• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah mengadakan penelitian pada keilmiahan objeknya. Peneliti adalah instrumen terpenting, data dikumpulkan memakai tekhnik trianggulasi (gabungan), data analisisnya yakni induktif ataupun kualitatif, kualitatif sendiri lebih menekankan makna daripada generalisasi. Pelaksanaan penelitian jenis ini yaitu suasana yang alami, tidak terdapat manipulasi data, juga lebih menekankan deskripsi ilmiah.

Peneliti di dalam penelitian ini memakai jenis studi kasus dimana jenis ini ialah sebuah strategi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyelidikan secara langsung serta cermat terkait program, kejadian, prosesnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang dipakai peneliti dalam menggali informasi atau data yang dibutuhkan, serta menjadi tempat untuk dilaksanakan penelitian. Peneliti dalam menentukan lokasi penelitian tentunya melakukan pertimbangan khusus seberapa menariknya lokasi tersebut, menarik tidaknya lokasi, keunikan, dan juga kesesuaian terhadap topik yang dipilih. Nasution mengemukakan bahwasanya lokasi penelitian itu mengarah kepada pemahaman lokasi sosial yang terdapat tiga unsur, yaitu pelaku, tempat untuk

36

observasi. Adapun tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sebuah sumber informasi untuk pencarian data-data serta masukan untuk menguak permasalahan penelitian, atau seseorang yang bisa memberi sebuah informasi. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah beberapa keluarga yang berbeda. Hal tersebut tentunya dipilih supaya dapat diketahui bagaimana pola asuh yang dipakai keluarga yang ada di Desa Ledokombo Kabupaten Jember, yang mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan cara yang dipakai untuk mengumpulkan berbagai bahan keterangan serta data, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan yang tersusun mengenai kejadian yang menjadi tujuan pengamatan dalam mendapatkan data valid, sehingga penting untuk peneliti dalam menjalankan pengamatan langsung pada tempat yang berkaitan dengan bagaimana pola asuh kepada anak di era digital perspektif Hukum Keluarga Islam.

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang dipakai peneliti dalam menggali sebuah informasi dari narasumber dengan mengadakan komunikasi kepada informan dengan dialog secara langsung atau tidak langsung yang memanfaatkan media elektronik. Disaat melakukan wawancara langsung peneliti berhadapan dengan narasumber secara langsung serta mendengarkan informasi.

Sebelum melakukan wawancara dengan narasumber peneliti akan mempersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancara berupa daftar pertanyaan yang nanti diajukan pada informan. Hal tersebut dilakukan supaya data yang didapatkan lebih terstruktur serta terarah.

3. Dokumentasi

Merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti dalam mengabadikan kejadian yang telah terjadi. Dokumen tersebut berupa tulisan, gambar/foto, atau sebuah karya. Dokumentasi juga sebagai kelengkapan dalam pemakaian metode observasi serta wawancara pada penelitian kualitatif.

Pada penelitian ini peneliti memakai metode dokumentasi diharapkan supaya bisa mendapatkan data-data penting yang berkaitan dengan apa topik yang diambil peneliti. Di dalam pelaksanaannya dikumpulkan dan mencari dokumen yang berhubungan penelitian yang dilakukan di Desa Ledokombo, seperti foto-foto, rtikel terkait, serta

38

dokumen lain yang dilanjutkan melakukan penyusunan dalam kelengkapan data yang dibutuhkan.40

E. Analisis Data

Penelitian ini memakai metode analisis data yang bersifat deskriptif analisis. Penerapannya sendiri yaitu melalui pendeskripsian terkai pola asuh orang tua terhadap anak. Lalu langkah yang perlu dilakukan yakni:

1. Reduksi data

Cara yang dipakai untuk reduksi data yaitu dengan rekam data terkait yang sudah didapatkan setelah itu dilakukan pemeriksaan atau pemilihan hal yang penting serta berfokus pada data yang penting, pencarian tema serta pola yang cocok sesuai format yang ada.

2. Penyajian data

Dalam hal ini dilakukan teknik display data, yang merupakan pengelolaan data-data mentah ataupun tergolong belum jadi yang telah termuat pada tulisan serta adanya alur yang runtut dan jelas untuk mengambil sebuah kesimpulan. Serta penyajian data ini bisa dibuat dengan penguraian singkat.

