• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan peneliti merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk ditentukan dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat menghasilkan suatu penelitian yang respresentatif, karena pendekatan penelitian merupakan metodologi (cara) dan metode (alat) penelitian.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ini merupakan katagori penelitian lapangan (feld reseach) yang merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena dipandang mampu menganalisa realitas sosial yang lebih detail.24

Penelitian didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data, deskriptif, berupa data-data yang tertulis dari perilaku yang diamati.25 maka pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah, karena orientasinya demikian maka sifatnya naturalistic dan mendasar atau

23Loren Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm .183

24George Ritzer dkk, Teori Sosiologi, (Yogyakarta : Kreasi Wacana, 2009), hlm. 123

25Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 1989), hlm, 3

bersifat kealamian serta tidak bisa dilakukan di laboraturium melainkan di lapangan. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penulis memilih metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada tempat penelitian sangat diperlukan atau bahkan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh peneliti, karena ini merupakan instrument kunci guna mendapatkan kredibilitas data yang akurat dan valid. Kehadiran peneliti dalam suatu penelitian disamping mempermudah dalam melakukan observasi juga pendekatan terhadap pengurus pimpinan komisariat sebagai sumber pengambilan data, juga menjadi saksi tersendiri atas hal-hal yang terjadi pada masalah-masalah yang diteliti, sehingga telah meyakinkan dan dengan melakukan pengecekan sejawat dapat memberikan nilai tersendiri terhadap hasil dari penelitian yang dilakukan.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah “kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain- lainya. Sumber data kata-kata dan tindakan adalah orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data yang paling utama, sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman vidio/audio dan yang lainya.

Maka dalam penelitian kualitatif yang berlangsung yang menjadi sumber informasi dari data yang di perlukan peneliti adalah Pimpinan Komisariat yang berada di UIN Mataram.

4. Tehnik pengumpulan data

Adapun metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data di lapangan adalah melalui metode obsevasi, dokumentasi, dan wawancara.

a. Metode observasi

Observasi adalah studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Dalam kaitan dengan penelitian ini,peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap pengamatan, situasi, perilaku dan keadaan dilokasi serta objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indra.26

Dalam teori yang dikemukakan oleh Larry Cristensen yang menyatakan bahwa. Dalam penelitian observasi diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan.

Observasi merupakan cara yang paling penting untuk

26Suharsini Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 134.

mendapatkan informasi pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan apa yang dikerjakan.27

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan observasi nonparticipant observation.

1) Observasi partisipan (participant observation)

Dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian, sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang menjadi kegiatan sumber data, ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

2) Observasi nonpartisipan (nonparticipant observation)

Dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas orang yang sedang diamati maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya pengamat independen.28

27Sugiyino, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung : Alfabeta, 2014), hlm. 196-197.

28Ibid, hlm. 197.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi partisipan karena dilakukan langsung kepada objek yang diteliti yakni pada anggota kader IMM UIN Mataram.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa data, catatan, buku-buku, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam menggunakan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data, penelitian mengumpulkan data dan informasi dalam bentuk profil IMM .

c. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah salah satu kegiatan yang di lakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.

Dalam pelaksanaaan wawancara, peneliti atau wawancara membawa pedomam yang “semi structured.” Dalam hal ini peneliti atau pewawancara mula-mula menanyakan beberapa hal yang terlebih dahulu telah disiapkan untuk diajukan kepada responden. Kemudian satu persatu pertanyaan diperdalam untuk mendapatkan informasi atau keterangan yang lebih jelas. Dalam hal ini peneliti akan mewawancarai beberapa orang.29

29Ibid, hlm.23

d. Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian sehingga susunan atau tatanan bentuk sesuatu diurai itu tampak dengan jelas sehingga bisa ditangkap maknanya dan dimengerti. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis menilai sebab akibat dalam ruang lingkup penelitian. Data kualitatif membantu peneliti untuk melangkah lebih jauh dari kerangka kerja awal.30

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, hingga datanya sudah jenuh.31 Jadi data yang didapatkan valid dan akurat.

