• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Data

Praktik korupsi yang telah sejak lama terjadi di Indonesia merupakan salah satu bentuk fraud yang paling mencolok di negeri kita. Praktik-praktiknya berupa penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pungutan liar, hingga kolusi dan

60

nepotisme serta pemanfaatan uang negara untuk kepentingan pribadi secara tidak beretika.

Gejala yang terjadi dalam tindakan penyimpangan laporan keuangan terdiri dari ketidaknormalan laporan keuangan, pertumbuhan yang cepat, laba yang tidak biasa, kelemahan dalam pengendalian internal, sifat agresif dari eksekutif manajemen, obsesi atas harga jual saham dari eksekutif manajemen dan micromanagement yang dilakukan oleh eksekutif managemen.

Jenis fraud yang telah dikelompokan oleh para ahli menjadi tiga macam yaitu fraudulent financial statement, misappronupriation asset dan korupsi, ketiganya memiliki karakteristik berbeda mengenai motif dan pelaku fraud tersebut atau yang dikenal dengan istilah Fraudster. Hal ini berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dari pertanyaan untuk item Pemeriksaaan kas meliputi : Pertanyaan 1 “ Apakah digunakan kwitansi khusus perusahaan, Bila Ya, apakah: Bernomor urut tercetak? Bentuk Pembayaran dinyatakan dalam kwitansi?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini terkait pada PT Iswanto memiliki bukti penerimaan Kas dan pengeluaran kas tersendiri, system pembayaran pada PT Iswanto menggunakan bukti pemabayaran yang dilengkapai dengan daftar invoice (pembelian) dirangkum dalam surat pembayaran yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh Bagian pembelian dan diketahui oleh manager accounting (bukti terlampir)”

Terkait dengan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi pada PT Iswanto dimana semua bukti pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pimpinan, selain itu apabila ada penerimaan kas melalui bank (transfer), oleh sales bukti transferan atau setoran tersebut harus diserahkan ke bagian

keuangan (kasir) untuk dicocokan dengan jumlah yang terutang atau jumlah yang tertera pada faktur.

Pertanyaan ke 2 yaitu “Bila tidak digunakan kwitansi atau bon (penjualan) tunai, apakah perusahaan menggunakan cash register untuk mengadministrasikan penerimaan? Bila Ya, uraikan internal control mulai dari penerimaan sampai penyetoran hasil penerimaan (pada kertas terpisah)?

“Jawabannya adalah ya, penerimaan biasa dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui bank dan secara tunai (melalui laporan Inkaso persales), dimana semua bukti penjualan (faktur) dibuat 4 rangkap, putih untuk pelanggan, pink untuk EDP, kuning untuk kasir dan hijau untuk arsip EDP (dalam pencatatan dijurnal piutang dagang pada titipan sales), sehingga semua penjualan kredit akan dicatat oleh kasir sebagai titipan (K) begitupun EDP setiap devisi mengakui itu sebagai titipan, jadi pada saat perlunasan faktur titipan menjadi nol (Laporan Inkaso Sales) hal ini tentu saja untuk menciptakan kondisi saling control antara kasir dan EDP setiap devisi yang ada pada PT iswanto Grup,

Pertanyaan 3 Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai maupun penagihan piutang disetorkan secara utuh ke bank ?

Pertanyaan 4 “Apakah penyetoran dilakukan oleh pegawai yang bukan pemegang buku piutang?

“Jawabannya adalah ya, penyetoran penerimaan kas dilakukan oleh Sales selaku penanggungjawab penjualan, yang dilakukan penyetoran langsung kekasir melalui laporan Inkaso per sales.

Pertanyaan 5 Apakah bukti setoran dicocokan dengan kwitansi/bon (penjualan) tunai oleh bagian akuntansi?

“Jawabannya adalah ya, bukti setoran dari setiap sales harus diserahkan kepada kasir untuk diarsip dan diteruskan kebagian akuntansi bersama dengan lampiran inkaso yang sebelumnya telah di diperiksa oleh

manager keuangan, bagian akuntansi akan melakukan pencocokan bukti penjualan (titipan keluar) dengan titipan (masuk) yang sebelumnya telah dicatat sebelum pelaporan inkaso oleh sales”.

