• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Keseluruhan teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif. Data disajikan secara deskriptif fenomenologis untuk memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya yang memunculkan analisis.92 Proses pengolahan dan analisis data berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Kondensasi Data (Data Condensation)

Data kondensasi mengacu pada proses pemilihan atau seleksi, fokus, menyederhanakan serta melakukan pergantian data yang terdapat pada catatan lapangan, transkrip wawancara, dokumen maupun data empiris yang telah didapatkan. Data kualitatif tersebut dapat diubah dengan cara seleksi, ringkasan, atau uraian menggunakan kata-kata sendiri dan lain-lain. Berdasarkan data yang dimiliki, peneliti akan mencari data, tema, dan pola mana yang penting, sedangkan data yang dianggap tidak penting akan dibuang. Pada penelitian kali ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung pada peserta didik tunanetra yang sedang berkunjung di perpustakaan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Selanjutnya peneliti melakukan penyajian data. Data yang disajikan telah melewati tahap reduksi. Penyajian data dilakukan dengan tujuan agar peneliti lebih mudah untuk memahami permasalahan yang terkait dalam penelitian dan dapat

92Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 6- 10.

melanjutkan langkah berikutnya. Pada umumnya penyajian data merupakan suatu pengaturan, kumpulan informasi yang telah dikerucutkan sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Penyajian data dapat dilakukan dengan bagan, uraian singkat, skema dan lain-lain.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Data yang sudah dipolakan, difokuskan dan disusun secara sistematik dalam bentuk naratif maka melalui metode induksi data tersebut disimpulkan, sehingga makna data dapat ditemukan dalam bentuk tafsiran dan argumentasi. Kesimpulan yang diambil sekiranya masih terdapat kekurangan akan ditambahkan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa analisis pengolahan data yang dilakukan adalah berawal dari observasi, interview (wawancara), dan dokumentasi. Kemudian mereduksi data, dalam hal ini memilih data mana yang dianggap relevan dan penting yang berkaitan dengan masalah peran perpustakaan sebagai media peningkatan minat baca peserta didik tunanetra. Setelah itu, menyajikan hasil penelitian, lalu membandingkan antara temuan-temuan baru dengan penelitian terdahulu, sehingga demikian menghasilkan kesimpulan pada penelitian tersebut.

G. Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah uji kredibilitas yang dilakukan dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi

dilakukan dan digunakan untuk mengecek keabsahan data yang terdiri dari sumber, metode dan waktu.93

1. Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari lapangan penelitian melalui sumber yang berbeda.

2. Triangulasi teknik, dilakukan dengan cara membandingkan data hasil observasi dengan data wawancara, sehingga dapat disimpulkan kembali untuk memperoleh data akhir autentik sesuai dengan masalah yang ada dalam penelitian ini.

3. Triangulasi waktu, dilakukan dengan cara melakukan pengecekan wawancara dan observasi dalam waktu dan situasi yang berbeda untuk menghasilkan data yang valid sesuai dengan masalah yang ada dalam penelitian.94

93 Faisal Sanafiah, Metode Penelitian Sosial, Cet. I (Jakarta: Erlangga, 2001). h. 33.

94 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 273.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Yukartuni Makassar 1. Sejarah dan Profil Sekolah SLB Yukartuni Makassar

a. Sejarah Sekolah

Berdirinya sekolah luar biasa Yukartuni Makassar melalui perjalanan panjang dimulai sejak tahun 2008 tepatnya bulan juni. Pada awalnya sekolah ini baru menerima anak berkebutuhan khusus tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita yang baru ditangani oleh tiga orang guru. berkembang lagi sampai tahun 2015 barulah ada penambahan guru dan ada yang sudah menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan bertambahnya guru maka bertambah pula peserta didik luar biasa yang diterima oleh sekolah Yukartuni Makassar.

