• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola asuh orang tua kepada anak di era digital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pola asuh orang tua kepada anak di era digital"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Mohamad Syamit Rahmawan NIM : S20181061

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS SYARIAH

NOVEMBER 2022

(2)

POLA ASUH ORANG TUA KEPADA ANAK DI ERA DIGITAL PERSPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM

(Studi Kasus Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H.) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh :

Mohamad Syamit Rahmawan NIM : S20181061

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS SYARIAH

NOVEMBER 2022

(3)

ii

POLA ASUH ORANG TUA KEPADA ANAK DI ERA DIGITAL PERSPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM

(Studi Kasus Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga

Oleh:

Mohamad Syamit Rahmawan NIM : S20181061

Disetujui Pembimbing :

Dr.H. Ahmad Junaidi S.Pd., M.Ag NIP:197311052002121002

(4)

iii

POLA ASUH ORANG TUA KEPADA ANAK DI ERA DIGITAL PERSPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM

(Studi Kasus Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Keluarga Hari : Kamis

Tanggal : 24 November 2022

Tim Penguji Ketua

Sholikul Hadi, S.H., M.H.

NIP. 197507012009011009

Sekretaris

Dr. Lutfi Nurcahyono, M.H.I NUP. 20160397

Anggota :

1. Dr. Busriyanti, M.Ag. ( )

2. Dr.H. Ahmad Junaidi S.Pd., M.Ag

( )

Mengetahui Dekan Fakultas Syariah

Prof. Dr. Muhammad Noor Harisudin M.Fil.I NIP. 19780925 200501 1 002

(5)

iv MOTTO













“Adalah kewajiban ayah untuk memberi nafkah dan pakaian untuk anak dan istrinya”. (Qs.Al-Baqarah:233).1

1 Mushaf al-Kamil, 2013, al-Qur‟an dan terjemahnya, Jakarta: Darus Sunnah

(6)

v

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberi rahmat dan juga hidayah-Nya. Dengan segala usaha serta do‟a dimana skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan juga salam tak lupa selalu tercurahkan pada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Dengan selesainya skripsi ini saya sebagai penulis mempersembahkan terhadap orang sekitar saya yang sudah berperan di dalam pendidikan yang sudah saya tempuh, diataranya yaitu:

1. Keluarga tercinta, kepada ayahanda saya Bapak Mimbarudin dan kepada ibu saya Ibu Kartimah yang selalu tak henti-hentinya mendoakan anaknya menjadi anak yang berbakti, anak yang cerdas, serta meraih kesuksesan.

Dan juga kepada kakak-kakaku tercinta Elok Fauziyah dan Mohamad Bahrul Fawaid yang telah mendoakan dan juga memberikan suntikan motivasi agar senantiasa bersungguh-sungguh di dalam menempuh jenjang Pendidikan ini.

2. Kepada tunangan saya Wardaniyah Jannatul Firdausy yang selalu menjadi penyemangat saya di dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vi

KATA PENGANTAR









Segala puji syukur bagi Allah SWT. atas rahmat, hidayah serta kemudahan kepada saya di dalam penyelesaian karya tulis ilmiah berupa skripsi yang menjadi salah satu syarat di dalam mendapat gelar Sarjana Hukum di Fakultas Syari‟ah Universitas Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang berjudul: “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus Di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)”

Peneliti dalam hal ini tidak memungkiri bahwa dalam proses penyusunan skripsi tidak lepas dari do‟a dan restu kedua orang tua, serta berbagai pihak yang telah membantu saya. Serta tak lupa pula bahwasanya skripsi ini tentu masih memiliki banyak kekurangan, maka ucapan terimakasih yang luar biasa saya ucapkan kepada berbagai pihak dan komponen yang membantu dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., M.M selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Yang telah memberikan fasilitas dan sarana prasarana sebagai penunjang proses perkuliahan.

2. Bapak Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil,I selaku dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember. Yang telah memberikan fasilitas serta kemudahan di dalam menunjang perkuliahan di Fakultas Syariah.

(8)

vii

3. Ibu Dr. Busriyanti, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Hukum Islam yang telah memberikan kemudahan kepada mahasiswa di dalam proses perkuliahan.

4. Ibu Inayatul Anisah S.Ag, M. Hum. sebagai Ketua Program Studi Hukum Keluarga yang telah memberikan kemudahan kepada mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga di dalam proses perkuliahan.

5. Bapak Dr. Abdul Wahab, M.H.I. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan serta masukan kepada mahasiswanya.

6. Bapak Dr.H. Ahmad JunaidiS.Pd., M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing yang telah membantu saya di dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada para informan yang telah memberikan informasi penting dalam penyelesaian skripsi saya ini.

8. Kepada seluruh Mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember khusunya Jurusan Hukum Keluarga Islam 2018 yang telah berjuang bersama dalam menempuh jenjang pendidikan perkuliahan ini.

Besar harapan peneliti agar skripsi yang susun ini bisa memberi sebuah manfaat kepada peneliti khusunya, dan juga untuk para pembaca. Tak lupa, dengan kerendahan hati, peneliti menerima segala macam bentuk kritikan dan juga masukan sehingga mampu terciptanya kesempurnaan penelitian dikemudian hari.

Jember, 14 Oktober 2022

Penulis

(9)

viii ABSTRAK

Mohamad Syamit Rahmawan, 2022: “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perpektif Hukum Keluarga Islam (Studi Kasus Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)”.

Kata Kunci: Pola Asuh, Era Digital, Perspektif Hukum Keluarga Islam,

Pola Asuh Merupakan strategi atau cara yang digunakan orang tua di dalam pengasuhan anak . Di dalam melakukan penerapan pola asuh pada anak tersebut tentu orang tua memiliki pemikiran yang berbeda - beda dalam menyikapinya . Pola asuh merupakan sarana terbaik di dalam memberikan pendidikan yang pertama kali pada anak . Serta pola asuh adalah sebagai bentuk pertanggung jawaban orang tua kepada anak - anaknya.

Fokus Penelitian pada penelitian ini yaitu : 1). Bagaimana pola asuh orang tua kepada anak di era digital yang ada di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ? 2). Bagaimana pola asuh orang tua kepada anak perspektif Hukum Keluarga Islam ?

Pada penelitian ini penulis memakai metode penelitian kualitatif dimana akan dihasilkan terkait data - data deskriptif dalam bentuk kata yang tertulis ataupun dari ungkapan lisan dari para narasumber pengumpulan data memakai teknik trianggulasi , dimana analisis datanya bersifat induktif atau kualitatif . Lalu jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini ialah jenis studi kasus.

Hasil dari penelitian ini adalah : 1). Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua di era digital yang diterapkan di beberapa keluarga yang ada di Desa Ledokombo , terdapat dua jenis pola asuh yaitu pola asuh demokratis dan juga pola asuh permisif. 2). Dapat diketahui bahwa penerapan perspektif Hukum Keluarga Islam yang ada di Desa Ledokombo telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat di Al - Qur'an , Ilmu Fiqh , Hadits , dan juga pada Kompilasi Hukum Islam

(10)

ix DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Pengesahan Tim Penguji ... iii

Motto ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xii

Daftar Gambar ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahsan ... 10

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 12

A. Kajian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 20

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ... 20

2. Macam-macam Pola Asuh ... 25

(11)

x

3. Faktor-faktor Pola Asuh Orang Tua ... 28

4. Hukum Keluarga Islam ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 35

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Analisis Data ... 38

F. Keabsahan Data ... 39

G. Tahap-tahap Penelitian ... 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 41

A. Gambaran dan Objek Penelitian... 41

1. Sejarah Desa ... 41

2. Demografi ... 41

a. Pendidikan ... 43

b. Kesehatan ... 44

c. Keadaan sosial ... 45

d. Keadaan Ekonomi ... 46

3. Potensi Desa ... 47

a. Sumber Daya ... 48

b. Sumber Daya Manusia ... 48

B. Penyajian Data dan Analisis... 49 1. Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak di Era Digital di Desa

(12)

xi

Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ... 50

2. Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Perspektif Hukum Keluarga Islam ... 58

