan industrial
2. Untuk peserta mengajukan pembayaran manfaat JHT dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dengan data-data berikut:
a. Kartu asli BPJS Ketenagakerjaan
b. Bukti penetapan pemutusan hubungan kerja dari pengadilan hubungan industrial tempat peserta bekerja
c. Fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang masih berlaku d. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer.
3. Dalam hal peserta yang mengajukan pembayaran manfaat JHT kepada BPJS Ketenagakerjaan terbukti masih bekerja, pesrta dan/atau pemberi kerja dapat dikenakan hukuman sesuai kebijakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk Peserta terdampak pemutusan hubungan kerja melalui Bipartit (pengusaha dan pekerja) sebagai berikut:
1. Pemberian manfaat jaminan hari tua bagi peserta yang terdampak akibat pemutusan hubungan kerja melalui Bipartit dapat mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua sampai masa tunggu satu bulan terhitung sejak tanggal perjanjian bersama didaftarkan pada pengadilan hubungan industrial tempat peserta bekerja.
2. Peserta mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi data-data berikut:
a. Kartu aslli peserta BPJS Ketenagakerjaan b. Fotokopi perjanjian bersama
c. Bukti pendaftaran perjanjian bersama pengadilan hubungan industrial tempat peserta bekerja
d. Fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang masih berlaku e. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer 3. Dalam hal peserta yang mengajukan pembayaran keguanaan jaminan hari tua
kepada BPJS Ketenagakerjaan ketahuan masih bekerja, peserta dan/atau pemberi kerja dapat dikenakan hukuman sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk Peserta meninggalkan indonesia untuk selama-lamanya:
1. Penyerahan manfaat jaminan hari tua bagi peserta Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggalkan wilayah Indonesia untuk semasih dapat mengajukan pembayaran manfaat JHT.
2. Untuk Peserta mengajukan pembayaran manfaat JHT dengam mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan
b. Fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang masih berlaku c. Fotokopi keterangan berhenti bekerja
d. Fotokopi paspor e. Fotokopi visa
f. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer 3. Pemberian manfaat jaminan hari tua bagi peserta Warga Negara Asing (WNA)
yang meninggalkan wilayah Indonesia untuk selama-lamanya dapat mengemukakan pembayaran manfaat jaminan hari tua,
4. Untuk peserta mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan b. Fotokopi paspor
c. Fotokopi keterangan habis kontrak kerja/berakhirnya masa tugas di Indonesia
d. Surat pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia
e. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer.
Untuk Peserta mengalami cacat total tetap:
1. Pemberian kegunaan jaminan hari tua bagi peserta mengalami cacat total tetap dapat mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua,
2. Untuk peserta mengajukan pembayaran kegunaan jaminan hari tua dengan mengisi formulir pengajuan klaim yang dilengkapi dokumen sebagai berikut:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan
b. Surat keterangan dari dokter yang merawat atau dokter penasehat yang menyatakan cacat total
c. Surat keterangan tidak mampu bekerja karena cacat atau berhenti bekerja dari pemberi kerja
d. Fotokopi kartu tanda penduduk dan kartu keluarga yang masih berlaku e. Fotokopi rekening tabungan jika pembayaran dilakukan melalui transfer 3. Untuk pembayaran hak atas manfaat jaminan hari tua diperhitungkan melewati
satu bulan berikutnya setelah peserta ditetapkan mengalami cacat total tetap.
Untuk peserta meninggal dunia:
1. Pemberian kegunaan jaminan hari tua bagi peserta yang meninggal dunia dapat diajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua oleh ahli waris peserta
2. Untuk ahli waris mengajukan pembayaran manfaat jaminan hari tua dengan mengisi formulir pengajuan sebagai berikut:
a. Kartu asli peserta BPJS Ketenagakerjaan
b. Surat keterangan kematian dari rumah sakit/kepolisian/kelurahan atau fotokopi lega;isisr dengan menampilkan yang asli,
c. Surat keterangan ahli waris dari instansi yang berwenang
d. Fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK) yang masih berlaku.