Awalnya belum begitu banyak yang mengetahui hadirnya sekolah ini, kemudian dari pihak yayasan dan sekolah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Melalui perjuangan yang panjang sekolah luar biasa Yukartuni Makassar akhirnya mempunyai gedung resmi yang berdiri dari tahun 2008 sampai sekarang tepatnya di jalan Amd 4 Makassar. saat ini sudah banyak guru yang mengabdi dan peserta didik yang bersekolah dengan jenjang SDLB hingga SMALB ini sekitar 30 peserta didik. Berdirinya sekolah luar biasa Yukartuni Makassar ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan Dinas Pendidikan yang cukup membantu akan berdirinya sekolah tersebut.

b. Profil Sekolah

Adapun profil Sekolah Luar Biasa Yukartuni Makassar adalah sebagai berikut:

Nama Sekolah : SLB Yukartuni Makassar NPSN : 40320345

Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah :Jln. Amd 4 Makassar RT / RW : 02 / 04

Kelurahan : Tamangapa Kecamatan : Manggala Kab/Kota : Kota Makassar Provinsi : Sulawesi Selatan Negara : Indonesia

Adapun visi-misi dari sekolah luar biasa Yukartuni Makassar : Visi :

Terwujudnya pendidikan khusus dan layanan khusus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik, sehingga senang belajar dan dapat mengembangkan potensinya secara optimal yang berprestasi dan bertaqwa.

Misi:

a. Mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan harga diri dan tantangan bagi peserta didik.

b. Memelihara suasana saling membantu dan menghargai di antara warga sekolah.

c. Memiliki lingkungan fisik yang aksesibel, aman, rapi, bersih, dan nyaman.

d. Mengembangkan disiplin dari dalam diri peserta didik maupun pendidikan dan tenaga pendidikan.

Adapun tujuan perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar yang telah terwujud sebagai berikut:

a. Meningkatkan pengembangan baca anak.

b. Anak bisa gemar membaca dan di SLB sudah menerapkan membaca 15 menit sebelum masuk ke kelas dan belajar mengajar seperti biasa.

c. Memperluas wawasan kepada anak.

2. Fasilitas yang Tersedia

Ada pun fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh sekolah luar biasa Yukartuni Makassar yakni :

a. Kelas b. Ruang guru

c. Orientasi dan mobilitas d. Laboratorium

e. UKS f. Perpustakaan g. Masjid

3. Struktur Organisasi Perpustakaan

Struktur organisasi merupakan mekanisme formal untuk pengelolaan diri dengan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-beda.

Susunan organisasi perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar terdiri dari

Keterangan anggota struktur organisasi perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar :

a. Sebagai penanggung jawab di perpustakaan adalah Ibu A. Nursyahida, SE yang merupakan kepala sekolah sekolah luar biasa Yukartuni Makassar, b. Pengelola perpustakaan, Mirnawati. Beliau ditempatkan di perpustakaan pada

tahun 2018 dan tidak pernah mengikuti pelatihan kepustakaan karena beliau Penanggung Jawab

A. Nursyahida, SE

Pengelola Perpustakaan Mirnawati

Teknisi Syukriajeng

Pelayanan Dra. Muhyani Pengadaan penyusunan

A. Usman Hafid

Sirkulasi Referensi Nurdayati

adalah guru BK. Selaku guru BK di Perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar beliau juga di tempatkan di perpustakaan sebagai pengelola perpustakaan,

c. Bagian Teknisi, Syukriajeng beliau pengajar di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar, pada awalnya beliau mengabdi di perpustakaan sekolah luar biasa ini sebagai honorer dan banyak berperan dalam mengembangkan perpustakaan. Namun pada awal tahun 2009 beliau mulai mengurangi aktivitas di perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar ini dan mulai mencari pekerjaan sampingan.

d. Bagian layanan, pengadaan dan sirkulasi juga merupakan Guru pengajar di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar

Dari struktur organisasi di atas, peneliti mengambil empat orang yang dijadikan sebagai informan di perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar yakni; Kepala sekolah Ibu A. Nursyahidah SE, pengelola perpustakaan Mirnawati, guru pengajar dua orang yang sempat hadir pada saat melakukan wawancara yaitu A. Usman Hafid dan Drs. Muhyani.