C. Pembahasan Temuan ... 61

1. Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak di Era Digital di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ... 61

2. Pola Asuh Orang tua Kepada Anak Perspektif Hukum Keluarga Islam ... 69

BAB V PENUTUP ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Orisinalitas Penelitian ... 16

Tabel 2.2 Konsep Hadhanah Dalam KHI ... 34

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Usia ... 42

Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan di Desa Ledokombo ... 43

Tabel 4.3 Mata Pencaharian dan Jumlahnya ... 47

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Ledokombo ... 49

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Dalam sebuah keluarga orang tua tentunya memiiki peranan yang sangat penting. Dan juga orang tualah yang memberikan pendidkan pertama untuk anak-anaknya. Anak mendapatkan hal-hal yang baru dari orang tua, maka seorang anak akan mengenal kehidupan dari sebuah keluarga. Tanggung jawab yang besar berada pada pundak kedua orang tua terhadap anaknya dimana tanggung jawab tersebut berupa: memberikan penjagaan, pengasuhan, juga melindungi anak serta memberikan sebuah pembelajaran tentang berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan anak ketika mencapai kedewasaan.2

Agama islam dalam sudut pandangnya memberikan pengertian bahwa anak merupakan mahluk Allah yang rentan atau masih lemah akan tetapi ia memiliki kemuliaan, dimana kelahiranya adalah kuasa dari Allah SWT. Oleh karena itu anak diberikan hak atas diperlakukan secara baik, yaitu diberi nafkah secara lahiriyah serta bathiniyahnya. Dengan harapan anak tersebut berkembang dengan memiliki akhlakul karimah untuk bekalnya kelak ketika ia mulai dalam kehidupan bermasyarakat.3

Anak dalam keseharianya akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluaga. Dalam sebuah keluarga orang tua adalah komponen yang sangat penting yang memegang otoritas serta menanggung jawabi anak

2 Rusman, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 2011), 88

3 Fachtur Rahman, Ilmu Waris, (Bandung, Penerbit Al-Ma‟arif Bandung, 1981), 42

(16)

2

mereka terhadap pendidikan dalam membina dan membimbing. Bentuk- bentuk otoritas tersebut dilakukan untuk anak supaya terbentuknya kepribadian yang sesuai dengan acuan nilai keagamaan, dan juga terhadap norma-norma di lingkungan masyarakat. Bentuk perilaku dan sikap yang dimiliki anak merupakan kendali yang bisa dipegang oleh orang tua, yang dimana hal itu menjadi tinjauan kedua orang tua.4

Keluarga memiliki peran terkait media sosial anak yang pertama.

Maka dari itu inilah yang menjadikan orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap anak terkait tumbuh kembang fisik dan psikis anak. Aktivitas yang dilakukan oleh anak seperti halnya perilakunya, bahasanya tidak terlepas dari pengawasan orang tua. Sehinga pola asuh dalam hal ini sangat diperlukan anak.5

Sebuah keluarga merupakan bentuk kecil dari masyarakat. Dan keluarga menjadi institusi yang syarat akan nilai moral dan akhlak. Mengasuh anak menjadi tanggung jawab dari orang tua, dimana di dalam QS. Surat At- Tahrim ayat 6 dijelaskan bahwa:















































Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia

4 Ani Siti Anisah,”Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Terhadap Pembentukan Karakter Anak”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol 5, No 1(2011): 1-2,

http://dx.doi.org/10.52434/jp.v5i1.43

5 Husnatul Jannah, Bentuk Pola Asuh Orang Tua Dalam Menanamkan Perilaku Moral Pada Anak Usia Di Kecamatan Ampek Angkek, Jurnal Pendidikan Pola Asuh Anak,Vol. 14 No. 2 (2016): 1-2 https://doi.org/10.24036/1623

(17)

dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.6

Agama Islam dalam hal ini memberi sebuah pemahaman bahwa seorang anak adalah anugerah yang diberikan dan diamanahi kepada orang tua yang diberikan oleh Allah SWT yang harus memberikan pendidikan dan juga bimbingan. Setap Orang tua mempunyai pertanggung jawaban yang sangat besar pada tumbuh kembang seorang anak. Seorang anak akan melalui tumbuh dan berkembang dalam asuhan orang tua. Melalui kedua orang tualah anak mampu melakukan penyesuaian serta mulai mengenali lingkungan sekitarnya secara baik.7

Dalam islam para ulama Fiqih menyebut pemeliharaan anak ini dengan istilah hadanah yaitu: pemeliharaan anak-anak yang masih kecil, baik laki-laki maupun perempuan, atau yang sudah besar tetapi belum mumayiz, menyediakan sesuatu yang mengantarkannya kepada kebaikan, menjaganya dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya, mendidik jasmani, rohani, dan akalnya, agar mampu berdiri menjalani hidup dan melaksanakan tanggung jawab. Tak jauh berbeda dengan pengertian para ulama fiqih, dalam Kompilasi Hukum Islam sendiri juga menyebutkan bahwa hadanah atau pemeliharaan anak merupakan kegiatan mengasuh, memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.8

6 Depag RI, Alquran dan Terjemahan,

7 Dessy Izzatun Nisa, “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dalam Membentuk Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini” ( Skripsi, UIN Wali Songo, 2019), 3

8 Maimun, “Psikologi Pengasuhan Mengasuh Tumbuh Kembang Anak dengan Ilmu”, (Mataram: Sanabil, Vol 6 no 2 ( 2017): 37.

(18)

4

Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 disebutkan tentang kewajiban orang tua untuk memelihara anaknya.Pasal 45 ayat (1) Undang- undang ini disebutkan bahwa, “Kedua Orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya”.Arti memelihara di sini ialah tanggung jawab orang tua untuk mengawasi, memberi pelayanan yang seharusnya didapatkan dan mencukupi kebutuhan anak. Tanggung jawab orang tua yang berupa pengawasan, pelayanan dan memberi nafkah tersebut bersifat terus-menerus sampai anak tersebut dapat berdiri sendiri dan mengurus dirinya sendiri. 9

Terkait hal diatas di zaman sekarang ini kita berada di kehidupan yang moderen atau biasa disebut era digital. Mengalami sebuah kemajuan teknologi yang canggih. Dalam hal ini manusia tidak bisa terlepas dari dampak perubahan zaman (Modernisasi). Teknologi sendiri pada saat ini tidak bisa dilepaskan dari manusia bahkan untuk anak-anak, sehingga munculah berbagai dampak yang baik (Positif) ataupun sebaliknya dampak yang buruk (Negatif). Dampak positif akan bisa dirasakan apabila seorang anak mampu menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan baik, namn akan berdampak negatif apabila seorang anak tidak mampu mengendalika dan memanfaatkan teknologi tersebut. Dampak negatif pada saat ini memang sangat terasa dan terlihat jelas, seperti perilaku serta moral anak yang sekarang ini berada pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Maka sebab itu

9Nur Fika Hayuhana,Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Hadanah Oleh Wali Asuh Di Desa Ngindeng Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo”, (IAIN Ponorogo, 2021), 5

(19)

pengasuhan yang diberikan oleh orang tua akan sangat berperan dan berpengaruh tehadap tumbuh kembang anak.10

Dampak yang timbul dari pemakaian smartphone sangat beragam, dari segi kesehatan akan terganggu sampai dengan aspek sosial yang membuat seorang anak lebih suka menyendiri. Anak akan lebih senang sendiri dengan gadgetnya dibanding lingungkan sekitar, serta perilaku anak cenderung acuh dengan orang disekitar. Seseorang yang sudah kecanduan gadget akan tidak bisa lepas dari gadget dan akan merasa susah didalam membagi waktu untuk belajar atapun beribadah yang sebenarnya menjadi kewajiban seseorang.