2.1.16 Tahapan untuk mencairkan Jaminan Hari Tua
Tahapan- tahapan yang dilakukan untuk mencairkan jaminan hari tua yaitu sebagai berikut :
1. Cek Kelengkapan Dokumen
Tahapan awal dari proses dan tahap pencairan dana Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan merupakan pemeriksaan dokumen. Dokumen memang merupakan syarat yang utama dari semua hal apapun yang berkaitan dengan pencairan keuangan. Di BPJS Ketenagakerjaan tersebut proses pemeriksaan dokumen kebayakan dilakukan oleh petugas satpam dengan mengenakan map ceklis petugas scurity hendak mengecek satu persatu dokumen dan berkas- berkas yang anda bawa. Apabila ada satu berkas saja yang kurang, petugas tidak akan membebaskan peserta pengajuan pencairan jaminan hari tua ketahap selanjutnya. Peserta akan diminta pulang terlebih dahulu untuk melengkapi berkas-berkas yang kurang. Dan apabila ada berkas-berkaas yang belum difotocopi, petugas scurity biasanya akan menyarankan berkas kepada peserta pencairan jaminan hari tua dan meminta peserta untuk menfotocopynya terlebih dahulu. Bekas-berkas yang wajib dipenuhi dan dipotocopy dalam proses pencairan uang Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan tersebut berupa kartu peserta Jamsostek/BPJS TK, paklarang, KTP atau SIM, kartu keluarga dan buku tabungan.
2. Mengisi Formulir Klaim Jaminan Hari Tua
apabila peserta sudah melengkapi semua berkas-berkas yang dibutuhkan dan dinyatakan lengkap oleh petugas, maka peserta akan melanjutkan ketahap
kedua yaitu pengisian formulir, ditahapan ini peserta akan diberikan formulir pencairan Jaminan Hari Tua oleh petugas. Tugas peserta pada tahap ini adalah mengisi formulir tersebut dengan data-data yang benar serta akurat.
3. Menandatangani Surat Pernyataan Sedang Tidak Bekerja
Apabila peserta telah mengisi formulir dengan lengkap dan benar, peserta diharuskan untuk mengisi surat pernyataan. Surat pernyataan ini berisi keterangan yang memberitahukan apabila peserta sungguh sedang tidak bekerja diperusahaan manapun. Surat pernyataan tersebut wajib peserta tandatangani diatas materai Rp.6000 sebagai penguatnya pernyataan.
4. Meletakkan Dokumen Kedalam Dropbox
Seluruh berkas yang sudah diperiksa beserta formulir permohonan dan surat pernyataan yang sudah ditandatangani dimasukkan kedalam map setsudah itu dimasukkan kedalam dropbox yang telah disediakan yang nantinya hendak diperiksa kembali oleh petugas.
5. Mengambil Nomor Antrian
Seudah memasukkan berkas kedalam dropbox, peserta mengambil nomor antrian yang terdapat dibawah dropboox dan menunggu antrian di kursi tunggu. Pemanggilan hendak dilakukan berdasarkan urutan nomor antrian.
6. Verifikasi Data Diri
Apabila nama peserta dipanggil berdasarkan nomor urut, langkah selanjutnya peserta masuk kelangkah verifikasi data, peserta akan di wawancara.
7. Foto Diri
Apabila sudah selesai wawancara, peserta akan diharap untuk foto diri.
Peserta BPJS Ketenagakerjaan yang telah tidak bekerja dan akan memungut 100% saldo Jaminan Hari Tua, yang hendak menjadi bukti bahwa telahh melaksanakan pencairan klaim Jaminan Hari Tua.
8. Menerima Tanda Bukti Transaksi
langkah pencairan dana Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan adalah penerimaan tanda bukti transaksi. Apabila telah dilakukan transfer oleh BPJS Ketenagakerjaan kerekening peserta Klaim Jaminan Hari Tua, maka peserta akan menerima tanda buktinya. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan yang telah dicairkan tidak bisa dikembalikan kepada peserta lagi.
2.2 Karangka Fikir
BPJS KETENAGAKERJAAN CABANG SULAWESI BARAT
MASALAH POKOK
Bagaimana sistem informasi akuntansi dalam prosedur pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat ?
Metode Analisis Deskriptif Kualitatif Interpretatif
KESIMPULAN
REKOMENDASI PERUSAHAAN
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat beralamat Simboro,Kec. Simboro Dan Kepulauan, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Dengan waktu penelitian diperkirakan kurang lebih dua bulan.