4. Sarana dan Prasarana di Perpustakaan Yukartuni Makassar

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung efektivitas kegiatan pembelajaran termasuk adanya perpustakaan di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar. Berdasarkan data yang diperoleh di perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar masih ada sarana prasarana yang tidak tersedia, semua fasilitas ini tidak lain untuk menunjang peningkatan minat baca peserta didik tunanetra.

daftar sarana dan prasarana di perpustakaan SLB Yukartuni Makassar

No Nama Jumlah

1 Ruang kepala perpustakaan 1

2 Ruang kerja staf perpustakaan 1

3 Ruang peminjaman buku 1

4 Lemari penyimpanan barang/tas 1

5 Rak buku 12

6 Buku 840

7 Meja 6

Fasilitas di perpustakaan Yukartuni Makassar yang ada pada saat ini tidak seperti perpustakaan pada umumnya di sekolah lain, fasilitas yang tersedia hanya terkonsentrasi pada ketersediaan koleksi bahan ajar. Jadi secara umum fasilitas yang disediakan belum memberikan kenyamanan bagi para pemustaka, mudah-mudahan ke depan fasilitas yang memadai dapat terwujud, misalnya; adanya ruang baca yang nyaman dan ber AC, rak buku yang sesuai, locker, yang sangat penting lagi adalah petugas khusus yang mengenyam pendidikan tentang perpustakaan.

Layanan perpustakaan menggunakan sistem layanan terbuka. Jadi peserta didik dapat meminjam dan langsung mengambil buku yang dibutuhkan, pengelola perpustakaan hanya menunjukkan letaknya, atau bisa mengambil sendiri karena masing-masing peserta didik sudah dibekali pendidikan pemakai sebelum menggunakan bahan bacaan yang ada di perpustakaan.

B. Peran Pustakawan dalam Meningkatan Minat Baca Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Yukartuni Makassar.

Perpustakaan sebagai suatu lembaga layanan informasi mempunyai arti penting dalam upaya penyebaran informasi seluas-luasnya. Demi melayani kebutuhan peserta didik, perpustakaan dituntut untuk menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan para pemakainya. Dimulai dari penataan ruang perpustakaan yang sesuai dengan kondisi peserta didik tunanetra kemudian dengan sikap yang ramah dan baik dari pustakawan/pengelola perpustakaan merupakan langkah untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. Meningkatkan minat baca tentunya harus dimulai dari membangun hubungan yang sinergis antara sekolah dengan perpustakaan. Sekolah sebagai lembaga formal yang berarti harus mampu mendorong peserta didik untuk terus menambah informasi dan memperkaya wawasan. Sedangkan perpustakaan sebagai sumber informasi harus benar-benar memberikan pelayanan yang maksimal.

Tugas pustakawan dalam mengelola perpustakaan antara lain sebagai berikut:

pengadaan, pengolahan, penyusunan, pelayanan, peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Dari segi pemeliharaan bahan pustaka, pengelola perpustakaan melakukan perawatan seperti memperbaiki buku/koleksi yang rusak, menjilid, menjaga keamanan dari bahan pustaka itu sendiri. Layanan sirkulasi atau layanan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, pustakawan/staf perpustakaan bertugas melayani pemustaka yang ingin meminjam dan mengembalikan bahan pustaka serta membimbing pemustaka untuk mendapatkan koleksi perpustakaan.

Untuk mengetahui peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca tunanetra dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, yakni melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen.

Untuk lebih jelasnya peneliti melakukan wawancara langsung dengan AN selaku kepala sekolah mengenai peran pestakawan dalam meningkatkan minat baca peserta didik tunanetra. Seperti yang disampaikan beliau:

Adakan program secara berjadwal untuk peserta didik tunanetra, contohnya mengajar mereka untuk mendapatkan informasi melalui koleksi braille. berkerja sama dengan guru supaya setiap guru menggunakan sumber yang ada di perpustakaan sekolah.95

