• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengumpulan Data

BAB III. METODE PENELITIAN

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner (Quesioner) adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2017). Dengan cara mengajukan daftar pertanyaan berupa kuesioner, pada setiap pertanyaan telah disediakan jawaban untuk dipilih.

Teknik yang dilakukan ialah teknik skala likert untuk mengukur tingkat kesetujuan responden terhadap suatu pernyataan. Skala likert pada umumnya dibagi atas lima tingkatan yaitu diantaranya :

Tabel 3.2

Skala Pengukuran Likert

PERNYATAAN BOBOT

Sangat Setuju/SS 5

Setuju/ST 4

Kurang Setuju/KS 3

Tidak Setuju/TS 2

Sangat Tidak Setuju/STS 1

F. Definisi Operasional Variabel 1. Literasi Keuangan (X1)

Literasi keuangan merupakan pemahaman tentang keuangan yang menjadi landasan dasar bagi setiap individu untuk menghindari masalah keuangan. Adapun indikator dari literasi keuangan yaitu : a. Pengetahuan tentang konsep keuangan

b. Kemampuan untuk mengkomunikasikan konsep keuangan c. Kecakapan dalam mengelola keuangan pribadi

d. Keterampilan dalam membuat keputusan keuangan yang tepat e. Kemampuan dalam merencanakan kebutuhan keuangan secara

efektif untuk masa depan.

2. Perencanaan Keuangan (Y1)

Perencanaan keuangan merupakan rencana keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan dilakukan oleh setiap individu. Adapun indikator dari perencanaan keuangan yaitu :

a. Menentukan kondisi keuangan individu saat ini b. Membuat tujuan keuangan individu

c. Membuat beberapa pilihan untuk mencapai tujuan keuangan individu

d. Evaluasi setiap pilihan yang dibuat

e. Mengimplementasikan program perencanaan keuangan

f. Meninjau semua langkah yang diambil untuk mencapai tujuan keuangan pribadi

3. Pengelolaan Keuangan (Y2)

Pengelolaan keuangan merupakan cara menyeimbangkan gaya hidup manusia seperti gaya hidup konsumtif dengan gaya hidup produktif seperti berinvestasi, menabung ataupun bisnis. Adapun indikator dari pengelolaan keuangan yaitu penggunaan dana, penentuan sumber dana, manajemen risiko dan perencanaan masa depan.

G. Metode Analisis Data 1. Uji Instrumental

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur validitas suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuisioner yang merupakan indikator dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran reliabilitas dengan cara one shot, dimana pengukuran hanya dilakukan satu kali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan atau mengukur korelasi hubungan antara jawaban atas pertanyaan.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Menurut Ghazali (2013:160) bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji dilakukan dengan menggunakan

metode Kolmogorov-Swirnov Test (K-S). Penelitian berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (sig>0,05).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak penyimpangan korelasi yang terjadi antara residual periode t dan pada periode t-1 (sebelumnya). Metode pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson.

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel bebas.

Pendeteksi terhadap multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat nilai variance inflating factor (VIF) dari hasil analisis regresi, jika VIF > 10 maka terdapat gejala multikolineritas yang tinggi, namun jika VIF < 10 maka tidak terdapat gejala multikolineritas (Ghozali, 2013).

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah varian tidak homogen.

Model regresi yang baik adalah yang memenuhi syarat homokesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas jika probabilitas lebih besar dari taraf signifikasi 5%.

3. Analisis Jalur (Path Analysis)

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis jalur.

Digunakan untuk menganalisis pola hubungan diantara variabel.

Model ini untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebsa terhadap variabel terikat (Sani dan Maharani, 2013).

Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.

H. Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi (R)

Uji determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi semakin besar pula pengaruh variabel bebas ke variabel terikat. Untuk mengetahui koefisien determinasi dapat terlihat pada nilai Adjusted R Square pada uji regresi.

2. Uji T

Uji T dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2013). Metode ini dilakukan pada persamaan regresi yang diperoleh hubungan masing-masing variabel bebas secara individual (partial) terhadap variabel terkait yaitu dengan membandingkan nilai koefisien yang ada pada kolom signifikan sesuai dengan masing-masing variabel bebasnya dengan batas normal atau koefisien alphanya (5% atau 10%).

