• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

a. 1. Pendekatan Penelitian

Untuk mengkaji dan memahami permasalahan Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat pada tahun pelajaran 2010/2011, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dan berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah di lapangan.

Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Moleong adalah:

Bersifat alamiah, manusia sebagai alat (instrument), metode kualitatif, analisa data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain yang bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

Selain itu, juga dikarenakan beberapa pertimbangan, hal tersebut sebagaimana dikemukakan Moleong sebagai berikut:

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini secara langsung menyajikan hakekat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena data-data yang akan dikumpulkan adalah data-data yang bersifat deskriptif di mana gejala-gejala atau fenomena yang diteliti dipaparkan secara sistematis, akurat, serta jelas tentang sifat-sifat atau obyek yang akan diteliti.

Sehingga penulis dapat memperoleh keterangan yang lebih luas dan mendalam mengenai hal-hal yang menjadi pokok pembahasan yang harus ditemukan jawabannya dalam skripsi ini sesuai dengan fakta yang ada bukan rekaan semata. Fenomena yang akan diamati adalah Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Madrasah Tsanawiyah Nahdatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat.

a. 2. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul di atas peneliti memakai dua variabel yaitu: Perpustakaan dan Minat Baca Siswa. Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami dan menafsirkan judul skripsi ini, maka peneliti mamandang perlu untuk mengemukakan penjelasan variabel yang sekaligus menjadi

penegasan istilah secara singkat yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

a. a. Perpustakaan

Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara tertentu digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi dalam rangka belajar mengajar di sekolah.

Adapun perpustakaan madrasah yang dimaksud di dalam skripsi ini adalah perpustakaan Madrasah Tsanawiyah Nahdatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011 yang digunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi dalam rangka menunjang proses belajar mengajar.

a. b. Minat

Dalam kehidupan ini kita akan selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan orang lain, benda situasi dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di sekitar kita. Dalam huhungan tersebut kita mungkin bersikap menerima, membiarkan atau menolaknya. Apabila kita menaruh minat, itu

berarti kita menyambut atau bersikap positif dalam berhubungan dengan objek atau lingkungan tersebut dengan demikian akan cenderung untuk memberi perhatian dan melakukan tindakan lebih lanjut.

Cukup banyak faktor-faktor dapat mempengaruhi timbulnya minat terhadap sesuatu, dimana secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan misalnya: bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian, dan yang berasal dari luar mencakup: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan justru mempengaruhi lebih besar terhadap timbul dan berkembangnya minat seseorang.

Secara sederhana minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang. Dalam batasan tersebut terkandung suatu pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha (untuk: mendekati/

mengetahui/ memiliki/ menguasai/ berhubungan) dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang, ada daya penarik dari objek.

a. 3. Kehadiran Penelitian

Tujuan utama kehadiran peneliti di lapangan adalah untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan kehadirannya mutlak dibutuhkan. Peneliti berkedudukan sebagai instrumen yang sangat penting karena peneliti sebagai pengumpul data-data atau instrumen- instrumen dari objek yang diteliti secara terus menerus dan terjadwal atau terencanakan.

Moleong mengatakan, “…kehadiran peneliti di lokasi penelitian sesuai dengan ciri penelitian kualitatif dimana peneliti adalah instrumen kunci, dengan demikian kehadiran peneliti di lapangan mutlak dibutuhkan.”

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang peneliti lakukan sebagai instrumen kunci, antara lain: mendesain dan mengatur berlangsungnya proses penelitian sebelum terjun ke lapangan dengan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan selama penelitian.

Kemudian mengurutkan dan mengelompokkan data-data hasil penelitian untuk kemudian diambil kesimpulan dengan hadir di lokasi penelitian dan bertemu langsung dengan para responden. Adapun kehadiran peneliti di lapangan bukan untuk mempengaruhi subyek penelitian atau manipulasi data dan informasi tetapi semata-mata untuk mendapatkan data-data yang akurat dan sewajarnya.

