BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
27
berdasarkan konsep, tema dan kategori tertentu sehingga memberikan gambaran yang jelas, yang akanmempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
c. Penyajian Data (Display)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya yaitu menyajikan data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya.Namun di dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk menyajikan data yaitu dengan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
d. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.46
7. Pengecekan Keabsahan Data
Di dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid jika tidak ada perbedaan antara apa yang dilaporakan oleh peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Akan tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran realitas dan menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada konstruksi makna, dibentuk
46 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.
405-412.
28
dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.47
a. Credibility/ Kredibilitas
Uji kredibilitas atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan
1) Perpanjang Pengamatan
Dengan memperpanjang pengamatan artinya peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan memeperpanjang pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin dekat dan semakin terbuka sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.
2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan artinya melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan, data yang telah dikumpulkan oleh peneliti di lapangan dapat diperiksa salah atau tidak, peneliti juga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.48
3) Trianggulasi
Trianggulasi merupakan usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 3 jenis Triangulasi yaitu:
a) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Pada triangulasi sumber peneliti menggunakan triangulasi sumber dimana peneliti menggali informasi dari berbagai sumber baik menggunakan wawancara maupun observasi.
47Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.
432.
48Ibid. hlm. 436-438.
29 b) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang saran dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.
c) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.49 4) Kecukupan Referensi
Dalam penelitian kualitatif, bahan referensi merupakan pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.Sebagai contoh yaitu data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data interaksi manusia atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh adanya foto-foto. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif misalnya kamera dan recorder dibutuhkan untuk mendukung kreadibilitas data yang ditemukan.50
5) Coding Data
(open coding) merupakan bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penanaman dan pengategorian fenomena malalui pengujian dasar secara teliti. Tanpa tahap analisis dasar pertama ini. Sisa analiisis dan komunikasi yang mengikuti tidak dapat mengambil tempat selama pengodean terbuka data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah. Kemudian diuji secara cermat dan dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, pertayaan-pertayaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. 51Dengan melalui proses ini, asumsi seseorang atau orang lain tentang fenomena
49Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2013 ), hlm. 274.
50Ibid…, hlm. 275.
51 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 137.
30
dipertayakan atau dijelajahi sehingga mengarah pada penemuan-penemuan baru.
b. Transferability Transferability
merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.
Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat 50Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 137. 38 diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2007:276)52
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti niali transfer sangat bergantung pada pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan.
c. Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji comfirmability penelitian. Penelitian bisa dikatakan objekti apabila hasil penelitian telah disepakati oleh lebh banyak orang.
Penelitian kualitatif uji comfirmability berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan.
Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar comfirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Dependability
Reliabilitas atau penelitian yang dapat dipercaya, dengan kata lain beberapa percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang dependability atau reliabilitas adalah penelitian apabila penelitian yang dilakukan oleh orang
52Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (Bandung:
Alfabeta, 2007) h.70
31
lain dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. MIalnya bisa dimulai ketika bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, terjun ke lapangan, memilih sumber data, melaksanakan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai pada pembuatan laporan hasil pengamatan.
I. Sistematika Pembahasan
Pada bagian ini depaparkan isi dari setiap bab yang meliputi :
1. Bagian awal, terdiri dari halaman sampul, halaman judul, persetujuan pembimbing, nota dinas, penyataan keaslian skripsi, halaman motto, halaman pesembahan, halaman pengesahan, kata pengatar dan daftar isi
2. Bagian isi, terdiri dari Bab I: Pendahuluan Pada bab I ini berisi penjelasan yang dimulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika, Bab II: Paparan dan Temuan Penelitian Pada bagian ini terdiri dari dua pokok pembahasan, diantaranya yaitu paparan data lokasi penelitian dan deskripsi data hasil penelitian, Bab III:
Pembahasan Pada bagian pembahasan memaparkan proses analisis terhadap temuan penelitian, sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teori, sebagaimana diungkapkan di bagian pendahuluan, Bab IV:
Penutup Pada bagian penutup akan diuraikan mengenai kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran lampiran
32 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah berdirinya MIN 6 Bima
Nama madrasah adalah MIN 6 BIMA.Nomor NPSN 60725116 sedangkan NSM 111152060006.Status madrasah adalah satu-satunya Madrasah Ibtidaiyyah di bawah naungan kementrian agama yang ada di Kecamatan Bolo dengan akreditasi A, tahun berdirinya madrasah pada tahun 1968. Nama awal MIN 6 Bima adalah Darul Ulum yang kemudian berganti nama menjadi MIN Sila dan setelah dilakukan akreditasi berganti nama menjadi MIN 6 Bima, dengan akreditasi A. madrasah MIN 6 Bima memiliki area tanah seluas 3.057 m². luas lahan yang dipakai bangunan 574 m².