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Profil Singkat SMAN 1 Maros

Pada awal pendiriannya sekolah ini bernama SMA Negeri 285 Maros yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1964 dengan nomor pendirian 79/S/K/B/II pada tanggal 30 Juli 1964. Pada saat itu hanya terdapat 10 kelas.

Seiring berjalannya waktu sekolah nama ini menjadi SMAN 1 Maros, bertempat di Jalan Mangga No.1 Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. SMAN 1 Maros saat ini sudah memiliki 30 Kelas diantaranya 6 kelas untuk jurusan IPA dan 4 kelas untuk jurusan IPS.

2. Visi dan Misi a. Visi

Sekolah yang unggul dalam keilmuan, berakhlak mulia, berwawasan lingkungan dan mampu menjawab tantangan global.

b. Misi

1) Membentuk stakeholder sekolah yang berakhlak mulia.

2) Mengembangkan konsep keilmuan pada setiap disiplin ilmu.

3) Menciptakan suasana pembelajaran yang bernuansa religius dan berwawasan lingkungan.

4) Meningkatkan rasa tanggungjawab, kejujuran, kerjasama, kedisiplinan, kepedulian, dan adil bagi peserta didik, pendidik dan tenaga.

5) Meningkatkan motivasi untuk berprestasi pada setiap bidang kehidupan sehingga mampu menjawab tantangan global.

3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan penyajian kerja, pengelompokkan, dan koordinasi yang disampaikan secara formal melalui digital atau gambar. Berikut struktur organisasi SMAN 1 Maros:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KEPALA UPT SMAN 1

MAROS

WAKIL KEPALA SEKOLAH

KEPALA TATA USAHA PUSTAKAWAN

KURIKULUM KESISWAAN SARPRAS HUMAS

PENDIDIK/WALI KELAS KORDINATOR

BK

PESERTA DIDIK

B. Penyajian Data dan Pembahasan Hasil Penelitian 1. Profil Responden

Deskripsi responden perlu disajikan dalam penelitian ini guna untuk menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Untuk penelitian ini responden penelitian adalah siswa kelas X IPS SMAN 1 Maros, untuk itu peneliti membaginya menjadi 2 kriteria yaitu jenis kelamin dan kelas siswa. Data identitas tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Jumlah responden

(Orang)

Presentase (%)

Laki-Laki 31 30%

Perempuan 72 70%

Total 103 100%

Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2022

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa frekuensi responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 31 siswa (30%) dan perempuan sebanyak 72 siswa (70%) dari total sampel sebanyak 103 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin

perempuan dengan presentase besar yaitu 70% atau sebanyak 72 siswa.

Tabel 4.2 Kelas Responden Kelas Jumlah responden

(Orang)

Presentase (%)

X IPS 1 25 24,2%

X IPS 2 26 25,3%

X IPS 3 25 24,3%

X IPS 4 27 26,2%

Total 103 100%

Sumber: Data primer yang diolah Tahun 2022

Berdasarkan data tabel 4.2 diperoleh informasi bahwa frekuensi responden kelas X IPS 1 sebanyak 25 siswa (24,2%), responden dari kelas X IPS 2 sebanyak 26 siswa (25,3%), responden dari kelas X IPS 3 sebanyak 25 siswa (24,3%), dan responden dari kelas X IPS 4 sebanyak 27 siswa (26,2%) dari total sampel 103 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berada di kelas X IPS 4 dengan presentase 26,2% atau 27 siswa.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

a) Frekuensi Jawaban Variabel Literasi Keuangan (X)

Frekuensi tanggapan responden terhadap variabel literasi keuangan ditunjukkan pada Tabel 4.3, dari tabel tersebut terlihat bahwa distribusi frekuensi variabel literasi keuangan terdiri dari 6 pernyataan.

Jika dilihat dari hasil analisis diketahui bahwa mean tertinggi adalah X.2 dengan 4,34% dan mean terendah adalah X.6 dengan 3,68%.