Adapun analisis data yang digunakan dalam peneitian ini adalah analisis induktif, yaitu merupakan analisis data yang berangkat dari kasus atau peristiwa yang khusus, kemudian

30Djam`an Satori & Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alpabeta, cv : Cetakan 6, 2014), hlm. 200-201.

31Sugiyono, Metodelogi Penelitian Kualitatif Dan R&D, ( Bandung : Alfabeta, 2013), hlm.

246.

melakukan generalisasi dengan menggambil kesimpulan yang bersifat umum.

e. Metode keabsahan data

Metode yang digunakan peneliti hanya dengan cara editing atau memeriksa semua data-data yang diperoleh dalam memastikan keabsahan data. Metode keabsahan ini di tunjang dengan menggunakan metode trigulasi yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Oleh karena itu peneliti menggunakan trigulasi data yang diorientasikan pada fokus penelitian yang diteliti yaitu dengan memperdalam observasi lapangan (lokasi penelitian).32

32Lexi J. Meleong, Metodelogi Penelitian., hlm. 325.

BAB II

PENYAJIAN DATA A. Gambaran Umum Penelitian

1. Latar Historis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Mataram Sejarah berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIN Mataram dipelopori oleh beberapa anggota IMM yang pada saat itu sadar akan pentingnya melakukan ekspansi gerakan IMM di kampus UIN Mataram. Sebab IMM pada tahun 2012 hanya berorientasi di kampus Muhammadiyah Mataram tampa berani menerobos keluar untuk membesarkan gerakannya di kampus-kampus yang ada di kota Mataram

IMM merupakan organisasi yang eksklusif yang terbukaterhadap siapapun, kapanpun, dan dimanapun, ini menjadi landasan besar kenapa IMM itu muncul di kampus UIN Mataram ini. Awal2012 antara bulan Agustus September IMM mencoba melahirkan dan mengembangkan kembali esensi serta eksistensinya yang sempat ada pada saat itu dikampus UIN Mataram. Pada awal tahun 2012 IMM membangun komisariat pertama tepatnya di kampus 2 (dua) UIN Mataram yang diberi nama komisariat Buya Hamka, yang pada saat itu di pimpin pertama kali oleh Miftahul Khoir. Selain itu dengan niat dan komitmen yang tinggi IMM yang berjumlahkan tiga orang, Miftahul Khoir, Subhan, dan Saidatul Rofiah yang merupakan perempuan pertama yang

mencoba menghidupkan IMM di kampus UIN Mataram dengan memulai kembali membangun IMM.33

2. Tujuan, Identitas Serta Niai Dasar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Berikut ini berdasarkan pada dokumen organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga memiliki acuan dalam mengimplementasikan nilai-nilai dasar dalam diri kader, selanjutnya, konsolidasi yang di lakukan oleh IMM melalui proses penggunaan identitas simbolik dengan memahami makna-makna simbolnya, sedangkan identitas suntansi merupakan kerangka berfikir anggota ikatan. Dalam melakukan konsolidasi ikatan terdapat proses individualisasi kader yang mampu melahirkan kolektivitas gerakan.

a. Tujuan IMM

Mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berahlak mulia dalam rangka mencapi tujuan Muhammadiyah dengan demikian IMM memiliki 6 (enam) penegasan sebagaimana data yang ditemukan oleh peneliti dalam melakukan observasi:

1) Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.

2) Menegaskan bahwa Kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM.

3) Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah.

33Subhan,Wawancara, Tanggan 12 Juli.

4) Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yangsah, dengan mengindahkan segala hukum, undang- undang peraturan, serta dasar dan falsafah negara.

5) Menegaskan bahwa ilmu adaláh amaliah dan amal adalah ilmiah.

6) Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi ta'ala dansenantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.34

b. Identitas IMM

1) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi kader yang bergerak di bidang Keagamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

2) Sesuai dengan arah gerakan Muhammadiyah, maka Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menetapkan gerakan dakwah di tengah masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa.

3) Setiap kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan akidahnya.