3. Kesimpulan

Hal selanjutnya yang dilakukan ialah kesimpulan, dimana untuk melakukan rangkaian analisis data kualitatif yang esensial terkait uraian- uraian ketegori tema yang sudah selesai serta hasil wawancara dan dokumentasi

40 Hadari Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,( Jogjakarta:Gajah Mada University Press, 1990), 104

F. Keabsahan Data

Dalam skripsi ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber. Menurut Sugiono trianggulasi sumber ialah pengujian kredibilitas data-data dengan melakukan pengecekan data yang diperoleh peneliti. Maksudnya penulis mengkomparasikan sebuah sumber yang telah didapatkan dengan data informasi lain. Keabsahan data yang dimaksudkan ialah untuk mendapatkan tingkat percaya yang kaitanya dengan sejauh manakah tingkat kesuksesan hasil penelitian, dan juga semakin jelasnya dan mengungkapkan data disertai fakta yang aktual.41

Trianggulasi yang dipakai oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Trianggulasi Sumber, merupakan penggalian informasi penting yang berhubungan dengan topik kajian yang berasal dari sumber atau partisipan lainya.

2. Triangulasi Teknik, merupakan trianggulasi gabungan atau menerapkan lebih dari satu metode dalam analisis datanya.42

G. Tahap-Tahap Penelitian

Dapat dipahami bahwasanya tahap penelitian ialah kegiatan penelitian yang akan dilakukan seorang penulis. Yaitu penelitian pendahulunya, mengembangkan desain, penelitian sebenarnya,. Sampai penulisan laporan.

Tahap-tahap yang akan dilaksanakan ialah:

41 Sugiyino, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012): 337-345

42 Helaludin dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif. Sebuah Tinjaun Teori dan Praktek (Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffrav, 2019), 135-136.

40

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pertama yang dilakukan dalam menyusun sebuah penelitian adalah pengajuan judul serta konteks penelitian, lalu mengadakan survei yang dilakukan di lokasi penelitian. Setelah itu pembuatan proposal penelitian yang diawali dengan konsultasi kepada dosen pembimbing yang bersangkutan.

2. Tahap Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan sungguh-sungguh kepada objek yang terdapat di tempat penelitian. Kemudian mengumpulkan data informasi yang diperoleh dengan ketentuan sebelumnya melalui teknik Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Yaitu melakukan pengolahan data-data yang telah didapat dari narasumber. Kemudian tahap kesimpulan yang nanti akan tersusun serta terinput kedalam laporan hasil penelitian.

4. Tahap Penyelesaian

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari penelitian, dimana data yang didapat akan diolah, disusun, menyimpulkan, lalu disajikan dalam bentuk tulisan laporan penelitian. Lalu melakukan pengecekan agar hasil yang didapat mampu dipercaya narasumber serta kevalidan data. Lalu yang terakhir menulis laporan yang mengarah dengan aturan penulisan yang sudah ditetapkan kampus UIN KHAS JEMBER.

41 BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran dan Objek Penelitian

1. Sejarah Desa

Desa Ledokombo dulunya merupakan daerah hutan yang tergenang air atau hutan berawa. Saat itu datang sebuah keluarga pengembara yang tinggal lalu bermukim di desa Ledokombo. Antara lain Bujuk Supi dia adalah mantan punggawa kerajaan Blambangan, Bujuk Laiyam, Bujuk Gendhe. Kata bujuk merupakan penyebutan pada nenek moyang. Tempat yang ditinggali para bujuk tersebut kurang nyaman dikarenakan kondisinya yang berawa, lalu Bujuk Supi memberi nama rawa tersebut dengan sebutan tanah becek yang luas, dalam bahasa jawa yaitu "Ledok Ombo" yang menjadi awal mula nama desa tersebut.43

2. Demografi

Jumlah penduduk Desa Ledokombo pada tahun 2010 berjumlah 1595 keluarga, 4494 jiwa, terdapat 2177 pria serta 2317 wanita dimana sudah tertera pada tabel dibawah:44

43 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

44 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

42

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 0 – 6 345 6,66

2 7 – 11 390 8,64

3 12 – 16 402 8,95

4 17 – 21 339 7,53

5 22 – 26 325 8,2

6 27 – 31 310 7,81

7 32 – 36 350 6,73

8 36 – 40 338 7,50

9 41 – 45 307 6,81

10 46 – 50 327 7,24

11 51 – 55 279 6,20

12 56 – 59 178 3,91

13 > 60 615 13,65

Jumlah 4.494 100

Dapat diketahui bahwa penduduk desa Ledokombo dengan usia produktif 20- 49 tahun berjumlah 1951 orang. Ini adalah aset yang penting untuk diadakannya tenaga produktif serta SDM.