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Variabel Literasi Keuangan (X1)

Indikator

Skala Pengukuran Mean

1 (STS)

2 (TS)

3 (KS)

4 (S)

5 (SS)

Persen (%)

Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. %

X.1 0 0 0 0 14 13.6% 59 57.3% 30 29.1% 103 100.0% 4.16%

X.2 0 0 2 1.9% 6 5.8% 50 48.5% 45 43.7% 103 100.0% 4.34%

X.3 0 0 3 2.9% 9 8.7% 51 49.5% 40 38.8% 103 100.0% 4.24%

X.4 0 0 7 6.8% 9 8.7% 40 38.8% 47 45.6% 103

100.0% 4.23%

X.5 8 7.8% 13 12.6% 12 11.7% 26 25.2% 44 42.7% 103

100.0% 3.83%

X.6 13 12.6% 17 16.5 4 3.9% 25 24.3% 44 42.7% 103

100.0% 3.68%

Rata-rata 4.08%

Sumber : Data diolah, 2022

b) Frekuensi Jawaban Variabel Perencanaan (Y1)

Frekuensi tanggapan responden terhadap variabel perencanaan keuangan ditunjukkan pada Tabel 4.4, dari sini terlihat bahwa distribusi frekuensi perencanaan keuangan terdiri dari 6 pernyataan. Jika melihat hasil analisisnya, diketahui bahwa mean tertinggi ialah Y1.5 dengan 4,58% sedangkan mean terendah ialah Y1.2 dengan 4,17%

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Variabel Perencanaan (Y1)

Indikator

Skala Pengukuran Mean

1 (STS)

2 (TS)

3 (KS)

4 (S)

5 (SS)

Persen (%)

Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. %

Y1.1 0 0 0 0 13 12.6% 20 19.4% 70 68.0% 103 100.0% 4.55%

Y1.2 0 0 7 6.8% 11 10.7% 43 41.7% 42 40.8% 103 100.0% 4.17%

Y1.3 0 0 3 2.9% 9 8.7% 49 47.6% 42 40.8% 103 100.0% 4.26%

Y1.4 0 0 0 0 4 3.9% 9 8.7% 90 87.4% 103 100.0% 4.83%

Y1.5 0 0 0 0 4 3.9% 35 34.0% 64 62.1% 103 100.0% 4.58%

Y1.6 0 0 3 2.9% 5 4.9% 35 34.0% 60 58.3% 103

100.0% 4.48%

Rata-rata 4.47%

Sumber : Data diolah, 2022

c) Frekuensi Jawaban Variabel Pengelolaan Keuangan (Y2)

Frekuensi jawaban responden pada variabel pengelolaan keuangan pada tabel 4.5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa distribusi frekuensi pengelolaan keuangan terdiri dari 6 pernyataan. Jika dilihat dari hasil analisis diketahui bahwa yang memiliki mean tertinggi yaitu Y2.1 dengan angka 4.24% dan yang memiliki mean terendah yaitu Y2.2 dengan angka 4.08%.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Variabel Pengelolaan Keuangan (Y2)

Indikator

Skala Pengukuran Mean

1 (STS)

2 (TS)

3 (KS)

4 (S)

5 (SS)

Persen (%)

Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. % Frek. %

Y2.1 0 0 0 0 19 18.4% 40 38.8% 44 42.7% 103 100.0% 4.24%

Y2.2 0 0 5 4.9% 11 10.7% 58 56.3% 29 28.2% 103

100.0% 4.08%

Y2.3 0 0 0 0 7 6.8% 65 63.1% 31 30.1% 103

100.0% 4.23%

Y2.4 0 0 0 0 10 9.7% 66 64.1% 27 26.2% 103 100.0% 4.17%

Y2.5 0 0 0 0 15 14.6% 54 52.4% 34 33.0% 103 100.0% 4.18%

Y2.6 0 0 0 0 5 4.9% 65 63.1% 33 32.0% 103 100.0% 4.27%

Rata-rata 4.19%

Sumber : Data diolah, 2022

3. Analisis dan Pembahasan c. Uji Instrumen Penelitian 1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur validitas suatu kuesioner.

Jika Corected Item-Total yang disesuaikan lebih besar dari r-tabel atau df = (N-2) = 0.193, maka kriteria yang digunakan untuk menyatakan instrument tersebut valid atau layak dalam pengujian hipotesis.

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas

Variabel Item Corrected item-

total correlation r-tabel Ket.