Pertanyaan 6, Bila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai dengan sumber penggunaannya, apakah dana kas tersebut secara phisik terpisah dan diadministrasikan masing-masing?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini tentu saja karena pada PT Iswanto terdiri dari beberapa perusahaan dan memiliki masing-masing devisi diantaranya devisi rokok. Minyak dan minuman, sehingga setiap devisi administrasi dana kas dibuat per devisi untuk memudahkan dalam pengawasan kas, ini dibuktikan dengan adanya mutasi kas perdevisi (contoh data terlampir Hal )

Pertanyaan 7, Apakah pengamanan untuk menjaga uang kas cukup? Sebutkan bagaimana? Disimpan dalam brangkas yang kuncinya dipegang oleh dua orang yang berbeda (dual key)

“ Jawabannya adalah ya, uang kas disimpan dalam brangkas yang kuncinya dipegang oleh kepala kasir dan menager keuangan,

Pertanyaan 8 Apakah Kantor pusat mengontrol penerimaan cabang?

“ Jawabannya adalah ya, Kantor pusat memberikan standar penetapan target yang harus dicapai oleh kantor cabang, dimana setiap faktur (laporan inkaso) harus dikonfirmasi ke kantor pusat untuk melakukan pengecekan dan merekam data penjualan untuk mengetahui kinerja kantor cabang

Pertanyaan 9 Apakah setiap pembayaran didikung dengan bukti otentik yang telah diperiksa dan disetujui oleh orang lain dari yang menandatangani check dan diparaf?

“ Jawabannya adalah ya, setiap pembayaran dan bukti transaksi harus diotorisasi oleh direktur perusahaan, hal ini dimungkinkan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan wewenang, sehingga semua bukti pengeluaran baik dilakukan dengan cek maupun menggunakan kwitansi atau nota lainnya harus disampaiakan dan ditantangani oleh direktur perusahaan yang sebelumnya sudah diparaf oleh manager keuangan”.

Pertanyaan 10 Apakah rekenig Koran langsung dikirim oleh bank kepada orang yang membuat rekonsiliasi(Akuntansi)?

“ Jawabannya adalah ya, setiap bulan perusahaan menerima rekening Koran yang dikirim oleh bank dan disampaikan langsung ke bagian akuntansi untuk dilakukan rekonsiliasi antara saldo kas menurut perusahaan dan saldo kas menurut pencatatan bank, sehingga apabila terjadi selisih perusahaan melakukan adjustment untuk rekonsiliasi bank dengan berpatakan pada laporan kas menurut Bank”

Pertanyaan 11 Apakah secara berkala dilakukan kas opname secara mendadak?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini dimungkinkan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan uang kas, sehingga kas opname biasa dilakukan secara mendadak (berkala) guna melakukan pengecakan phisik kas dan mencocokan dengan laporan kas berdasarkan mutasi kas”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan auditor internal maka hasil pemeriksaan yang dijalankan sesuai dengan prosedur audit dan saldo kas dan setara kas telah disajikan secara wajar, dengan demikian dari hasil tersebut ada beberapa point yang perlu diketahui bahwa :

1. Didalam organisasi, setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas hanya terjadi atas dasar otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.

2. Didalam organisasi harus dibuat prosedur otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi, dengan formulir sebagai medianya. Penggunaan formulir ini harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam didalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat keandalan dan ketelitian yang tinggi. Prosedur ini akan menghasilkan informasi yang dapat diandalkan oleh perusahaan. Unsur pengendalaian yang diperhatikan, yaitu : Perancangan dokumen bernomor urut tercetak,

3. Dengan digunakannya cek dalam setiap pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas direkam juga oleh bank, secara periodic mengirimkan rekening koran bank (bank statement) kepada perusahaan nasabahnya. Rekening Koran inilah yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian catatan transaksi kas perusahaan yang direkam dalam jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dari pertanyaan untuk item Pemeriksaaan Penjualan dan Piutang meliputi : Pertanyaan 1 “ Apakah untuk setiap penjualan diminta surat pesanan (purchase order) dari pembeli?

“ Jawabannya adalah tidak, karena pesanan pembelian oleh pembeli dilakukan by telepon oleh pelanggan, sehingga pihak kantor tidak meminta pesanan (purchase order) dari pembeli”.