Madrasah MIN 6 Bima terletak di desa Kananga Jln. Lintas Sumbawa RT.01 RW.01 Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat, kode pos 84161 Email : [email protected] .
MIN 6 Bima adalah satu-satunya Madrasah Ibtidaiyyah Negeri dibawah naungan kementrian agama yang ada di Kecamatan Bolo yang terletak di desa Kananga yang didirikan pada tahun 1968. terbukti mendapat banyak prestasi baik ditingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.53
2. Visi Misi Dan Tujuan Sekolah
Adapun visi misi dan tujuan sekolah yaitu:
a. Visi
MIN 6 Bima sebagai lembaga pendidikan dasar perlu mempertimbangkan harapan murid, orang tua murid, lembaga pengguna, lulusan sekolah dan masyarakat dalam merumuskan visinya. MIN 6 Bima juga diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang sangat cepat. MIN 6 Bima ingin mewujudkan harapan dalam visi yaitu terwujudnya murid yang berimtaq, cerdas, terampil
53MIN 6 Bima, Dokumentasi 2 Agustus 2022.
33
dan berbudaya. Sebagai indikator dari visi ini adalah terbentuknya generasi yang memiliki karaktersitik :
1) Taat melaksanakan aktifitas keagamaan dalam segala situasi dan kondisi.
2) Cerdas dan kompetitif dalam melanjutkan pendidikan.
3) Terampil sesuai dengan bakat, minat dan potensi.
4) Setia kawan, santun, berbudaya dan taat pada aturan yang berlaku.
b. Misi
1) Menanamkan keyakinan akidah melalui pengamalan ajaran agama.
2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
3) Mengembangkan pengetahuan di bidang IPTEK, bahasa, olahraga, dan seni budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
4) Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler untuk menunjang prestasi akademik.54
5) Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dengan mengikuti pelatihan, seminar, workshop, KKG, KKGM, dan menguasai IT (Informasi dan Teknologi).
c. Tujuan
1) Lulusan memiliki aqidah yang kokoh dan tekun beribadah secara benar.
2) Lulusan memiliki karakter jujur, santun, disiplin dan bertanggung jawab.
3) Lulusan memiliki karakter toleran, menghargai perbedaan, memilki jiwa persatuan, peduli dan berguna bagi sesama.
4) Lulusan memiliki budaya hidup bersih, sehat dan bugar.
5) Melakukan kerjasama yang harmonis antar komponen sekolah dan lembaga kemasyarakatan menuju sekolah yang inovatif.55
54MIN 6 Bima, Dokumentasi 2 Agustus 2022.
55MIN 6 Bima, Dokumentasi, 2 Agutus 2022
34
3. Struktur Organisasi Keperguruan MIN 6 Bima
Struktur organisasi sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan.Dimana struktur organisasi menunjukan fungsi atau tugas masing-masing.