MW selaku pengelola perpustakaan menjelaskan

Jadi peran pustakawan/pengelola perpustakaan dalam meningkatkan minat baca tunanetra itu harus dilengkapi beberapa fasilitas, supaya peserta didik bisa menjadi nyaman. kemudian udaranya dilengkapi dengan AC supaya peserta didik betah di perpustakaan, kemudian kebersihan, perpustakaan harus senantiasa bersih. Kalau pengap mereka tahu bahwa tempat itu kotor. Oleh karena itu, perpustakaan sedemikian rupa menjadi lebih nyaman sebagai peserta didik tunanetra dalam meningkatkan minat baca. kemudian juga seting duduk harus diatur, perlengkapannya juga harus dilengkapi dengan komputer dan ada alat audionya, agar bisa menggunakan alat tersebut.96

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan, bahwa peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca tunanetra sebagai berikut:

a. Menyediakan sumber belajar dan referensi bagi peserta didik tunanetra.

b. Memiliki ruangan khusus yang bersih dan nyaman.

c. Mengadakan program secara berjadwal.

95 A. Nursyahida, Kepala Sekolah SLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

96 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

d. Bekerja sama dengan guru dalam menggunakan sumber informasi yang ada di perpustakaan.

1. Analisis Faktor Pendukung Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Minat Baca Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Yukartuni Makassar.

Peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca peserta didik tunanetra di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar tidak terlepas dari faktor pendukung. Faktor-faktor pendukung tersebut antara lain:

a. Kesadaran diri yang dimiliki oleh pegawai perpustakaan dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai pengelola perpustakaan.

Ketika peneliti menanyakan kepada pustakawan/pengelola perpustakaan mengenai faktor pendukung peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca tunanetra, beliau menjawab:

Saya menyadari bahwa tugas pegawai perpustakaan bukanlah tugas yang mudah, dengan tuntutan untuk dapat menjadikan perpustakaan sebagai sumber informasi, sudah menjadi tugas dan kewajiban saya untuk mengelola perpustakaan agar perpustakaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Hal tersebut yang membuat saya terdorong untuk berperan dalam menumbuhkan minat baca peserta didik tunanetra di SLB Yukartuni Makassar ini karena memang sangat jelas terlihat bahwa minat baca mereka di perpustakaan sangat kurang.97

Seorang guru juga mengatakan bahwa:

Menumbuhkan minat baca peserta didik sudah merupakan tugas kami sebagai pengajar. Kami berkerja sama dengan pengelola perpustakaan untuk selalu memotivasi peserta didik supaya memanfaatkan koleksi yang

97 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

tersedia di perpustakaan, diharapkan hal tersebut dapat membuat peserta didik gemar membaca dan meiliki pengetahuan yang luas.98

Dari hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kesadaran akan tugas dan kewajiban sebagai pustakawan maupun guru yang menjadi pendorong untuk meningkatkan minat baca peserta didik tunanetra. Pengelola perpustakaan tidak ingin pekerjaan mereka hanyalah sebuah kegiatan untuk memperoleh penghasilan.

Namun lebih dari itu, mereka juga ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya adalah dengan menumbuhkan minat baca peserta didik tunanetra di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar.

b. Dukungan dari pihak sekolah untuk terus memperbaiki kualitas perpustakaan.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran di sekolah, yang merupakan sumber bagi kegiatan belajar mengajar baik bagi guru maupun peserta didik. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, oleh sekolah, dan untuk kepentingan sekolah. Hal tersebut menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di perpustakaan juga merupakan tanggung jawab pihak sekolah.

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh MW selaku sebagai pengelola perpustakaan bahwa:

Perpustakaan ini tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa ada dukungan baik secara moril maupun materil dari sekolah. Selama ini pihak sekolah telah mengupayakan semaksimal mungkin kinerja perpustakaan, namun terkadang kekurangan menjadi salah satu faktor penghambat.