Dari jawaban diatas seharusnya Siklus pembelian diawali dengan pembuatan PO (Purchase Order). Pembuatan PO (Purchase Order) ini belum menciptakan Hutang, karena PO (Purchase Order) hanyalah dokumen permintaan pengiriman barang dari Supplier. Setelah PO (Purchase Order) dibuat, supplier akan mengirimkan surat jalan beserta invoice penjualannya. Bagian penerimaan akan menerima barang-barang tersebut beserta surat jalannya. Barang diterima melalui proses Penerimaan Barang

Pertanyaan 2 Apakah order pembelian dari langganan harus disetujui oleh pejabat perusahaan yang berwenang mengenai harga , syarat kredit dan syarat lainnya?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyelewangan barang, penyalahgunaan wewenang, penyelewengan harga dan syarat lainnya yang berlaku pada proses penjualan dan tentu sajakembali setiap terjadi traksaksi harus diotorisasi oleh direktur PT Iswanto”.

Pertanyaan 3 Apakah setiap pengiriman barang didasarkan pada Delivery Order (DO)

“ Jawabannya adalah ya, hal ini dilakukan untuk mengevaluasi atau sebagai bentuk control atau pengawasan auditor internal terkait aktivitas perusahaan terlebih pada bagian penjualan dan gudang sehingga perlu dilakukan pencocokan laporan persediaan dan saldo penjualan serta bukti pendukung penjualan yang diotorisasi, untuk itu persediaan perlu adanya pengawasan secara berkala untuk memastiakn pengeluaran barang dari dalam gudang yang tidak sesuai dengan DO Barang”.

Auditor internal bertanggungjaswab untuk melakukan evaluasi berkala terhadap aktivitas perusahaan secara berkesinambungan dengan mencocokan persediaan secara fisik yang ada digudang dengan jumlah invoice (faktur) dan mencocokannya dengan kartu stock barang, mencocokan faktur penjualan kredit

dengan bukti pendukung piutang dan dilakukan cros check terhadap saldo persediaan, sehingga auditor internal bisa mendeteksi lebih dini dan bisa meminimalkan adanya kecurangan bagian penagihan dalam pembuatan faktur fiktif.

Pertanyaan 4 Apakah Fungsi Penjualan terpisah dari bagian keuangan, akuntansi dan penyimpanan?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini tentu saja untuk menciptakan kondisi saling control antara bagian penjualan selaku yang bertanggung jawab dibidang penjualan barang dengan bagian akuntansi selaku bagian yang akan mengverifikasi bukti penjualan, yang mencatat harga pokok barang an melakukan perhitungan stock (persediaan), kemudian mencatat kedalam jurnal kas masuk (untuk penjualan tunai) dan bagian mencatat ke buku besar piutang tiap pelanggan (buku pembantu) jika penjualan kredit, dan untuk bagian gudang akan bertanggungjawab terhadap kondisi dan ketersediaan barang digudang, sehingga antara ketiga bagian ini harus saling berkomunikasi untuk kelancaran informasi guna mencapai tujuan perusahaan”.

Pertanyaan 5 Retur Penjualan Apakah harus mendapatkan persetujuan pejabat perusahaan yang berwenang? Apakah dibuat berita acara penerimaan kembali barang?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini terkait dengan pertukaran informasi disetiap bagian (devisi) karena barang yang diretur oleh pelanggan akan dibuatkan berita acara retur. Berita acara retur dibuat agar mnghindari/

mengurangi adanya penyalahgunaan barang, dimana berita acara barang yang diretur oleh perusahaan akan diklaim ke pabrik sehingga akan dipotong dengan jumlah utang perusahaan. Klaim hanya bias dilakukan 2 bulan sekali sehingga pihak perusahaan akan membuat berita acara pengembalian barang yang kemudian akan diteruskan ke pabrik dan menunggu konfimrasi dari pabrik apakah klaim yang diajukan olehj perusahaan diterima atau tidak. Dan untuk barang yang diretur tidak akan dimasukan kedalam kartu persediaan karena barang yang diretur dianggap tidak layak untuk dijual sehingga hanya akan dibuatkan berita acara retur”

Pertanyaan 6 Apakah dibuat kartu piutang?