Kemiskinan yang ada di Desa Ledokombo tergolong tinggi. Dari 1610 keluarga, terdapat 376 keluarga prasejahtera, 475 keluarga sejahtera

golongan 1, 497 keluarga sejahtera golongan 2, 153 keluarga sejahtera golongan 3, 94 keluarga sejahtera golongan 4. Dari data tersebut maka bisa ditarik kesimpulan Lebih dari 76.80 % masyarakat Ledokombo yang tergolong kedalam KK miskin.45.

Desa Ledokombo ke ibu kota Kecamatan memiliki jarak tempuh 4 km, bisa di tempuh dengan sekitar 10 menit, sedangkan jarak menuju ibu kota Kabupaten 27 km, bisa ditempuh dengan jarak sekitar 45 menit, jarak menuju ke ibu kota provinsi 340 km, sedangkan jarak menuju ke ibu kota Negara adalah 1.000 km.46

a. Pendidikan

Prosentase pendidikan yang ada di Desa Ledokombo dapat diketahui pada tabel berikut:47

Tabel 4.2

Tingkat Pendidikan di Desa Ledokombo No. Keterangan Jumlah Prosentase (%) 1

Tidak bisa baca tulis umur (10 tahun ke atas)

1020 22,66

2 Usia Pra Sekolah 469 10,40

3 Tidak lulus SD 1272 28,29

4 Lulus SD 1305 29,05

5 Lulus Sekolah

SMP 311 6,95

45 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

46 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

47 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

44

6 Lulus Sekolah

SMA 98 2,2

7 Lulus Sekolah PT

atau Akademi 212 0,45

Total Jumlah 4494 100

Dapat ketahui bahwasanya kebanyakan masyarakat Desa Ledokombo hanya mencapai pendidikan belajar 9 tahun atau SD sampai SMP.

Tingkat pendidikan yang relatif rendah tersebut merupakan dampak kurangnya lembaga pendidikan yang ada, dan juga permasalahan ekonomi serta pandangan hidup masyarakatnya.

Lembaga pendidikan yang terdapat di desa tersebut hanya terbatas tingkat SD sampai SMP saja, lalu untuk pendidikan jenjang berikutnya ada di kawasan lain yang tergolong jauh.48

b. Kesehatan

Jumlah penduduk Desa Ledokombo yang menderita penyakit tergolong tinggi. Penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat diantaranya infeksi pernafasan akut, malaria, penyakit sistem otot, serta jaringan pengikat. Dari data tersebut diketahui bahwa penyakit yang diderita masyarakat merupakan penyakit yang tergolong berat.

Hal tersebut dipengaruhi adanya perubahan cuaca dan kondisi lingkungan yang urang sehat.49

48 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

49 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

Lalu keikutsertaan masyarakat yang mengikuti progaram KB.

Berkaitan dengan hal ini pada data yang di dapat tahun 2010 ada 761 keluarga usia subur ikut program keluarga berencana ini. Lalu data bayi yang diimunisasi polio serta DPT-1 da 33 bayi. Hal tersebut sudah bisa dibilang tinggi akan tetapi masih bisa lebih dimaksimalkan berhubung kecukupan fasilitas kesehatan yang ada di desa Ledokombo.