Peran lingkungan juga sangat penting terkait pola asuh di era digital pada saat ini. Dikarenakan lingkungan merupakan tempat anak untuk bersosialisasi terhadap sesama entah dengan temanya ataupun orang lan.

Lingkungan juga bisa mempengaruhi perilaku seorang anak, karena seseorang tidak bisa jika hidup sendiri (individu). Ia butuh orang lain untuk menjalin komunikasi ataupun sebagai tempat meluapkan isi hati. Maka dari itu sebagai orang tua harus bisa memainkan peranya di dalam membatasi anak dalam bermain gadget atau smartphone.11

Kebiasaan anak yang suka bermain gadget di Desa Ledokombo pada saat ini memang tidak terelakkan, dimana hal tersebut sangat susah dipisahkan dengan anak. Banyak anak-anak kecil yang seharusnya belum waktunya menggunakan HP akan tetapi dalam hal ini orang tua membolehkan atau

10 Aslan, “Peran Pola Asuh Orang Tua Di Era Digital, Jurnal Studi Insani”,Vol 7, No 1 (Mei 2019), 2

11 Iche Euis, ”Peran Orang Tua Dan Lingkungan Dalam Pendidikan Akhlak Anak Di Era Digital”, Skripsi(Universitas Islam Indonesa,2020), 3-4

(20)

6

membiarkan anak di dalam penggunaanya. Sebagai bentuk meminimalisir akan hal tersebut sangat perlu pengawasan terhadap anak terkait apa saja yang buah hati mereka lihat di layar hpnya. Dikarenakan terbatasnya waktu, orang tua tentunya harus bekerja serta mengerjakan pekerjaan yang meninggalkan anak-anaknya. Akan tetapi sesibuk apapun orang tua harus bisa menyisihkan waku kepada anak untuk memberikan kasih sayang serta pengawasan.12

Pada dasarnya wajar saja apabila anak bermain hp, memang hal tersebut merupakan bagian dari kemajuan teknologi dan anak berhak akan hal tersebut. Seperti yang terjadi di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember. Akan tetapi disini hendaknya orang tua mampu membimbing anak agar tidak terjebak kedalam lubang kesesatan yang akan merusak anak tersebut. Edukasi yang baik dan pas harus bisa diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya terkait dampak positif dan juga dampak negatif agar si anak tidak dipengaruhi oleh hal yang sifatnya merusak atau negatif.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, peneliti menemukan berbagai fakta dan data terkait pola asuh anak dimana anak mengalami sebuah kecanduan terhadap game online, merokok dibawah umur, perilaku kurang sopan, atau bahkan sering terjadinya pasangan kawin dibawah umur, dan juga terdapat pasangan yang hamil diluar nikah. Hal tersebut tentu merupakan sebuah bentuk penyimpangan yang bertolak belakang dengan norma-norma, kaidah Islam dan juga dengan Undang-undang terkait. Hal tersebut bisa

12 Inggrit Diasokawati, “Pola Asuh Orang Tua Di Era Digital Di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 29 Padang”, Vol 5, No 2, (Desember 2019): 11

(21)

dipengaruhi oleh pola asuh orang tua yang diterapkan kepada anak di era digital.

Dari fakta yang ada diatas maka dari itu saya sebagai peneliti ingin mengangkat judul skripsi “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember)”.

B. Fokus Penelitian

Dari pemaparan yang telah dijelaskan diatas maka dalam hal ini peneliti ingin mengetahui:

1. Bagaimana pola asuh orang tua kepada anak di era digital yang ada di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember ?

2. Bagaimana pola asuh orang tua kepada anak perspektif hukum keluarga Islam yang ada di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

Dari pemaparan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua kepada anak di era digital yang ada di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

2. Untuk mengetahui bagaimana pola asuh orang tua kepada anak perpektif Hukum Keluarga Islam.

(22)

8

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, dapat dikategorikan menjadi dua aspek, yaitu aspek teoritis dan aspek praktis:

1. Manfaat teoritis

Diharap supaya mampu memberi sebuah sumbangsih di dalam pengembangan ilmu pengetahuan utamanya terkait upaya penerapan pola asuh yang tepat untuk anak di era digital seperti saat ini.

2. Manfaat praktis

Lalu manfaat praktis yang didapat adalah:

a. Untuk lembaga

Peneliti berharap penelitian ini bisa menjadi rujukan bahan referensi yang nantinya mampu memberi terkait wawasan pengetahuan untuk pembaca, terutama kaitanya dengan peran pola asuh tua di era digital pada Jurusan Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Universitas Kiai Achmad Siddiq Jember.

b. Sebagai referensi tambahan untuk orang tua

Peneliti berharap bahwa penelitian ini bisa menjadi bahan didalam ilmu pendidikan dan mampu memberi pengarahan terhadap anak diharapkan mampu menjadi lebih baik pada masa mendatang.

Serta dengan membaca skripsi ini orang tua diharapkan mengetahui dan bisa memahami mengenai pemberian pendidikan pola asuh anak di era digital yang tepat untuk diterapkan pada anak. Dengan harapan agar bisa menciptakan penerus yang baik dan unggul.

(23)

c. Bagi penulis

Diharapkan mampu memberi wawasan serta tambahan pengetahuan dalam bidang pendidikan anak, khususnya terkait peran pola asuh yang diterapkan orang tua di era digital perspektif Hukum Keluarga Islam dan implikasinya terhadap perilaku anak.

E. Definisi Istilah

Memuat terkait penjelasan istilah yang dijadikan fokus perhatian peneliti di dalam suatu penelitian. Ditujukan agar tidak ada terjadi salah pemahaman terhadap arti istilah yang digunakan peneliti.13

Judul dari skripsi ini yaitu “Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Serta Implikasinya Terhadap Perilaku Anak Studi Kasus Di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

1. Pola Asuh Orang Tua

Yaitu pemahaman atau pendidikan yang dilaksanakan oleh orang tua kepada anak sebagai bentuk supaya anak mampu memilki sikap kritis kepada pengaruh buruk serta cara orang tua di dalam membentuk karakter dan perilaku yang baik kepada anak. Oleh karena itu diharapkan sebagai pemimpin orang tua mampu dalam memberi arahan serta pendidikan terhadap anak-anaknya.

13 Tim Penyusun, Karya Tulis Ilmiah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Press, 2021), 91

(24)

10

2. Era Digital

Era digital adalah sebuah zaman yang sebagian besar masyarakat di era tersebut memakai sistem digital yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Perspektif

Perspektif adalah cara pandang ataupun sudut pandang yang kita gunakan dalam memilih pendapat dan kepercayaan terhadap sesuatu hal.

4. Hukum Keluarga Islam

Hukum Keluarga Islam merupakan hukum yang mengatur terkait keluarga yang sesuai dengan aturan dan kaidah ajaran agama islam yang berdasarkan sumber hukum islam.

F. Sistematika Pembahasan

Ada V bab yang ada di dalam penelitian ini, dimana per babnya dimuat beberapa sub bab terkait. Yang pertamakali tentunya halaman sampul, lalu masuk ke judul, persetujuan, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar lalu yang terakhir abstrak.

Dalam bab I menguraikan terkait diskusi pendahuluan dari penelitian, dimana terdiri dari sub bab yakni, konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan, manfaat, serta definisi istilah.

Pada bab berikutnya yaitu bab II diuraikan mengenai landasan teori yang tentunya berhubungan dengan judul penelitian. Dimana terdapat beberapa sub bab yaitu kajian teori dan kajian pustaka.