Literasi Keuangan

(X)

X.1 0.339 0.193 Valid

X.2 0.504 0.193 Valid

X.3 0.552 0.193 Valid

X.4 0.496 0.193 Valid

X.5 0.678 0.193 Valid

X.6 0.549 0.193 Valid

Perencanaan Keuangan

(Y1)

Y1.1 0.479 0.193 Valid

Y1.2 0.438 0.193 Valid

Y1.3 0.358 0.193 Valid

Y1.4 0.468 0.193 Valid

Y1.5 0.400 0.193 Valid

Y1.6 0.492 0.193 Valid

Pengelolan Keuangan

(Y2)

Y2.1 0.780 0.193 Valid

Y2.2 0.808 0.193 Valid

Y2.3 0.892 0.193 Valid

Y2.4 0.817 0.193 Valid

Y2.5 0.878 0.193 Valid

Y2.6 0.754 0.193 Valid

Sumber : Data diolah, 2022

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reliabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha (α) > 0.60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat paa tabel berikut:

Tabel 4.7

Hasil Uji Reliabilitas Literasi Keuangan (X) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.690 7

Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel X di atas, nilai cronbach’s alpha (α) keenam pernyataan tersebut lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.690. Berdasarkan ketentuan di atas maka indikator atau pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Perencanaan (Y1) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.613 7

Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel Y1 di atas, nilai cronbach’s alpha (α) keenam pernyataan tersebut lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.613. Berdasarkan ketentuan di atas maka indikator atau pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Pengelolaan Keuangan (Y2) Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.801 7

Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan tabel hasil uji reliabilitas variabel Y2 di atas, 6 pernyataan memiliki nilai cronbach’s alpha (α) yang lebih besar dari 0.60 yaitu sebesar 0.801. Berdasarkan ketentuan di atas maka indikator atau pernyataan dalam penelitian ini dikatakan reliabel.

d. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam analisis regresi memenuhi distribusi normal.

Analisis regresi yang baik adalah yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Pengujian ini dilakukan dengan melihat sebaran data (titik) pada sumbu diagonal atau grafik. Model regresi memenuhi asumsi normalitas jika data menyebar disekitar diagonal dan mengikuti arah diagonal. Jika data menyebar menjauhi diagonal dan tidak mengikuti arah diagonal, model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan gambar di atas, diketahui data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Uji Multikolinearitas

Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi antar variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat nilai faktor inflasi varians (VIF) dan nilai toleransi. Jika tidak ada variabel independen yang memiliki VIF < 10 atau tolerance> 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

Tabel 4.10

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standar dized Coeffici

ents

T Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 2.345 4.473 .524 .601

Y1 .437 .152 .249 2.879 .005 .995 1.005

Y2 .412 .085 .421 4.868 .000 .995 1.005

a. Dependent Variable: X

Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan tabel hasil uji multikolineraritas di atas, nilai tolerance variabel Y1 adalah 0.995> 0.10 dan nilai VIF 1.005< 10.Nilai tolerance variabel Y2 adalah 0.995> 0.10 dan nilai VIF 1.005< 10.

Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antara variabel Y1 dan Y2.

3) Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dirancang untuk menguji ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya dengan melihat apakah ada pola tertentu pada scatter plot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah prediksi Y dan sumbuh X adalah residual (prediksi Y – sebenarnya Y), jika ada pola tertentu. Suatu pola (bergelombang, lebar, lalu menyempit) menunjukkan heteroskedastisitas, sedangkan jika terdapat pola yang jelas dan titik-

titik tersebar di atas dan dibawah angkah 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber: Output SPSS, 2022

Berdasarkan gambar hasil uji heterokedastisitas di atas, diketahui bahwa ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

e. Uji Hipotesis

1) Uji Koefisien Determinasi (R2) Model I Tabel 4.11

Uji Koefisien Determinasi Model I

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .363a .132 .123 2.468

a. Predictors: (Constant), X

Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R) dalam model regresi ini adalah 0,132 atau 13,2%. Artinya variabel bebas dalam penelitian ini yaitu tingkat literasi keuangan mampu menggambarkan variabel terikat yaitu perencanaan keuangan 13,2% dan sisanya 86,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi Model II

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .505a .255 .240 2.782

a. Predictors: (Constant), Y1, X Dependent Variable: Y2

Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R) dalam model regresi ini adalah 0.255 atau 25.5%. Artinya variabel bebas dalam penelitian ini yaitu literasi keuangan dan perencanaan keuangan mampu menggambarkan variabel terikat yakni pengelolaan keuangan sebesar 25.5% dan sisanya sebesar 74.5%.