3.2. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis penelitian ini memmerlukan metode kualitatif yang bersifat deskriftif. Data kualitatif diperoleh melalui teknik pengumpulan data seperti wawancara, serta diskusi maupun observasi dilapangan.
2. Sumber Data
Sumber data yang pada dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer
Data primer adalah data lapangan yang diperoleh langsung dari orang-orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini seperti melalui hasil wawancara yang dilakukan pada pihak terkait.
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh melalui sumber yang sudah ada. Pada penelitian ini penulis mengambil data berupa struktur organisasi kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.
Jadi, dalam penelitian ini yang digunakan yaitu : data kualitatif yang dimana akan diambil seperti wawancara mengenai sistem informasi akuntansi dan
pembayaran klaim Jaminan Hari Tua pada Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat. Sumber data digunakan data primer, data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh penelitian secara langsung dari sumber data dan narasumber.
Data primer yang dikumpulkan secara langsung seperti wawancara dengan pihak terkait pada Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barata mengenai keefektifan sistem pembayaran klaim Jaminan Hari Tua dan data skunder yang diperoleh melalui kantor BPJS Ketenagakerjaan berupa struktur organisasi kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan imformasi yang diperlukan, penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu :
1. Penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan data dengan mempelajari literatur yang berhubungan dengan penulisan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) terdiri dari:
a. Metode Observasi, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat.M
b. Metode Wawancara, yaitu bentuk penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan cara mewawancarai pihak yang berkompeten di dalam perusahaan.
3.4 Metode Analisi
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan interpretatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang berdasarkan fakta sosial, alamiah serta dilaporkan secara naratif.
Pengambilan sampel atau sumber pada penelitian ini dilakukan secara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian ini. Hasil dari penelitian ini hanya mendeskripsikan atau mengkonstruksikan wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai sistem akuntansi dan prosedur pembayaran klaim jaminan hari tua pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat. Sedangkan pendekatan interpretatif tipe penelitian yang mencoba mendeskripsikan atau menceritakan pendapat atau pandangan yang ada dalam objek penelitian.
3.5 Definisi Operasional
Definisi Operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.
Sistem Akuntansi adalah catatan yang dapat menyediakan informasi keuangan yang digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Prosedur adalah uraianan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Pembayaran adalah suatu cara yang dilakukan untuk pemindahan mata uang menjadi barang, jasa atau informasi dari pembayar kepada penerima, baik langsung maupun melalui jasa-jasa perbankan
Klaim adalah permohonan ataupun tuntutan oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Program Jaminan Hari Tua disingkat JHT adalah program jangka panjang yang diberikan secara berkala sekaligus sebelum peserta memasuki masa pensiun, bisa diterima kepada janda/duda, anak atau ahliwaris peserta yang sah apabila peserta meninggal dunia.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perusahaan
4.1.1 Sejarah BPJS Ketenagakerjaan
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) menjalani jalan yang panjang, dimulai pada UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 mengenai kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 mengenai pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 mengenai pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 mengenai pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 mengenai Pokok-pokok Tenaga Kerja. menurut berlanjut proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.
Selepas menghadapi kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan menganjurkan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti separuh atau semuanya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berkaitan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi: “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”. Keuntungan perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga mampu lebih berkonsentrasi ketika meningkatkan motivasi atau produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengutamakan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan menerimakan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT Jamsostek hendak beralih menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan senantiasa dipercaya untuk menjalankan
program jaminan sosial tenaga kerja, yang melingkupi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Mengetahui besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan selalu meningkatkan kompetensi di segala lini pelayanan sembari mengembangkan berbagai program dan manfaat yang terus dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya. Saat ini, dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
4.1.2 Logo, Visi, Misi BPJS Ketenagakerjaan 4.1.2.1 Logo BPJS Ketenagakrjaan
Gambar 4.1 Logo BPJS Ketenagakerjaan 4.1.2.2 Visi BPJS Ketenagakerjaan
Demi keberhasilan fungsi dari Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat, termuat beberapa visi yang digenggam, yaitu dalam memenuhi tugas dan fungsinya dengan baik dan ingin mencapai misinya, Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat memiliki visi menjadi bandan
penyelenggara jaminan sosial kebanggan bangsa, yang amanah, bertat kelola baik, serta unggul dalam operasional dan pelayanan.