Berikut gambar struktur organisasi pada madrasah MIN 6 Bima:
Gambar 2.1 Struktur organisasi guru MIN 6 Bima56 4. Keadaan Guru Dan Murid MIN 6 Bima
a. Data Guru
Pendidik atau guru adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam dunia pendidikan.Dimana tugas pendidik menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan.Pendidik merupakan tenaga yang bertugas untuk membimbing, mengajar dan melatih peserta didik. Maksudnya guru sebagai perantara sebagai usaha dalam memperoleh perubahan tingkah laku peserta didik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat melalui tabel berikut:
35 Tabel 2.1
Data Guru Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 6 Bima Tahun 2021/2022
No Nama/NIP Jabatan L/P Golongan
1 Ikdam, S.PdI
NIP.1975060319990310 05
KAMAD L IV/a
2 Ratnah, S.Pd
NIP.1963123119930120 03
GU P IV/a
3 Amiruddin, S.Pd.SD NIP.1971120619930310 03
GU L IV/b
4 Sitti Rahmah, S.PdI NIP.1973021919970310 00
GU P IV/a
5 HJ. Sumarni, S.Pd NIP.1969030119940320 02
GAI P IV/a
6 Hadijah, S.Pd
NIP.1969070619980320 02
GAI P IV/a
7 Suryati, S.Ag
NIP.1968120520050120 01
GAI P IV/a
8 Ummiati, S.PdI
NIP.1970081320031220 01
GAI P III/b
9 ST. Rohani
NIP.1964052219880320 01
TU P III/b
10 Nurjaya, S.PdI
NIP.1974123120050120 42
GAI P III/b
11 Rosnawati, S.Pd.SD GU P III/b
36 NIP.1981012320071020 03
12 Masni PHT P -
13 Aminah, S.PdI GHT P -
14 Fitri Haryanti, S.PdI GHT P -
15 Sri Yulyarti, S.Pd GHT P -
16 Sri Suryanti, S.Pd GHT P -
17 Juriati, S.PdI GHT P -
18 Sri Jauhari, S.Pd GHT P -
19 Rabiatun PHT P -
20 Abdul haris, S.PdI GHT L -
21 ST. Nurcahya PHT P -
22 Suhardiknas, S.Pd PHT L -
23 Ade Irma suryani, S.PdI GHT P -
24 Ardiansyah, S.Pd GHT L -
25 Safrani, S.Pd GHT P -
26 Endang Kurniawati, S.Pd
GHT P -
27 Asbach Mirshadi, S.Pd GHT L -
28 Ulfah Annisah, S.Pd GHT P -
29 Hardianti, S.Pd GHT P -
30 Dini Haryati, S.Pd GHT P -
31 Faisal Hakim, S.Pd GHT L -
32 Helmeiti, S.Hum GHT P -
33 ABD. Rafik, M.Pd GHT L -
34 Muhammad Furkan, M.Si
GHT L -
35 Syahrir Ramadhan PHT L -
36 Nurhaidah GHT P -
37 Ramli, S.Pd GHT L -
38 Kasmir, S.PdI GHT L -
39 M. Hanafi, S.PdI GHT L -
40 St. Nurul Istikamah, S.Pd
GHT P -
41 Ainul Latifah, S.Pd GHT P -
37
Sumber Informasi: Dokumentasi Min 6 Bima Tahun Pelajaran 2021/2022.