(25)

Pada bab ketiga didiskusikan mengenai metode penelitian yang dimana terdiri dari beberapa sub bab yaitu, jenis serta pendekatan penelitian, lokasi serta subjek penelitian, analisis data, keabsahan data, tahapan penelitian serta yang terakhir sistematika pembahasan.

Pada bab yang ke IV diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang terdiri dari sub bab berikut, pendeskripsian lokasi penelitian, deskripsi tentang data hasil, temuan serta yang terakhir sub bab pembahasan.

Pada bab yang terakhir yaitu bab V akan diuraikan terkait penutup skripsi yang terdiri dari kesimpulan dan juga saran.

(26)

12 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu adalah tindakan yang digunakan dalam mendapatkan inspirasi serta mampu menjamin keaslian dan posisi penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengambilan dari beberapa skripsi yang mempunyai kemiripan serta berkaitan dengan judul penelitian yang akan dikerjakan.

Peneliti menambahkan berbagai penelitian terdahulu yang mempunyai kemiripan terhadap penelitian yang hendak dilaksanakan. Setelah itu meringkas beberapa penelitian-penelitian yang sudah terpublikasi ataupun belum terpublikasi seperti (skripsi, tesis, desertasi, dan semacamnya). Dari apa yang telah dilakukan ini, lalu dapat diketahui keaslian dari penelitian ini.

Adapun beberapa penelitian yang mempunyai kemiripan ataupun kesamaan terhadap penelitian ini sebagai berikut:

1. Skripsi Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Hadanah Oleh Wali Asuh Di Desa Ngindeng Kecamatan Sawo Kabupaten Ponorogo oleh Nur Afika Hayuhana. Dalam skripsi ini dibahas terkait tinjauan Kompilasi Hukum Islam terhadap hadanah oleh orang tua tunggal, mengenai bagaimanakah pola asuh yang diterapkan, bagaimana bentuk-bentuk

(27)

pengawasan terhadap anaknya dan juga bagaimana bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan oleh wali asuh tunggal.14

Persamaan dari skripsi ini terletak pada jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif serta membahas terkait konsep KHI di dalam hadanah pada sebuah keluarga. Lalu perbedaan terletak pada lokasi penelitianya, serta subjek terkait dimana dalam skripsi yang ditulis oleh Nur Afika Hayuhana subjek yang diteliti berupa wali tunggal.

2. Skripsi dari Laily Indriyati Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam (Studi Kasus Di Dusun Dilem, Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang) dalam skripsi ini memuat terkait pola asuh yang diterapkan pada anaknya lalu dikomparasikan dengan perspektif Hukum Keluarga Islam apakah telah memenuhi standar kelayakan di dalam hadanah yang sesuai dengan sumber hukum islam.15

Persamaan yang terdapat pada skripsi ini ialah terletak pada jenis penelitian yang dipakai dimana sama-sama menggunakan jenis kualitatif, menggunakan perspektif Hukum Keluarga Islam, dan juga yang menjadi narasumber yakni beberapa keluarga. Lalu perbedaanya terletak pada lokasi penelitian yang berbeda, dan juga tidak terdapat pembahasan tentang era digital.

14 Nur Afika Hayuhana, Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Hadanah Oleh Wali Asuh di Desa Ngindeng Kecamatan Sawo Kabupaten Ponorogo, IAIN Ponorogo, 2021

15 Laily Indriyati, Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam (Studi Kasus Di Dusun Dilem Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang) UIN sunan kalijaga, Yogyakarta, 2014

(28)

14

3. Skripsi yang dibuat oleh Iche Euis Hariering Mahasiswa dari UIN Yogyakarta, dengan judulnya "Peran Orang Tua dan Lingkungan Dalam Pendidikan Akhlak Anak di Era Digital Studi Kasus di Dusun Leles Condong Catur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta", skripsi ini membahas terkait peran orang tua yang diwujudkan dengan bentuk seperti melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap anak saat menggunakan perangkat seluler serta memberi batasan dalam menggunakan hp. Lalu peran lingkungan ditujukkan dengan dibentuk tim satgas PPA yang lalu memberikan sosialisasi terhadap orang tua agar memberikan pengawasan dan pendampingan kepada anak saat memakai gadget lalu memfasilitasi sang anak berupa taman bermain supaya anak mampu bersosialisasi terhadap lingkungannya.

Kesamaan skripsi yang dibuat Iche Euis Hariering yakni memakai penelitian kualitatif, dibahasnya pola asuh di era digital. Lalu perbedaan dari skripsi Iche Euis Hariering ini fokus terhadap peranan orang tua dan lingkungannya kepada anak di era digital dan tempat penelitian yang berbeda, sedangkan skripsi yang dibuat penulis ini berdasar perspektif hukum keluarga islam.16

4. Skripsi dari Elly Dwi Audina mahasiswa dari IAIN Metro yang berjudul "

Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pola Asuh Oleh Orang Tua Yang MengabaikanTumbuh Kembang Anak Studi Kasus di Way Ngisen Kecamatan Sukadana".

16 Iche Euis, ”Peran Orang Tua Dan Lingkungan Dalam Pendidikan Akhlak Anak Di Era Digital”, (Skripsi, Universitas Islam Indonesa,2020), 4

(29)

Dibahas mengenai orang tua yang mengabaikan perkembangan anak serta kurang peduli pada anak. Agama islam dalam hal ini menyatakan bahwa setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak mereka. Hal ini biasa disebut dengan istilah Hadhanah. Pola asuh yang diterapkan pada lokasi penelitian ini lebih cenderung memakai pola asuh jenis indulgent yakni tidak ada tuntutan dan kurang dukungan dari orang tua untuk anak-anaknya.

Kesamaan dari skripsi ini yakni penggunaan jenis penelitian kualitatif, dibahas mengenai pola asuh anak serta dampaknya kepada anak dari pola yang digunakan tersebut.

Lalu perbedaan dari skripsi Elly Dwi Audina yakni yang pertama perbedaan tempat lokasi penelitian dimana dalam hal ini peneliti melakukan penelitiandi Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, sedangkan skripsidari Elly dwi bertempatkan di Desa Way Ngisen Kecamatan Sukadana. Lalu dari fokus penelitian dimana skripsidari Elly Dwi ini berkaitan tentang pola asuh orang tua yang mengabaikan tumbuh kembang anak. Sedangkan dari peneliti sendiri berfokus pada pola asuh orang tua kepadaanak di era digital.17

5. Skripsi dari Nur Ahmad Yasin mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul " Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak di era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Di Indonesia". Pada skripsi Ahmad

17 Elly Dwi Audina, ” Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pola Asuh Oleh Orang Tua Yang Mengabaikan Tumbuh Kembang Anak Studi Kasus Di Way Ngisen Kecamatan

Sukadana”(Skripsi,IAIN Metro, 2018), 34

(30)

16

Yasin ini Dibahas mengenai tanggung jawab orang tua terkait pengasuhan anak dalam perkembangan era digital.

Kesamaan dari skripsi oleh Nur Ahmad Yasin dengan skripsi yang dibuat peneliti ini yakni sama-sama dibahasnya peranan orang tua dalam menerapkan pengarahan pada anak di era digital. Serta perspektif yang dipakai yakni sama-sama memakai perspektif Hukum Keluarga Islam.

Lalu perbedaan terletak pada metode penelitian yang digunakan.