4.1.2.3 Misi Kantor BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat berkomitmen untuk:
1. Melindungi dan menyejahterakan seluruh pekerja dan keluarganya 2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing bekerja
3. Mendukung pembangunan dan kemandirian perekonomian nasional
4.1.3 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat
4.1.4 Deskripsi Jabatan
Ketika sebuah organisasi, struktur organisasi adalah merupakan syarat utama, sehingga dapat mendirikan struktur organisasi adalah perihal yang sangat penting. Struktur organisasi juga berdampak atas efektif tidaknya struktur pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan. Sehingga struktur organisasi perlu dapat melukiskan dengan jelas wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian serta hubungan yang jelas antara pimpinan dengan bawahan.
BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat mengetahui pentingnya struktur organisasi dalam sebuah perusahaan, untuk itu Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat menyusun struktur organisasi perusahaan beserta dengan tugas dan tanggungjawab personel perusahaan sebagai berikut :
Berasaskan struktur organisasi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sulawesi Barat, bahwa bisa diuraikan tugas dan tanggungjawab personalia perusahaan kedalam job description sebagai berikut :
1. Kepala Cabang
Rangkaian tugas dan pekerjaan : Mengkordinasikan pembentukan rencana kerja dan anggaran perusahaan di unit kerjanya. Menata dan menetapkan kebijakan operasional dikantor cabang. Memberikan dan menegaskan pengembangan pelayanan kepada peserta. beserta menetapkan dan mengawal kebijakan terhadap personil, sarana dan prasarana kerja untuk kelancaran usaha.
2. Bagian Keuangan
a. Kepala Bidang Keuangan
Rangkaian tugas dan kewajiban : Mengawasi dan mengkoordinasikan aktivitas yang terkait dengan pengelolaan keuangan di kantor cabang, guna memberikan dukungan pada aspek keuangan pada kegiatan operasional yang efisien dan efektif.
b. Penata Madya Keuangan
Rangkaian tugas dan kewajiban : Mengkompilasi usulan perhitungan dari setiap Bidang di Kantor Cabang, melakukan pengendalian penerapan anggaran, dan juga mencukupi kewajiban perpajakan perusahaan, untuk mendapatkan pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien dan juga dipenuhinya kewajiban yang terkait dengan perpajakan.
c. Penata Madya IT
Ringkaian tugas dan kewajiban : melakukan pengaturan pelaksanaan, pembaruan, dan perawatan hardware, software, jejaring dan layanan TI di Kantor Cabang, untuk memaksimalkan pengaktifan perangkat dan layanan serta memperkaya, mengatur, menganalisa data, informasi dan pengetahuan untuk menyerahkan pelayanan yang cepat dan akurat kepada peserta sebagai pondasi kestabilan operasional serta kecepatan pengambilan keputusan.
d. Penata Muda Keuangan
Ringkaian tugas dan kewajiban : Melakukan pencatatan keuangan dengan secara akurat, menangani pembayaran klaim jaminan, dan mengatur
administrasi keuangan, yang berfungsi untuk menghasilkan laporan yang tertib administrasi.
3. Pelayanan
a. Kepala Bidang Pelayanan
Ringkasan tugas dan kewajiban : Merancang, mengkoordinasikan, mengontrol dan mengevaluasi penyelenggaraan dan pelayanan program JHT,JP, JKK dan JKM dan juga mengkooordinasikan penyelesaian kasus terdiagnosa Kecelakaan Kerja – Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional Kantor Cabang untuk memastikan kegiatan pelayanan berjalan lancar dan memenuhi standar kualitas yang ditentukan b. Customer Service
Rangkaian tugas dan kewajiban : Memberikan pelayanan kepada peserta ataupun calon peserta sesuai kepentingan (seperti pelayanan kepesertaan, iuran, pengajuan jaminan, permintaan informasi, dll), menanggulangi keluhan peserta sesuai ketentuan, guna memenuhi kepentingan dengan tepat sasaran dan tepat waktu, serta untuk menjaga kepuasan pelanggan sesuai standar yang ditetapkan.