Perlu juga diketahui terkait kualitas balita, dimana terdapat 360 bayi pada tahun 2010 yang masih terdapat 2 bayi gizi buruk, ada 62 bayi kurang gizi serta lain tergolong sedang dan baik. Tentu perlu adanya peningkatan perhatian kualitas balita yang ada di Desa Ledokombo untuk kedepannya.

c. Keadaan sosial

Adanya perubahan dinamika politik serta sistem politik Indonesia yang demokratis, memberi sebuah pengaruh terhadap masyarakat di dalam penerapan sebuah mekanisme politik yang dianggap lebih demokratis. Lalu mengenai politik lokal yang ada Desa Ledokombo dapat dilihat dari pemilihan Kepala Desa serta pemilihan lain yang mengikutsertakan para masyarakat di desa secara menyeluruh.50

Tingkat partisipasi masyarakat Desa di dalam pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Jember bisa dikatakan lebih rendah

50 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

46

daripada pemilihan Kepala Desa, dimana 65 % pemilih tetap memberi hak pilih. Hal ini merupakan progres yang cukup baik di dalam demokrasi yang ada di masyarakat.

Dari uraian data diatas dapat diketahui bahwa Desa Ledokombo memiliki dinamika politik lokal yang arif. Dapat dilihat dari segi gaya kepemimpinan, mekanisme pemilihan, dan juga keikutsertaan masyarakat untuk berdemokrasi. Akan tetapi untuk pemilihan skala daerah ataupun nasional tergolong cukup rendah atau kurang antusiasme masyarakat.51

d. Keadaan Ekonomi

Penduduk Desa Ledokombo mayoritas bekerja sebagai petani.

Hal tersebut dapat dilihat dari data yang didapat bahwa ada sejumlah 1911 orang bekerja sebagai petani, lalu ada 254 bekerja di hidang jasa, ada 35 orang yang bekerja di industri, dan sisanya 240 orang tergolong ke lainnya. Pendapatan masyarakat di desa ini yaitu 4.850.000 per tahun. Maka terdapat 2.440 orang yang bekerja. Berikut tabel jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan.52

51 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

52 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

Tabel 4.3

Mata Pencaharian dan Jumlahnya No. Mata Pencaharian Jumlah

1 Pertanian 1911

2 Jasa / Perdagangan

1. Jasa Pemerintahan 49

2. Jas Dagang 118

3. Jasa Angkutan 29 4. Jasa Keterampilan 11

5. Jasa Lain 47

3 Sektor industri 35

4 Sektor lain 240

Jumlah 2.440

Setelah melihat data yang tertera diatas, dapat disimpulkan jumlah pengangguran di Desa Ledokombo tergolong tinggi. Dengan adanya data jumlah penduduk usia produktif 20-25 tahun yang menganggur berjumlah 385 orang dari total 2.440 orang. Maka didapatkan angka pengangguran dengan jumlah 876 orang.53

3. Potensi Desa

Desa Ledokombo mempunyai potensi yang luar biasa, yaitu dari sektor SDA. Maupun SDM dan kelembagaan/Organisasi. Hingga kini masih belum bisa memaksimalkan potensi Desa yang ada.

53 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

48

a. Sumber daya

1) Lahan pertanian dengan luas 109 Ha yang dapat dimaksimalkan lagi tingkat produktivitasnya memang karena kurang optimalnya pengelolaan.

2) Lahan pekarangan atau ladang dengan luas 115 Ha yang masih kurang optimal pengelolaannya.

3) Terdapat tambang pasir yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan banguna yang luar biasa melimpah.

4) Terdapat pakan ternak untuk pakan sapi, kambing, ataupun ternak- ternak lainnya.

5) Terdapat banyak sisa kotoran hewan yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk.

6) Hasil panen tanaman pokok dan tembakau serta lainya yang melimpah dari sektor pertanian penduduk Desa.

7) Sumber air tawarbserta sungai yang biaa dimanfaatkan sebagai usaha masyarakat.54

b. Sumber daya manusia

1) Dari waktu ke waktu kehidupan masyarakat desa yang masih menjaga dengan baik adat istiadat. Serta etos kerja yang baik.

2) Adanya Rembug Desa untuk penyelesaian masalah.

3) Partisipasi masyarakat yang relatif tinggi untuk pembangunan.

4) Sikap gotong royong yang masih terjaga dimasyarakat.

54 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

5) Banyaknya Sumber Daya wanita yang produktif yang bisa menjadi tenaga kerja produktif.

6) Terjaganya sikap saling bahu membahu antar masyarakat.

7) Keahlian di bidang pertanian yang cukup baik.

8) Terdapat kader dibidang kesehatan yang cukup.