Berdasarkan tabel diatas jumlah guru di MIN 6 Bima berjumlah 41 orang, 1 guru berjabat sebagai kepala sekolah, 12 guru berjabat sebagai PNS, 24 Guru Honor Tetap (GHT), dan 5 orang sebagi Petugas Honor Tetap (PHT)
b. Data Siswa
Adapun data siswa MIN 6 Bima pada tahun pelajaran 2020/2021 berjumlah 316 siswa, dan sebagian besar siswa MIN 6 Bima berasal dari sila dan sekitarnya. Berikut perincian keseluruhan data siswa MIN 6 Bima bisa dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 2.2
Data siswa MIN 6 Bima Tahun Pelajaran 2021/2022
No. Tingkat Nama
kelas
Jumlah siswa
1 I A 26
B 27
2 II A 22
B 24
3 III A 29
B 29
4 IV A 28
B 28
5 V A 27
B 27
6 VI A 28
B 20
Jumlah 316 Siswa
Sumber Data: Dokumentasi MIN 6 Bima Tahun Pelajaran 2020/2021
38
5. Keadaan Sarana Dan Prasarana MIN 6 BIMA
Sarana dan prasarana merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah menentukan kelancaran dalam mencapai tujuan pendidikan.Oleh karena itu MIN 6 Bima menyediakan sarana dan prasarana. Bisa dilihat melalui tabel di bawah ini:
1. Data Bangunan/Gedung
Adapun data bangunan atau gedung di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 6 Bima sebagai berikut:
Tabel 2.3
No Uraian Vo Satuan Kondisi
Rusak ringan
Rusak berat
Baik
1 Ruang Kelas 12 Ruang 2 Ruang
Perpustakaan
1 Ruang
3 Lab Ipa 0 Ruang
4 Lab Bahasa 0 Ruang 5 Lab computer 0 Ruang 6 Musholla 1 Unit 7 Ruang
Kepala
1 Ruang
8 Ruang Guru 1 Ruang 9 Ruang Tu 1 Ruang
Sumber : Data Gedung Min 6 Bima 2Tahun Pelajaran 2021/2022
39 6) Data Peralatan Dan Mesin
Adapun data peralatan dan mesin di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri 6 Bima sebagai berikut:
Tabel 2.4
No. Uraian Volume Satuan Keterangan
1 Kendaraan roda 4
0 Unit
2 Kendaraan roda 0 Unit
3 Komputer/ pc 2 Unit 2 rusak kena
banjir
4 Laptop 5 Unit 2 rusak kena
banjir
5 Printer 3 Unit
6 Scanner 1 Unit
7 Kamera 0 Unit
8 Meubel air 20 Unit ½ kena banjir
9 Pompa air 1 Unit
Sumber : Data Peralatan Dan Mesin Min 6 Bima Tahun Pelajaran 2021/2022
B. Proses Penerapan Penilaian Ranah Afektif Pada Mata Pelajaran SKI Kelas V Di MIN 6 Bima
Adapun hasil temuan penelitian terkait penerapan proses penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI kelas V di MIN 6 Bima sebagai berikut:
1. Perencanaan Penilaian Afektif
Berdasarkan hasil observasi pada minggu ke-1 dalam penerapan proses penilaian ranah afektif guru perlu melakukan beberapa hal yang harus dilakukan dalam penerapan ranah afektif yaitu berupa, perencanaan, pelaksanaaan. Dalam hasil observasi awal yaitu perencanaan dalam perencanaan seorang guru menyiapkan RPP yang menjadi acuan untuk melakukan proses pembelajaran dalam hal perencanaan penilaian ini juga guru menggunakan aspek nilai seperti isntrument penilaian yang akan dinilai oleh guru di MIN 6 Bima meliputi, istrument sikap, minat,
40
konsep diri, nilai dan moral. karena itu untuk mencapai hal tersebut guru mampu memrancang prograng pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik, pendidik juga harus memperhatikan karakteristik ranah afektif peserta didik dalam hal itu peneliti mengadakan wawancara langsung dengan narasumber yaitu ibu Suryati S.Ag dan kepala sekolah57
Wawancara dengan kepala sekolah mengatakan bahwa :
Peneliti : Bagaimana menurut bapak terkait dalam penilian ranah afektif guru harus menyiapkan perencanaan?