Adapun beberapa hal yang peneliti lakukan dalam penelitian ini antara lain: Melakukan observasi, melakukan wawancara

langsung, dan melakukan pencatatan yang berkaitan dengan gambaran umum lokasi penelitian.

a. 4. Sumber dan Jenis Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik

Suharsimi mengatakan, sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Jadi yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini peneliti kelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. a. Orang, yang dijadikan sumber data antara lain:

Kepala sekolah, guru, petugas perpustakaan, dan peserta didik.

b. b. Peristiwa, yang peneliti jadikan sumber data di sini adalah semua kejadian atau peristiwa yang peneliti amati dan alami selama proses penelitian di lapangan kaitannya dengan pengelolaan perpustakaan

c. c. Sumber tertulis, yakni berupa sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

Dan untuk memperoleh data yang valid, maka proses pengumpulan data yang peneliti lakukan tersebut, dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

a. 5. Teknik Pengumpulan Data

Sugiono mengatakan, “…Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.”

Data artinya informasi yang didapatkan melalui pengukuran-pengukuran tertentu untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta, sedangkan fakta itu sendiri adalah kenyataan yang telah diuji kebenarannya secara empirik, antara lain melalui analisis data.

Pada umumnya keberhasilan penelitian sangat ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat dalam pengumpulan data, dalam pengumpulan data dibutuhkan instrumen pengumpulan data atau

instrumen penelitian yang baik untuk mendapatkan data yang valid dan akurat di dalam melakukan penelitian pada objek permasalahan yang sedang diteliti oleh seorang peneliti.

Dalam hal ini, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan antara lain: Metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.

a. a. Metode Observasi (Pengamatan)

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item- item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

Fatoni mengatakan, “…Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.”

Metode observasi dapat juga diartikan sebagai suatu cara (pengamatan) dalam pengumpulan data yang dilakukan secara sengaja dan langsung pada obyek penelitian.

Jadi dapat dipahami bahwa observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan dilakukan melalui alat indera baik langsung ataupun tidak langsung. Dengan perkataan lain pengumpulan data yang

dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga hasilnya dapat digunakan oleh peneliti dan hasil observasi harus dapat memberi kemungkinan untuk ditafsirkan secara ilmiah.

Berdasarkan keterlibatan pengamat dalam kegiatan mengamati orang-orang yang diamati dan jenisnya. Maka observasi dapat dibedakan menjadi dua yakni observasi partisipan dan observasi non partisipan.

a. 1) Observasi partisipan

Observasi partisipan merupakan proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti terlibat langsung atau berperan sebagai pengamat di lokasi penelitian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti dan seakan-akan peneliti merupakan bagian dari mereka.

a. 2) Observasi non partisipan

Observasi partisipan merupakan observasi dimana peneliti tidak berperan atau ikut terlibat sebagai pengamat di lokasi penelitian dalam kegiatan-kegiatan yang subyek lakukan.

Di antara kedua observasi di atas, peneliti menggunakan observasi partisipan atau langsung yakni hadir di lokasi penelitian dan berperan sebagai pengamat dengan terjun langsung di lokasi yaitu di Madrasah Tsanawiyah

Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Tahun Pelajaran 2010/2011.

Alasan peneliti menggunakan observasi partisipan karena peneliti menjadi bagian integral dari situasi yang diteliti dan dapat mengenal situasi dengan baik serta dapat mengumpulkan data dan informasi yang sebanyak-banyaknya dengan tidak mempengaruhi situasi yang sewajarnya.

Adapun data atau objek yang di observasi secara partisipan ini adalah perpustakaan, data-data yang ada dalam perpustakaan dan siswa-siswi yang mengunjungi perpustakaan.

a. b. Metode Wawancara (Interview)

Metode kedua yang peneliti gunakan adalah metode wawancara atau interview. Wawancara atau interview adalah proses tanya jawab penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih bertatap muka secara langsung saling bertukar informasi-informasi atau keterangan-keterangan.