9) Keterampilan dan kreativitas masyakarat dalam bekerja yang baik.55

Gambar 4.1

Struktur Pemerintahan Desa Ledokombo B. Penyajian Data dan Analisis

Penyajian data dan Analisis adalah pendeskripsian dari data yang diperoleh saat melakukan penelitian yang mengacu pada fokus penelitian, dan kerangka teori. Di dalam hal ini termuat deskripsi data serta temuan-temuan

55 Dokumen, “Profil Desa Ledokombo Kabupaten Jember”, 2022.

50

yang di dapat dengan memakai metode observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai cara dalam mendapatkan data terkait.

Di dalam penelitian ini peneliti memakai tiga tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendapatkan data yang dibutuhkan dan juga keterkaitanya. Dalam hal ini peneliti memiliki dua fokus penelitian yaitu, Bagaiamana Pola asuh orang tua kepada anak di era digital yang ada desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember dan bagaimana implikasi terhadap perilaku anak.

Lalu peneliti akan menjelaskan lebih rinci terkait data yang didapat di lokasi penelitian yang kaitanya dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

Seperti yang dipaparkan di bab sebelumnya bahwasanya pola asuh merupakan upaya yang dilakukan orang tua kepada anaknya berupa merawat, menjaga, mendidik, dan juga memelihara anak sedari kecil sampai tumbuh hingga dewasa.

Seiring dengan perkembangan zaman seperti saat ini atau bisa disebut dengan era digital tentunya setiap orang tua memiliki cara tersendiri dalam menerapkan pola asuh. Perkembangan zaman tentunya memiliki dampak positif dan juga dampak negatif. Dampak positif akan diraih apabila anak mampu dan bisa memanfaatkan kemajuan teknologi ini secara maksimal dalam bidang keilmuan serta wawasan yang luas terkait

ilmu pendidikan. Akan tetapi jika seorang anak yang kurang pengawasan dan lemahnya kontrol orang tua, maka akan menyebabkan anak dengan mudah memperoleh sesuatu yang belum saatnya diperoleh, baik itu gambar, video, tulisan, ataupun banyaknya game online yang pada saat ini marak dimainkan kalangan anak-anak yang hanya membuat anak tersebut lupa waktu untuk belajar, waktu beribadah ataupun waktu untuk berkumpul dengan orang tua.

Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan pola asuh orang tua yang digunakan di beberapa keluarga yang ada di Desa Ledokombo Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Kades Ipung Wahyudi beliau mengungkapkan bahwa:

“Kalau pola asuh yang diterapkan orang tua di Desa Ledokombo ini bervariasi mas, hal itu biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti keadaan ekonomi, tingkat SDM orang tua, serta latar belakang orang tuanya. Yang pasti ketika orang tua memiliki ekonomi yang rendah pastinya akan berbeda dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang memiliki ekonomi yang baik.

Pun demikian jika orang tua yang ber SDM rendah dengan orang tua yang ber SDM tinggi akan beda pola asuh yang diterapkan.

Dan juga jika berbicara terkait pola asuh di era digital seperti saat ini pastinya tiap-tiap orang tua beda dalam memahaminya sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pola asuh yang diterapkan”. 56 Sehingga dapat peneliti pahami bahwasanya di Desa Ledokombo terdapat beberapa pola asuh yang berbeda di tiap-tiap keluarga. Dan hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sudah dipaparkan diatas.

Lalu dalam hal ini peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa keluarga yang ada di Desa Ledokombo. Salah satunya yaitu

56 Kepala Desa Ipung Wahyudi, Diwawancarai Oleh Penulis, Ledokombo, Kabupaten Jember, 20 Juni 2022

52

keluarga dari ibu N. Suami beliau bernama Bapak A keluarga ini dikaruniai dua orang anak yaitu yang pertama kakak perempuan bernama F yang sudah kuliah dan adiknya laki-laki bernama I yang masih duduk di bangku SMP. Ibu A bekerja sebagai guru SD dan suaminya Bapak A merupakan pegawai di Pengadilan Agama Jember. Dapat peneliti ketahui bahwa orang tua ini memiliki tingkat pendidikan yang relatif tinggi. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan ibu N beliau menjelaskan bahwa:

“Saya selaku ibunya dalam memberikan pola asuh kepada anak- anak saya yaitu memberikan kebebasan mas dan tidak terlalu memaksa anak untuk selalu menuruti kemauan orang tua. Karena saya rasa kalau saya memaksa ke anak takutnya malah anak itu merasa terbebani dan malah merasa terpaksa mas. Lalu saya memberikan kebebasan entah itu dalam memilih sekolah, bergaul dengan teman, atau memilih cita-citanya. Akan tetapi dalam hal ini saya ya tetap memberikan arahan dan nasehat kepada anak mana yang baik dan mana yang tidak baik. Karena tetep yang namanya anak sangat butuh bimbingan orang tua mas seperti itu. Dan lagi kalo kalau zaman sekarang apa-apa serba modern mas saya tentu sebagai orang tua juga was-was takut anak saya ini salah dalam memanfaatkan kemajuan ini. Yang jelas kalau untuk pergaulan sama temenya ataupun kayak penggunan hp tetep saya kontrol mas ya tau sendiri sekarang zamanya udah kayak gini. Dan tentu untuk mengantisipasi agar anak itu tidak salah pergaulan saya pengenya memondokkan anak saya. Yang kakaknya itu mondok di pondok nuris Jember alhamdulillah dia mau mondok awalnya saya saranin dipondok dan juga atas kemauanya. Tapi yang adiknya ini nggk mondok maunya di sekolah formal biasa ya saya sebagai orang tua tentunya harus mendukung kemauan dari anak-anak”.57

Lalu bapak A selaku suami dari ibu mengatakan bahwa:

“Saya selaku ayah tentu akan berusaha semaksimal mungkin dalam memenuhi kebutuhan keluarga terkait kebutuhan sandang panganya dan juga untuk pendidikaN anak. Dalam memberikan pola asuh kepada anak tentu saya sebagai suami akan berkosdinasi

57 Ibu N, Diwawancarai Oleh Penulis, Ledokombo, Kabupaten Jember, 21 Juni 2022

dengan istri saya seperti apa enaknya seperti itu. Dan terkait era digital seperti saat ini tentu kami sebagai orang tua akan memberikan sebuah pengawasan yang lebih kepada anak-anak saya. Akan tetapi saya dan istri tidak pernah memaksa anak harus selalu menuruti keinginan saya, kami memberi kebebasan kepada anak di dalam memilih keinginanya akan tetapi tentu kami sebagai orang tuanya memberikan saran dan masukan pada anak mas.”58 Hal tersebut senada dengan apa yang dipaparkan oleh pasangan bapak S dan ibu I. Bapak S yang dalam keseharianya bekerja sebagai petani dan juga istrinya ibu I juga berprofesi sebagai petani. Pendidikan kedua orang tua ini tergolong rendah Bapak S mengenyam pendidikan hanya sampai bangku SD sedangkan istrinya Ibu I sampai SMP. Dalam hal ini dapat peneliti ketahui bahwa pendidikan dari kedua orang tua ini masih tergolong rendah. Dari hasil wawancara ibu I memberikan pernyataan bahwa:

"Engkok mon ke tang anak yeh sekarep cong, tekak sekola edimmah, akancaah bik sapah, lah apah ca'en. Keng engkok pagghun malaen jhek dekremmah beih se beghus bik tak beghus.

Engak edimmah sekolaan se mapan, bik dekremah koduh tengateh nyareh kancah, polanah jeman setiyah lah rosak. Yeh deyyeh jieh lah cong mon nyamanah eman ke anak dibik, jen pole setiah e TV banyak berita nak kanak pengko, se mabuk, narkoba duh lah gennak pokok. Mangkanah engkok malaen derih ghik kenik ke nak kanak, deghik san lah rajeh mon bisa mondhuk beih makle paham agemah. Yeh pojureh tang anak 3 gellem epamondhuk kabbi cong.”

Terjemah Bahasa Indonesia:

“Saya kalo ke anak ya terserah anaknya mas kayak mau sekolah dimana, pergaulanya, gitu. Cuman saya tetep ngasih tau anak kalo yang baik itu mana yang gak baik itu mana. Saya juga ke anak itu ngasih saran kayak sekolah disini lho bagus terus kalo pergaulanya juga mas pokok saya sering bilangi ke anak kalo pilih temen yang

58 Bapak A, Diwawancarai Oleh Penulis, Ledokombo, Kabupaten Jember, 29 Desember 2022

Dokumen terkait