Penelitian Ahmad Yasin ini memakai studi kasus pustaka sedangkan yang dipakai peneliti adalah studi kasus. Lalu perbedaan terletak lagi pada fokus penelitian, skripsi Ahmad Yasin ini ia fokus pada pertanggung jawaban orang tua pada anak di era digital. Sedangkan skripsi dari penulis lebih memfokuskan terkait pola asuh yang dipakai orang tua serta implikasi yang muncul akibat dari penerapan pola asuh yang dipakai.18

Tabel 2.1 Orisinalitas Penelitian NO Nama, Tahun dan

Judul

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan 1 Nur Afika, 2021

Hayuhana.Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Hadanah Oleh Wali Asuh Di Desa Ngindeng

Kecamatan Sawo Kabupaten Ponorogo.

Dalam skripsi ini dibahas terkait tinjauan Kompilasi Hukum Islam terhadap hadanah oleh orang tua tunggal, mengenai bagaimanakah pola asuh yang

Persamaan dari skripsi ini terletak pada jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif serta membahas terkait konsep

Perbedaan terletak pada subjek terkait dimana dalam skripsi yang ditulis oleh Nur Afika Hayuhana subjek yang diteliti berupa wali tunggal.

18 Nur Ahmad Yasin, Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Di Indonesia(Skripsi, 2018, UIN Sunan Ampel Surabaya), 23

(31)

diterapkan, bagaimana bentuk-bentuk pengawasan terhadap anaknya dan juga bagaimana bentuk

pertanggung jawaban yang dilakukan oleh wali asuh tunggal.

KHI di dalam hadanah pada sebuah keluarga.

2 Laily Indriyati, 2014, Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak Dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam (Studi Kasus Di Dusun Dilem, Desa Kebonrejo Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang)

Dalam skripsi ini memuat terkait pola asuh yang diterapkan pada anaknya lalu dikomparasikan dengan

perspektif Hukum

Keluarga Islam apakah telah memenuhi standar kelayakan di dalam hadanah yang sesuai dengan sumber hukum islam.

Persamaan yang terdapat pada skripsi ini ialah terletak pada jenis

penelitian yang dipakai dimana sama- sama

menggunakan jenis

kualitatif, menggunakan perspektif Hukum Keluarga Islam, dan juga yang menjadi narasumber yakni beberapa keluarga.

Perbedaanya terletak pada lokasi penelitian yang berbeda, dan juga tidak terdapat pembahasan tentang era digital.

3 Icha Euis

Hariering, Tahun 2020 dengan judul

“Peran Orang Tua Dan Lingkungan Dalam Pendidikan Akhlak Akhlak Anak Di Era Digital Studi Di

Dibahas terkait peranan orang tua untuk mewujudkan pola asuh yang diterapkan, berupa melakukan pengawasan

Yakni sama- sama membahas terkait pola asuh orang tua pada anaknya.

Serta juga membahas pla asuh era

Yang

membedakan penelitian dari Iche Euis dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

(32)

18

Dusun Leles Condong Catur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta”.

serta

pendampinan yang dilakukan pada anak ketika bermain telepon seluler serta

pembatasan di dalam memakai HP.

digital. yaitu terletak pada topik bahasan utamanya, dimana skripsi Iche ini

memfokuskan pada peranan orang tua serta pengaruh lingkunganya pada anak di era digital.

Lalu skripsi dari peneliti ini memiliki perspektif hukum

keluarga islam serta lokasi penelitian yang berbeda.

4 Elly dwi audina tahun

2018“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pola Asuh Oleh Orang Tua Yang

Mengabaikan Tumbuh Kembang Anak Studi Kasus Di Way Ngisen Kecamatan Sukadana”.

Pada penelitian ini dibahas terkait pola asuh anak yang diterapkan orang tua yang acuh atau kurang peduli kepada anaknya.

Dimana di dalam agama Islam setiap orang tua mempunyai pertanggung jawaban yang besar terhadap buah hati. Hal ini biasa disebut dengan istilah Hadhanah.

Berbagai macam bentuk pola asuh diantaranya

Persamaan dari penelitian ini ialah yang pertama memakai penelitian jenis kualtatif, sama-sama dibahas terkait pola asuh anak dan dampak kepada anak dari pola asuh yang

diterapkan tersebut.

Perbedaan dari penelitian ini yaitu bedanya tempat atau lokasi penelitian.

Lokasi penelitian yang dilakukan penulis ada di desa

Ledokombo Kecamatan Ledokombo Jember, sedangkan lokasi yang dipakai oleh Elly dwi audina ini bertempat di desa Way

(33)

authoritave, indulgent, neglectful, dan authoritarian.

ngisen Kecamatan Sukadana.

Dan juga penelitian dari Elly dwi audina berfokuskan terhadap pola asuh orang tua yang

mengabaikan anaknya, sedangkan dari penulis lebih berfokus pada pola asuh orang tua kepada anak di era digital 5 Nur ahmad yasin

tahun 2018

“Tanggung Jawab Orang Tua Kepada Anak Di Era Digital Perspektif Hukum Keluarga Islam Di

Indonesia”.

Pada penelitian yang ditulis oleh Nur ahmad yasin dibahas terkait

pertanggung jawaban orang tua dalam mengasuh anak- anak di dalam perkembangan era digital yang pesat.

Persamaan dari skripsi yang ditulis oleh Nur ahmad yasin dengan penulis yaitu sama-sama membahas peran orang tua dalam memberi pengarahan pada anak di era digital.

Dan juga perspektif yang digunakan yaitu sama- sama perspektif HKI.

Perbedaan dari skripsi ini adalah metode penelitian yang dipakai.

Skripsi dari Nur ahmad yasin

menggunakan studi pustaka sedangkan yang digunakan oleh penulis yaitu

penelitian studi kasus.

Dan juga perbedaan dalam fokus penelitian skripsi yang dibuat oleh Nur ahmad yasin. Dalam hal ini ia

(34)

20

hanya berfokus kepada pertanggung jawaban orang tua terhadap anak di era digital, sedangkan skripsi dari penulis lebih berfokus pada pola asuh yang ditgunakan orang tua dan juga implikasi yang

ditimbulkan dari pola asuh itu.

B. Kajian Teori

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh adalah pengabungan dua kata yaitu pola dan asuh, pada KBBI berarti jenis, model, sistem, tata cara, serta struktur bentuk. Lalu makna asuh sendiri yakni menjaganya, merawatnya, bimbingan, mendidik, serta memimpin.19

Pola asuh merupakan gambaran yang digunakan orang tua pada pengasuan anak. Pola asuh adalah cara yang baik dalam penerapan pemberian pendidikan kepada anak sebagai bentuk tanggung jawab pada anaknya.

19 Al, Tridonanto & Beranda Agency, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis, (Jakarta:

Elex Media Komputindo, 2014): 4

(35)

Dalam KBBI pola asuh adalah sebuah penataan kinerja (sistem) atau cara kerja. Sedangkan pada kamus antropologi pola ialah bentuk unsur-unsur yang telah tertata dengan baik mengenai sebuah gejala serta mampu dipakai sebagai contoh dalam gambaran atau diskripsi gejala- gejala yang ada.20

Pemeliharaan anak (Hadhanah), dalam kitab-kitab fiqh perlindungan anak identik dengan istilah Hadhanah, yang berarti “asuhan terhadap seorang anak kecil untuk dididik dan diurus segala kebutuhanya.”

Secara Etimologi Hadhanah berarti “perawatan, pengasuhan.” Sedangkan secara terminologi Hadhanah adalah merawat dan mendidik seseorang yang belum mumayiz atau yang kehilangan kecerdasanya, karena tidak bisa mengerjakan keperluanya sendiri

Semua biaya Hadanah dan nafkah anak menjadi dibebankan kepada ayah berdasarkan kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri atau berusia 21 tahun. Hukum Hadanah atau pengasuhan anak ini wajib menurut para jumhur ulama, para ulama menghukumi Hadanah ini wajib „ain jika tidak ada seorangpun yang mampu merawatnya kecuali si pengasuh tersebut atau ada banyak yang mampu mengasuhnya namun hanya dia yang di ingini oleh anak tersebut.