4) Oleh sebab itu setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmu-ilmunya untuk

34Dokumen, Sistem Pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, (Menteng Jakarta Pusat, 2011), hlm. 2-3

melaksanakan ketakwaan dan pengabdianya kepada Allah Swt.

c. Nilai dasar Ikatan

1) IMM adalah gerakan mahasiswa yang bergerak dalam tiga bidang, keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan.

2) Segala bentuk gerakan IMM haruslah berlandaskan pada agama Islam yang hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam.

3) Segala bentuk ketidak adilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran adalah Musuh besar bagi IMM perlawanan terhadapnya adalah kewajiban bagi kader IMM.

4) Sebagai gerakan yang berdasarkan pada Islamdan berangkat dari individu-individu mukmin, maka kesadaran melakukan syariat islam merupakan suatu kewajiban dan mempunyai tanggung jawab dalam mendakwahkan kebenaran. Di tengah masyarakat.

5) Kader IMM adalah inti dari masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-cita kemerdekaan, kemasalahatan dan kemuliaan masyarakat, sesuai dengan semangat pencerahan

serta pembebasan yang telah di contohkan oleh Nabiyullah Muhammad Saw.35

Adapun komponen dan jenjang pengkaderan dalam IMM terbagi sebagai berikut :

1. Komponen Pra Perkaderan

Masa Ta’aruf (MASTA) merupakan masa dimana perkenalan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, di momentum MASTA ini peserta akan diberikan pemahaman tentang trilogi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah supaya mereka memahami betul perihal yang berkaitan dengan kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan. Peserta juga akan diberi berbagai materi yang sudah diperisapkan seperi kemahasiswaan, Ke-IMM-an, dan Ke- Muhammadiyahan.

“ jadi kegiatan MASTA merupakan masa perkenalan untuk semua anggota baru. Kegiatan ini biasanya dilakukan 1 hari di kampus UIN Mataram,. Kegiatan ini tidak wajib diikuti sebab masih merupakan tahap pra pengkaderan dan hanya sekedar perkenalan saja.”36

35Dokumen, Sistem Pengkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, (Menteng Jakarta Pusat, 2011), hlm. 2-3.

36Nur Makdan, Wawancara, Tanggal 7 Juni.

2. Komponen Perkaderan Utama

Merupakan komponen utama yang bersifat wajib dan tidak bisa dilewatkan karena pengkaderan ini adalah komponen pokok dalam IMM.. Komponen ini bersifat mengikat dan secara struktural menjadi prasyarat tertentu. Secara berjenjang, perkaderan utama terdiri dari beberapa tingkatan seperti:

a. Darul Arqam Dasar (DAD)

Pertama dari tiga tingkatan perkaderan, dan merupakan prasyarat bagi kader untuk memilih jalan dalam berIMM. Darul Arqam Dasar dilaksanakan dengan pendekatan persuasif yang memiliki nilai edukatif demi membentuk karakter serta mutu anggota hingga mampu mencapai kualifikasi kader IMM yang mempunyai wawasan ditingkat komisariat agar tertanam nilai-nilai dasar-dasar Islam agar mampu meletakkan dasar-dasar dari pemahaman intelektualitas yang didapatkan.

“biasanya kegiatan Darul Arkom Dasar (DAD) dilaksanakan di sekolah–sekolah Muhammadiyah dan juga gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah yang ada di kabupaten kota dan biasanya dilaksanakan 4 hari.”37

37Nur Makdan, Wawancara,Tangga 7 Juni

b. Darul Arqam Madya (DAM)

Merupakan jenjang pengkaderan tingkat kedua dan menjadi prasyarat untuk menjadi pimpinan Cabang IMM.

Darul Arqam Madya menggunakan pendekatan edukatif andragogic dilakukan dengan tujuan membentuk kepribadian yang berkarakter serta mutu anggota organisasi hingga mencapai kualifikasi kader IMM yang memiliki tingkat wawasan skala daerah. Dan mempunyai target yaitu, terciptanya visi intelektual kader. Dan tercipta kader-kader yang siap menjadi Pimpinan tingkat cabang & daerah kedepanya. Nurlis juga selaku kabid organisasi komisariat Buya Hamka UIN Mataram juga mengungkapkan bahwa.