Meskipun begitu, kami selaku pengelola perpustakaan tidak menyerah

98 A.Usman Hafid , Guru SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 6 Februari 2021.

begitu saja selagi mendapat dukungan dari Yayasan kami akan terus memberikan yang terbaik bagi sekolah luar biasa Yukartuni Makassar.99 Selain itu, kepala sekolah juga mengungkapkan bahwa:

Saya selaku kepala sekolah akan terus mengusahakan peningkatan kualitas perpustakaan. Meskipun dengan dana yang minim, saya akan terus mendukung program-program yang ada di perpustakaan guna peningkatan kualitas peningkatan minat baca peserta didik.100

Berdasarkan wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pihak sekolah terus mendukung program dan kegiatan yang diadakan oleh perpustakaan sehingga pengelola perpustakaan termotivasi untuk memaksimalkan kinerjanya dan membuat perpustakaan tersebut semakin berkembang.

2. Analisis Faktor Penghambat Peran Pustakawan dalam Meningkatkan Minat Baca Tunanetra di Sekolah Luar Biasa Yukartuni Makassar.

Pustakawan dalam melakukan tugas dan perannya dalam meningkatkan minat baca peserta didik tentu tidak terlepas dari kendala-kendala yang ditemukan dalam mengelola perpustakaan. peneliti dalam hal ini menganalisis faktor penghambat peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca peserta didik tunanetra, berdasarkan hasil wawancara teridentifikasi bahwa faktor-faktor penghambat tersebut antara lain:

a. SDM (Sumber Daya Manusia)

Kondisi pengelola perpustakaan menjadi salah satu faktor kendala di perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar. Tidak adanya pustakawan asli

99 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

100 A. Nursyahidah SE, Kepala Sekolah SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

yang berlatar belakang pendidikan Ilmu perpustakaan dan Informasi. Pengelola perpustakaan harus memiliki kemampuan professional terkait kepustakawanan karena hal tersebut dapat membantu pemustaka dalam memberikan informasi apa yang menjadi tuntutan dan kebutuhan pemustaka tersebut.

b. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan. Sarana dan prasarana perpustakaan sangat penting karena tampa adanya sarana dan prasarana tersebut perpustakaan tidak bisa difungsikan atau dijalankan. Perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar terbilang kurang memadai dalam hal fasilitas. Hal tersebut berpengaruh terhadap keinginan peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh pengelola perpustakaan yang mengatakan bahwa:

Di perpustakaan ini sarana dan prasarana masih kurang, terutama sarana penunjang khusus anak tunanetra belum ada, seperti komputer bicara, kamus bicara, dan luas ruangan yang dirasa kurang menyebabkan peserta didik kurang tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan.101

Hal ini senada dengan yang dikemukaan oleh MY selaku guru pengajar mengatakan:

Perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni Makassar masih terbilang kurang memadai dalam hal fasilitas. Hal tersebut berpengaruh terhadap keinginan peserta didik untuk berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku yang diinginkan.102

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa fasilitas di perpustakaan sekolah Yukartuni Makassar terbilang kurang dari segi fasilitas

101 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

102 Drs. Muhyani, Guru SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

penunjang khusus peserta didik tunanetra belum ada seperti komputer bicara, kamus bicara, selain itu lampu penerangan serta pendingin ruangan juga perlu diadakan untuk menambah kenyamanan peserta didik. Kurang lengkapnya fasilitas membuat pengelola perpustakaan kesulitan menarik minat peserta didik berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku.

Sebuah perpustakaan adalah jantungnya setiap pendidikan untuk memperlancar aktivitas mengajar, untuk mendukung aktivitas ini sangat diperlukan sarana prasarana dalam hal ini peneliti menanyakan langsung ke informan:

kendalanya kita harus meraba-raba dulu kalau mencari buku diperpustakaan untuk say abaca sesuai dengan keinginan saya.103

Menurut saya, kekurangan dalam peningkatan minat baca bagi saya yaitu sarana informasi misalnya koran yang memakai huruf braille tidak ada.