Pola adalah bentuk ataupun jenis-jenis yang termasuk kedalam abstrak ataupun sepasang aturan yang bisa dipakai dalam menciptakan

20 Departement Pendidikan Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 2008), 885

(36)

22

atau menghasilkan sesuatu. Apalagi sesuatu itu dapat menimbulkan ikatan pada sebuah jenis pola dasar yang berkaitan.21

Orang tua tentunya menginginkan seorang anak yang mempunyai pribadi yang baik, memiliki budi luhur serta memiliki akhlak mulia. Lalu orang tua pastinya punya peran yang krusial terhadap anak apalagi dalam kehidupan anak untuk pertama kali, dan orang tua juga mempunyai tuntutan supaya mampu memberi pendidikan secara baik dan bisa memberi bentuk contoh secara baik pada anak-anaknya.22

Dalam hal pemeliharaan anak ulama fiqh berbeda pendapat, yaitu:

a. Ulama fiqh menetapkan bahwa kewenangan merawat dan mendidik lebih tepat dimiliki kaum wanita karena naluri wanita lebih sesuai untuk merawat dan mendidik anak, karena kesabaran mereka dalam menghadapi anak lebih tinggi daripada laki-laki.

b. Mazhab Hanafi dan Maliki berpendapat bahwa mengasuh, merawat dan mendidik anak merupakan hak pengasuh ibu atau yang mewakili . dengan alasan bahwa apabila pengasuh itu menggunakan haknya, sekalipun tanpa imbalan, boleh ia lakukan dan hak itu gugur. Jika hadhanah itu hak anak, maka menurut mereka hak itu tidak dapat digugurkan.

c. Jumhur ulama berpendapat bahwa hak hadhanah itu menjadi hak bersama, antara kedua orang tuanya.

21 Wikipedia, Pengertian Pola Asuh, (Sumber: https:id.wikipedia.org).

22 Rizal Darwis, “Fiqh Anak di Indonesia”, (IAIN Amai Gorontalo), 2010, 132

(37)

d. Wahbah Al-Zauhaly berpendapat bahwa hak hadhanah itu hak berserikat antara ibu dan ayah serta anaknya. Apabila terjadi pertentangan antara ketiganya maka prioritas utama adalah hak yang dimiliki anak.23

َعَطَقْ نا ُناَسْنِلإا َتاَم اَذِإ :لاق ملسو هيلع للها ىلص بينلا نأ : هنع للها يضر ةريره بيأ نع َج ٍةَقَدَص ْنِم الِّإ : ِةَث َلََث نِم ّلِّإ ُهُلَمَع ُهَل ُعْدَي ٍحِلاَص ٍدَلَو ْوَأ ،ِهِب ُعَفَ تْنُ ي ٍمْلِع ْوَأ ،ٍةَيِرا

24

Artinya: “Dari Abi Hurairah R.A. sesungguhnya Nabi SAW bersabda : apabila manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara; Shadaqah Jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan untuk orang tuanya.”













































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Ayat diatas adalah seruan terhadap orang beriman supaya melakukan pemeliharaan pada diri sendiri serta keluargan terhadap siksa neraka dengan cara mengarahkanya kedalam jalan yang benar yaitu taat kepada Allah SWT.

Pemaparan ayat diatas tersebut juga bisa kita pahami jikalau setiap manusia memikul beban kehidupan serta bertanggung jawab dengan

23 Abdul Rahman Ghazaly, Fikih Munakahat, (Jakarta, Prenanda Media, 2013), 175

24 HR. Muslim. No. 1631

(38)

24

memberi pemeliharaan pada dirinya serta keluarga termasuk juga di dalam pola asuh anak. 25

Di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) orang tua memiliki kewajiban dalam memberi pendidikan dan memberikan perawatan pada anak, entah dari segi jasmaniah, rohaninya atau ilmu terkait agama . pertangung jawaban ini telah melekat ketika pasangan mempunyai ikatan perkawinan. ”Hal tersebut telah dimaksudkan pada kitab undang-undang hukum perdata terkait hak-hak serta pertanggung jawaban pasangan suami istri yang terikat dalam sebuah perjanjian. Yaitu pada pasal 104 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) menyatakan bahwa “suami istri, dengan hanya melakukan perkawinan, telah saling mengikat diri untuk memelihara dan mendidik anak mereka”.26

Dari pemikiran Abdullah Nashih Ulwan pada bukunya Tarbiyatul Aulad Fil Islam dijelaskan bahwasanya dalam pembentukan penerus yang mempunyai dasar nilai-nilai Islam serta iman yang kokoh maka hal yang seharusnya dilakukan orang tua yaitu dengan memberikan bentuk-bentuk pendidikan diantaranya, 1. Pendidikan intelektual, 2. Pendidikan psikis anak, 3. Pendidikan moral, 4. Keimanan, 5. Fisik anak, 6. Sosial, 7. Serta pendidikan seksual. Ketujuh fondasi fundamental itu harus diterapkan

25 Vivi Kurniawati, Pengasuhan Anak, (Jakarta Selatan,Rumah Fiqih Publishing, 2018), 11

26 Pasal 104 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

(39)

pada anak usia dini supaya saat anak sudah dewasa ia lebih terarah serta memiliki tujuan hidup yang baik.27

Kohn menjelaskan bahwa pola asuh adalah sikap orang tua untuk menjalin hubungan kepada anak. Hal tersebut dilihat dari berbagai segi, antara lain yakni cara yang dipakai para orang tua pada anaknya dalam memberikan aturan, cara ini berupa penghadiahan serta sanksi, cara melihatkan otoritas pada anak serta cara di dalam memberi perhatian pada anaknya. Pola ini dimaksudkan bagaimana orang tua dalam memberi cara memberi pendidikan pada anak dengan langsung ataupun tak langsung.28

Lalu Petranto dalam hal ini menjelaskan bahwa, pola asuh orang tua adalah pola yang diterapkan pada anak yang sifatnya relatif konsisten dari masa ke masa. Pola ini digunakan pada anak meraka serta dirasakanya, dimana hal itu memberikan dampak langsung kepada perilaku. Cara yang dipakai tia-tiap orang tua pasti bermacam-macam, karena setiap keluarga pasti mempunyai sudut pandang yang tidak sama.29 2. Macam-macam Pola Asuh

Hurlock menyatakan bahwasanya perlakuan yang dilakukan oleh orang tua pada anaknya masing-masing berpengaruh pada pola pikir anak, yakni:

27 Siti Amaliati, “Konsep Tarbiyatul Aulad Fi Al-Islam Abdullah Nashih Ulwan Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam Untuk “Kids Jaman Now”Skripsi, (UIN Surabaya, 2019), 34

28 Chatib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996):

110

29 Chatib Thoha, 111

(40)

26

a. Overprotection (terlalu melindungi). Pola asuh ini bercirikan orang tua yang memberikan perlakuan secara berlebihan pada anak.

Perawatan/pemberian dalam membantu anaknya yang terus-terusan walaupun si anak telah bisa merawat diri, melakukan pengawasan pada anak dalam kegiatanya dengan berlebih, serta menyelesaikan permasalahan anaknya.

b. Permissiveness (pembolehan). Pola ini bercirikan adanya pemberian pembebasan dalam berpikir ataupun usahnya, penerimaan gagasan ataupun pendapatnya, membuat seorang anak merasakan penerimaan serta merasa kuat, serta suka dalam memberikan apa yang diinginkan anaknya.

c. Rejection (penolakan). Pola ini bercirikan sikap yang bodo amat, kaku, kurang peduli di dalam kebahagiaan anaknya, dan menunjukkan kekuasaan terhadap anak.

d. Acceptance (penerimaan). Pola ini bercirikan pemberian perhatian serta bentuk cinta yang penuh ketulusan terhadap anak, seorang anak berada pada posisi penting di keluarga, menguatkan hubungan yang penuh kehangatan pada anaknya, respek terhadap anak, menguatkan anak untuk bisa mengungkapkan perasaan atau pendapat dan menciptakan hubungan yang baik serta sudih mendengarkan masalah- masalah an drasakan anak.

e. Domination (dominasi). Pola asuh ini bercirikan dengan adanya dominasi terhadap anak-anak.