c. Manager Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Tugas dan kewajiban : Melakukan dan menindaklanjuti penyelesaian kasus terdiagnosa Kecelakaan Kerja – Penyakit Akibat Kerja (KK-PAK) di lingkungan operasional Kantor Cabang, serta melaksanakan koordinasi dengan mitra terkait dengan penanganan kasus KK-PAK guna hingga memastikan peserta BPJS Ketenagakerjaan tersebut siap kembali bekerja.
d. Penata Madya Pelayanan JHT – JP
Tugas dan Kewajiban : Melaksanakan verifikasi atas data-data pendukung proses klaim program JHT & JP, memutuskan besar klaim dan memproses klaim sesuai dengan ketentuan yang berlaku, untuk memenuhi kewajiban pembayaran klaim kepada peserta dengan tepat jumlah dan tepat waktu.
e. Penata Madya Pelayanan JKK –JKM
Ringkasan Pekerjaan : Melakukan verifikasi dokumen pendukung dan perhitungan biaya sesuai ketentuan dalam proses klaim program JKK-JKM, menentukan besar klaim dan memproses klaim, serta memantau kinerja dan melakukan pembinaan kepada mitra Penyedia Pelayanan Kecelakaan Kerja, guna memenuhi kewajiban proses klaim kepada peserta dengan tepat sasaran, tepat mutu dan tepat waktu.
4. Pemasaran Bukan Penerima Upah (BPU) a. Kepala Bidang Pemasaran BPU
Tugas dan kewajiban : Merancangkan, mengkoordinasikan, menunjukkan, dan mengendalikan program pemasaran peserta bukan penerima upah dan jasa konstruksi di kantor cabang yang konsisten dengan strategi pemasaran wilayah, mengawasi dan membimbing kinerja Relationship Officer (RO) dan juga mengarahkan pelayanan administrasi kepesertaan, untuk memastikan sasaran kepesertaan dan iuran di bidang jasa konstruksi dan bukan penerima upah di cabang terpenuhi dengan efektif dan efisien. Merencanakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan program
Kesejahteraan Peserta, sejalan dengan strategi di Kantor Wilayah,untuk efektivitas dan efisiensi program yang mendukung kegiatan pemasaran.
b. Penata Madya Kesejahteraan Peserta
Tugas dan kewajiban : memperluas informasi terkait program Kesejahteraan Peserta, menghimpun dan mengkonsolidasikan data-data, serta mengatur administrasi program dan informasi yang berkaitan dengan program KP,untuk menunjang kelancaran program KP Kantor Cabang.
c. Penata Madnya Administrasi Peserta Bukan Penerima Upah
Tugas dan Kewajiban : Mengumpulkan data yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan administrasi kepesertaan bukan penerima upah dan jasa konstruksi, menyiapkan sarana prasarana pendukung kegiatan pemasaran serta laksanakan pelayanan data-data administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), untuk menyediakan data yang akurat dan data-data yang lengkap untuk mendukung kelancaran kegiatan pemasaran peserta bukan penerima upah.
d. Penata Madya Pemasaran Peserta Bukan Penerima Upah
Tugas dan Kewajiban : Melakukan kegiatan pemasaran (untuk mengembangkan kepesertaan) dan pengarahan kepada peserta bukan penerima upah dan jasa konstruksi, menyediakan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat dan tepat, untuk memastikan tercapainya tujian kepesertaan dan iuran informal yang telah dibebankan dan untuk menjaga kepuasan peserta.
5. Pemasaran Penerima Upah (PU)
a. Kepala Bidang Pemasaran PU
Tugas dan Kewajiban : Merancang program pemasaran peserta penerima upah (untuk pengembangan kepesertaan) dan pengendalikan kepesertaan peserta penerima upah melalui program Customer Relationship Management (CRM) di cabang yang sesuai dengan strategi pemasaran wilayah, mengontrol dan membina kinerja Relationship Officer (RO) dan juga mengelola pelayanan administrasi kepesertaan, untuk memastikan tujuan kepesertaan Peserta Penerima Upah dan iuran di cabang tercapai dengan efektif dan efisien.