Dengan perkataan lain wawancara adalah metode tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung dan terjadi tanya jawab antara keduanya.

Fatoni mengatakan, “...wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang

berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.”

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui tanya jawab secara langsung dimana peneliti mendengarkan langsung jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden dan mencatatnya. Secara garis besar teknik wawancara dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. 1) Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan atas persiapan wawancara berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman saat melakukan wawancara.

Sesuai dengan pendapat Suharsimi bahwa,

“...Pedoman wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda check pada nomor yang sesuai.”

a. 2) Wawancara tidak terstruktur

Sementara wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan dan pertanyaan-pertanyaannya tidak disusun

terlebih dahulu secara baku, tetapi disesuaikan dengan keadaan atau pewawancara yang memegang kendali.

Untuk mendapatkan informan kunci yang tepat sesuai dengan fokus penelitian, maka informan diambil berdasarkan perposive sampling (pengambilan sampel sesuai kebutuhan).

Sumber informasi dalam penelitian diambil baik dari data primer maupun sekunder. Sumber Informasi Kunci (Key Informan), yaitu Kepala sekolah dan Sumber Informasi Penunjang (Supportive Informan ), yang terdiri dari:

a. a) 1 Orang Kepala Sekolah (Drs H. Abdul Karim),

b. b) 2 Orang Guru ( Abdul Hanan, S.Pd. dan Muhasib, S.Pd I.),

c. c) 1 Orang Kepala Tata Usaha (Muh. Munir, S.Ag),

d. d) 2 Orang Penjaga Perpustakaan (Ratna Sari dan Rahmi), dan

e. e) Siswa yang sering mengunjungi perpustakaan.

Adapun pedoman wawancara (interview) yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat secara bebas dan leluasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan serta proses wawancara dilakukan secara mendalam (deep

interview) sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak dan terinci. Sebelum peneliti melakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti menyiapkan daftar permasalahan yang akan diwawancarakan yang termuat dalam pedoman wawancara.

a. c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Jadi teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Moleong mengatakan, “…Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis ataupun film, dari itu record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyelidik.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode dokumentasi pada prinsipnya adalah metode pengumpulan data dari catatan peristiwa atau laporan tertulis dari suatu kejadian yang telah berlalu.

Dalam penelitian ini penggunaan metode dokumentasi dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang di lokasi penelitian tentang gambaran lokasi penelitian berupa keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki dan jumlah bahan pustaka yang ada di dalam perpustakaan..

a. 6. Teknik Analisis Data

Agar dapat memberikan pemahaman yang jelas terhadap data-data yang telah dikumpulkan melalui proses pengumpulan data dan juga setelah peneliti meninggalkan lapangan, maka data yang terkumpul selama melakukan penelitian perlu dianalisa dan di interpretasikan dengan teliti dan cermat sehingga akan diperoleh kesimpulan yang obyektif dari penelitian tersebut.

Pengertian analisis data menurut Moleong, “…Analisa data adalah proses pengorganisasian data dan pengurutan data ke dalam pola kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat di temukan tema serta dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang di sarankan oleh data.”

Dari rumusan di atas, dapat dipahami bahwa analisis data yang dimaksud adalah peneliti mengorganisasikan data, yaitu data yang telah terkumpul dan terdiri dari berbagai sumber di lapangan, mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan mengelola data yang bertujuan menemukan tema dan pada akhirnya di angkat menjadi teori substantif. Dalam menganalisa data, peneliti menerapkan tiga langkah, yaitu:

a. a. Persiapan

Adapun kegiatan yang penulis lakukan dalam langkah persiapan ini adalah:

1. 1) Mengecek nama dan kelengkapan orang-orang serta benda-benda yang menjadi sumber data.