(41)

f. Submission (penyerahan). Pada pola ini bercirikan selalu memberikan pada anaknya apa yang dia inginkan serta memberi kebebasan anak di dalam tingkah lakunya.

g. Puntiveness/ Overdiscipline (terlalu disiplin). Pola ini bercirikan adanya kemudahan di dalam pemberian sanksi dan juga penerapan kedisiplinan yang tinggi.30

Stewart dan Koch menjelaskan tentang pola asuh menjadi 3 yakni:

a. Pola asuh otoriter dimana adanya standarisasi yang digunakan orang tua pada anak dan hal tersebut harus ditaati sang anak. Apabila anak tidak menuruti kata-kata atau juga nasehat orang tua maka diberikan sanksi kepada anak. Orang tua seperti ini susah atau bahkan tidak mau diajak kompromi serta mempunyai sifat yang hanya satu arah.

b. Pola asuh demokratis adalah pola yang memberikan prioritas dalam kebutuhan anaknya, akan tetapi kedua orang tua tidak ragu di dalam memberikan pengarahan. Orang tua seperti ini memiliki sikap yang rasional, mendasari tindakanya itu dengan perhitungan atau pemikiran.

Orang tua yang memakai pola asuh jenis ini juga memiliki sikap yang realistis dengan kemampuan yang dimiliki buah hati, sehingga orang tua tidak terlalu memberikan harapan yang melebihi kemampuan dari anaknya. Dan juga orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya untuk memilih tindakannya.

30 Syamsul Yusuf LN., Psikologi Perembangan Anak & Remaja, (Jakarta:2018), 48

(42)

28

c. Pola asuh permisif adalah memberikan pengawasan yang longgar pada anaknya. Anak diberikan peluang di dalam melaksanakan kegiatan atau tindakannya tanpa ada awasan yang ketat. Kurangnya teguran dari orang tua pada anak saat anaknya dalam situasi bahaya, dan juga kurang dalam mengarahkan anak. Tapi penerapan pola ini orang tua lebih cenderung memberikan kehangatan pada anak yang membuat anak nyaman.31

3. Faktor –Faktor Pola Asuh Orang Tua

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh orang tua dari pendapat Hurlock sebagai berikut:

a. Kepribadian

Setiap orang tua mempunyai energi yang berbeda di dalam kesabaran, intelegensi, serta kesiapan. Karakteristik model ini tentunya memiliki pengaruh pada keahlian yang dipunyai orang tua untuk memenuhi tuntutan peran menjadi orang tua dan bagaimana orang tua peka terhadap kebutuhan pada anak.

b. Keyakinan

Untuk memberikan pengasuhan pada anak orang tua mempunyai keyakinan yang dapat mempengaruhi pada nilai-nilai pola pengasuhan, dan juga bisa mempengaruhi terhadap perilaku untuk pengasuhan anak.

31 Dian Novita dan Muman Hendra Budiman, “Pengaruh Pola Pengasuhan Orang tua dan Proses Pembelajaran di Sekolah Terhadap Tingkat Kreativitas Anak Prasekolah 4-5 Tahun”, No 2, (September2015): 103

(43)

c. Kesamaan dengan pola asuh yang diterima orang tua

Orang tua pada zaman sekarang ini biasanya masih menganggap bahwa orang tua mereka zaman dulu sukses dalam pengasuhan pada anak. Akan tetapi, cara yang digunakan orang tua zaman dahulu dianggap kurang bagus maka orang tua tak menggunakannya dan memilih jenis pola asuh yang lain.32

4. Hukum Keluarga Islam a. Pengertian hukum keluarga

KBBI dalam hal ini mengemukakan bahwasanya keluarga yaitu adanya ayah, ibu, serta anak. Ada juga yang berpendapat bahwa sebuah kelompok yang terdiri dari berbagai individu yang saling mempunyai persamaan perasaan, mempunyai keterikatan, sehingga disebut keluarga. Pengertian keluarga secara umum yaitu bentuk institusi yang terdiri dari pria dan wanita yang terikat sebuah perkawinan dalam menjalankan kehidupan. Perjanjian diatas tentunya diawali dengan ikatan perkawinan sah dari sudut pandang hukum islam dimana sudah termuat dalam KHI Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi

“Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut Hukum Islam sesuai dengan pasal 2 Ayat 1 Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan”. Pengaturan di dalam membina pada keluarga pasti

32 Rabiatul Adawiah, “Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya terhadap Pendidikan Anak: Studi pada Masyarakat Dayak di Kecamatan Halong Kabupaten Balangan”, (Skripsi UIN Yogyakarta, 2019), 37

(44)

30

didasari sebuah ketentuan hukum islam, entah kaitanya terhadap aqidah, akhlak, atau berkaitan dengan muamalah.33

Seorang anak merupakan bagian dari keluarga yang nantinya akan menjadi penerus bagi orang tuanya dalam berbagai aspek. Peran penerus yang ditanamkan tidak lain melalui kuasa asuh yang dimiliki, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 11 angka 1. Orang tua dapat menanamkan apa yang mereka harapkan melalui anak mereka melalui pengasuhan yang dilakukan, tentunya akan sangat lebih baik jika dilakukan sedari dini.34

Lalu terdapat ayat tentang keluarga dalam Al-Qur'an yakni sebagai berikut:





























Artinya: ”Dan orang-orang yang berkata, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”.

33 Prof. Dr. Asmuni, Ma dan Dr. Nispul Khoiri, M.Ag, Hukum Kekeluargaan Islam, 5

34 Yuni Aprianti, “Pandangan Hukum Keluarga Islam Tentang Pengasuhan Overprotektif Orang Tua Terhadap Anak Di Desa Aik Mual Kecamtan Praya Kabupaten Lombok Tengah”, ( Skripsi, IAIN Mataram), hal 1-2

(45)

Dan QS. Ar-rum Ayat 21.











































Artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya lah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Berdasarkan pemahaman diatas, maka bisa disimpulkan jikalau hukum keluarga ialah ketetapan Allah SWT. yang sumbernya dari Al- Qur‟an serta As-sunnah, yang berhubungan dengan mukallaf di dalam pengaturan permasalahan yang kaitanya terhadap hubungan kekeluargaan, entah dari ikatan darah ataupun ikatan pernikahan.

Terkait tentang bagaimana orang tua dalam mengurus anak mereka, tentu terdapat berbagai jenis pengasuhan yang disaranakan kepada orang tua untuk diterapkan pada anak. Hal tersebut tentunya tergantung bagaimana orang tua mengendalikan hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarganya. Orang tua dapat mengasuh sesuai keinginanya, juga bisa dari diskusi yang dilakukan oleh kedua orang tua.