Informan : menurut saya dalam ataupu jika ingin melakukan yang namanya pembelajaran ataupun penilaian guru harus menyiapkan perencanaan sebagai penunjang agar dapat terlaksana dengan baik sesua perencanaan awal seperti RPP misalnya. (W.1.2.1.S.4-08- 2022)
Dari hasil observasi di atas, maka penelitian ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru SKI, Ibu Suryati pada pagi hari mengatakan bahwa:
Peneliti : Bagaimana perencanaan penerapan penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI
Informen : dalam penerapan proses penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI yakni dengan menyiapkan perencanaan, saya menyiapkan yang namanya RPP sebagai acuan seorang guru untuk memulai pembelajaran,dalam hal ini saya menginformasikan aspek afektif yang dinilai dalam pembelajaran SKI kepada siswa dan juga saya menyampaikan ada beberapa tingkatan atau bagian pada ranah afektif yaitu, penerimaan, menanggapi, menialai, organisasi dan karakterisasi saya menyampaikan informasi tersebut pada awal semester”
(W.1.1.1.S.4-08-2022)
57 MIN 6 Bima, Observasi, 4 Agutus 2022
41
Pernyataan Suryati diperkuat dari hasil wawancara dengan siswa di MIN 6 Bima mengatakan bahwa :
Peneliti : Bagaimana menurut adek dalam proses penerapkan penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI?
Informen : iya kak guru menyampaikan beberapa hal yaitu berupa kedisiplinan, ketertiban, kerajinan, kerapian, kejujuran, keaktifan, ketekunan, keberanian dan beberapa hal ini juga yang akan dinilai.
guru juga menyampaikan kepeda kepada siswa bahwa aspek tersebut dinilai berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.” (W.1.3.1.S.4-08-2022)
Selain hasil wawancara dan observasi, peneliti juga melampirkan data dokumentasi berupa RPP dan instrment yang digunakan pada penilaian ranah afektif. Lampiran tersebut terlampir pada lampiran ke-158
2. Pelaksanaan Penilaian Afektif
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di MIN 6 terkait perencanaan pasti ada yang namanya pelaksanaan dalam hal itu diketahui guru tidak melaksanakann penilaian afektif sesuai dengan perencanaan. Guru melakukan penilaian dengan menggunakan instument penilaian yang telah dibuat. Guru melakukan penilaian terhadap aspek afektif sesuai dengan pengamatan guru selama kegiatan pembelajaran SKI berlangsung.
Pemberian penilaian afektif yang dilaukan guru pada kriteria atau rubrik penilaian yang telah disusun. Hal ini dikarenakan guru melakukan penilaian afektif pada awal semester.59
Adapun hasil wawancara dengan imam siswa kelas V mengatakan :
Peneliti : Bagaimana menurut adek dalam pelaksanaan penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI?
Informen : iya kak pada pelaksanaan pembelajaran guru sudah memberitatahukan bahwa guru akan melakukan penilaian pada
58MIN 6 Bima, Documentasi, 5 Agustus 2022
59MIN 6 Bima, Observasi, Pukul, 5 Agustus 2022
42
awal semester atau awal pertemuan, penilaian tersebut berupa penilaian afektif khuusnya.” (W.1.3.2.S.4-08-2022)
Adapun hasil wawancara dengan kepala sekolah mengatakan :
Peneliti : Bagaimana menurut bapak tentang proses penerapan penilaian ranah afektif?
Informan : itu harus dilakukan agar kita sebagai pendidik tau kemajuan daripada ranah afektif siswa mau itu dari sikap, nilai, moral, konsep diri dll. (W.1.2.2.S.5-08-2022)
Adapu hasil wawancara dengan di ibu Suryati Mengatakan:
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI ?
Informen : saya melakukan penilaian afektif siswa pada tahap awal semester. Pada tahap inilah saya sebagai pendidik harus mampu memahami karakteristik peserta didik agar saya bisa melakukan penilaian afektif dengan menggunakan instrumen penilaian dan lembar penilaian yang sudah saya siapkan ” (W.1.1.2.S.5-08-2022)
Didukung dari hasil observasi, peneliti juga tidak menemukan guru melakukan pengamatan terhadap aspek afektif yang akan dinilai terhadap siswa dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun. Alasan yang diutarakan guru terkait belum dilaksanakanya penilaian afektif sesuai perencanaan yaitu keterbatasan waktu dan karena berbagai tugas yang diemban oleh guru. diluar dari pada itu pada pelaksanaan seorang guru juga harus memberikan penguatan terhadap kemampuan afektif siswa.