b. Marketing Officer 1
Tugas dan Kewajiban : Membuat usulan program pemasaran untuk anggotanya, mengkoordinasikan dan atau melakukan kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau mendapatkan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), dan juga melaksanakan pembinaan kepada anggota, untuk memastikan tercapainya tujuan kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
c. Marketing Officer 2
tugas dan kewajiban : Mereview data kapasitas dan/atau melakukankegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau menemukan kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), serta melaksanakan pembinaan kepada anggota, untuk memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
d. Marketing Officer 3-5
tugas dan kewajiban : Menggabungkan data potensi dan memperoleh kegiatan pemasaran untuk mengakuisisi kepesertaan baru atau memperoleh kembali peserta yang telah keluar dari kepesertaan (untuk masuk kembali menjadi peserta), untuk memastikan tercapainya target kepesertaan dan iuran yang telah dibebankan.
e. Penata Madya Administrasi Pemasaran
tugas dan kewajiban : Mengumpulkan dan mengelola data yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan administrasi kepesertaan, melakukan pelayanan dokumen administrasi dan penghitungan besar iuran serta denda (jika ada), guna menyediakan data yang akurat dan dokumen yang lengkap sebagai pendukung kelancaran kegiatan pemasaran.
f. Relationship Officer 1
Tugas dan Kewajiban : Membuat usulan agenda pengelolaan kepesertaan untuk anggotanya, mengkoordinasikan dan/atau melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan pengendalian keluhan peserta dengan cepat dan tepat, serta melaksanakan pembinaan kepada tim-nya, yang bertujuan untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi yang baik dengan peserta, serta meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
g. Relationship Officer 2 & 3
Tugas dan Kewajiban : Mengamati dan mengkoordinasikan pengumpulan data peserta, melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (sebagai bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan berkaitan dengan keluhan peserta dengan cepat dan tepat, serta melakukan pengarahankepada tim-nya, untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
h. Relationship Officer 4 & 5
Tugas dan Kewajiban : Mengumpulkan data peserta, melakukan kegiatan pembinaan kepada peserta (merupakan bagian dari program Customer Relationship Management/CRM), memberikan pelayanan dan menangani keluhan peserta dengan cepat, sebaik-baiknya dan tepat, untuk tercapainya tertib administrasi, terjalinnya komunikasi baik dengan peserta, dan meningkatkan kepesertaan dan iuran yang telah ditetapkan.
6. Umum dan SDM
a. Kepala Bidang Umum dan SDM
Tugas dan Kewajiban : Melihat dan mengoordinasikan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, penyediaan barang dan jasa, pemeliharaan arsip, aset dan pelayanan umum bagi karyawan (seperti rumah tangga, kebersihan, keamanan, kearsipan, dll), dan juga hubungan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal, untuk memberikan
motivasi pada aspek SDM & Umum bagi berjalannya kegiatan bisnis di kantor cabang.
b. Penata Madya Kearsipan
Tugas dan Kewajiban : Melakukan kegiatan pengelolaan arsip dan pengarahan kearsipan yang meliputi susunan kearsipan, pembuatan petunjuk kearsipan, pengolahan arsip, penyimpanan arsip, konservasi arsip, layanan kearsipan, publikasi kearsipan, pengkajian dan pengembangan kearsipan, pembinaan dan pengawasan kearsipan. Melakukan dan mengelola hubungan komunikasi dan korespondensi antar Unit Kearsipan baik internal dan eksternal BPJS Ketenagakerjaan, melakukan koordinasi untuk melakukan kegiatan kearsipan bagi seluruh Unit Kerja sesuai dengan cara dan prosedur yang telah ditetapkan, mengkoordinasikan persediaan sarana dan prasarana tata kelola kearsipan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Kearsipan.
c. Penata Madya SDM
Tugas dan kewajiban : Melakukan pengelolaan tentang Sumber Daya Manusia, administrasi karyawan dan pengarahan bagi karyawan di Kantor Cabang, sesuai dengan arahan,untuk memberikan dukungan optimal terhadap kelancaran operasional.
d. Penata Madya Umum
Tugas dan Kewajiban : Mengkoordinasikan penyajian layanan umum dan penyediaan barang/jasa sesuai dengan yang dibutuhkan, dan pemeliharaaan aset, sarana dan prasarana dan juga melakukan program komunikasi sesuai