Rasulullah SAW. Dalam hal pengasuhan menerapkan metode pengasuhan dengan mengutamakan pendekatan secara lisan melalui nasihat dan juga teguran. Agama Islam berdasarkan perkembangan intelektual para ulama, pengasuhan serta pemeliharaan anak kemudian

(46)

32

tercermin ketentuanya secara nasional menjadi Kitab Undang-undang Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang tergolong dalam ketentuan tentang Hadhanah. Di dalam KHI sudah termuat pada pasal 77 ayat 3 yang berbunyi “suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh anak dan memelihara anak mereka, baik pertumbuhan jasmani rohani maupun kecerdasanya dan pendidikan agamanya”.35

Dalam pandangan psikologi Islam, terdapat beberapa hal yang menjadi kewajiban orang tua terhadap anak mereka dalam upaya membentuk etika, karakter dan moral anak. Diantaranya: memberi contoh suri tauladan yang baik, mencari waktu yang pas dalam pemeliharaan anak, bersikap adil dan menyama ratakan pemberian kepada anak, menunaikan hak anak, tidak suka memarahi dan mencela, dan membantu anak dalam berbakti dan mengajarkan ketaatan.36

Hadanah dalam Kompilasi Hukum Islam merupakan kebutuhan atau keharusan demi kepentingan anak itu sendiri, sehingga meskipun kedua orang tua mereka memiliki ikatan ataupun sudah bercerai anak tetap berhak mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya. Dalam Pasal 106 KHI disebutkan bahwa orang tua berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang belum dewasa atau dibawah

35 Syahril jamil, “Konstruksi Hukum Keluarga Islam Di Indonesia”, 1

36 Maimun, Psikologi Pengasuhan Mengasuh Tumbuh Kembang Anak dengan Ilmu, (Mataram:Sanabi, 2017), 37

(47)

pengampunan. Dan orang tua bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan kelalaian dari kewajiban.37

Ditambah dengan adanya KHI Pasal 98 terkait pemeliharaan anak:

Pasal 98

1. Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

2. Orang yang mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan di luar pengadilan.

3. Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang menunaikan kewajiban tersebut apabila orang tuanya tidak mampu.38

Para Ulama sepakat bahwa hukum hadhanah dalam merawat, mendidik anak itu merupakan sebuah kewajiban. Hal tersebut akan tidak berlaku ketika si anak telah dewasa dan mampu berdiri sendiri.

Menurut Mazhab Hanafi dan lain-lain “Masa hadhanah berahir apabila anak telah mecapai umur 7 tahun untuk laki-laki, dan usia 9 tahun untuk anak perempuan. 39

Dalam Hukum Perdata dijelaskan dalam pasal 383 1 KUHPerdata yaitu, “setiap wali harus menyelenggarakan pemeliharaan dan pendidikan terhadap pribadi si anak belum dewasa sesuai dengan harta kekayaanya dan ia harus mewakilinya dalam segala tindakan- tindakan.” Artinya, seseorang yang telah menjadi wali asuh

37 Erica Ferdiana, “Hak Hadhanah Anak Yang Belum Mumayiz Kepada Ayah Kandung Menurut Pasal 105 Kompilasi Hukum Islam”, (Skripsi, IAIN Curup, 2019), 54-55

38 Sekretaris negara republik Indonesia. KHI Undang-undang no 98 tentang pemeliharaan anak, pasal 98 ayat (1-3)

39 Slamet Abidin, “Fiqih Munakahat”, (Bandung, CV Pustaka Setia, 1999), 183

(48)

34

bertanggung jawab atas semua tindakan anak. Dalam ayat 2 pasal 383 ditentukan “si dewasa harus menghormati walinya” artinya, anak yang memperoleh perrwalian berkewajiban menghromati walinya.

Tabel 2.2

Konsep Hadhanah Dalam KHI

No. Konsep Hadhanah Dasar

1. Kewajiban orang tua memelihara jasmani, rohani, kecerdasan dan pendidikan.

Pasal 77 Ayat (3) 2. Hak mendapat pemeliharaan sebelum usia

dewasa (21) tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan.

Pasal 98 Ayat (1) 3. Hak diwakili secara Hukum. Pasal 98 Ayat (2) 4. Hak mendapat biaya penyusuhan Pasal 104 Ayat (1) 5. Hak mendapat pengasuhan dari Ibu dan nafkah

dari Ayah.

Pasal 105

6. Hak mendapatkan harta perawatan Pasal 106 Ayat (1) 7. Kewajiban orang tua membimbing atau

mendidik.

Pasal 110 Ayat (1)

(49)

35 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah mengadakan penelitian pada keilmiahan objeknya. Peneliti adalah instrumen terpenting, data dikumpulkan memakai tekhnik trianggulasi (gabungan), data analisisnya yakni induktif ataupun kualitatif, kualitatif sendiri lebih menekankan makna daripada generalisasi. Pelaksanaan penelitian jenis ini yaitu suasana yang alami, tidak terdapat manipulasi data, juga lebih menekankan deskripsi ilmiah.

Peneliti di dalam penelitian ini memakai jenis studi kasus dimana jenis ini ialah sebuah strategi penelitian. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyelidikan secara langsung serta cermat terkait program, kejadian, prosesnya.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang dipakai peneliti dalam menggali informasi atau data yang dibutuhkan, serta menjadi tempat untuk dilaksanakan penelitian. Peneliti dalam menentukan lokasi penelitian tentunya melakukan pertimbangan khusus seberapa menariknya lokasi tersebut, menarik tidaknya lokasi, keunikan, dan juga kesesuaian terhadap topik yang dipilih. Nasution mengemukakan bahwasanya lokasi penelitian itu mengarah kepada pemahaman lokasi sosial yang terdapat tiga unsur, yaitu pelaku, tempat untuk

(50)

36

observasi. Adapun tempat yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah di Desa Ledokombo Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sebuah sumber informasi untuk pencarian data-data serta masukan untuk menguak permasalahan penelitian, atau seseorang yang bisa memberi sebuah informasi. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah beberapa keluarga yang berbeda. Hal tersebut tentunya dipilih supaya dapat diketahui bagaimana pola asuh yang dipakai keluarga yang ada di Desa Ledokombo Kabupaten Jember, yang mempunyai latar belakang keluarga yang berbeda-beda.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah Observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi merupakan cara yang dipakai untuk mengumpulkan berbagai bahan keterangan serta data, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan yang tersusun mengenai kejadian yang menjadi tujuan pengamatan dalam mendapatkan data valid, sehingga penting untuk peneliti dalam menjalankan pengamatan langsung pada tempat yang berkaitan dengan bagaimana pola asuh kepada anak di era digital perspektif Hukum Keluarga Islam.

(51)

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang dipakai peneliti dalam menggali sebuah informasi

Gambar

Gambar 4.1 Struktur Pemerintahan Desa Ledokombo ...............................   49
Tabel 2.1  Orisinalitas Penelitian  NO  Nama, Tahun dan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pola komunikasi keluarga yang diterapkan orang tua kepada anaknya dalam mengatasi ketergantungan anak terhadap teknologi informasi komunikasi di

Pola asuh menurut Baumrind (dalam Yusuf 2008) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: “pola asuh demokratis, pola asuh otoriter, dan pola asuh

Penerapan pola asuh yang baik dalam pencegahan terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan bagi anak diharapkan kepada orang tua dapat memberikan pola asuh yang

dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua pada keluarga tersebut dalam.. mengembangkan keberagamaan bagi kehidupan

Menurut (Atmosiswoyo & Subyakto, 2003) pola asuh adalah pola pengasuhan anak yang berlaku dalam keluarga, yaitu bagaimana keluarga membentuk perilaku generasi

Pola Asuh Keluarga pada Anak Usia 10-14 Tahun Pola asuh merupakan suatu metode yang diterapkan orang tua untuk mengontrol, membimbing dan mendampingi putra-putrinya menuju

Hasil penelitian ini adalah orang tua tunagrahita ringan terhadap anak autis memiliki pola asuh yang lebih mengarah kepada pola asuh demokratis yaitu pola asuh yang memberikan perhatian

Pola Asuh Orang Tua dan Perkembangan Anak Usia Pra Sekolah _______________________ 89 POLA ASUH ORANG TUA DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH Oleh Endang Susilowati Staff