2. 2) Mengecek kelengkapan data yaitu memeriksa data- data yang telah diperoleh di lokasi penelitian.

a. b. Tabulasi

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah dengan cara menyajikan data yang ada di lokasi penelitian dalam bentuk tabel seperti, Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat, Struktur Organisasi Kesiswaan/BP dan Struktur Organisasi Pengurus Osis Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Muslimin Ad-Dinul Qayyimu Kapek Gunungsari Lombok Barat pada tahun pelajaran 2010/2011.

a. c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian

Mengingat penelitian ini menampilkan data-data kualitatif, maka penerapan analisa data yang digunakan adalah analisa data secara induktif, yaitu analisa data yang berangkat dari kasus atau peristiwa serta kaidah-kaidah berpikir dari hal- hal yang bersifat khusus kemudian melakukan generalisasi dengan mengambil kesimpulan yang sifatnya umum.

a. 7. Validitas Data

Validitas data atau kredibilitas data bertujuan untuk membuktikan kevaliditan data atau informasi yang telah dikumpulkan. Untuk membuktikan kevaliditasan data maka diperlukan teknik pemeriksaan validitas data untuk membuktikan kebenaran data tersebut. Dalam pemeriksaan data, peneliti mengacu kepada teknik pemeriksaan data yang diungkapkan oleh Moleong.

Perpanjangan penelitian/ keikutsertaan, ketekunan/ keajengan pengamatan, triangulasi, pemeriksaan teman sejawat, analisa kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, kecukupan referensi.

Dari semua teknik pemeriksaan di atas, peneliti hanya menggunakan beberapa tekhnik di antaranya, yaitu:

a. a. Perpanjangan Penelitian

Keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data sangat penting, sebab keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi memerlukan perpanjangan waktu peneliti pada latar penelitian. Adapun tujuan memperpanjang waktu penelitian adalah untuk memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan atau kevaliditan data yang dikumpulkan, untuk mempelajari informasi-informasi yang diperoleh dari para informan, dan untuk membangun kepercayaan para subyek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.

a. b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan adalah: Ketekunan yang bertujuan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci untuk memperoleh data secara lebih mendalam.

Adapun alasan peneliti melakukan ketekunan pengamatan ini adalah untuk mengetahui kedalaman hal-hal yang diteliti dengan rinci secara berkesinambungan, sehingga peneliti dapat memahami apa yang diteliti. Adapun tujuan penggunaan teknik ketekunan pengamatan ini adalah untuk menghindari terjadinya kesalahan baik dari pihak responden ataupun kekeliruan dalam menyusun data, sehingga dapat direvisi dan diperoleh data yang valid, teratur, rinci dan berkesinambungan serta dapat dipertanggung jawabkan.

a. c. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam triangulasi ada empat macam teknik yang digunakan untuk pemeriksaan data yang di temukan yaitu triangulasi dengan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah pemeriksaan kebenaran data melalui sumber dan teori.

Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:

1.1) Triangulasi dengan sumber

Patton dalam Moleong mengemukakan

“…Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.”

Dengan menggunakan triangulasi bentuk sumber maka data yang didapat bisa di cek kebenarannya dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi dari dokumentasi.

1. 2) Triangulasi dengan teori.

Lincoln dan Guba dalam Moleong mengemukakan

“…berdasarkan anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, di pihak lain hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival explanation).”

Triangulasi dengan teori yaitu dengan membandingkan data hasil penelitian dengan beberapa teori

yang lainnya. dengan membandingkan dengan beberapa teori maka akan menunjang keabsahan data.

Triangulasi merupakan cara untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan.

Dengan triangulasi peneliti dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori.

Hal tersebut di atas dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang bervariasi, mengeceknya dengan berbagai sumber data dan memanfaatkan berbagai teori agar pengecekan validitas data dapat dilakukan.

Dalam penerapan teknik ini, peneliti menggunakan teknik membandingkan data atau mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dan membandingkan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang serupa yaitu antara metode observasi dan wawancara.

Adapun tujuan penggunaan triangulasi ini adalah untuk me-recheck hasil temuan di lapangan dan

menghilangkan perbedaan-perbedaan yang diperoleh pada latar penelitian.

Dokumen terkait