“ Pelaksanaan Darul Arqam Madya (DAM) itu sendiri tidak lagi di sekolah-sekolah Muhammadiyah melainkan di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah bahkan di tempat yang memungkinkan bisa terselenggarakan agenda tersebut, seperti di Seruni, untuk waktu pelaksanaanya sampai 5 hari.”38

38Nurlis, Wawancara, Tanggal 8 Juni.

c. Darul Arqam Paripurna (DAP)

Merupakan jenjang perkaderan utama tingkat ketiga dari tiga tingkatan pengkaderan IMM, DAP merupakan prasyarat untuk menjadi calon pimpinan IMM tingkat pusat.

Darul Arqam Paripurna menggunakan pendekatan liberatif emansipatoris dilaksanakan supaya tujuan meningkatkan kualitas anggota IMM, sehingga lewat perkaderan ini diharapkan mampu mencapai kualifikasi kader IMM yang memiliki wawasan tingkat Nasional. Spesifikasi orientasi DAP ialah untuk penguatan pengetahuan tentang dunia kepemimpinan. Harapan dari DAP sendiri adalah terciptanya kemampuan peran dan kepekaan dalam bingkai kemasyarakatan serta terbentuknya kader yang akan siap menempuh jalan sebagai seorang Pimpinan ditingkat Nasional.

“Darul Arqam Pusat pelaksanaannya tidak lagi di sekolah- sekolah melainkan di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah maupun tempat-tempat yang di anggap strategis agar kiranya berjalan secara efektif, sama seperti Darul Arqam Madya (DAM). Dan waktunya sampai 6 hari.”39

39Makdan, Wawancara, Tanggal 7 Juni

3. Komponen Perkaderan Khusus

Komponen perkaderan tersebut dilaksanakan dengan tujuan mendukung komponen utama menggunakan pendekatan khusus.

Komponen tersebut dilaksanakan demi meningkatkan kapasitas kemampuan, ketrampilan dan kecakapan diri. Komponen perkaderan khusus terbagi menjadi: 40

a. Latihan Instruktur Dasar (LID)

Latihan Instruktur Dasar (LID) ialah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan guna mempersiapkan para instruktur setingkat cabang yang memiliki otoritas untuk mengelola jalanya perkaderan utama dalam ruang lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Komisariat.

b. Latihan Instruktur Madya (LIM)

Latihan Instruktur Madya (LIM) ialah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam hal mempersiapkan para instruktur di tingkat Daerah yang memiliki otoritas mengelola perkaderan utama dalam ruang lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Daerah IMM.

40Ibid, hlm. 5-7.

c. Latihan Instruktur Paripurna (LIP)

Latihan Instruktur Paripurna (LIP) ialah kegiatan perkaderan khusus yang dilaksanakan dalam hal mempersiapkan para instruktur tingkat Pusat, yang memiliki otoritas mengelola perkaderan utama dalam ruang lingkup wilayah kepemimpinan Pimpinan Pusat IMM.

4. Komponen Perkaderan Pendukung

Merupakan komponen perkaderan yang bertujuan meningkatkan potensi kader sesuai dengan bakat, minat, ketrampilan dalam diri seorang kader, dalam hal mendukung jalanya proses keberhasilan kaderisasi IMM. Komponen perkaderan pendukung dilaksanakan dengan cara yang integral serta kegiatan dan program dari pada organisasi itu sendiri. Dalam Komponen perkaderan pendukung yaitu.:

a. Perkaderan Pendukung Pokok

Merupakan perkaderan yang dilaksanakan dengan cara yang sistematis oleh masing-masing bidang tersebut memiliki otoritas penuh untuk mengembangkan dan menetapkan. Seperti : pelatihan jurnalistik, pelatihan kewirausahaan, pelatihan penelitian dan penulisan karya ilmiah, pendidikan wanita dan lain-lainnya.

b. Perkaderan pendukung tambahan

Merupakan seluruh bentuk dan proses kaderisasi yang tidak diatur secara khusus (terbuka dan bebas). Seperti kelompok studi, penokohan kader, forum kajian dan lain-lainya.