Guru mempu memberikan penguatan dengan menunjukan mana perilaku yang baik dan yang kurang baik. 60
60MIN 6 Bima, Observasi,5 Agustus 2022
43
Adapun hasil wawancara ibu suryati Mengatakan : Peneliti : Apakah proses penilaian afektif dilakukan setiap hari Informen : Tidak, proses penilaian afektif hanya dilakukan pada tahap awal semester. (W.1.1.3.S.6-08-2022)
Adapun hasil wawancara ibu Nurjaya yang mengatakan:
Peneliti : Bagaimana cara ibu memberikan penguatan/apresiasi kepada pesertadidik dalam menunjang ranah afektif pada pelajaran SKI?
Informen : dalam hal tersebut juga saya selaku pendidik harus mampu memberikan penguat dalam penerapan proses penilaian ranah afektif dengam cara kita memberikan berupa teguran dan pujian guru juga menceritakan kembali buka dulu memory anak anak agar hal tersebut menjadi penguat dan agar mereka termotivasi dalam proses pembelajaran berlangsung.”
(W.1.1.5.S.6-08-2022)
Sedangkan hasil wawancara kepala sekolah MIN 6 Bima mengatakan:
Peneliti : Bagaimana tangapan bapak tentang memberikan penguatan/apresiasi kepada peserta didik dalam menunjang ranah afektif?
Informen : bahwa anak-anak masih ada yang belum bisa belajar secara efektif dan tentu guru harus mampu memberikan penguatan terhadap siswa agar siswa bisa menerapkan dalam kehidupan sehari harinya lebih kususnya dalam ruang lingkup sekolah”
(W.1.2.3.S.6-08-2022)
Sedangkan pernyatan beberapa orang diatsa diperkuat oleh ibu Suryati Mengatakan
Peneliti : Bagaimana cara ibu dalam memotivasi peserta didik?
44
Informen : Seorang guru harus mampu memberikan beragam motivasi terhadap peserta didik khusunya dalam hal ranah afektif siswa agar apa? Siswa mampu percaya diri, menarik minat, nilai maupun emosi anak, dalam hal itu guru harus mampu menghairkan beraga motivasi seperti memberikan kata-kata motivasi, berikan sikap positif, kasih hadiah dan masih banyak lagi dalam hal itulah siswa akan lebih aktif dalam belajar.”
(W.1.1.4.S.6-08-2022)
Terkait dengan hasil wawancara yang didapatkan penelitian dari guru dan siswa, peneliti juga melakukan kegiatan observasi.
Dari hasil pegamatan di awal pembelajaran guru memberikan kata- kata motivasi terhadap siswa yang akan sangat berguna dimasa depan 61
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, peneliti juga melampirkan data berupa RPP yang digunakan ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran lampiran tersebut peneliti lampirkan pada lampiran ke-1
C. Faktor-Faktor Yang Menghambat Proses Penilaian Ranah Afektif Pada Mata Pelajaran SKI Kelas V Di MIN 6 Bima
Dalam proses penilaian ranah afektif tidak jauh ataupun tidak lepas dari yang namanya faktor-faktor penghambat, adapun faktor-faktor yang menghambat proses penilaian ranah afektif pada mata pelajaran SKI Kelas V di MIN 6 Bima sebagai berikut:
1. Kurangnya kesiapan guru
Berdasarkan hasil observasi pada minggu ke-2 hari pertama hal ini seperti yang terjadi di MIN 6 Bima peneliti melihat ada sebagian guru yang masih kurang siap dalam menyampaikan materi dan juga kurangnya kesiapa guru dalam menyediakan media saat proses pembelajaran, kekurangan dalam hal itulah yang membuat guru kurang efektif dan bisa menjadi salah satu faktor yang menghambat proses penilaian ranah afektif.62
61MIN 6 Bima, Observasi, Pukul, 6 Agustus 2022
62MIN 6 Bima, Observasi, Pukul, 8 Agustus 2022