2) Uji t

Adapun langkah-langkah pengujian analisis regresi adalah sebagai berikut:

Pengujian X terhadap Y

• Hipotesis H0 : Artinya tidak terdapat pengaruh X terhadap Y Ha : Artinya terdapat pengaruh X terhadap Y

• Menentukan level significance (α) = 0,05

• H0 Diterima jika probabilitas > 0,05

H0 Ditolak jika probabilitas < 0,05. Nilai probabilitas diambil dari nilai signifikansi pada kolom coefficien di model regresi.

a) Uji t Model I

Tabel 4.13 Uji t Model I

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 18.267 1.972 9.261 .000

Literasi

Keuangan (X) .313 .080 .363 3.916 .000

a. Dependent Variable: Perencanaan Keuangan (Y1)

Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi variabel literasi keuangan adalah sebesar 0,313 yang bernilai positif, nilai t- hitung sebesar 3,916 > t-tabel 1,660 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 yang artinya bahwa literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap perencanaan keuangan. Hal tersebut berarti bahwa:

H0: Literasi keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan, ditolak.

H1: Literasi keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaa, diterima.

b) Uji t Model II

Tabel 4.14 Uji t Model II

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.273 2.983 2.773 .007

Literasi Keuangan (X)

.357 .097 .342 3.670 .000

Perencanaa n Keuangan (Y1)

.316 .111 .264 2.835 .006

a. Dependent Variable: Pengelolaan Keuangan Y2

Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa variabel literasi keuangan memiliki nilai koefisien regresi yaitu sebesar 0.357 bernilai positif dan memiliki nilai t-hitung sebesar 3.670 > t-tabel 1.660 serta memiliki nilai signifikan sebesar 0.000 < 0.05 yang artinya literasi keuangan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Hal tersebut berarti bahwa:

H0 : Literasi Keuangan Tidak Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pengelolaan Keuangan, Ditolak.

H1 : Literasi Keuangan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pengelolaan Keuangan, Diterima.

Selanjutnya berdasarkan hasil dari tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai koefisien regresi perencanaan keuangan adalah sebesar 0,316 yang bernilai positif dan nilai t-hitung sebesar 2,835 > t-tabel 1,660 dan nilai signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 yang artinya

perencanaan keuangan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Ini berarti :

H1 : Perencanaan Keuangan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Pengelolaan Keuangan, Diterima.

4. Koefisien Jalur Model I

Mengacu pada output regresi model I, terlihat bahwa nilai R’Square pada tabel Model Summary adalah sebesar 0.132. Hal ini menunjukkan X (literasi keuangan) memberikan kontribusi 13,2%

terhadap Y1 (perencanaan keuangan), sedangkan sisanya 86,8%

dikontribusi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian.

Selain itu, untuk mendapatkan nilai e1 dapat dicari menggunakan rumus e1= √(1-0,132) = 0.931. Dengan demikian gambar diagram jalur Model I sebagai berikut :

0.313

Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Gambar 4.4 Diagram Jalur Model I

5. Koefisien Jalur Model II

Mengacu pada output regresi model II diketahui bahwa besarnya nilai R’Square pada tabel Model Summary adalah sebesar 0.255. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pengaruh X (literasi keuangan) dan Y1 (perencanaan keuangan) terhadap Y2 (pengelolaan keuangan adalah sebesar 25.5% sementara sisanya 74.5% merupakan kontribusi dari variabel

Literasi Keuangan (X)

Perencanaan Keuangan (Y1)

e1= 0.931

– variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Lalu, untuk mendapatkan nilai e2 dapat dicari dengan menggunakan rumus e2=√(1- 0,255)= 0.863. Dengan demikian diagram jalur Model II sebagai berikut:

0.3570.316

e2=0.863 Sumber : Data Primer yang diolah, 2022

Gambar 4.5 Diagram Jalur Model II

Hasil diagram jalur diatas menunjukkan bahwa literasi keuangan (X) dapat berdampak langsung pada pengelolaan keuangan (Y2) maupun dampak tidak langsung, yaitu dari literasi keuangan (X) hingga perencanaan keuangan (Y1) hingga pengelolaan keuangan (Y2). Besarnya pengaruh langsung adalah 0.357 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan koefisien tidak langsung yaitu: (0.357) x (0.316) = 0.112 sehingga diperoleh pengaruh total sebesar 0.357 + 0.112 = 0.469.