“IMM UIN Mataram selalu melaksanakan kajian rutin dalam waktu seminggu sekali tepatnya di hari Kamis.

Namun di hari Sabtu juga diadakan kajian oleh Pimpinan Cabang Kota Mataram. Sedangkan Pemateri yang dihadirkan itu berbeda-beda, kebanyakan dari beberapa alumni IMM itu sendiri.”41

B. Struktur Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat UIN Mataram

IMM di Kampus UIN Mataram mempunyai sekretariat di Pagesangan Jln. KH, Ahmad Dahlan. Seretariat tersebut berfungsi sebagai tempat diadakannya rapat pengurus dan anggota, tempat berkumpul dan silaturahmi antar anggota IMM se-UIN Mataram, dan segala bentuk aktivitas para anggota dan pengurus. IMM UIN Mataram mempunyai susunan kepengurusan komisariat.

Berikut ini adalah bentuk struktur kepengurusan organisasi IMM UIN Mataram secara garis besar

.

41Mardian, Wawancara, Tanggal 8 Juni.

STRUKTUR KEPENGURUSAN

IMM KOMISARIAT BUYA HAMKA UIN MATARAM PERIODE 2019-202042

Ketua Komisariat : Khairil Abab Sekertaris :M. Juliansyah Bendahara :Iin Imul Imami

Kabib Kaderisasi

Ketua :Sulastri

Sekertaris :Jumardil Sane Kabid Immawati

Ketua :Jaenab

Sekertaris :Muslimah

Kabid Keilmuan

Ketua :M. Hijrin

Sekertaris :M. Hasbi Kabid Organisasi

Ketua : Nurlis Sekertaris : Siti Rosyida

42 Albab, Wawancara ,Tanggal 11 Juni.

STRUKTUR KEPENGURUSAN

IMM KOMISARIAT FARID FATHONI UIN MATARAM PERIODE 2018-201943

Ketua Komisariat : Andri Sekertaris :Dian Astuti Bendahara :Rahma Wati

Kabid Kaderisasi

Ketua :St. Nurmakdan Jahabi

Sekertaris :Zulkifli Kabid IMMawati

Ketua :Julaikha

Sekertaris :Muslimah

Kabid Keilmuan

Ketua :Mardiana

43Andri,Wawancara, Tanggan 12 Juli.

Dalam setiap komisariat memiliki beberapa pengurus antara lain:

Ketua Komisariat, Sekretaris Komisariat, Bendahara Komisariat, Ketua Bidang Kader, Ketua Bidang Kewirausahaan &Sekretaris Bidang Kewirausahaan, Ketua Bidang Hikmah & Sekretaris Bidang Hikmah, Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat beserta sekertaris Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat.

“Namun di komisariat UIN Mataram sendiri di sebabkan memiliki jumlah kader yang sedikit, ia hanya mempunyai sedikit jabatan pengurus yakni ketua komisariat, sekretaris komisariat, bendahara komisariat, bidang kadar dan bidang immawati, kabid organisasi dan bidang keilmuan”. 44

C. Strategi Komunikasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dalam mempertahankan eksistensi organisasinya di UIN Mataram.

Disini Peneliti menemukan beberapa data terkait dengan strategi komunikasi Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di UIN Mataram demi meningkatkan eksistensinya. Berikut adalah deskripsi data yang sudah ditemukan peneliti setelah melaksanakan proses wawancara.