“ Jawabannya adalah ya, kartu piutang dibuat persales, sehingga setiap sales akan bertanggung jawab untuk masing-masing pelanngan yang didasarkan rute kanvas (wilayah kerja), kartu piutang berisi jumlah piutang pelannggan, tanggal terjadinya traksaksi, nomor faktur dan tanggal jatuh tempo, sehingga kartu persediaan yang dibuat akan digunakan untuk mengontrol pembayaran atau kemungkinan adanya piutang yang telah lewat jatuh tempo (masa pembayarannya), akan tetapi yang menjadi kelemhannya adalah karena PT Iswanto menggunakan system terkomputerisasi dimana pihak EDP yang melakukan pencatatan terhadap piutang biasa akan melakukan penghapusan piutang tampa pemberitahuan kepada bagian accounting”.

Pertanyaan 7 Apakah perkiraan piutang pelangganan secara periodic diteliti mengenai : Pelanggan yang sering terlambat? Bukti adanya perlunasan sebagian? Bukti adanya penghapusan yang tidak dilaporkan?”

“ Jawabannya adalah ya, Seperti yang telah dikemukan sebelumnya bahwa kartu piutang dibuat persales, sehingga setiap sales akan bertanggung jawab untuk masing-masing pelanngan yang didasarkan rute kanvas (wilayah kerja), kartu piutang berisi jumlah piutang pelannggan, tanggal terjadinya traksaksi, nomor faktur dan tanggal jatuh tempo, sehingga kartu persediaan yang dibuat akan digunakan untuk mengontrol pembayaran atau kemungkinan adanya piutang yang telah lewat jatuh tempo (masa pembayarannya), semua pengahpusan piutang harus mendapat persetujuan (otorisasi dari) direktur perusahaan”.

Pertanyaan 8 Bila perusahaan memberikan potongan yang lebih besar dari biasanya mendapatakan persetujuan khusus dari pejabat perusahaan yang berwenang?

“ Jawabannya adalah ya, setiap adanya pengurangan harga dan syarat lainnya yang berlaku pada proses penjualan dan tentu saja kembali setiap terjadi traksaksi harus diotorisasi oleh direktur PT Iswanto hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyelewangan harga.

Pertanyaan 9 Apakah management sudah melakukan pemisahan fungsi yang menciptakan kondisi saling cek antara unit kerja, dimana tugas kasir terpisah pembukuan piutang?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini tentu saja untuk menciptakan kondisi saling control antara kasir dan EDP setiap devisi yang ada pada PT iswanto Grup, dimana semua bukti penjualan (faktur) dibuat 4 rangkap, putih untuk pelanggan, pink untuk EDP, kuning untuk kasir dan hijau untuk arsip EDP, sehingga semua penjualan kredit akan dicatat oleh kasir sebagai titipan begitupun EDP setiap devisi mengakui itu sebagai titipan, jadi pada saat perlunasan faktur titipan menjadi nol.

Pertanyaan 10 Apakah koreksi faktur dan penghapusan piutang harus disetujui pejabat perusahaan yang berwenang?

“ Jawabannya adalah ya, setiap pengambilan keputusan baik untuk mengoreksian faktur atau adanya kemungkinan penghapusan piutang harus dirapakan oleh managemen PT Iswanto, yang kemudian akan disetujui oleh Direktur, diketahui oleh manager accounting, manager penjualan maupun manager keuangan”.

Pertanyaan 11 Apakah bukti untuk penagihan atas piutang yang telah dihapuskan, diamankan untuk mencegah penyalahgunaan?

“ Jawabannya adalah ya, setiap hasil rapat dan termaksud hasil rapat mengenai penghapusan piutang atau koreksi terhadap faktur itu akan diarsipkan oleh bagian accounting sebagai data rahasia perusahaan, diamankan untuk menghindari adanya penagihan faktur oleh pihak tertentu dan hasil rapat akan dikirim kepada pelanggan yang bersangkutan”.

Pertanyaan 12 Apakah secara periodic dibuat analisis umur piutang dan yang sudah lama jatuh tempo?