Karena kita disini golongan tunanetra maka ada sedikit kesulitan untuk cepat dan lebih luas dalam mendapatkan informasi.104

Terbatasnya buku braille dan itu sangat sulit untuk mencetaknya. Alat dalam mencari informasi kurang jadi hasil pencarian kurang maksimal, belum ada petugas yang mengarahkan informasi yang benar dan tidak ada prasarana yang cukup lengkap.105

tidak adanya fasilitas komputer dan kurangnya sarana dan prasarana, misalnya komputer bicara dan alat audio dan lain-lain.106

Komputer bicara dan fasilitas khusus anak tunanetra masih minim.107

Dari wawancara 6 informan di atas, dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di sekolah luar biasa Yukartuni Makassar mengatakan hal yang sama

103 WB, Peserta didik tunanetra SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 8 Februari 2021.

104 KH, Peserta didik tunanetraSLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 8 Februari 2021.

105 NM, Peserta didik tunanetraSLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 8 Februari 2021.

106 AJ, Peserta didik tunanetraSLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 10 Februari 2021.

107 BM, Peserta didik tunanetraSLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 10 Februari 2021.

yaitu kurangnya buku-buku untuk menunjang mereka belajar, jumlah koleksinya belum ada yang terbaru, selain itu seperti komputer bicara, meja, kursi dan buku- buku braille karena peserta didik tunanetra lebih sulit untuk membaca. Oleh sebab itu, pengelola perpustakaan harus mengarahkan serta memberikan bimbingan kepada peserta didik.

c. Ruangan perpustakaan kurang strategi

Gedung atau ruangan merupakan sarana penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Perpustakaan sebagai unit pelayanan jasa, harus memiliki sarana kerja yang cukup dan permanen, untuk menampung koleksi perpustakaan. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan memiliki tugas dan fungsi yang strategis yaitu menyediakan fasilitas ruang baca yang nyaman dan aman bagi peserta didik tunanetra. Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi terlihat bahwa:

Ruangan perpustakaan sekolah luar biasa Yukartuni kurang strategis karena berada dilantai dua sedangkan mobilitas kami anak tunanetra sangat terbatas sehingga butuh peran guru atau pustakawan untuk membantu dan melayani secara individual.108

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh pustakawan bahwa:

Ruangan perpustakaan ini kami rasa kurang luas untuk menampung seluruh koleksi perpustakaan, keadaan lantai dan fasilitas yang seadanya juga mempengaruhi minat peserta didik untuk berkunjung dan memanfaatkan koleksi perpustakaan.109

Berdasarkan data yang telah peneliti peroleh di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang menghambat peran pustakawan dalam meningkatkan

108 SS, Peseta didik Tunanetra SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 10 Februari 2021.

109 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar , Wawancara, Makassar 4 Februari 2021,

minat baca peserta didik tunanetra adalah kurang strategisnya lokasi perpustakaan yang berada dilantai dua sehingga peserta didik tunanetra kesulitan untuk berkunjung keperpustakaan, selain itu ruangan perpustakaan yang dirasa kurang luas untuk menampung berbagai koleksi bahan pustaka dan pengunjung yang datang.

d. Kekurangan dana

Masalah atau kendala yang sering dialami oleh setiap pengelola perpustakaan adalah pembiayaan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pengelola perpustakaan yang mengatakan bahwa:

Dana memanglah menjadi permasalahan yang utama dalam peningkatan kualitas perpustakaan. Sehingga berdampak pada terhambatnya peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca peserta didik tunanetra. Dana yang dimiliki sekolah masih sangat terbatas.110

Kepala sekolah juga mengemukaan bahwa:

Saya selaku kepala sekolah tidak dapat memungkiri bahwa dana yang ada tidaklah banyak dan cukup untuk setiap keperluan di sekolah maupun perpustakaan. Sehingga kami hanya dapat terus memaksimalkan kinerja sembari mengatur dengan sebaik mungkin anggaran belanja sekolah.111 Berdasarkan wawancara di atas, peneliti menyimpulkan bahwa masalah dana tersebut tentu menjadi penghambat yang sangat sulit untuk diatasi oleh para pengelola perpustakaan. Karena segala sesuatu yang berguna untuk pemaksimalan kinerja perpustakaan juga membutuhkan dana. Sedangkan jika perpustakaan ingin

110 Mirnawati, Pengelola Perpustakaan SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

111 A. Nursyahidah SE, Kepala Sekolah SLB Yukartuni Makassar, Wawancara, Makassar 4 Februari 2021.

Dokumen terkait