Disini juga peneliti menambahkan beberapa data yang peneliti temukan dalam bentuk dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam strategi komunikasinya IMM UIN Mataram melakukan beberapa metode seperti;

44Dian Astuti, Wawancara, Tanggal 7 Juni

1. Melakukan diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan pemahaman yang baik dan benar. Diskusi berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti, diskusi dilakukan sebagai rutinitas setiap sekali seminggu di organisasi IMM UIN Mataram. Diskusi setiap Minggu ini merupakan salah satu program kerja dari Kabid keilmuan. Setiap minggunya diskusi ini akan memiliki tema khusus dan pemateri yang berbeda-beda setiap minggunya. Tema-tema diskusi tentu berkaitan dengan perkuliahan, penguatan idiologi yang berkaitan dengan ke-Muhammadiyaan, ke- Negaraan serta isu-isu yang berkembang di UIN Mataram terkait masalah SPP dll.

Diskusi ini juga adalah ajang berkumpulnya semua anggota organisasi IMM UIN Mataram. Biasanya diskusi ini langsung dipandu oleh ketua bidang keilmuan, dimulai dari menentukan tema, mencari pemateri, mengundang pemateri, mengontrol jalannya diskusi, sebagai

moderator. Kegiatan ini biasanya diadakan setiap hari Rabu sekitar pukul 16:00 wita sampai selesai, namun bisa juga di hari lain dan pada waktu yang sama.

Pemateri yang diundang tentunya adalah dosen-dosen serta senior IMM itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh Khaeril Albab selaku ketua organisasi IMM Komisariat Buya Hamka UIN Mataram.

Hal senada juga didapatkan oleh peneliti dari Mardian selaku Kabid KeIlmuan komisariat Farid Fathoni UIN Mataram.

“Untuk mempertahanka keberadan kami di UIN Mataram, kami selalu melakukan diskusi sebagai setiap minggunya, dengan demikian kami akan mampu merawat eksistensi kami di Kampus UIN Mataram, dan itu menjadi salah salah satu strategi kami dalam menarik minat mahasiwa untuk mau berIMM serta menunjukan bahwa IMM itu ada di UIN Mataram, selain itu, hal tersebut juga akan membangkitkan cakrawala berfikir para kader ikatan.”45

2. Menjaga perilaku dan penampilan

Dokrin agama sebagai landasan gerakan tidak hanya sebagai penghias pergerakan melainkan hal yang harus di aktualisasikan dalam kehidupan sehari sebagai bentuk identitas diri.

“di IMM hal yang paling diperhatikan dalam kehidupan sosial yaitu pergaulan dan penampilan, di IMM sendiri sangat ditekan sekali kader-kadernya untuk tidak menganggap sepele masalah

45Mardian, Wawancara, Tanggal 8 Juni.

penampilan, karena salah satu marwah yang dimiliki oleh IMM adalah memperhatikan gaya begaul dan berbusana.”46

Citra yang baik harus dimiliki oleh sebuah organisasi karena itu merupakan kekuatan dari organisasi tersebut di tengah kehidupan bermasyarakat maka asumsi yang terbangun ialah, organisasi tersebut memiliki mental dan fisik yang kuat hingga itu menjadi bekal untuk terus bersaing dengan organisasi lain yang ada di UIN Mataram seperti PMII, HMI dan KAMII, yang menjadi hal terpenting image yang baik.

Sebabimage yang baik dalam sebuah perkumpulan akan menentukan kesuksesan dalam mempertahankan eksistensinya.

“Anggota IMM memiliki kewajiban menjaga moral dan perilakunya sebab itu merupakan ciri yang harus kami depankan sebagai warga perserikatan di manapun berada, karna moral dan perilaku anggota IMM sangat berpengaruh pada citra baik dan kehormatan IMM itu sendiri.”47

3. Membuka stand pendaftaran kader

Dalam melakukan perekrutan anggota baru IMM UIN Mataram melakukanya dengan cara membuka stand pendaftaran seperti yang di ungkapkan oleh Sulastri kabid kader Komisariat Buya Hamka.

“Kami menyebarkan pamphlet lewat mading dan media sosial media dibeberapa fakultas supaya mahasiswa mengetahui

46Khaerul Albab, Wawancara, Tanggal 7 Juni.

47Jaenap, Wawancara, Tanggal 10 Juni.

Dokumen terkait