“ Jawabannya adalah ya, analisa umur piutang harus dibuat, dimana Analisa umur piutang adalah suatu betuk laporan guna mengetahui posisi piutang dengan melakukan pengelompokan piutang pada periode tertentu, dengan pengelompokan tersebut manajemen perusahaan dapat mengetahui posisi piutang sehingga dapat mengambil kebijakan keuangan yang tepat. PT Iswanto menampilkan laporan analisa umur piutang pada dua form yang mengambil fokus ke masa lalu (piutang telah jatuh tempo) dengan mengelompokan piutang pada periode 3 bulan yang

lalu dan yang lainnya fokus ke masa yang akan datang (piutang yang akan jatuh) dengan mengelompokan ke 3 minggu ke depan namun dalam aplikasinya, yang banyak digunakan oleh pimpinan perusahaan adalah umur piutang yang telah jatuh tempo.

Pertanyaan 12 Apakah hasil penagihan langsung diserahkan kepada kasir dalam waktu yang tidak terlalu lama dan dalam jumlah yang seharusnya diterima?

“ Jawabannya adalah ya, Hasil penagihan ini setiap hari sabtu akan disetorkan ke kasir secara langsung, apabila pembayaran atau penyetorannya menggunakan cek maka sales harus menyerahkan bukti setoran tersebut kepada kasir. hal ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya penyalhgunaan kas oleh sales”.

Pertanyaan 12 “ Apakah auditor internal sudah melakukan pengawasan terhadap resiko yang terjadi dilapangan ?

“ Jawabannya adalah ya, sebelum melaksanakan tahapan audit, auditor terlebih dahulu menentukan rencana audit, kemudian sampling buril/pemeriksaan buril sebagai data awal untuk mengetahui gambaran umum perusahaan/pelanggan yang diaudit, serta menetukan cakupan/luas area pengujian pada saat kegiatan pemeriksaan sehingga ketika dilakukan audit resiko yang terjadi dilapangan seperti adanya kerjasama antara sales/ EDP bagian penjualan sehingga auditor internal dituntut bersikap skeptis ”

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan auditor internal maka hasil pemeriksaan yang dijalankan sesuai dengan prosedur audit dan saldo Piutang telah disajikan secara wajar, dengan demikian dari hasil tersebut ada beberapa point yang perlu diketahui oleh pihak magement bahwa :

1. Masalah dalam menagih piutang dagang harus dianalisis untuk menentukan apakah terdapat penjualan yang fiktif atau pengalihan dana yang diterima dari penagihan (faktur fiktif terlampir)

2. Mungkin terjadi penyembunyian sementara atas penagihan suatu akun, atau mengembangkan jumlah yang diterima dan kemudian menghapuskan akun sebagai piutang tak tertagih. Dalam kasus tertentu, kekurangan ditutup dengan menggunakan penerimaan kas yang baru dan kemudian kekurangan yang belakangan ditutup dengan penerimaan yang belakangan lagi. Tipe tindakan demikian dikenal sebagai “Lapping” (Terlampir)

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dari pertanyaan untuk item Pemeriksaaan Persediaan meliputi : Pertanyaan 1 “ Apakah persediaan diatur secara rapid an tertib?

“ Jawabannya adalah ya, karena semua barang yang masuk digudang terlebih dahulu dilakukan penyortiran, untuk menghindari adanya barang yang rusak, bocor, using atau kadarluasa, sehingga barang yang disimpan dalam gudang penyimpanan disimpan dengan rapid dan tertib, hal ini dilakukan agar mempermudah dalam proses perhitungan keluar masuk barang, mempermudah dalam perhitungan/ stock opname

Pertanyaan 2 “Apakah persediaan tercegah dari: Pencurian?

Kerusakan? Kebakaran, banjir dan resiko lain?

“ Jawabannya adalah ya, dalam hal ini hanya kepala gudang yang bias keluar masuk gudang, terkecuali (helper dan driver) yang melakukan pengiriman barang) akan tetapi harus tetap dalam pengawasan kepala gudang, langkah ini diambil untuk meminimalkan terjadinya pencurian barang digudang, kalaupun kemungkinan adanya barang yang rusak, akan dibuatkan berita acara barang rusak yang kemudian diklaim kepabrik”.