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengaruh literasi keuangan terhadap perencanaan dan pengelolaan keuangan siswa SMAN 1 Maros. Berikut penjelasan pengaruh antar variabel:

Literasi Keuangan (X)

Perencanaan Keuangan (Y1)

Pengelolaan Keuangan (Y2)

a. Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perencanaan Keuangan Berdasarkan output coefficient, diperoleh nilai t-hitung sebesar 3.916 > t-tabel 1.660 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05, dan β = 0.313 bernilai positif, yang menunjukkan bahwa literasi keuangan (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan keuangan (Y1).

Hasil ini disesuaikan dengan teori penelitian yang relevan menyatakan semakin baik literasi keuangan maka semakin baik tingkat perencanaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlia Bonang (2019) dengan judul

“Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga Di Kota Mataram”. Dengan hasil Literasi keuangan berpengaruh positif terhadap perencanaan keuangan keluarga di Kota Mataram sesuai dengan analisis regresi sederhana dengan persamaan regresinya adalah Y=66,74+0,194X.

b. Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Berdasarkan output coefficient, diperoleh nilai t-hitung sebesar 3.916 > t-tabel 1.660 dan nilai signifikan 0.000 < 0.05, dan β = 0.357 bernilai positif, yang menunjukkan bahwa literasi keuangan (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan keuangan (Y2).

Hasil ini disesuaikan dengan teori penelitian yang relevan menyatakan semakin baik literasi keuangan maka semakin baik tingkat pengelolaan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Silviana Veriwati, Dessy Triana

Relita dan Emilia Dewiwati Pelipa (2021) dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi”. Dengan hasil Literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, dengan hasil uji t, diperoleh nilai thitung 5,119 lebih besar dari (>) ttabel 1,988 dan nilai nilai sig.

0,000 < 0,05.

c. Pengaruh Perencanaan Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan

Perencanaan keuangan (Y1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan keuangan (Y2) ini dilihat dari output coefficient, yang memperoleh nilai t-hitung sebesar 2.835 t- tabel 1.660 dan nilai signifikan 0.006 < 0.05, dan β = 0.316 bernilai positif.

Ini artinya apabila seseorang memiliki perencanaan keuangan yang baik maka akan memiliki tingkat pengelolaan keuangan yang baik pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novi Rianty, Jurnawan Jasman, Muchtar Surullah (2021) dengan judul “Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palopo”. Perencanaan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengelolaan keuangan mahasiswa.

d. Pengaruh Literasi Keuangan Melalui Perencanaan Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan

Pengaruh langsung literasi keuangan (X) terhadap pengelolaan keuangan (Y2) diketahui sebesar 0,357, sedangkan pengaruh tidak langsung literasi keuangan (X) terhadap pengelolaan keuangan (Y2) melalui perencanaan (Y1) merupakan hasil kali nilai beta dari masing-masing variabel yaitu 0,313 x 0,316 = 0,098. Maka total dampak literasi keuangan (X) terhadap pengelolaan keuangan (Y2) adalah dampak langsung ditambah dampak tidak langsung, yaitu: 0,357 + 0,098 = 0,455.

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui nilai dampak langsung sebesar 0,313 dan nilai dampak tidak langsung sebesar 0,098 artinya nilai dampak langsung lebih besar dari nilai dampak tidak langsung. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan (X) berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan keuangan (Y2) tanpa perencanaan (Y1).

Artinya, jika seseorang memiliki pengetahuan keuangan yang baik, maka dapat membuat pengelolaan keuangan yang baik pula tanpa melalui perencanaan terlebih dahulu.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diringkas pada tabel berikut:

Tabel 4.15

Pengaruh Langsung dan Pengaruh Tidak Langsung Variabel Pengaruh

Langsung Variabel Pengaruh Tidak Langsung

X terhadap Y1 0.313 X terhadap Y2 0.098

X terhadap Y2 0.357 Y1 terhadap Y2 0.316

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh literasi keuangan terhadap perencanaan keuangan dan pengelolaan keuangan mahasiswa, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap perencanaan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi literasi keuangan maka semakin tinggi pula tingkat perencanaannya.

b. Literasi keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Hal ini menunjukkan bahawa semakin tinggi tingkat literasi keuangan, maka semakin tinggi pula tingkat pengelolaan keuangannya

c. Perencanaan keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan keuangan. Artinya semakin tinggi tingkat perencanaan siswa maka semakin tinggi pula tingkat pengelolaan keuangannya d. Literasi keuangan dapat berdampak langsung pada pengelolaan

keuangan tanpa perencanaan keuangan.

Dokumen terkait