Pertanyaan 3 “Apakah persediaan secara berkala dicocokan dengan kartu gudang?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penyalahgunaan asset (persediaan), sekaligus untuk mengetahui kemungkinan adanya barang yang rusak, akan dibuatkan berita acara barang rusak yang kemudian diklaim kepabrik”.

Pertanyaan 4 “Apakah setiap pengeluaran barang harus sesuai berdasarkan DO barang atau sejenisnya yang diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang?

“Jawabannya adalah ya, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi penyelewangan barang, penyalahgunaan wewenang, penyelewengan harga dan syarat lainnya yang berlaku pada proses penjualan dan tentu sajak embali setiap terjadi traksaksi harus diotorisasi oleh direktur PT Iswanto guna pengawasan secara berkala untuk memastiakn pengeluaran barang dari dalam gudang yang tidak sesuai dengan DO Barang”.

Pertanyaan 5 “Apakah total jumlah menurut kartu persediaan tersebut secara berkala dicocokan dengan perkiraan control (buku besar ) persediaan?

“Jawabannya adalah ya, Jumlah yang tercantum dalam kartu persediaan harus dicocokan dengan buku besar persediaan untuk mengetahui dan memastikan kemungkinan tidak adanya kesalahan pencatatan sehingga Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat dan Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan di akui secara wajar”.

Pertanyaan 6 “ Apakah saldo kartu persediaan dicocokan dengan hasil stock opname paling sedikit setahun sekali?

“ Jawabannya adalah ya, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya penyalahgunaan asset (persediaan), dan memastikan kemungkinan tidak adanya kesalahan pencatatan sehingga Penghitungan matematis dalam kartu persediaan dicocokan dengan hasil stock opname untuk memastikan jumlah fisik persediaan sama dengan jumlah yang tercantut dalam kartu stock (persediaan)”.

Pertanyaan 7 “ Bila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai persediaan secara phisik atau pemegang kartu persediaan?

“ Jawabannya adalah ya, Apabila setelah dilakukan stock opname dan ternyata terdapat selisih keduanya perlu penjelasan lebih lanjt dari kepala gudang mengenai penyebab terjadinya perbedaan / selisih (apakah

terdapat barang rusak, barang bocor, barang yang sudah diklaim atau tidak, dan kalau ternyata kepala gudang tidak mempu menjelaskan penyebabkan adanya selisih maka segala kekurangan dan resiko akan menjadi tanggungjawab kepala gudang”.

Pertanyaan 9 “ Apakah dilakukan cut-off atas penerimaan dan pengeluaran barang selama stock opname ?

“ Jawabannya adalah ya, Perlu diperhatikan bahwa, saat proses perhitungan Ulang (Stock Opname) dilakukan, semua transaksi yang berhubungan dengan keluar masuknya barang, harus di hentikan (Penjualan, Pembelian). Karena jika transaksi tersebut masih dilakukan, kita tidak akan pernah bisa mengetahui jumlah barang yang sebenarnya pada saat Cut Off perhitungann. Keadaan seperti itu menyebabkan kita harus melakukan Stock Opname secepat mungkin, karena kita tidak mungkin menghentikan aktifitas dagang terlalu lama. Sebelum melakukan stock opname, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah cetak daftar persediaan barang dari program akuntansi yang anda gunakan. Karena daftar itulah yang akan kita pakai sebagai panduan dalam menghitung stock. Kemudian baru lakukan penghitungan secara manual pada gudang

Pertanyaan 10 “ Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk perbaikan diambil keputusan)? Rencana kebutuhan? Slow Moving item? Barang Usang? Kelebihan Persediaan tersisa?

“ Jawabannya adalah ya, semua yang berkaitan dengan operasional perusahaan baik terkait dengan kebutuhan persediaan, adanya sejumlah barang yang rusak, kadarluasa atau adanya kelebihan persediaan semua nya harus dilaporkan pada management guna pengambilan keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan”.

Pertanyaan 11 “ Apakah barang yang slow moving, using, rusak dipisahkan?

“ Jawabannya adalah ya, semua yang berkaitan adanya sejumlah barang yang rusak, kadarluasa harus dipisahkan dari persediaan barang yang siap dijual, hal ini untuk menghindari adanya kesalahan pengiriman barang oleh bagian pengiriman atau kemungkinan dikonsumsinya barang

Dokumen terkait